Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA- 2

REAKTOR TANGKI BERPENGADUK KONTINYU (CSTR)

DOSEN PEMBIMBING :
Tifa Paramitha, S.T., M.T.

OLEH:
HILDA FITRIA NURUL H (181424010)
OBAJA BOAN G (181424020)
SALMA NABILA PUTRI (181424027)
SHIFA MARDIANI (181424028)

D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019/2020
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari mekanisme reaksi di dalam reaktor tangki berpengaduk kontinyu
2. Mempelajari pengaruh laju umpan terhadap konversi reaksi

B. Landasan Teori
Reaktor tangki berpengaduk aliran kontinyu atau CSTR terdiri dari tangki yang
dilengkapi dengan motor pengaduk. Beberapa reaktor dapat dipasang secara seri maupun
paralel. Reaktor stirred tank dianggap sebagai bentuk dasar CSTR, sebagai model dalam
skala besar dari labu di laboratorium. Reaktor stirred tank digunakan untuk reaksi
homogen (liquid -liquid ), reaksi heterogen (liquid-gas) dan reaksi yang melibatkan
padatan tersuspensi yang dibantu dengan adanya pengadukan.Kebanyakan aplikasi dari
tangki berpengaduk digunakan pada operasi kontinyu.Pengadukan sempurna penting agar
dapat meningkatkan kinerja sebagai reaktor.Dalam CSTR, aliran reaktan dan aliran produk
akanterusmengalir.Selama proses bahan baku dimasukkan terus menerus demikian juga d
engan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus menerus atau kontinyu. Dalam
pengoperasian CSTR diperlukan pengadukan mekanik atau hidrolik untuk mencapai
komposisi dan suhuyang seragam. Deskripsi reaktor ideal untuk reaktor tangki
berpengaduk akan dicapaidengan kondisi pengaduk menghasilkan campuran reaksi
teraduk secara sempurnaatau well mixing . Pengadukan sempurna diperlukan untuk
memberikan tingkathomogenitas yang tinggi sehingga komposisi dan temperatur di
seluruh titik seragam,dengan asumsi tidak ada perubahan densitas (perubahan densitas
diabaikan) karenatidak ada perubahan volume.Hatzikioseyian dkk, (2005) menyatakan
komposisi campuran yang meninggalkan CSTR adalah sama dengan yang berada dalam
reaktor dan driving force dari reaksi adalah konsentrasi dari reaktan karena konsentrasi
reaktan berubah dengan waktu yaitu semakin berkurang. Untuk mendapatkan konversi
yang diinginkan dibutuhkan CSTR dengan volume yang besar. Ketika konversi tinggi
diperlukan, bebarapa CSTR dapat dirangkai secara seri.Komposisi sama di seluruh titik
dalam reaktor baik itu di dalam reaktor dan produk hasil reaksi serta aliran keluaran produk
hasil reaksi memiliki komposisi yangsama dengan komposisi campuran reaksi di dalam
reaktor (Levenspiel, 1999)
Reaksi hidrolisis etil asetat menggunakan sodium hidroksida lebih dikenal dengan
istilah reaksi saponifikasi. Reaksi tersebut dapat dijalankan pada kondisi temperatur dan
tekanan ambien. Persamaan reaksi yang digunakan adalah sebagai berikut:

CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

Konduktansi larutan merupakan gabungan dari konduktansi yang dihasilkan oleh


senyawa NaOH dan NaAsetat. Ion hidroksil memiliki nilai konduktansi spesifik yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan ion asetat. Oleh karena itu, hidrolisis senyawa asetat
dapat dipantau melalui perubahan konduktansi larutan hasil reaksi terhadap waktu. Dengan
mengetahui nilai konduktivitas sebagai fungsi waktu, konstanta laju reaksi dapat
ditentukan. Apabila reaksi dijalankan pada temperature yang berbeda-beda, nilai energy
aktivasi dari reaksi juga dapat ditentukan. Korelasi di bawah ini dapat digunakan untuk
menghitung konsentrasi NaOH menggunakan data konduktivitas. Setelah konsentrasi
NaOH akhir dihitung, konversi reaksi dapat ditentukan.
C. RANCANGAN PERCOBAAN

Alat Bahan

Bahan :
Etil Asetat 0,1 N dan NaOH 0,1 N

Prosedur Kerja
Kalibrasi Laju Alir
1. Pastikan selang keluaran reaktor terisi penuh
2. Nyalakan Pompa umpan G1
3. Atur bukaan 10%
4. Tampung Larutan yang keluar selama 5 detik
5. Hitung volume larutan yang tertampung
6. Lakukan langkah 4 dan 5 untuk bukaan 20%,30%,40%50%60%70%,80%,90,100%
7. Buat kurva kalibrasi laju alir dan bukaan pompa G2
8. Lakukan angkah 1 s.d 7 untuk pompa G2C.

Persiapan
1. Persiapan tangki umpan NaOH dan Etil Asetat (D1 dan D2) terisi penuh
2. Pastikan bahwa koneksi listrik motor pengaduk telah tersambung ke panel
3. Pastikan bahwa probe konduktivitas telah terpasang pada reactor
4. Pastikan bahwa sensor temperature telah terpasang pada reactor
5. Setiap pompa tersambung dengan selang penghubung pastikan seluruh
selang penghubungterpasang dengan baik sehingga tidak terjadi kebocoran. Pastikan
reaktor telah dikosongkansebelum menyambungkan seang umpan ke reactor
6. Pastikan valve selang drain tertutup

Reaksi Hidrolisis Etil Asetat dalam CSTR


1. Nyalakan perangkat modul CSTR
2. Nyalakan pompa G1 dan G2, atur bukaan valve G1 dan G2 (ditentukan pembimbing)
3. Atur kecepatan pengaduk 50%
4. Catat nilai konduktivitas setiap 2 menit.Hentikan pencatatan nilai konduktivitas
setelah nilaikonduktivitas setelah nilai konduktivitas stabil. nilai konduktivitas yang
stabil menunjukkanbahwa kondisi steady state telah tercapai
5. Produk akan mengalir keluar setelah tinggi cairan mencapai tube outlet reactor
6. Kosongkan reaktor ulangi langkah 1 s.d. 5 pada 4 variasi bukaan valve yang berbeda.
D. DATA PENGAMATAN

kalibrasi laju alir etil asetat (G1)


waktu
Bukaan pipa (%) volume (ml) pengambilan
sampel (s)
10 0 10
20 2,5 10
30 4,5 10
40 6,5 10
50 8,5 10
60 11 10
70 13,5 10
80 16 10
90 18 10
100 19,5 10

Kalibrasi laju alir NaOH (G2)

Bukaan pipa waktu pengambilan


volume (ml)
(%) sampel (s)

10 0 10
20 2,5 10
30 4,5 10
40 6,5 10
50 8,5 10
60 11 10
70 12,5 10
80 15,5 10
90 17,5 10
100 19 10
Percobaan
RUN 1
Kecepatan pengadukan : 50%
Bukaan valve G1 (etil asetat) : 30%
Bukaan valve G2 (NaOH) : 60%
Konduktivitas awal : 8,85 mS

Nilai Konduktivitas
No Waktu (menit)
(mS)
1 2 9,35
2 4 9,42
3 6 9,45
4 8 9,53
5 10 9,53
6 12 9,59
7 14 9,61
8 16 9,63
9 18 9,63
10 20 9,64
11 22 9,65
12 24 9,7
13 26 9,71
14 28 9,7
15 30 9,73
16 32 9,73
17 34 9,73
RUN 2
Kecepatan pengadukan : 50%
Bukaan valve G1 (etil asetat) : 40%
Bukaan valve G2 (NaOH) : 60%
Konduktivitas awal : 7,2 mS

Nilai Konduktivitas
No Waktu (menit)
(mS)

1 2 8,48
2 4 8,95
3 6 9,06
4 8 9,19
5 10 9,21
6 12 9,35
7 14 9,44
8 16 9,53
9 18 9,64
10 20 9,64
11 22 9,67
12 24 9,74
13 26 9,74
14 28 9,74
RUN 3
Kecepatan pengadukan : 50%
Bukaan valve G1 (etil asetat) : 40%
Bukaan valve G2 (NaOH) : 30%
Konduktivitas awal : 6,04 mS

Nilai Konduktivitas
No Waktu (menit)
(mS)

1 2 4,41
2 4 4,38
3 6 4,03
4 8 4,08
5 10 4,09
6 12 4,05
7 14 4,02
8 16 3,98
9 18 3,98
10 20 3,95
11 22 3,95
12 24 3,89
13 26 3,89
14 28 3,89
E. PENGLOAHAN DATA
- Etil Asetat (G1)

Bukaan pipa waktu pengambilan


volume (ml) Laju Alir (ml/s)
(%) sampel (s)

10 0 10 0
20 2,5 10 0,25
30 4,5 10 0,45
40 6,5 10 0,65
50 8,5 10 0,85
60 11 10 1,1
70 13,5 10 1,35
80 16 10 1,6
90 18 10 1,8
100 19,5 10 1,95

Kurva Kalibrasi Laju Alir


2,5
y = 0,0221x - 0,2167 1,95
Laju Alir Etil Asetat (ml/s)

2 R² = 0,9981 1,8
1,6
1,35
1,5
1,1
0,85
1 0,65
0,45
0,5 0,25
0
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Pipa (%)
- NaOH (G2)

Bukaan pipa waktu pengambilan Laju alir


volume (ml)
(%) sampel (s) (ml/s)

10 0 10 0
20 2,5 10 0,25
30 4,5 10 0,45
40 6,5 10 0,65
50 8,5 10 0,85
60 11 10 1,1
70 12,5 10 1,25
80 15,5 10 1,55
90 17,5 10 1,75
100 19 10 1,9

Kurva Kalibrasi Laju Alir


2,5
y = 0,0213x - 0,1967 1,9
2 1,75
Laju Alir NaOH (ml/s)

R² = 0,9981
1,55
1,5 1,25
1,1
0,85
1 0,65
0,45
0,5 0,25
0
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukkaan Pipa (%)

- Menentukan Konsentrasi NaOH dan Etil Asetat RUN 1


Kecepatan pengadukan : 50%
Bukaan valve G1 (etil asetat) : 30%
Bukaan valve G2 (NaOH) : 60%
Konduktivitas awal : 8,85 mS

a. Etil Asetat (G1)


Y= 0,0221X - 0,2167
Y= 0,0221 (30) – 0,2167
Y= 0,4463 ml/s
Fetil asetat = 0,4463 ml/s
b. NaOH (G2)
Y = 0,0213X – 0,1967
Y = 0,0213 (60) – 0,1967
Y = 1,0813 ml/s
FNaOH = 1,0813 ml/s

c. Konsentrasi NaOH inlet


𝐹𝑁𝑎𝑂𝐻
CinNaOH = 𝐹 × 𝐶𝐷1 𝑁𝑎𝑂𝐻
+𝐹𝑁𝑎𝑂𝐻 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
in 1,0813 𝑚𝑙/𝑠
C NaOH = 𝑚𝑙 × 0,1𝑁
1,0813 +0,4463𝑚𝑙/𝑠
𝑠
CinNaOH = 0,0708 N

d. Konsentrasi Etil Asetat inlet


𝐹
CinEtilAsetat = 𝐹 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 × 𝐶𝐷2 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
+𝐹
𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻
in 0,4463
C EtilAsetat = 0,4463+1,0813 × 0,1𝑁
CinEtilAsetat = 0,0292 N

e. CinEtilAsetat ≤ CinNaOH maka 𝐶 ∞𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝐶 𝑖𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 − 𝐶 𝑖𝑛 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


𝐶 ∞ 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,0708 – 0,0292 = 0,0416 N
f. Menghitung konsentrasi NaOH dan Konversi (X) pada waktu tertentu
∆0 − ∆𝑡
𝐶 𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻 = ( ) × (𝐶 ∞ 𝑁𝑎𝑂𝐻 − 𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻 ) + 𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻
∆0 − ∆∞
𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻 − 𝐶 𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑋=( )
𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻

Nilai
Waktu (menit) Konduktivitas CtNaOH X NaOH
(mS)
0 8,85 0,1000 0,0000
2 9,35 0,0668 0,3318
4 9,42 0,0622 0,3783
6 9,45 0,0602 0,3982
8 9,53 0,0549 0,4513
10 9,53 0,0549 0,4513
12 9,59 0,0509 0,4911
14 9,61 0,0496 0,5044
16 9,63 0,0482 0,5176
18 9,63 0,0482 0,5176
20 9,64 0,0476 0,5243
22 9,65 0,0469 0,5309
24 9,7 0,0436 0,5641
26 9,71 0,0429 0,5707
28 9,7 0,0436 0,5641
30 9,73 0,0416 0,5840
32 9,73 0,0416 0,5840
34 9,73 0,0416 0,5840

Kurva Konduktivitas vs Konversi RUN 1


9,8
9,7
9,6
Konduktivitas (mS)

9,5
9,4
9,3
9,2
9,1
y = 1,5068x + 8,85
9
R² = 1
8,9
8,8
0,0000 0,1000 0,2000 0,3000 0,4000 0,5000 0,6000 0,7000
Konversi NaOH
- Menentukan Konsentrasi NaOH dan Etil Asetat RUN 2
Kecepatan pengadukan : 50%
Bukaan valve G1 (etil asetat) : 40%
Bukaan valve G2 (NaOH) : 60%
Konduktivitas awal : 7,2 mS

a. Etil Asetat (G1)


Y= 0,0221X - 0,2167
Y= 0,0221 (40) – 0,2167
Y= 0,6673 ml/s
Fetil asetat = 0,6673 ml/s

b. NaOH (G2)
Y = 0,0213X – 0,1967
Y = 0,0213 (60) – 0,1967
Y = 1,0813 ml/s
FNaOH = 1,0813 ml/s

c. Konsentrasi NaOH inlet


𝐹𝑁𝑎𝑂𝐻
CinNaOH = 𝐹 × 𝐶𝐷1 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑁𝑎𝑂𝐻 +𝐹𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
1,0813 𝑚𝑙/𝑠
CinNaOH = 𝑚𝑙 × 0,1𝑁
1,0813 +0,6673𝑚𝑙/𝑠
𝑠
CinNaOH = 0,0618 N

d. Konsentrasi Etil Asetat inlet


𝐹𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
CinEtilAsetat = × 𝐶𝐷2 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝐹𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 +𝐹𝑁𝑎𝑂𝐻
in 0,6673
C EtilAsetat = 0,6673+1,0813 × 0,1𝑁
CinEtilAsetat = 0,0382 N

e. CinEtilAsetat ≤ CinNaOH maka 𝐶 ∞𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝐶 𝑖𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 − 𝐶 𝑖𝑛 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


𝐶 ∞ 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,0618 – 0,0382 = 0,0236 N
f. Menghitung konsentrasi NaOH dan Konversi (X) pada waktu tertentu
∆0 − ∆𝑡
𝐶 𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻 = ( ) × (𝐶 ∞ 𝑁𝑎𝑂𝐻 − 𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻 ) + 𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻
∆0 − ∆∞
𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻 − 𝐶 𝑡 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑋=( )
𝐶 0 𝑁𝑎𝑂𝐻

Nilai
X
Waktu (menit) Konduktivitas C NaOH
NaOH
(mS)
0 7,2 0,1000 0,0000
2 8,48 0,0615 0,3850
4 8,95 0,0474 0,5264
6 9,06 0,0441 0,5595
8 9,19 0,0401 0,5986
10 9,21 0,0395 0,6046
12 9,35 0,0353 0,6467
14 9,44 0,0326 0,6738
16 9,53 0,0299 0,7008
18 9,64 0,0266 0,7339
20 9,64 0,0266 0,7339
22 9,67 0,0257 0,7429
24 9,74 0,0236 0,7640
26 9,74 0,0236 0,7640
28 9,74 0,0236 0,7640

Kurva Konduktivitas vs Konversi RUN 2


12

10
Konduktivitas (mS)

2 y = 3,3246x + 7,2
R² = 1
0
0,0000 0,1000 0,2000 0,3000 0,4000 0,5000 0,6000 0,7000 0,8000 0,9000
Konversi NaOH
- Menentukan Konsentrasi NaOH dan Etil Asetat RUN 3
Kecepatan pengadukan : 50%
Bukaan valve G1 (etil asetat) : 40%
Bukaan valve G2 (NaOH) : 30%
Konduktivitas awal : 6,04 mS

a. Etil Asetat (G1)


Y= 0,0221X - 0,2167
Y= 0,0221 (40) – 0,2167
Y= 0,6673 ml/s
Fetil asetat = 0,6673 ml/s

b. NaOH (G2)
Y = 0,0213X – 0,1967
Y = 0,0213 (30) – 0,1967
Y = 0,4423 ml/s
FNaOH = 0,4423 ml/s

c. Konsentrasi NaOH inlet


𝐹𝑁𝑎𝑂𝐻
CinNaOH = 𝐹 × 𝐶𝐷1 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑁𝑎𝑂𝐻 +𝐹𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
0,4423 𝑚𝑙/𝑠
CinNaOH = 𝑚𝑙 × 0,1𝑁
0,4423 +0,6673𝑚𝑙/𝑠
𝑠
CinNaOH = 0,0399 N

d. Konsentrasi Etil Asetat inlet


𝐹𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
CinEtilAsetat = × 𝐶𝐷2 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝐹𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 +𝐹𝑁𝑎𝑂𝐻
in 0,6673
C EtilAsetat = 0,6673+0,4423 × 0,1𝑁
CinEtilAsetat = 0,05 N

e. CinEtilAsetat > CinNaOH maka 𝐶 ∞ 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 𝐶 𝑖𝑛 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 − 𝐶 𝑖𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻


𝐶 ∞ 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 0,05 – 0,0399 = 0,0101 N

∆ −∆
f. 𝐶 𝑡 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = (∆ 0−∆ 𝑡 ) × (𝐶 ∞𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 − 𝐶 0 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 ) + 𝐶 0 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
0 ∞

𝐶 0 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 − 𝐶 𝑡 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝑋=( )
𝐶 0 𝐸𝑡𝑖𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
Nilai
X Etil
Waktu (menit) Konduktivitas CtEtil Asetat
Asetat
(mS)
2 4,41 0,0318 0,681567
4 4,38 0,0306 0,694112
6 4,03 0,0160 0,84046
8 4,08 0,0180 0,819553
10 4,09 0,0185 0,815372
12 4,05 0,0168 0,832098
14 4,02 0,0155 0,844642
16 3,98 0,0139 0,861367
18 3,98 0,0139 0,861367
20 3,95 0,0126 0,873912
22 3,95 0,0126 0,873912
24 3,89 0,0101 0,899
26 3,89 0,0101 0,899
28 3,89 0,0101 0,899

Kurva Konduktivitas vs Konversi RUN 3


4,5

4,4
Konduktivitas (mS)

4,3

4,2

4,1

3,9

3,8
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Konversi
F. PEMBAHASAN
Hilda Fitria Nurul Huda (181424010)
Praktikum reaktor tangki berpengaduk aliran kontinyu atau CSTR merupakan
aplikasi dari tangki berpengaduk yang banyak digunakan pada operasi kontinyu. Di mana
aliran produk dan reaktan akan terus mengalir. Untuk mendapatkan tingkat homogesitas
yang tinggi diperlukan pengadukan yang sempurna. Dalam percobaan praktikum CSTR
menggunakan reaksi hidrolisis pada etil asetat (G1) yang menggunakan sodium hidroksida
(G2) di mana keduanya memiliki konsentrasi 0,1 N. Persamaan reaksi tersebut adalah
CH3COOC2H5 + NaOH  CH3COONa + C2H5OH. Ion hidroksil memiliki nilai
konduktansi spesifik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ion asetat. Sehingga,
hidrolisis senyawa asetat dapat dipantau melalui perubahan konduktansi larutan hasil
reaksi terhadap waktu. Dengan mengetahui nilai konduktivitas sebagai fungsi waktu,
konstanta laju reaksi dapat ditentukan. Sehingga konsentrasi NaOH dapat diketahui
menggunakan data konduktivitas, dari konsentarsi NaOH selanjutnya dapat diperoleh
konversi reaksi.
Sebelum melakukan pengamatan dilakukan kalibrasi aliran reaktan pada waktu
sepuluh detik dengan bukaan valve 10 - 100%. Adapun dalam proses pengamatan
dilakukan variasi bukaan reaktan sebanyak 3 run yaitu : run 1 (etil asetat 30%, NaOH 60%),
run 2 (etil asetat 40%, NaOH 60%), dan run 3 (etil asetat 40%, NaOH 30%). Dari hasil
percobaan diperoleh data bahwa laju etil asetat yang semakin besar mengakibatkan
kenaikan pada konduktivitas larutan juga semakin meningkat sehingga konversi yang
diperoleh pun lebih besar. Nilai konversi terbesar diperoleh pada run 2, yaitu sebesar 76,4%
dengan laju alir etil asetat 40% sedangkan pada run 1 nilai konversinya sebesar 58,4% pada
laju alir etil asetat 30% di mana laju alir NaOH keduanya 60%. P ada run 3 diperoleh
konduktivitas larutan yang cenderung menurun yang disebabkan oleh laju alir etil asetat lebih besar
daripada laju alir NaOH. Sehingga untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum
dipengaruhi juga oleh komposisi reaktan yang diumpankan.
Obaja Boan (181424020)

Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan reaktor kontinyu ideal yang diasumsikan
terjadi pencampuran secara sempurna di seluruh titik manapun di dalam reaktor. Reaktor
digunakan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi produk jadi ataupun produk antara melalui
reaksi kimia.

Praktikum CSTR ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme reaksi di dalam reaktor
tangki berpengaduk kontinyu dan mempelajari pengaruh laju umpan terhadap konversi reaksi.
Reaktan yang digunakan adalah etil asetat 0,1N dan NaOH 0,1N dengan variasi bukaan valve
sebagai berikut :

 Run-1 : etil asetat 30% dan NaOH 60%


 Run-2 : etil asetat 40% dan NaOH 60%
 Run-3 : etil asetat 40% dan NaOH 30%

Sebelum dilakukan ketiga run tersebut, dilakukan kalibrasi laju alir umpan terlebih dahulu dengan
mengukur volume terhadap waktu selama 10 detik dengan bukaan valve 10%-100%.
Pada run 1 dan run 2 terjadi peningkatan nilai konduktivitas dari konduktivitas awal,tetapi
pada run 3 terjadi penurunan nilai konduktivitas dari konduktivitas awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perbandingan laju umpan etil asetat dan NaOH mempengaruhi nilai
konduktivitas. Pada run 3, laju umpan etil asetat lebih besar daripada laju umpan NaOH, berbeda
dengan Run 1 dan Run 2 yang laju umpan etil asetatnya lebih kecil daripada laju umpan NaOH.
Peningkatan laju NaOH menyebabkan adanya penambahan ion hidroksil di dalam campuran
sehingga terjadi kenaikan nilai konduktivitas karena konduktivitas ion hidroksil lebih besar
daripada ion asetat.
Untuk mengetahui pengaruh laju umpan terhadap konversi dapat dilihat bahwa nilai
konversi pada run 1 lebih kecil daripada run 2, yaitu 58,4% pada laju alir etil asetat 30% dan laju
alir NaOH 60%, dan 76,4% pada laju alir etil asetat 40% dan laju alir NaOH 60% karena
terdapat peningkatan laju umpan etil asetat. Sedangkan nilai konversi pada run 3 lebih besar
daripada run 2 karena terdapat penurunan nilai laju umpan NaOH. Sehingga dapat diketahui
bahwa ketika terjadi perubahan nilai laju umpan maka akan mempengaruhi dengan nilai
konversi, semakin tinggi laju umpan maka semakin tinggi nilai konversinya.
Salma Nabila Putri (181424027)

Pengadukan secara kontinyu pada reactor (CSTR) akan mengakibatkan terjadinya


reaksi antara etil asetat dan NaOH. Reaktan etil asetat (G1) dan naOH (G2) masing-masing
memiliki konsentrasi awal 0,1 N. reaktan ini akan dialirkan ke reactor tangka berpengaduk
(CSTR) Sebelum melakukan praktikum ini, dilakukan kalibrasi laju alir umpan terlebih
dulu. Proses kalibrasi dilakukan dengan mengukur volume umpan yang keluar dalam
waktu 10 detik, proses dilakukan dengan bukaan valve 10% - 100%.

Proses selanjutnya yaitu praktikum dilakukan dengan variasi laju alir umpan. Hal
ini ditunjukan dengan perbedaan % bukaan valve. Berikut adalah variasi yang digunakan
pada praktikum CSTR ini;

- Run 1 (etil asetat 30%, NaOH 60%)


- Run 2 (etil asetat 40%, NaOH 60%)
- Run 3 (etil asetat 40%, NaOH 30%)
Laju etil asetat yang semakin meningkat, menyebabkan penurunan konduktivitas
larutan. Laju etil asetat meningkan maka ion asetat pun akan bertambah banyak. Laju etil
asetat pada run 2 lebih besar daripada laju pada run 1. Konversi yang dihasilkan pun run 2
lebih besar daripada run 1. Konversi maksimum pada run 2 yaitu 76,4% dan pada run 1
yaitu 58,4%.

Sedangkan pada run 3 laju alir etil asetat lebih besar daripada laju alir NaOH, sehingga
menyebabkan konduktivitas larutan cenderung turun.
Shifa Mardiani (181424028)
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan menggunakan Continuous Stirred Tank
Reactor (CSTR) yang bertujuan untuk mempelajari bagaimana mekanisme reaksi yang terjadi
didalam reactor tangka berpengaduk kontinyu serta mempelajari bagaimana pengaruh laju umpan
terhadap konversi reaksi.Deskripsi reaktor ideal untuk reaktor tangki berpengaduk akan dicapai
dengan kondisi pengaduk menghasilkan campuran reaksi teraduk secara sempurna atau well
mixing . Pengadukan sempurna diperlukan untuk memberikan tingkat homogenitas yang tinggi
sehingga komposisi dan temperatur di seluruh titik seragam,dengan asumsi tidak ada perubahan
densitas (perubahan densitas diabaikan) karena tidak ada perubahan volume.

Langkah awal yang dilakukan adalah kalibrasi laju alir umpan. Proses kalibrasi dilakukan
dengan mengukur volume terhadap waktu selama 10 detik dengan bukaan valve 10% - 100%.
Praktikum ini menggunakan aliran G1 yaitu etil asetat dan G2 yaitu NaOH yang masing masing
berkonsentrasi 0,1 N. Aliran G1 dan G2 dibuka dan mengalir menuju tangka CSTR. Laju alir
umpan divariasi menjadi 3 variasi yaitu :
Run 1 dengan bukaan valve etil asetat 30% , NaOH 60%
Run 2 dengan bukaan valve etil asetat 40% NaOH 60%
Run 3 dengan bukaan valve etil asetat 40% NaOH 30%.
Nilai konduktivitas yang didapat pada Run 1 dan Run 2 meningkat dari konduktivitas
awal,tetapi pada Run 3 menurun dari konduktivitas awal,hal tersebut menyatakan bahwa
perbandingan laju umpan etil asetat dan NaOH memengaruhi nilai konduktivitas,pada Run 3 laju
umpan etil asetat lebih besar di banding laju umpan NaOH berbeda dengan Run 1 dan Run 2. Hal
tersebut disebabkan karena peningkatan laju NaOH menambah ion hidroksil didalam campuran,
yang berpengaruh terhadap kenaikan nilai konduktivitas dimana konduktivitas ion hidroksi lebih
besar di banding ion asetat.
Sedangkan untuk melihat pengaruh laju umpan terhadap konversi dapat dilihat pada nilai
konversi pada Run 1 lebih kecil dari Run 2 yaitu 58,4% pada laju alir etil asetat 30% NaOH 60%
dan sebesar 76,4% dengan laju alir etil asetat 40% NaOH 60% karena terdapat peningkatan nilai
laju umpan Etil Asetat. Sedangkan pada Run 2 dan Run 3 nilai konversi lebih besar pada Run 2
karena terdapat penurunan nilai laju umpan NaOH. Jadi dapat disimpulkan ketika terjadi
perubahan nilai laju umpan akan mempengaruhi dengan nilai konversi, Semakin tinggi laju umpan
maka semakin tinggi nilai konversinya.
G. SIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan di dapat kesimpulan :
1. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam rektor:
𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐶2 𝐻5 → 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝑁𝑎 + 𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻
perbedaan laju alir inlet dari masing-maisng reaktan akan berpengaruh terhadap
konversi.
2. Jika laju alir NaOH > Laju alir Etil Asetat maka konversi reaksi akan meningkat seiring
dengan meningkatnya nilai konduktivitas, namun jika laju alir NaOH < Laju alir Etil
Asetat konversi reaksipun meningkat dan nilai konduktivitas mengalami penurunan.
3. Nilai konversi reaksi saat kondisi steady state pada run-1 adalah 0,584; run-2 adalah
0,764; dan run-3 adalah 0,899. Nilai konduktivitas larutan dalam reaktor saat kondisi
steady state pada run-1 adalah 9,73 mS , run-2 adalah 9.74 mS, dan run-3 adalah
3,89 𝑚𝑆

H. DAFTAR PUSTAKA
Manfaati, Rintis, dkk. Reaktor Tangki Berpengaduk Kontinyu (CSTR). Modul Praktikum
Laboratorium Tenik Kimia 2. Politeknik Negeri Bandung.
Manual of Continuous Stirred Tank Reactor, Elettrinica Veneta Spa, 2016.
Smith J. M. 1981. Chemical Engineering Kinetic 3rd Edition. McGaw Hill. New York.

Anda mungkin juga menyukai