Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM FARMASI II

VISKOSITAS

FARMASI A

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA:
Anisa Sasvania K1A022017

Fadirah Hayattun Nufus K1A022025

Jasmine Zaskia Kaori K1A022031

Baiq Putri Aryana K1A022055

Halimatussakdiyah K1A022065

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM

2023

A. Tujuan
Diharapkan mampu menentukan sifat alir cairan dan viskositas menggunakan
Viskosimeter Brokfield dan Viskometer Ostwald

B. Dasar Teori
Gesekan yang terjadi antara lapisan-lapisan yang bersebelahan di
dalam fluida disebut viskositas. Viskositas yang terjadi pada gas disebabkan
oleh tumbukan yang terjadi antara molekul gas, sedangkan pada zat cair
viskositas terjadi akibat adanya gaya-gaya kohesi anatar molekul zat cair
(Giancoli, 2014). Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
viskositas fluida, viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Viskositas akan
menurun jika suhu naik, begitupula sebaliknya (Sani, 2010). Menurut
Lumbantoruan dan Yulianti (2016), suhu sangat berhubungan dengan
viskositas, dimana semakin tinggi suhu akan menyebabkan semakin kecil nilai
viskositas.
Sifat-sifat cairan yang ditentukan oleh besarnya suatu hambatan
alirannya disebut dengan viskositas. Suatu fluida dengan viskositas rendah
dapat mudah mengalir dan menghabiskan sedikit energi, namun juga akan
meningkatkan kebocoran. Begitupula sebaliknya, suatu Fluida dengan
viskositas tinggi atau bersifat kental, dapat menyekat dengan baik. Namun
Fluida jenis ini cukup seret(tersendat) dan menyebabkan kerugian energi dan
tekanan dalam system. Fluida hidrofilik harus menjadi suatu media yang
berada antara media ekstrem ini, sehingga diperlukan beberapa cara untuk
mendefinisikan viskositas. (Gunawan, 2013).
Viskositas didefinisikan sebagai suatu daya tahan aliran ketika
diberikan cairan atau fluida. Kebanyakan viskometer yang digunakan dalam
mengukur kecepatan dari aliran fluida melalui pipa gelas atau gelas kapiler,
jika fluida mengalir secara cepat berarti viskositas dari cairan tersebut rendah
seperti air. Namun apabila fluida tersebut mengalirnya secara lambat berarti
fluida tersebut mempunyai viskositas yang tinggi. Viskositas juga dapat
diukur melalui tabung silinder dengan cara mengukur laju dari cairan maupun
gas. Viskositas menjadi penentu dari mudahnya molekul ketika bergerak
karena terjadinya sebuah gesekan lapisan molekul yang mana itu
menunjukkan ketahanan dari suatu cairan untuk mengalir (Lubis, 2018).
Tipe – tipe aliran terbagi menjadi newton dan non – newton.
1. Sistem Newton
Aliran newton merupakan aliran dengan cairan bersifat ideal. Cairan
ideal pada umumnya adalah pelarut, campuran pelarut dan larutan sejati.
Hubungan antara shering rate dan shering stress adalah linear. Tipe aliran
yang mengikuti sistem newton viskositasnya tetap terhadap suhu dan tekanan
tertentu serta tidak tergantung pada kecepatan geser. Sehingga viskositasnya
cukup ditentukan pada satu kecepatan geser (Santi, 2016).
2. Sistem non – newton
Aliran non – newton anatara shering rate dan shering stress tidak
memiliki hubungan linear seperti pada aliran newton. Viskositasnya dapat
berubah – ubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan. Aliran non –
newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan padatan seperti pada
koloid, suspense cair, dan salep. Pada sistem non – newton aliran dibagi
menjadi aliran yang dipengaruhi waktu dan aliran yang tidak dipengaruhi
waktu. (Santi, 2016)

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Viskometer brokfield
 Viskometer Ostwald
 Stopwatch
 Alat-alat gelas

2. Bahan :
● Aquadest
● Sediaan suspensi (Mylanta)
● Lotion (Marina Hand body Lotion)
● Gliserin
● Sediaan gel (sunlight)

D. Prosedur Kerja
1. Viskometer Ostwald

Diambil 10 mL cairan sampel menggunakan pipet ukur

Dimasukkan cairan sampel ke dalam viskosimeter Ostwald

Diinaikkan cairan sampel menggunakan pompa hingga permukaan cairan


berada di atas batas garis atas.

Dilepaskan pompa, nyalakan stopwatch saat cairan uji berada pada batas
garis atas
Dihentikan penghitungan waktu saat permukaan sampel sampai pada batas
garis bawah. Catat waktu alir cairan. Lakukan pengulangan pengukuran
sebanyak 2x

Diulangi dengan cara yang sama untuk sampel cairan lain.

Dihitung viskositas dengan persamaan :


η1 ρ 1−¿t
= 1
¿
η2 ρ2−t 2

𝜂1= viskositas air (poise/CP)


𝜂2= viskositas sampel (poise/CP)
𝜌1= densitas air (gr/ml)
𝜌2= densitas sampel (gr/ml)
𝑡1 =waktu pengukuran air (detik)
𝑡2 =waktu pengukuran sampel (detik

2. Viskometer Brokfield

Dihidupkan viskometer
Dipasang Spindle dengan memutar kearah berlawanan jarum jam.

Dimasukkan data yang diperlukan (rpm, no spindle, dan waktu)

Spindle direndam pada sampel sampai tanda batas lekukan yang


terdapat pada batang spindle. Dihindari udara yang terperangkap
dibawah spindle

Spindle dipastikan tidak menyentuh wadah sampel.

Diukur kemudian dicatat nilai sampel dan ditentukan sifat alir sampel
E. Analisis Data

1. Pengukuran menggunakan Viskometer Ostwald

Tabel hasil pengamatan

Sampel Viskositas (P) Bobot jenis Waktu (s)


(ρ)
Replikasi 1 Replikasi Replikasi 3
2
Aquadest 0,00089 0,997 0,04 0,23 0,22
Gliserin 1,054 92,09 6,16 4,74 5,80

Perhitungan :

η 1 ρ1−t 1
=
η 2 ρ2−t 2

ρ1−t 1
𝜂1= ˣ𝜂
ρ2−t 2 2

0,997−0,163
0,0089 = ˣ 𝜂2
92,09−16,7

o,0089 = 0,011 × 𝜂2

𝜂2 = 0,809
2. Perhitungan menggunakan Viskometer Brookfield

Tabel hasil pengamatan

1. Suspensi
a. Kurva naik

No. No. Viskosita TORQ SMC TK RP Shearing rps


spindle s (cP) % M stress
1 63 276,0 23,0 128 0,09373 100 127.186,781 1,67
2 63 235,2 24,5 128 0,09373 125 143.798,82 2,08
3 63 208,0 26,0 128 0,09373 150 162.205,389 2,5
4 63 186,5 27,2 128 0,09373 175 177.712,992 2,92
5 63 169,8 28,3 128 0,09373 200 191.980,422 3,33

b. Kurva turun

No No. Viskosita TOR SM TK RP Shearing rps


. spindl s (cP) Q C M stress
e %
1 63 162,0 27,0 128 0,0937 200 174.747,75 3,3
3 3 3
2 63 182,40 26,6 128 0,0937 175 169.972,20 2,9
3 5 2
3 63 204,0 25,5 128 0,0937 150 156.026,70 2,5
3 7
4 63 233,30 24,3 128 0,0937 125 141.472,79 2,0
3 5 8
5 63 274,8 22,9 128 0,0937 100 126.083,23 1,6
3 1 7

Perhitungan shearing stress

a. Kurva naik
Percobaan 1

Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps

= 276,0 × 23 × 128 × 0,09373 × 1,67


=127.186,781

Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 235,2 × 24,5 × 128 × 0,09373 × 2,08
= 143.798,82

Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 208,0 × 24,5 × 128 × 0,09373 × 2,5
= 162.205,389

Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 186,5 × 27,2 × 128 × 0,09373 × 2,92
= 177.712,992

Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 169,8 × 28,3 × 128 × 0,09373 × 3,33
= 191.980,422

b. Kurva turun
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 162,0 × 27,0 × 128 × 0,09373 × 3,33
= 174.747,753

Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 182,40 × 26,6 × 128 × 0,09373 × 2,92
= 169.972,205
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 204,0 × 25,5 × 128 × 0,09373 × 2,5
= 156.026,707

Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 233,30 × 24,3 × 128 × 0,09373 × 2,08
= 141.472,795

Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 274,8 × 22,9 × 128 × 0,09373 × 1,67
= 126.083,231

2. Lotion
a. Kurva naik

No No. Viskositas TORQ SMC TK RP Shearing rps


. spindle (cP) % M stress
1 64 3,924 65,4 640 0,09373 100 25.708,8002 1,67
2 64 3,283 68,4 640 0,09373 125 28.018,7599 2,08
3 64 2,844 71,1 640 0,09373 150 30.580,6947 2,5
4 64 2,517 73,4 640 0,09373 175 32.360,9094 2,92
5 64 2,253 75,1 640 0,09373 200 33.799,0079 3,33

b. Kurva turun

No No. Viskositas TORQ SMC TK RP Shearing rps


. spindle (cP) % M stress
1 64 2,757 91,9 640 0,09373 200 50.612,1868 3,33
2 64 2,863 83,5 640 0,09373 175 41.874,4645 2,92
3 64 3,072 76,8 640 0,09373 150 35.381,8903 2,5
4 64 3,418 71,2 640 0,09373 125 30.365,0484 2,08
5 64 3,978 66,3 640 0,09373 100 26.421,2505 1,67

Perhitungan shearing stress

a. Kurva naik
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,924 × 65,4 × 640 × 0,09373 × 1,67
= 25.708,8002

Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,283 × 68,4 × 640 × 0,09373 × 2,08
= 28.018,7599

Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,844 × 71,1 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 30.324,7893

Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,517 × 73,4 × 640 × 0,09373 × 2,92
= 3.2360,9094

Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,253 × 75,1 × 640 × 0,09373 × 3,33
= 33.799,0079

b. Kurva turun
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,757 × 91,9 × 640 × 0,09373 × 3,33
= 50.612,1868

Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,863 × 83,5 × 640 × 0,09373 × 2,92
= 41.874,4645

Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,072 × 76,8 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 35.381,8903

Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,418 × 71,2 × 640 × 0,09373 × 2,08
= 30.365,0484

Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,978 × 66,3 × 640 × 0,09373 × 1,67
= 26.421,2505

3. Gel
a. Kurva naik

No No. Viskosita TOR SM TK RP Shearing rps


. spindl s (cP) Q C M stress
e %
1 64 906 15,1 640 0,0937 100 1.368.041,70 1,66
3 1 7

2 64 864 18,4 640 0,0937 125 1.986.458,18 2,08


3 3
3 64 816 20,4 640 0,0937 150 2.496.427,31 2,5
3 5

4 64 771,4 22,5 640 0,0937 175 3.036.045,41 2,91


3 2 6
5 64 720 24 640 0,0937 200 3.454.917,19 3,33
3 4 3

b. Kurva turun

No No. Viskosita TOR SM TK RP Shearing rps


. spindl s (cP) Q C M stress
e %
1 64 726 24,2 640 0,0937 200 3.512.739,07 3,33
3 2 3

2 64 771,4 22,5 640 0,0937 175 3.036.045,41 2,91


3 2 6

3 64 820 20,5 640 0,0937 150 2.520.962,08 2,5


3
4 64 868.8 18,1 640 0,0937 125 1.964.92,221 2,08
3 3
5 64 906 15,1 640 0,0937 100 1.368.041,70 1,66
3 1 7

Perhitungan shering stress

a. Kurva naik
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 906 × 15,1 × 640 × 0,09373 × 1,667
= 1.368.041,701

Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 864 × 18 × 640 × 0,09373 × 2,083
= 1.986.458,18
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 816 × 20,4 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 2.496.427,315

Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 771,4 × 22,5 × 640 × 0,009373 × 2,083
= 3.036.045,412

Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 720 × 24 × 640 × 0,09373 × 3,333
= 3.454.917,194

b. Kurva turun
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 726 × 24,2 × 640 × 0,09373 × 3,333
= 3.512.739,072

Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 771,4 × 22,5 × 640 × 0,09373 × 2,916
= 3.036.045,412

Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 820 × 20,5 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 2.520.962,08

Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 868,8 × 18,1 × 640 × 0,009373 × 2,083
= 1.964.92,221
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 868,8 × 18,1 × 640 × 0,09373 × 1,667
= 1.368.041,701

Grafik untuk masing-masing sampel

A. Hubungan antara shearing stress (x) dan rps (y)

F. Pembahasan

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan yang ada didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida
maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam
fluida tersebut atau semakin kental fluida tersebut. Begitupula sebaliknya, semakin
kecil viskositas suatu fluida maka semakin mudah fluida tersebut mengalir.

Pada praktikum viskositas ini, alat yang digunakan adalah viskometer Ostwald
dan viskometer Brookfield. Viskometer Ostwald merupakan alat yang terbuat dari
kaca transparan yang berbentuk tabung U, dan memerlukan sampel yang lebih sedikit
dari jenis viskometer lainnya. Pada praktikum ini sampel yang digunakan adalah
aquades, gliserin,lotion,suspensi dan juga gel. Viskometer ini dapat menentukan
viskositas dari semua sampel yang dipakai dengan cara mengukur waktu yang
diperlukan selama melewati jarak antara batas atas hingga batas bawah dengan
menggunakan stopwatch. Sedangkan viskometer Brookfield merupakan alat yang
yang nilai viskositasnya dapat langsung muncul pada monitor. Dalam hal ini, yang
perlu untuk diperhatikan yaitu spindle yang tepat. Pada penggunaan viskometer
Brookfield semakin kental sampelnya, maka nomor spindle yang dipakai juga
semakin besar. Dan sebaliknya, semakin cair sampelnya, maka nomor spindel yang
digunakan akan semakin kecil. Pada saat akan memasang spindle, spindle diputar
dengan arah yang berlawanan arah jarum jam, sedangkan ketika akan melepasnya
diputar searah jarum jam.

Pada pengukuran viskositas aquades membutuhkan waktu 0,04 detik untuk


replikasi pertama 0,23 detik untuk replikasi kedua, dan 0,22 detik untuk replikasi
ketiga. Sedangkan pada pengukuran gliserin didapatkan waktu replikasi pertama yaitu
6,16 detik, 4,74 detik untuk replikasi kedua, dan 5,80 detik untuk replikasi ketiga.
Perbedaan waktu yang dihasilkan oleh aquades dan gliserin ini dikarenakan adanya
perbedaan pada tingkat viskositas (kekentalan) pada cairan tersebut. Dari pengukuran
yang dilakukan disimpulkan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh
suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas dari cairan tersebut semakin besar. Hal
ini berarti bahwa waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir berbanding
lurus dengan viskositasnya. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gliserin
memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan dengan viskositas aquades.
Sehingga pada percobaan kali ini aquades dapat dinyatakan memiliki viskositas yang
lebih rendah daripada gliserin.

Untuk mengukur viskositas sediaan lotion, Gel, dan suspensi digunakan


Viscometer Brookfield karena lotion, Gel, dan suspensi memiliki kekentalan yang
cukup tinggi sehingga mematuhi prinsip aliran non-Newton. Lotion ditempatkan di
dalam wadah dan posisi wadah diatur sedemikian rupa sehingga spindle dapat
bergerak dengan leluasa. Hasil pengukuran viskositas dicatat pada skala yang tertera
pada alat tersebut. (Karina, 2014).

Pada praktikum ini, alat yang digunakan yang pertama dalam mencari viskositas
sample yaitu Viskometer Brookfield, dimana kami memulai dari RPM yang tinggi ke
rendah (200-175-150-125-100) dan melakukan replikasi kembali dari RPM 100 ke-
200. Dan pada saat menentukan viskositas sampel yang perlu di atur dalam
menggunakan viskometer Brookfield yaitu RPM, Nomor Spindle dan juga waktu
yang diperlukan. Pada percobaan pertama digunakan suhu 25,6, nomor spindle 64
untuk gel dan lotion, dan 63 untuk suspensi, waktunya selama 10 detik. Percobaan
pertama sample yang digunakan yaitu suspensi dimana RPM-nya secara berturut
yaitu 200-175-150-125-100 dengan TORQ secara berturut turut 27%, 26,6%,
25,5%, 24,3% dan 22,9% viskositas paling tinggi didapatkan pada pengukuran
dengan menggunakan RPM (100)

Pada percobaan selanjutnya digunakan sampel Lotion urutan RPM yang dipakai
sama seperti pada saat pengukuran dengan sample suspensi. Pada sample lotion
viskositas yang tertinggi didapatkan pada RPM (100) dan yang paling rendah di RPM
(200)

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum penentuan viskositas ini adalah viskositas suatu
sampel dapat diukur dengan viskometer Brookfield dan viskometer Ostwald.
Sehingga diketahui hasil dari percobaan ini didapatkan viskositas Gliserin dan
Aqudest adalah 0,809 poise. Untuk suspensi viskositasnya sebesar 276,0 cPs,
viskositas lotion sebesar 3,924 cPs dan viskositas gel sebesar 906,0 cPs. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sifat aliran dari suspensi, gel, dan lotion memiliki tipe
aliran yang sama yaitu tipe alir non-newton. Sedangkan untuk Aquadest dan
Gliserin memiliki tipe alir Newton.
Daftar Pustaka

Giancoli, D.C. (2014). Fisika: Prinsip dan Aplikasi Jilid 1 Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Lumbantoruan, P., dan E. Yulianti. (2016). Pengaruh suhu terhadap viskositas


minyak

pelumas (oli). Sainmatika. 13(2): 26-34.

Sani. (2010). Pengaruh Pelarut Phenol Pada Reklamasi Minyak Pelumas. Unesa
University Press.

Prasetyo, Gunawan. (2013). Hidrolisis dan Peneumatika. Jakarta: Erlangga


Santi , S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi “FARMASI FISIK”. Jakarta

selatan

Karina, R. (2014). Formulasi dan Uji Sifat Fisikokimia Sediaan Losio dengan

Berbagai Variasi Konsentrasi Vitamin E. Naskah PublikasiKwak M-S, Ahn


H-J, Song K-W. Rheological investigation of body cream and body lotion in
actual application conditions. Korea-Aus Rheo J. 2015:27(3); 241-251

Anda mungkin juga menyukai