Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini
terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi
meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen
dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh
basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen
titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9.
Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH
asam
Source: blog.ruangguru.com/apa-itu-titrasi-asam-basa
Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun.
Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan
akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum
larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang
disebut kurva titrasi.
Kurva titrasi asam basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses
titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki
karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam
dan basa yang bereaksi.
Mengenal Macam-Macam Kurva Titrasi Asam Basa
Source: materi78.files.wordpress.com
- pH titik ekuivalen 7.
- Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan
fenolftalein (lebih tajam).
Source: materi78.files.wordpress.com
- pH titik ekuivalen 7.
- Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan
fenolftalein (lebih tajam).
Source: materi78.files.wordpress.com
- pH titik ekuivalen 5 – 6.
Source: materi78.files.wordpress.com
- pH titik ekuivalen 5 – 6.
Source: materi78.files.wordpress.com
- pH titik ekuivalen 8 – 9.
Source: materi78.files.wordpress.com
Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan
karena:
Jika larutan asam basa bukan merupakan monovalen atau polivalen (valensi
lebih dari 1), gunakan rumus sebagai berikut:
Alat :
i. Elenmeyer 250 ml
ii. Pipet volumetric 25 ml
iii. Buret
iv. Statif dan Klem
v. Corong kecil
vi. Botol semprot berisi air suling
vii. pH meter (telah kalibrasi) / kertas indikator Universal
Bahan :
i. Larutan HCI 1M
ii. Larutan CH3COOH 1M
iii. Larutan NaOH 1M
iv. Indikator phenolfpthalaein (pp)
Prosedur Kerja :
Tabel Pengamatan :
V1 . M1 = V2 . M2
25 . 1M = 67 . M2
25 = 67 . M2
M2 = 2,68 M
V1 . M1 = V2 . M2
25 . 1M = 60 . M2
25 = 60 . M2
M2 = 60 : 25 = 2,4 M
Pembahasan :
Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
perubahan warna pada larutan baru mencapai titik ekivalennya pada pH ke 11
dan 67 Ml NaOH pada eksperimen 1. Sedangkan pada eksperimen ke 2, titik
ekivalennya pada pH ke 8 dan menghabiskan kurang lebih 55 NaOH untuk
menjadi berwarna pink muda.
Daftar Pusaka :
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/titrasi-asam-basa-menentukan-kadar-
konsentrasi-larutan-asam-basa#:~:text=Pengertian%20Titrasi%20Asam
%20Basa&text=Titrasi%20asam%20basa%20adalah%20penentuan,dengan
%20didasarkan%20pada%20reaksi%20netralisasi.
https://www.kimiamath.com/post/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam-basa