VISKOSITAS
FARMASI A
KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA:
Anisa Sasvania K1A022017
Halimatussakdiyah K1A022065
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
A. Tujuan
Diharapkan mampu menentukan sifat alir cairan dan viskositas menggunakan
Viskosimeter Brokfield dan Viskometer Ostwald
B. Dasar Teori
Gesekan yang terjadi antara lapisan-lapisan yang bersebelahan di
dalam fluida disebut viskositas. Viskositas yang terjadi pada gas disebabkan
oleh tumbukan yang terjadi antara molekul gas, sedangkan pada zat cair
viskositas terjadi akibat adanya gaya-gaya kohesi anatar molekul zat cair
(Giancoli, 2014). Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
viskositas fluida, viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Viskositas akan
menurun jika suhu naik, begitupula sebaliknya (Sani, 2010). Menurut
Lumbantoruan dan Yulianti (2016), suhu sangat berhubungan dengan
viskositas, dimana semakin tinggi suhu akan menyebabkan semakin kecil nilai
viskositas.
Sifat-sifat cairan yang ditentukan oleh besarnya suatu hambatan
alirannya disebut dengan viskositas. Suatu fluida dengan viskositas rendah
dapat mudah mengalir dan menghabiskan sedikit energi, namun juga akan
meningkatkan kebocoran. Begitupula sebaliknya, suatu Fluida dengan
viskositas tinggi atau bersifat kental, dapat menyekat dengan baik. Namun
Fluida jenis ini cukup seret(tersendat) dan menyebabkan kerugian energi dan
tekanan dalam system. Fluida hidrofilik harus menjadi suatu media yang
berada antara media ekstrem ini, sehingga diperlukan beberapa cara untuk
mendefinisikan viskositas. (Gunawan, 2013).
Viskositas didefinisikan sebagai suatu daya tahan aliran ketika
diberikan cairan atau fluida. Kebanyakan viskometer yang digunakan dalam
mengukur kecepatan dari aliran fluida melalui pipa gelas atau gelas kapiler,
jika fluida mengalir secara cepat berarti viskositas dari cairan tersebut rendah
seperti air. Namun apabila fluida tersebut mengalirnya secara lambat berarti
fluida tersebut mempunyai viskositas yang tinggi. Viskositas juga dapat
diukur melalui tabung silinder dengan cara mengukur laju dari cairan maupun
gas. Viskositas menjadi penentu dari mudahnya molekul ketika bergerak
karena terjadinya sebuah gesekan lapisan molekul yang mana itu
menunjukkan ketahanan dari suatu cairan untuk mengalir (Lubis, 2018).
Tipe – tipe aliran terbagi menjadi newton dan non – newton.
1. Sistem Newton
Aliran newton merupakan aliran dengan cairan bersifat ideal. Cairan
ideal pada umumnya adalah pelarut, campuran pelarut dan larutan sejati.
Hubungan antara shering rate dan shering stress adalah linear. Tipe aliran
yang mengikuti sistem newton viskositasnya tetap terhadap suhu dan tekanan
tertentu serta tidak tergantung pada kecepatan geser. Sehingga viskositasnya
cukup ditentukan pada satu kecepatan geser (Santi, 2016).
2. Sistem non – newton
Aliran non – newton anatara shering rate dan shering stress tidak
memiliki hubungan linear seperti pada aliran newton. Viskositasnya dapat
berubah – ubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan. Aliran non –
newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan padatan seperti pada
koloid, suspense cair, dan salep. Pada sistem non – newton aliran dibagi
menjadi aliran yang dipengaruhi waktu dan aliran yang tidak dipengaruhi
waktu. (Santi, 2016)
2. Bahan :
● Aquadest
● Sediaan suspensi (Mylanta)
● Lotion (Marina Hand body Lotion)
● Gliserin
● Sediaan gel (sunlight)
D. Prosedur Kerja
1. Viskometer Ostwald
Dilepaskan pompa, nyalakan stopwatch saat cairan uji berada pada batas
garis atas
Dihentikan penghitungan waktu saat permukaan sampel sampai pada batas
garis bawah. Catat waktu alir cairan. Lakukan pengulangan pengukuran
sebanyak 2x
2. Viskometer Brokfield
Dihidupkan viskometer
Dipasang Spindle dengan memutar kearah berlawanan jarum jam.
Diukur kemudian dicatat nilai sampel dan ditentukan sifat alir sampel
E. Analisis Data
Perhitungan :
η 1 ρ1−t 1
=
η 2 ρ2−t 2
ρ1−t 1
𝜂1= ˣ𝜂
ρ2−t 2 2
0,997−0,163
0,0089 = ˣ 𝜂2
92,09−16,7
o,0089 = 0,011 × 𝜂2
𝜂2 = 0,809
2. Perhitungan menggunakan Viskometer Brookfield
1. Suspensi
a. Kurva naik
b. Kurva turun
a. Kurva naik
Percobaan 1
Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 235,2 × 24,5 × 128 × 0,09373 × 2,08
= 143.798,82
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 208,0 × 24,5 × 128 × 0,09373 × 2,5
= 162.205,389
Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 186,5 × 27,2 × 128 × 0,09373 × 2,92
= 177.712,992
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 169,8 × 28,3 × 128 × 0,09373 × 3,33
= 191.980,422
b. Kurva turun
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 162,0 × 27,0 × 128 × 0,09373 × 3,33
= 174.747,753
Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 182,40 × 26,6 × 128 × 0,09373 × 2,92
= 169.972,205
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 204,0 × 25,5 × 128 × 0,09373 × 2,5
= 156.026,707
Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 233,30 × 24,3 × 128 × 0,09373 × 2,08
= 141.472,795
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 274,8 × 22,9 × 128 × 0,09373 × 1,67
= 126.083,231
2. Lotion
a. Kurva naik
b. Kurva turun
a. Kurva naik
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,924 × 65,4 × 640 × 0,09373 × 1,67
= 25.708,8002
Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,283 × 68,4 × 640 × 0,09373 × 2,08
= 28.018,7599
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,844 × 71,1 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 30.324,7893
Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,517 × 73,4 × 640 × 0,09373 × 2,92
= 3.2360,9094
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,253 × 75,1 × 640 × 0,09373 × 3,33
= 33.799,0079
b. Kurva turun
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,757 × 91,9 × 640 × 0,09373 × 3,33
= 50.612,1868
Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 2,863 × 83,5 × 640 × 0,09373 × 2,92
= 41.874,4645
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,072 × 76,8 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 35.381,8903
Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,418 × 71,2 × 640 × 0,09373 × 2,08
= 30.365,0484
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 3,978 × 66,3 × 640 × 0,09373 × 1,67
= 26.421,2505
3. Gel
a. Kurva naik
b. Kurva turun
a. Kurva naik
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 906 × 15,1 × 640 × 0,09373 × 1,667
= 1.368.041,701
Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 864 × 18 × 640 × 0,09373 × 2,083
= 1.986.458,18
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 816 × 20,4 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 2.496.427,315
Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 771,4 × 22,5 × 640 × 0,009373 × 2,083
= 3.036.045,412
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 720 × 24 × 640 × 0,09373 × 3,333
= 3.454.917,194
b. Kurva turun
Percobaan 1
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 726 × 24,2 × 640 × 0,09373 × 3,333
= 3.512.739,072
Percobaan 2
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 771,4 × 22,5 × 640 × 0,09373 × 2,916
= 3.036.045,412
Percobaan 3
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 820 × 20,5 × 640 × 0,09373 × 2,5
= 2.520.962,08
Percobaan 4
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 868,8 × 18,1 × 640 × 0,009373 × 2,083
= 1.964.92,221
Percobaan 5
Shearing stress = viskositas × TORQ × SMC × TK × rps
= 868,8 × 18,1 × 640 × 0,09373 × 1,667
= 1.368.041,701
F. Pembahasan
Pada praktikum viskositas ini, alat yang digunakan adalah viskometer Ostwald
dan viskometer Brookfield. Viskometer Ostwald merupakan alat yang terbuat dari
kaca transparan yang berbentuk tabung U, dan memerlukan sampel yang lebih sedikit
dari jenis viskometer lainnya. Pada praktikum ini sampel yang digunakan adalah
aquades, gliserin,lotion,suspensi dan juga gel. Viskometer ini dapat menentukan
viskositas dari semua sampel yang dipakai dengan cara mengukur waktu yang
diperlukan selama melewati jarak antara batas atas hingga batas bawah dengan
menggunakan stopwatch. Sedangkan viskometer Brookfield merupakan alat yang
yang nilai viskositasnya dapat langsung muncul pada monitor. Dalam hal ini, yang
perlu untuk diperhatikan yaitu spindle yang tepat. Pada penggunaan viskometer
Brookfield semakin kental sampelnya, maka nomor spindle yang dipakai juga
semakin besar. Dan sebaliknya, semakin cair sampelnya, maka nomor spindel yang
digunakan akan semakin kecil. Pada saat akan memasang spindle, spindle diputar
dengan arah yang berlawanan arah jarum jam, sedangkan ketika akan melepasnya
diputar searah jarum jam.
Pada praktikum ini, alat yang digunakan yang pertama dalam mencari viskositas
sample yaitu Viskometer Brookfield, dimana kami memulai dari RPM yang tinggi ke
rendah (200-175-150-125-100) dan melakukan replikasi kembali dari RPM 100 ke-
200. Dan pada saat menentukan viskositas sampel yang perlu di atur dalam
menggunakan viskometer Brookfield yaitu RPM, Nomor Spindle dan juga waktu
yang diperlukan. Pada percobaan pertama digunakan suhu 25,6, nomor spindle 64
untuk gel dan lotion, dan 63 untuk suspensi, waktunya selama 10 detik. Percobaan
pertama sample yang digunakan yaitu suspensi dimana RPM-nya secara berturut
yaitu 200-175-150-125-100 dengan TORQ secara berturut turut 27%, 26,6%,
25,5%, 24,3% dan 22,9% viskositas paling tinggi didapatkan pada pengukuran
dengan menggunakan RPM (100)
Pada percobaan selanjutnya digunakan sampel Lotion urutan RPM yang dipakai
sama seperti pada saat pengukuran dengan sample suspensi. Pada sample lotion
viskositas yang tertinggi didapatkan pada RPM (100) dan yang paling rendah di RPM
(200)
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum penentuan viskositas ini adalah viskositas suatu
sampel dapat diukur dengan viskometer Brookfield dan viskometer Ostwald.
Sehingga diketahui hasil dari percobaan ini didapatkan viskositas Gliserin dan
Aqudest adalah 0,809 poise. Untuk suspensi viskositasnya sebesar 276,0 cPs,
viskositas lotion sebesar 3,924 cPs dan viskositas gel sebesar 906,0 cPs. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sifat aliran dari suspensi, gel, dan lotion memiliki tipe
aliran yang sama yaitu tipe alir non-newton. Sedangkan untuk Aquadest dan
Gliserin memiliki tipe alir Newton.
Daftar Pustaka
Giancoli, D.C. (2014). Fisika: Prinsip dan Aplikasi Jilid 1 Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Sani. (2010). Pengaruh Pelarut Phenol Pada Reklamasi Minyak Pelumas. Unesa
University Press.
selatan
Karina, R. (2014). Formulasi dan Uji Sifat Fisikokimia Sediaan Losio dengan