Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM LABTEK 2

“PENCAMPURAN (MIXING)”

Dosen Pembimbing

Ir. Umar Khayam,M.T

Oleh

Nama :Nanda Ravenia Amanda

NIM : 161411043

Kelas : 2B D3 Teknik Kimia

Jurusan Teknik Kimia

Politeknik Negeri Bandung

2017
A. PRELIMINARY STUDY

Pencampuran (mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak


dimana bahan satu menyebar ke bahan yang lain dan sebaliknya, sedangkan bahan-bahan
tersebut sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Prinsip percobaan pencampuran
adalah berdasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dan atau lebih komponen
yang mempunyai sifat yang berbeda.

Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan


produk atau bahkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran. Derajat
keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran. Jika
komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka
dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik.

Variabel-variabel yang memengaruhi proses pencampuran adalah komposisi bahan,


reaktor yang digunakan, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, densitas dan viskositas
bahan. Semakin lama pengadukan maka campuran akan semakin homogen. Homogenitas
campuran berpengaruh pada viskositas dan densitas campuran. Besar kecilnya viskositas
tergantung pada densitas.

a. Tangki pencampuran (mixing)


Alat pencampur fasa padat ke fasa cair jenis ini diperuntukan untuk memeroleh
campuran dngan viskositas rendah, biasanya berupa tangki pencampur beserta
perlengkapannya. Dimensi tangki/ vessels, jenis pengaduk/impeller, kecepatan putar
pengaduk, jenis pengaduk, jumlah penyekat, buffle, letak impeller beserta dimensinya
tergantung dari kapasitas dan jenis bahan yang dicampurkan.

b. Bagian-bagian alat pencampur


- Tangki/ vessels -> wadah untuk pencampuran berbentuk silinder dengan bagian
bawah melengkung/dome atau datar
- Penyekat/buffle -> berbentuk batang yang diletakan dipinggir tangki berguna
untuk menghindari vortex dan digunakan untuk mempolakan aliran menjadi
turbulen. Jumlah buffle biasanya 3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter
tangki
- Pengaduk/ impeller -> digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impeller
beragam disesuaikan pada sifat dari zat yang akan dicampurkan. Jenis-jenis
impeller yang umumnya digunakan adalah : tree-blades/marine impeller
digunakan untuk pencampuran dengan bahan dengan viskositas rendah dengan
putaran yang tinggi. Turbine with flat vertical blades impeller digunakan untuk
cairan kental dengan viskositas tinggi. Horizontal plate impeller digunakan untuk
zat berserat dengan sedikit terjadinya pemotongan, turbine with blades are
inclined impeller paling cocok digunakan untuk tangki yang dilengkapi jaket
pemanas, curve bade turbines impeller efektif untuk bahan berserat tanpa
pemotongan dengan viskositas rendh, flate plate impeller digunakan untuk
pencampuran emulsi. Cage beaters impart impeller cocok digunakan untuk
pemotongan dan penyobekan. Anchor paddle impeller digunakan campuran
dengan viskositas sangat tingi berupa pasta.
c. Ukuran dan letak (impeller)
Ukuran impeller biasanya berkisar antara 0,3-0,6 kali diameter tangki, sedangkan
letak impeller tergantung pada dimensi vessel viskositas campuran yang diaduk
d. Waktu pencampuran
Impeller yang berputar akan menghasilkan efek pencampuran, biasanya putaran tinggi
menghasilkan aliran lebih bergolak sehingga menghasilkan efek pencampuran lebih
efektif. Adanya buffle akan mengakibatkan aliran berbelok arah dari tepi dinding
menuju pusat tangki, sehingga menyebabkan efek pencampuran bertambah efektif.
Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuranini
diperngaruhi oleh beberapa hal yaitu ada tidaknya baffle atau cruciform baffle, bentuk
atau jenis pengaduk (turbine, propeller, paddles), ukuran pengaduk (diameter, tinggi),
laju putaran pengaduk, kedudukan pengaduk pada tangki seperti jarak terhadap dasar
tangki, pola pemasangannya (center, vertikal, off center, miring, horizontal), jumlah
daun pengaduk, jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk.

Jenis Pengaduk

Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju
volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya dipengaruhi oleh
geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan
aspek penting yang memengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat
dipengaruhi oleh jenis aliran, laminer atau turbulen. Aliran laminer biasanya membutuhkan
pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran
laminer tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen (Walas, 1988). Pencampuran
di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida
tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut.
Oleh sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu pencampuran
fasa cair dengan tangki pengaduk. Pencampuran yang bak akan diperoleh bila diperhatikan
bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan
proses pencampuran, serta daya yang diperlukan. Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk
dapat dibagi menjadi 3 golongan :

1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan seumbu
putaran
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial dan
radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial menyebabkan
timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan dengan pemasangan
baffle atau cruciform baffle
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk
diatas. Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi jadi 3 yaitu : propeller, turbine,
paddles
Pola aliran

Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada beberapa
faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis pengaduk itu sendiri. Pengaduk
jenis turbine akan cenderung membentuk pola aliran radial sedangkan propeller cenderung
membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis helical screw dapat membentuk aliran aksial dari
bawah tangki menju ke atas permukaan cairan.

Pola aliran fluida di dalam tangki berpengaduk :

a) Flat blade turbine


b) Marine propeller
c) Helical screw

Newtonian liquid viskositasnya konstan, tidak tergantung jumlah shear yang diterapkan
untuk suhu konstan. Cairan ini memiliki hubungan linier antara viskositas dan tegangan
geser. Contoh : air, mineral oil, gasoline, alkohol

Non newtonian liquid ketika shear diterapkan pada cairan non newtonian, viskositas cairan
berubah. Perilaku cairan dapat dijelaskan dengan 4 cara : dilatant(quicksand),
pseudoplastik(kecap), rheopectic(gypsum), thixotropic(cat, lem)
B. PENGOLAHAN DATA

D tangki (m) 0,3216 miu air 0,00089 rho air 997


miu
D pengaduk (m) 0,116 kanji 0,0078 rho kanji 1500
h tangki 0,9 g 9,8

t rata rata Mixing Blending


Fluida Skala RPM t1 (s) t2 (s) RPS Nre
(s) Fac fac
1 65,3 6,20 12,39 9,30 1,0883 16405,26 125,8 33,1745
2 123,2 5,89 10,73 8,31 2,0533 30951,42 125,8 26,8476
Non- Newtonian 3 183,7 4,83 9,67 7,25 3,0617 46150,78 125,8 23,5002
4 232,2 2,47 8,08 5,28 3,8700 58335,39 125,8 21,7348
5 269,9 1,44 6,91 4,18 4,4983 67806,72 125,8 20,6716
1 67,1 78,24 111,00 94,62 1,1183 2893,90 190,54 49,7936
2 125,6 69,00 107,70 88,35 2,0933 5416,90 169,82 36,0098
Newtonian 3 179,3 18,90 80,40 49,65 2,9883 7732,89 154,88 29,1673
4 236,7 11,70 45,90 28,80 3,9450 10208,45 147,91 25,3918
5 273,8 6,30 37,20 21,75 4,5633 11808,50 144,54 23,6377

Kurva Kecepatan Pengadukan


terhadap Mixing Time Factor
250
Mixing Time Factor

200

150

100 Non-Newtonian
Newtonian
50

0
0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000
Kecepatan Pengadukan (rps)
Kurva Kecepatan Pengadukan
terhadap Mixing Time Factor
Blending Time Factor 60.0000
50.0000
40.0000
30.0000
Non-Newtonian
20.0000
Newtonian
10.0000
0.0000
0.00 20000.00 40000.00 60000.00 80000.00
NRe

Kurva Kecepatan Pengadukan


terhadap Waktu
100.00

80.00
Waktu (detik)

60.00

40.00 Non-Newtonian
Newtonian
20.00

0.00
0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000
Kecepatan Pengadukan (rps)

Kurva Kecepatan Pengadukan


terhadap Blending Time Factor
60.0000
Blending Time Factor

50.0000
40.0000
30.0000
Non-Newtonian
20.0000
Newtonian
10.0000
0.0000
0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000
Kecepatan Pengadukan (rps)
C. PEMBAHASAN

Dari praktikum yang kami lakukan, percobaan pencampuran (mixing) yaitu peristiwa
menyebarnya bahan-bahan secara acak dimana bahan satu menyebar ke bahan yang lain dan
sebaliknya, sedangkan bahan-bahan tersebut sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih.
Prinsip percobaan pencampuran adalah berdasarkan pada peningkatan pengacakan dan
distribusi dan atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda.

Pada percobaan kali ini kami menggunakan bahan kacang hijau untuk mengetahui
profil aliran, menggunakan indikator phenoptaelin, larutan H2SO4, Larutan NaOH, tepung
kanji untuk fluida pekat, air untuk fluida encer, dan untuk mengetahui jenis newtonian atau
non newtonian.

Kami melakukan percobaan mixing ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja


peralatan pengadukan dan pencampuran, memahami kondisi operasi yang memengaruhi
operasi pengadukan dan pencampuran, membuat grafik bilangan reynolds terhadap waktu
yang diperlukan dalam operasi pengadukan dan pencampuran sampai homogen, menentukan
waktu pencampuran dalam operasi pengadukan dan pencampuran. Yang memengaruhi proses
dari pencampuran (mixing) ini adalah dimensi peralatan, sifat fluida yang digunakan seperti
massa, viskositas dan berat jenis. Komponen pendukung pada alat yang kami gunakan ada
yang dinamakan pengaduk impeller, jenis yang kami gunakan adalah marine propeller/ tree
blade berputar dengan bantuan motor pengaduk. Impeller yang berputar menghasilkan efek
pencampuran, putaran tinggi menghasilkan aliran lebih bergolak sehingga menghasilkan efek
pencampuran lebih efektif. Ada juga buffle yang berguna untuk menghindari vortex dan
digunakan untuk mempolakan aliran menjadi turbulen namun pada alat kami gunakan tidak
terdapat buffle.

Pada percobaan kami menggunakan 2 larutan untuk perubahan warna yang terjadi.
Pada larutan encer menggunakan air kami memasukan air sebanyak 15 L kemudian di
teteskan indikator phenoptaelin lalu kami masukan larutan NaOH dan warna fluida berubah
menjadi pink dan kami mencatat waktu perubahan warna nya hingga merata, lalu kami
memasukan larutan H2SO4 sehingga warna fluida berubah menjadi warna bening kembali.

Faktor yang mempengaruhi pada praktikum mixing ini adalah komposisi bahan,
reaktor yang digunakan, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, densitas dan viskositas
bahan. Semakin lama pengadukan maka campuran akan semakin homogen. Homogenitas
campuran berpengaruh pada viskositas dan densitas campuran. Besar kecilnya viskositas
tergantung pada densitas.

Kami melakukan 5 run untuk masing-masing fluida encer dan fluida pekat. Untuk
fluida encer kami menggunakan air dengan variasi kecepatan 65,3 ; 123,2 ; 183,7 ; 232,2 ;
269,9 rpm diperoleh mixing factor berturut-turut yaitu 126; 126; 126; 126; 126. Untuk fluida
pekat kami menggunakan kanji dengan variasi kecepatan 67,1; 125,6; 179,3; 236,7; 273,8
rpm kami memeroleh mixing factor berturut-turut yaitu 190,54; 169,82; 154,88; 147,91;
144,54. Dari hal tersebut dapat dianalisis bahwa dengan kecepatan pencampuran yang cepat
waktu pencampuran akan semakin cepat pula. Kami juga memeroleh data Nre untuk
mengetahui pola aliran yang terjadi dengan indikator kacang hijau, didapatkan Nre rata-rata
fluida encer ialah 73929,9 dan Nre rata-rata untuk fluida pekat ialah 7612,13 terkategori pola
aliran turbulen.

Anda mungkin juga menyukai