MIXING
Disusun oleh:
Kelompok 7
Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2019
BAB IV
Run I
Diameter tangki : 20 cm
Tinggi propeller : 5 cm
Tinggi fluida :15 cm
µ air : 9. 10-3 kg/m.s
Tinggi tangki : 27 cm
Diameter propeller : 5,9 cm
ρ air : 1 g/cm3
Jenis propeller : Two Blade Turbine
Run II
Diameter tangki : 20 cm
Tinggi propeller : 5 cm
Tinggi fluida :15 cm
µ air : 9. 10-3 kg/m.s
Tinggi tangki : 27 cm
Diameter propeller : 5,5 cm
ρ air : 1 g/cm3
Jenis propeller : Marine Type Propeller
Run III
Diameter tangki : 20 cm
Tinggi propeller : 5 cm
Tinggi fluida :15 cm
µ air : 9. 10-3 kg/m.s
Tinggi tangki : 27 cm
Diameter propeller : 6 cm
ρ air : 1 g/cm3
Jenis propeller : Double Six Blade with Disk
4.2. Pembahasan
Proses mixing dilakukan dalam tangki berpengaduk yang berupa gelas beaker
5000 ml dengan ketinggian fluida dalam tangki sebesar 15 cm. Pertama-tama hal
yang harus dilakukan adalah penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu
pengaturan volt dan hambatan menggunakan multimeter dan dimmer. Kemudian
dilakukan pengukuran kedalaman fluida, memasang impeller, dan memberikan
daya sesuai dengan penugasan yang diberikan (table hasil pengamatan).
Hal yang diamati dari praktikum mixing yang telah dilakukan adalah
mengukur waktu yang dibutuhkan oleh impeller untuk melakukan 10 kali putaran
dan mengukur kedalaman vortex yang terbentuk berdasarkan perbedaan tegangan
atau volt yang diberikan.
Penggunaan batang pengaduk Two Blade Turbine secara center dengan tinggi
2.5 cm pada run I menunjukkan bahwa semain tinggi voltase yang dialirkan maka
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 10 putaran semakin sedikit, dengan kata
lain putaran batang pengaduk semakin cepat seiring bertambahnya voltase yang
diberikan. Besarnya voltase juga berpengaruh dengan vorteks yang di hasilkan.
Semakin tinggi voltase nya maka semakin tinggi vorteks yang dihasilkan. Hal-hal
diatas juga terjadi pada proses pengadukkan dengan menggunakan batang
pengaduk Marine Type Propeller dan Double Six Blade with Disk.
Dari data diatas, kita dapat menghitung nilai reynold number dan power
number nya. Bilangan reynold dapat menunjukkan jenis aliran dalam fluida yang
disebabkan oleh putaran batang pengaduk. Sedangkan bilangan daya atau power
number digunakan untuk menghitung daya yang dibutuhkan pada percobaan yang
dilakukan. Berikut grafik hubungan antara reynold number (Nre) dengan power
number (Npo):
Dari hasil percobaan mixing, hubungan Nre dan Npo untuk pengadukan
berbanding terbalik. Semakin besar nilai reynold number maka semakin kecil
power number nya. Hal ini disebabkan karena aliran yang semakin turbulen akan
membutuhkan daya yang semakin rendah untuk proses pengadukan. Pada saat
awal proses pencampuran untuk menggerakkan batang pengaduk membutuhkan
daya yang paling besar, namun ketika aliran menjadi aliran turbulen, maka daya
yang dibutuhkan akan semakin kecil.
Kendala atau hambatan yang terjadi saat praktikum antara lain adalah sulit nya
menstabilkan dimmer yang digunakan untuk mengatur volt yang dialirkan biarpun
telah dibantu adaptor. Selanjutnya terdapat sedikit kekenduran dibagian pengait
antara pengaduk dengan motor penggerak sehingga di khawatirkan pengaduk
terlepas dari motor. Selain itu ada batang pengaduk yang cukup panjang sehingga
pengaturan ulang dudukan beaker glass harus dilakukan menggunakan dudukan
lain yang lebih tipis dari dudukan yang disediakan.