Disusun Oleh:
Kelas: XI.IPA-4
Kelompok : 7
Anggota: 1. Samuel (25)
2. Samuel Theofilus Gulo (26)
3. Shannon Tansa (27)
4. Stanley Parker King (28)
I. Tujuan
Siswa mengerti tentang cara mengukur benda-benda berbidang datar dengan dimensi yang standar
atau kecil.
Siswa mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Siswa mengetahui cara mengukur suatu ketebalan benda.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur besaran panjang. Jangka sorong mempunyai dua jenis skala, yaitu
Skala Utama terdapat pada Rahang tetap dan Skala Nonius atau Vernier terdapat pada Rahang
Geser/Rahang Sorong. Skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi atas 10 skala. Besar satu skala
nonius yang berimpit dengan skala utama dalam 0,1 mm.
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup dipakai untuk mengukur jarak antara 2 titik yang sangat kecil. Mikrometer sekrup
mempunyai 2 jenis skala yaitu skala utama terdapat pada silinder Dalam dengan satuan dalam mm, dan
Skala Nonius yang terdapat pada Selubung Luar yang memiliki 50 gram skala. Satu kali putar Penuh
selubung luar, maka rahang geser telah maju atau mundur 0.5 mm ,sehingga satu skala pada selubung
luar sama dengan jarak maju atau mundurnya rahang geser sejauh 0.5 mm /50 = 0.01 mm.
III. Peralatan
1. Mistar/meter.
2. Jangka sorong.
3. Mikrometer sekrup.
4. 4 kertas dengan ukuran yang berbeda.
5. Silinder berongga.
IV. Kegiatan
1. Mengukur kotak mikrometer sekrup dengan mistar yang panjangnya 14.0 cm dan lebarnya 6.5 cm.
2. Mengukur luar dan dalam pipa/kaleng menggunakan jangka sorong dan catat hasil pembacaan skala
utama dan skala nonius pada tabel yang telah disediakan.
3. Mengukur kertas HVS, A5, F4, Manila, dan Jeruk dengan menggunakan mikrometer sekrup dan
hitung masing-masing serta catat hasil pembacaan skala utama dan skala nonius dengan rumus yang
sudah diajarkan.
2. Jangka Sorong:
Pembacaan Skala
Diameter X ± ΔX
Utama Nonius
Kaleng 5,2 cm 2 x 0,1 = 0,2 cm 5,2 cm + 0,2 cm = 5,22 cm
3. Mikrometer Sekrup:
Pembacaan Skala
Tebal X ± ΔX
Utama Nonius
Kertas 1 0 mm 0,45 mm (0,450±0,005)mm
Kertas 2 0 mm 0,09 mm (0,090±0,005)mm
Kertas 3 0 mm 0,30 mm (0,300±0,005)mm
Kertas 4 0 mm 0,10 mm (0,100±0,005)mm
Kertas 5 0 mm 0,12 mm (0,120±0,005)mm
VI. Kesimpulan:
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan jangka sorong dan
mistar.
Laporan Hasil Praktikum Fisika
Disusun Oleh:
Kelas: XI.IPA-4
Kelompok : 7
Anggota: 1. Samuel (25)
2. Samuel Theofilus Gulo (26)
3. Shannon Tansa (27)
4. Stanley Parker King (28)
I. Tujuan :
- Mengerti tentang hubungan perpindahan sebuah benda pada bidang miring.
- Mengerti hubungan antara kecepatan dan percepatan sebuah bola yang menggelinding di atas bidang
miring.
II. Teori:
Seorang pengendara sepeda motor dapat menyatakan mempunyai kecepatan tetap apabila jarum sepeda
motor menunjuk angka yang tetap (misalnya: 50 km/jam). Dalam hal ini, dikatakan juga bahwa kelajuan
sepeda motor 50 km/jam. Hubungan antara kecepatan rata-rata dengan selang waktu adalah :
Δx
v=
Δt
Jika gerak benda mengalami perubahan kecepatan (kecepatan tidak konstan). Besarnya percepatan rata-
rata benda, dinyatakan dengan :
Δv
a=
Δt
IV. Kegiatan :
1. Langkah 1 yaitu ukur dan beri tanda (S1, S2,…..) pada pipa PVC yang terletak di bidang miring 2
meter, setiap jarak 40 cm.
2. Setelah itu kelereng diluncurkan, catat waktu yang diperlukan untuk mencapai posisi S 1 tersebut dan
ulang sebanyak 5 kali.
3. Setelah itu lakukan seperti cara no 2, untuk mencari posisi S2 sebanyak 5 untuk mencari posisi S 2
sampai S5.
V. Gambar :
VI. Tabel Data Pengamatan :
(Ganjil):
(GANJIL)
No S t̄ v̄ Vt
1. 40 cm 3,426 s 0,116 m/s 0, 233 m/s
2. 80 cm 5,21 s 0,153 m/s 0, 03 m/s
3. 120 cm 6,306 s 0,19 m/s 0, 38 m/s
4. 160 cm 7,318 s 0, 218 m/s 0, 437 m/s
5. 200 cm 9,226 s 0, 216 m/s 0, 433 m/s
(GENAP)
NO S t̄ v̄ Vt
1. 40 cm 3,39 s 0,117 m/s 0,235 m/s
2. 80 cm 5,31 s 0,15 m/s 0,03 m/s
3. 120 cm 6, 294 s 0,19 m/s 0,381 m/s
4. 160 cm 7, 418 s 0,215 m/s 0,431 m/s
5. 200 cm 9, 406 s 0,212 m/s 0,452 m/s
VIII. Kesimpulan :
Kelereng besar memiliki kecepatan akhir lebih lambat, sedangkan kecepatan akhir kelereng kecil karena
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bidang miring sehingga mempengaruhi waktu kelereng kecil / kelereng
besar untuk mencapai jarak yang ditempuh.
Laporan Hasil Praktikum Fisika
“Koefisien Gesekan”
Disusun Oleh :
Kelas : XI.IPA-4.
Kelompok :7
Anggota : 1. Samuel (25)
2. Samuel Theofilus Gulo (26)
3. Shannon Tansa (27)
4. Stanley Parker King (28)
I. Tujuan:
Mampu mengukur koefisien gesekan antara balok kayu dengan bidang miring kayu.
II. Teori :
Gaya gesekan adalah gaya tangensial yang bekerja pada suatu benda yang berlawanan
arah dengan pergerak benda tersebut di atas suatu permukaan yang sejajar dimana benda
tersebut berada. Gaya gesekan tersebut sejajar dengan permukaan dan berlawanan arah
gerakan atau gerakan yang akanterjadi.
Hanya ketika gaya yang bekerja melebihi gaya gesekan static maksimum, benda akan
mulai meluncur.
Gaya gesekan antar dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut
gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil
yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai, gaya gesek
antara kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil
untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja antara dua permukaan
yang paling bergerak relative disebut gaya gesek kinetik.
fs
μs=
N
f s: besar gaya gerak statis (N)
s : koefisien gerak statis (N)
N : gaya normal (N)
fk
μk=
N
fk : besar gaya gesek kinetis (N)
s : koefisien gerak kinetis (N)
N : gaya normal (N)
µ s=tan θ
Untuk benda yang mula-mula diam diatas bidang miring kemudian bergerak ke bawah
sejajar bidang, maka pada benda berlaku Hukum II Newton. besarnya koefisien gesek
(kinetis) pada benda yang bergerak di atas bidang miring dapat kita tentukan dengan
menggunakan persamaan berikut.
a = percepatan (m/s2)
µk = koefisien gesek kinetis
III. Alat dan Bahan :
1. Bidang miring
2. Balok kayu
3. Mistar
4. Stopwatch (dari HP)
V. Prosedur Kerja :
A. Menentukan koefisien gesekan statis
- Mengukur panjang bidang datar
- Menaruh balok kayu di bidang datar
- Membuat miring bidang datar dengan cara diangkat secara perlahan sampai balok
kayu bergerak
- Mengukur y1, y2
- Mengulang sampai 5 kali
VI. Gambar :
θ=arc sin ( y 1−
180
y2
)=arc sin (
180 )
107−40
=21,839°
g sin θ−a
µk ¿
g cos θ
9,8 ( )
90
180
−0,779
4,121
µk ¿ = =¿ 0,486
( ))
8,487
9,8 cos arc sin ( 180
90
Statis
No. θ μs(tan θ ) μ̅ s
1. 21,8 0,4
2. 14,5 0,258
3. 24,6 0,458 0,3616
4. 19,1 0,346
5. 19,1 0,346
Kinetis
( )
No. m µk μ̅ k
a 2
s
1. 0,779 0,49
2. 1,69 0,38
3. 1,69 0,38 0,448
4. 0,71 0,49
5. 0,651 0,5
Statis
No. θ μs(tan θ ) μ̅ s
1. 19,471 0,353
2. 19,471 0,353
3. 19,471 0,353 0,3668
4. 19,471 0,353
5. 22,885 0,422
Kinetis
( )
No. m µk μ̅ k
a
s2
1. 2,16 0,32
2. 1,48 0,4
3. 1,48 0,4 0,372
4. 1,69 0,38
5. 1,86 0,36
IX. Kesimpulan :
Gaya gesek merupakan suatu gaya dari dua buah benda yang saling bersinggungan.
Gaya gesek statis adalah gaya gesekan antara dua buah benda yang dalam keadaan diam
sedangkan gaya gesek kinetis adalah gaya gesek antara dua buah benda yang saling
bergerak.