Anda di halaman 1dari 10

TUTORAL IRIGASI DAN DRAINASE

Tugas M-8
“Pengukuran Debit dan Kualitas Air”

Disusun oleh:

Nama : I Dewa Gede Pramuja Suryana


NIM : 215040200111063
Kelas :A
Asisten Tutorial : Putri Jasiya Nata Qoini

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
1. Jelaskan mengapa pengukuran debit penting untuk dilakukan dalam
pengelolaan irigasi!
2. Suatu pengukuran debit dilakukan di saluran irigasi yang berlokasi di Cihaur.
Metode yang digunakan adalah metode pelampung dengan sketsa sebagai
berikut:

Hasil pengukuran waktu pada segmen 1 adalah t1 = 78 det, t2 = 72 det, t3 = 75


det; pada segmen 2 adalah t1 = 63 det, t2 = 66 det, t3 = 61 det; pada segmen 3
adalah t1 = 68 det, t2 = 71 det, t3 = 74 det. Adapun faktor koreksi pengukuran
yang telah diukur di saluran irigasi Cihaur adalah sebesar 0,85. Hitunglah debit
pada saluran tersebut!
3. Suatu pengukuran debit dilakukan di saluran irigasi yang berlokasi di Cisauk.
Metode yang digunakan adalah metode pelampung dengan sketsa sebagai
berikut:
4. Radit ingin mengukur debit menggunakan pelampung permukaan dengan
sketsa sebagai berikut:

5. Jelaskan istilah berikut!


a. TDS
b. TSS
c. DO
d. BOD
e. COD
6. Lampirkan hasil pengukuran debit di lapang dengan menggunakan alat current
meter!
7. Buatlah sketsa penampang melintang sungai ketika pengukuran dengan
menggunakan alat current meter!
8. Lampirkan hasil pengukuran debit di lapang dengan menggunakan metode
pelampung!
9. Buatlah sketsa penampang melintang sungai (hulu dan hilir) ketika pengukuran
dengan menggunakan pelampung!
10. Ambil sampel air sungai dan isilah tabel berikut!
Jawaban:
1. Pengukuran debit air sangat penting dalam pengelolaan irigasi karena
memberikan data yang diperlukan untuk alokasi sumber daya air yang efisien.
Dengan pemahaman yang akurat tentang berapa banyak air yang tersedia dan
digunakan dalam sistem irigasi, pengelola dapat menghindari pemborosan air,
memastikan tanaman menerima asupan air yang cukup, meningkatkan
produktivitas pertanian, dan mencegah kerugian akibat penggunaan berlebihan
atau kekurangan air. Selain itu, pengukuran debit air juga membantu dalam
pemantauan dan perbaikan sistem irigasi, serta berkontribusi pada keberlanjutan
penggunaan sumber daya air dalam jangka panjang (Hidayat, 2019).
2. Diketahui:
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
t1: 78 t1: 63 t1: 68 Fk : 0,85
t2: 72 t2: 66 t2: 71 Lebar : 3m
t3: 57 t3: 61 t3: 74 Kedalaman : 0,5
Ditanya: Debit?
Mencari luas
Segmen 1 = 1 x 0,5 = 0,5
Segmen 2 = 1 x 0,5 = 0,5
Segmen 3 = 1 x 0,5 = 0,5
Mencari t rata-rata
Segmen 1 = 75 detik
Segmen 2 = 63,33 detik
Segmen 3 = 71 detik
Mencari VP
Segmen 1: 7/75 = 0,093
Segmen 2: 7/63,33 = 0,111
Segmen 3: 7/71 = 0,099
Mencari V
Segmen 1: 0,85 x 0,093 = 0,079
Segmen 2: 0,85 x 0,111 = 0,094
Segmen 3: 0,85 x 0,99 = 0,084
Mencari Q
Segmen :1 0,5 x 0,079 = 0,039
Segmen 2: 0,5 x 0,094 = 0,047
Segmen 3: 0,5 x 0,084 = 0,042
Q Total
0,09 + 0,047 + 0,042 = 0,128m3/detik
3. Diketahui: Fk : 0,87
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Lebar bawah : 1,2m
t1: 85 t1: 94 t1: 88 Lebar atas : 3m
t2: 92 t2: 91 t2: 87 Tinggi : 8,4m
t3: 87 t3: 93 t3: 89 Panjang Lintasan : 6,5m
Ditanya: Debit?
Mencari luas
Segmen 1 = (1 + 0,1)/2 x 0,5
= 0,275 m
Segmen 2 = (1 x 0,5)
= 0,0,5 m
Segmen 3 = (1 + 0,1)/2 x 0,5
= 0,275 m
Mencari t rata-rata
Segmen 1 = 88 detik
Segmen 2 = 92,67 detik
Segmen 3 = 88 detik
Mencari VP
Segmen 1: 6,5/88 = 0,074
Segmen 2: 6,5/92,67 = 0,070
Segmen 3: 6,5/88 = 0,074
Mencari V
Segmen 1: 0,87 x 0,075 = 0,064
Segmen 2: 0,87 x 0,070 = 0,061
Segmen 3: 0,87 x 0,74 = 0,064
Mencari Q
Segmen 1: 0,275 x 0,064 = 0,018
Segmen 2: 0,5 x 0,061 = 0,031
Segmen 3: 0,275 x 0,064 = 0,018
Q Total
0,018 + 0,031 + 0,018 = 0,067m3/detik
4. Diketahui:
Pelampung Permukaan : h<0,25d
d : 0,75m
Ditanya: tinggi pelampung basah?
h<0,25(0,75)
h<0,1875m
h = 0,75 - 0,1875
= 0,5625 m
Tinggi maksimal bagian pelampung yang basah adalah 0,5625m
5. a. TDS (Total Dissolved Solids) meruapkan jumlah total padatan yang terlarut
dalam air, biasanya dalam bentuk garam, mineral, dan senyawa kimia lainnya.
Ini dapat mencakup mineral seperti magnesium, kalsium, natrium, serta
senyawa organik yang terlarut dalam air. TDS adalah parameter yang digunakan
untuk mengukur kualitas air dan dapat memberikan informasi tentang tingkat
mineralisasi dan kekerasan air.
b. TSS (Total Suspended Solids) merupakan jumlah total padatan yang terapung
dalam air, seperti partikel-partikel lumpur, debu, dan partikel organik yang tidak
larut. Kandungan TSS dalam air dapat mempengaruhi kualitas air dan dapat
diukur untuk mengidentifikasi pencemaran atau kerusakan ekosistem perairan.
c. DO (Dissolved Oxygen) merupakan konsentrasi oksigen yang terlarut dalam
air, bersifat penting karena tempat untuk organisme air hidup.
d. BOD (Biological Oxygen Demand) merupakan ukuran seberapa banyak
oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme dalam air untuk menguraikan
bahan organik yang terkandung dalam limbah dan mengevluasi tingkat polusi
organik dalam air yang mana semakin tinggi BOD maka tinggi pula tingkat
organiknya
e. COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan parameter yang mengukur
jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa kimia dalam air.
Ini mencakup baik bahan organik maupun anorganik. COD digunakan untuk
menilai tingkat pencemaran air oleh senyawa kimia dan dapat memberikan
gambaran tentang sejauh mana air tercemar oleh zat kimia berbahaya.
(Listyaningrum, 2022)
6.
Dalam Kecepatan Pada
Rai Lebar Luas (m²) Debit
No Sungai Titik
(m) (m) (m³/s)
(m) (m²/s)
1 0,16 0,16 0,03 0 0,0048 0
2 0,32 0,16 0,15 0,985 0,024 0,02364

3 0,48 0,16 0,5 1,61 0,08 0,1288

4 0,64 0,16 0,2 0,985 0,032 0,03152

5 0,8 0,16 0,6 0,3845 0,096 0,036912

6 0,96 0,16 0,5 0,96 0,08 0,0768

7 1,12 0,16 0,45 1,935 0,072 0,13932

8 1,28 0,16 0,4 2,21 0,064 0,14144

9 1,44 0,16 0,45 1,56 0,072 0,11232

10 1,6 0,16 0,4 1,835 0,064 0,11744

11 1,76 0,16 0,4 2,735 0,064 0,17504

12 1,92 0,16 0,4 1,135 0,064 0,07264

13 2,08 0,16 0,4 2,31 0,064 0,14784

14 2,24 0,16 0,35 2,375 0,056 0,133

15 2,4 0,16 0,35 2,235 0,056 0,12516

16 2,56 0,16 0,35 2,41 0,056 0,13496

17 2,72 0,16 0,35 2,135 0,056 0,11956

18 2,88 0,16 0,3 2,435 0,048 0,11688

19 3,04 0,16 0,3 3,01 0,048 0,14448

20 3,2 0,16 0,3 3,385 0,048 0,16248

Total 1,15 2,14

Kecepatan : 2,14/1,15
: 1,86 m2/s
7.

8. Data Pengukuran Debit


Penampang Hulu Penampang Hilir
Jarak dari tepi (m) Kedalaman (m) Jarak dari tepi (m) Kedalaman (m)
5,77 0,68 7,2 0,62
4,17 0,83 4,67 0,63
1,78 1,26 1,98 1,05

Jarak dari tepi kiri


Panjang Keceepatan
sungai Waktu
Pelampung lintasan Koefisien Pelampung
Hulu Hilir (detik)
(m) (detik)
(m) (m)
P3 U1 5,77 7,28 10,65 72
U2 55
U3 47
P2 U1 69
U2 61
U3 69
P1 U1 119
U2 132
U3 119

9. Sketsa penampang melintang sungai (hulu dan hilir)

10. Data Sampel Air Sungai


Jenis Sampel Dokumentasi Kenampakan Sampel Air

Air Sungai

Warna Kuning kecoklatan (keruh)


Bau Sampah
Suhu 24,92
pH 7,3
TDS 0,259
DO 9,38
Turbiditas 38,45
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, D. 2019. Efektivitas Pengembangan Fungsi Saluran Irigasi Oleh Bidang
Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan
Rakyat Dan Kawasan Permukiman Di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran. Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 5(4): 431-448.
Listyaningrum, R. 2022. Analisis Kandungan DO, BOD, COD, TS, TDS, TSS dan Analisis
Karakteristik Fisikokimia Limbah Cair Industri Tahu Di Umkm Daerah Imogiri
Barat Yogyakarta. Teknologi Industri, June.

Anda mungkin juga menyukai