Anda di halaman 1dari 4

Laboratorium Kimia SMA Medhodist-3

Praktikum Bab XIX Kelas XI.IPA-4 Semester 2


Tahun Pelajaran: 2022/2023
_______________________________________________________________________________
Judul : “Titrasi Asam dan Basa (I)”
Praktikan : Kelompok 3
Ketua : Thalia Aurelia Limberta (31)
Anggota : 1) Edison Tan (3)
2) Evelyn Prakusya (7)
3) Samuel (25)
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 16 Maret 2023
Tanggal Pengumpulan Laporan : 23 Maret 2023
_______________________________________________________________________________
I. Tujuan:
Menentukan indikator pH untuk titrasi asam kuat dan basa kuat
II. Landasan Teori:
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai
keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam
sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik
akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan  konsentrasi titer maka bisa
dihitung konsentrasi titran tersebut.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH
dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik
ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah
titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya
dipengaruhi oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan
sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah
indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan
umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai
dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
III. Alat dan Bahan:
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Beaker Glass 100 mL 1 Larutan HCl 25 mL
Erlenmeyer 100 mL 1 Larutan NaOH 60 mL
Buret 50 mL 1 Indikator Fenolftalein 1
Pipet tetes 1 Indikator Universal 1
Statif + klem 1 set

IV. Prosedur Kerja:


1. Ukur pH larutan HCl dan NaOH mula-mula (sebelum direaksikan) dengan indikator menggunakan universal.
2. Masukkan 25 mL larutan HCI 0,1 M ke dalam gelas erlenmeyer 50 ml. dengan menggunakan gelas kimia 100
mL dan tambahkan 2-3 tetes indikator phenolftalein.
3. Isi buret dengan larutan standar NaOH sampai skala 0.
4. Teteskan larutan standar dari buret ke labu erlenmeyer. Ukur pH larutan pada penambahan larutan standar 5 mL,
10 mL, 15 mL, 20 mL, 23 mL, 24 mL, 25 mL, 26 mL dan 30 mL.
5. Buatlah kurva titrasi harga pH larutan dalam gelas kimia terhadap penambahan larutan standar.
6. Perhatikan nilai pH pada saat menjelang titik akhir sampai titik akhir titrasi tercapai.
V. Data Pengamatan:
Percobaan
Volume Pengamatan warna Volume Pengamatan warna
pH pH
NaOH (mL) larutan NaOH (mL) larutan
5 3 Bening 24 10 Merah muda
10 6 Bening 25 10 Merah muda
15 6 Bening 26 10 Merah muda
20 6 Merah muda 30 11 Merah muda
23 10 Merah muda
VI. Pernyataan dan Tugas:
1. Bagaimana titik ekivalen pada titrasi tersebut di atas?
Jawaban:
Titik ekivalen pada larutan tersebut yaitu saat pH = 6 lalu pada saat penambahan NaOH 20mL titrasi dengan
larutan HCl mengahasilkan warna merah muda dan tidak berubah lagi warnanya, cuman pH pada penambahakan
NaOH akan berubah.
2. Tunjukkan dengan perhitungan, pH larutan dari reaksi berikut dan bandingkan hasilnya dgn data hasil
percobaan:
a) 25 mL HCl 0,1 M dengan 10 mL NaOH 0,1 M
b) 25 mL HCl 0,1 M dengan 25 mL NaOH 0,1 M
c) 25 mL HCl 0,1 M dengan 25,1 mL NaOH 0,1 M
Jawaban:
a) HCl + NaOH  NaCl + H2O
M: 2,5 1 -
B: 1 1 1
S : 1,5 - 1
[H+] = a  M
1,5
=1
35
= 0,04
pH = 2-log4
≈ 1,4
Pada perhitungan 25mL HCl dan 10mL NaOH memiliki pH 1,4, sedangkan pada percobaan diatas memiliki pH 6.
b) HCl + NaOH  NaCl + H2O
M: 2,5 2,5
B : 2,5 2,5 2,5
S: - - 2,5
pH = 7
Pada perhitungan 25mL HCl dan 25Ml NaOH memiliki pH 7, sedangkan pada percobaan diatas memiliki pH 10
c) HCl + NaOH  NaCl + H2O
M 2,5 2,51
B 2,5 2,5 2,51
S - 0,01 2,51
[OH+] =bM
0.01
=1
50,1
= 4 ×10−4
pOH = 4 – log4
pH = 10 + log4
≈ 10 , 6
Pada perhitungan 25 mL HCl dan 25,1 mL NaOH memiliki pH 10,6 sedangkan pada percobaan diatas cuma hanya
ada 25 mL jadi, akan dianggap sama pH 10.
3. Mengapa dalam setiap titrasi asam-basa selalu diperlukan indikator ?
Jawaban: Indikator dalam titrasi asam basa diperlukan untuk menandai bahwa titik akhir (end point) titrasi sudah
tercapai dan titrasi harus dihentikan. Tanpa indikator sulit bagi kita untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk
mengakhiri titrasi.
4. Buatlah grafik pH larutan terhadap volume larutan NaOH.
Jawaban:

pH
14

0
0 10
Vol NaOH 20 30

VII. Kesimpulan:
Pada awalnya, larutan NaOH dan larutan HCl yang telah ditambahkan indikator dalam kondisi bening. Pada awal
proses titrasi belum terjadi perubahan warna pada HCl dalam labu erlenmeyer. Setelah penambahan NaOH 0,5 M
yang mencapai sejumlah 20 mL mulai terlihat adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer
menjadi merah muda. Kesimpulan yang dapat diambil adalah titik ekuivalen pada proses titrasi yang dilakukan
terdapat pada saat penambahan 20 mL NaOH.
VIII. Daftar Pustaka:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-tirtayasa/teknologi-pangan/laporan-praktikum-
titrasi-asam-basa/19224534

Anda mungkin juga menyukai