Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRATIKUM TITRASI ASAM BASA

NAMA : Noer angreini saputri


KELAS : XI MIPA 1
ABSEN : 28
Judul : Praktikum Titrasi Asam Basa
Tujuan :
 Untuk mengetahui berapa NaOH & Ph yang dibutuhkan untuk mengubah
HCl menjadi berwarna pink di dalam Erlenmeyer.
 Untuk mengetahui kosentrasinya pada Erlenmeyer hingga mencapai titik
ekivalen.
Teori :
, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan
penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu
erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat
habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada
saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir
titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat
larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir
titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari
larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik
ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika
perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih,
maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik
akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya
kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang
digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.

Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini
terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi
meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen
dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh
basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen
titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9.
Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH
asam

1. Asam yang akan dititrasi dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi


indikator asam-basa yang sesuai dengan trayek pH.
2. Masukkan pentiter basa dimasukkan ke dalam buret, dan ditambahkan
dalam erlenmeyer setetes demi setetes sambil menghitung berapa volume
yang dibutuhkan.

3. Ketika warna indikator berubah, hentikan titrasi (titik akhir titrasi).

Source: blog.ruangguru.com/apa-itu-titrasi-asam-basa

Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa

Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun.
Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan
akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum
larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang
disebut kurva titrasi.
Kurva titrasi asam basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses
titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki
karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam
dan basa yang bereaksi.
Mengenal Macam-Macam Kurva Titrasi Asam Basa

Titrasi asam kuat dengan basa kuat

Source: materi78.files.wordpress.com

- Zat pentiter adalah basa kuat.  

- Daerah perubahan pH drastis 4 – 10.

- pH titik ekuivalen 7.

- Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan
fenolftalein (lebih tajam).

- Contoh: HCl dengan NaOH.


Titrasi basa kuat dengan asam kuat

Source: materi78.files.wordpress.com

- Zat pentiter adalah asam kuat.

- Daerah perubahan pH drastis 4 – 10.

- pH titik ekuivalen 7.

- Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan
fenolftalein (lebih tajam).

- Contoh: NaOH dengan HCl.

Titrasi asam kuat dengan basa lemah

Source: materi78.files.wordpress.com

- Zat pentiter adalah basa lemah.


- Daerah perubahan pH drastis 4 – 7.

- pH titik ekuivalen 5 – 6.

- Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah.

- Contoh: HCl dengan NH4OH.

Titrasi basa lemah dengan asam kuat

Source: materi78.files.wordpress.com

- Zat pentiter adalah asam kuat.

- Daerah perubahan pH drastis 4 – 7.

- pH titik ekuivalen 5 – 6.

- Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah.

- Contoh: NH4OH dengan HCl.


Titrasi basa kuat dengan asam lemah

Source: materi78.files.wordpress.com

- Zat pentiter adalah asam lemah.

- Daerah perubahan pH drastis 7 – 10.

- pH titik ekuivalen 8 – 9.

- Indikator yang dapat digunakan adalah fenolftalein.

- Contoh: NaOH dengan CH3COOH.

Titrasi asam lemah dengan basa kuat

Source: materi78.files.wordpress.com

- Zat pentiter adalah basa kuat.

- Daerah perubahan pH drastis 7 – 10.


- pH titik ekuivalen 8 – 9.

- Indikator yang dapat digunakan adalah fenolftalein.

- Contoh: CH3COOH dengan NaOH.

Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan
karena:

1. Perubahan drastis pH terjadi sangat singkat.

2. Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.

3. Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.

Rumus Titrasi Asam Basa

Rumus titrasi asam basa yang digunakan untuk menentukan konsentrasi


asam/basa adalah sebagai berikut:

 Titrasi asam basa monovalen (valensi 1)

Jika larutan asam basa bukan merupakan monovalen atau polivalen (valensi
lebih dari 1), gunakan rumus sebagai berikut:

 Titrasi asam basa polivalen

Alat & Bahan :

Alat :
i. Elenmeyer 250 ml
ii. Pipet volumetric 25 ml
iii. Buret
iv. Statif dan Klem
v. Corong kecil
vi. Botol semprot berisi air suling
vii. pH meter (telah kalibrasi) / kertas indikator Universal

Bahan :
i. Larutan HCI 1M
ii. Larutan CH3COOH 1M
iii. Larutan NaOH 1M
iv. Indikator phenolfpthalaein (pp)

Prosedur Kerja :

Eksperimen 1 : Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat


1. Isi Erlenmeyer dengan 25 ml HCI 1M, gunakan pipet volumetrik.
2. Tambahkan sebanyak 5 tetes indikator pp ke dalam elenmeyer.
3. Siapkan buret, statif dan klem.
4. Isi buret dengan larutan NaOH 1M tepat 30 ml dengan bantuan corong.
5. Buka kran secara perlahan sehingga NaOH mengalir tepat kedalam
Erlenmeyer.
6. Lakukan pengukuran pH dengan pH meter atau kertas indikator
universal pada saat penambahan NaOH mencapai masing masing
volume seperti yang tercantum pada table hasil eksperimen.
7. Selama penambahan NaOH, goyangkan Erlenmeyer agar NaOH merata
pada seluruh larutan.
8. Amati perubahan warna larutan yang terjadi, catat hasilnya.

Eksperimen 2 : Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat


1. Isi Erlenmeyer dengan 25 ml Larutan CH3COOH 1M, gunakan pipet
volumetrik.
2. Tambahkan sebanyak 5 tetes indikator pp ke dalam elenmeyer.
3. Siapkan buret, statif dan klem.
4. Isi buret dengan larutan NaOH 1M tepat 30 ml dengan bantuan corong.
5. Buka kran secara perlahan sehingga NaOH mengalir tepat kedalam
Erlenmeyer.
6. Lakukan pengukuran pH dengan pH meter atau kertas indikator
universal pada saat penambahan NaOH mencapai masing masing
volume seperti yang tercantum pada table hasil eksperimen.
7. Selama penambahan NaOH, goyangkan Erlenmeyer agar NaOH merata
pada seluruh larutan.
8. Amati perubahan warna larutan yang terjadi, catat hasilnya.

Tabel Pengamatan :

ASAM KUAT DAN BASA KUAT


NO Ml HCI Ml NaOH (30) Perubahan pH
1. 25 0 1
2. 25 + 5 (NaOH) 5 1
3. 25 + 10 (NaOH) 10 2
4. 25 + 15 (NaOH) 15 3
5. 25 + 20 (NaOH) 20 3
6. 25 + 25 (NaOH) 25 3
7. 25 + 30 (NaOH) 30 3
8. 25 + 35 (NaOH) 35 3
9. 25 + 40 (NaOH) 40 3
10. 25 + 47 (NaOH) 47 3

V1 . M1 = V2 . M2
25 . 1M = 67 . M2
25 = 67 . M2
M2 = 2,68 M

Asam Lemah & Basa Kuat


NO MI CH3COOH MI NaOH Perubahan pH
1. CH3COOH 25ml - 3
2. 25 + 5 (NaOH) 5 3
3. 25 + 10 (NaOH) 10 4
4. 25 + 15 (NaOH) 15 4
5. 25 + 20 (NaOH) 20 4 -> titik ekivalen
(pink muda)
6. 25 + 25 (NaOH) 25 4

V1 . M1 = V2 . M2
25 . 1M = 60 . M2
25 = 60 . M2
M2 = 60 : 25 = 2,4 M

Pembahasan :

Titrasi asam basa merupakan


penetapan konsentrasi
senyawa yang bersifat
asam dengan larutan standar
yang bersifat basa begitupun
sebaliknya dengan
penetesan larutan standar
melalui buret ke dalam larutan
yang ingin diketahui
konsentrasinya pada
Erlenmeyer hingga mencapai
titik ekuivalen (Budi et al.,
2020).
Titrasi asam basa merupakan
penetapan konsentrasi
senyawa yang bersifat
asam dengan larutan standar
yang bersifat basa begitupun
sebaliknya dengan
penetesan larutan standar
melalui buret ke dalam larutan
yang ingin diketahui
konsentrasinya pada
Erlenmeyer hingga mencapai
titik ekuivalen (Budi et al.,
2020).
Titrasi asam basa merupakan
penetapan konsentrasi
senyawa yang bersifat
asam dengan larutan standar
yang bersifat basa begitupun
sebaliknya dengan
penetesan larutan standar
melalui buret ke dalam larutan
yang ingin diketahui
konsentrasinya pada
Erlenmeyer hingga mencapai
titik ekuivalen (Budi et al.,
202 Titrasi Asam Basa merupakan penetapan kosentrasi senyawa yang
bersifat asam dengan larutan standar yang bersifat Basa begitupun sebaliknya
dengan penetasan larutan standar melalui Buret ke dalam larutan yang ingin
diketahui kosentrasinya pada Erlenmeyer hingga menLarutan Asam X
merupakan larutan bersifat Asam yang kosentrasinya belum diketahui,
berperan sebagai titrat atau larutan yang di titrasi oleh larutan standar.
Sedangkan indicator fenolftalein PP merupakan salah satu indicator yang lazim
digunakan dalam titrasi asam basa, indicator fenolftalein tidak berwarna dalam
larutan asam atau mendekati netral, namun akan berwarna pink pada larutan
yang bersifat basa. Indicator ini berfungsi untuk memberikan warna pada
larutan yang di tritasi ketika mencapai titik akhir titrasi sehingga proses titrasi
bias di berhentikan.
Pada Pratikum ini, Penambahan indikator ini berfungsi untuk memberikan
perubahan warna pada saat larutan telah mencapai titik akhir titrasi. Hal ini
sesuai dengan definisi dari indikator asam basa yaitu indikator asam basa
merupakan zat warna yang dapat memberikan perubahan warna pada larutan
yang dititrasi saat mencapai titik akhir titrasi. Indikator asam basa akan
berubah warna apabila lingkungan pH larutan berubah karena indikator asam
basa merupakan asam organik lemah atau basa organik lemah maka di dalam
larutan akan terjadi proses ionisasi sehingga terbentuk molekul indikator akan
memiliki warna yang berbeda dengan warna indikatornya selanjutnya
dilakukan proses titrasi pada larutan hingga larutan berubah warna menjadi
pink perubahan warna ini menandakan bahwa larutan telah mencapai titik
akhir titrasi sehingga proses titrasi dapat dihentikan.

Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
perubahan warna pada larutan baru mencapai titik ekivalennya pada pH ke 11
dan 67 Ml NaOH pada eksperimen 1. Sedangkan pada eksperimen ke 2, titik
ekivalennya pada pH ke 8 dan menghabiskan kurang lebih 55 NaOH untuk
menjadi berwarna pink muda.

Daftar Pusaka :
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/titrasi-asam-basa-menentukan-kadar-
konsentrasi-larutan-asam-basa#:~:text=Pengertian%20Titrasi%20Asam
%20Basa&text=Titrasi%20asam%20basa%20adalah%20penentuan,dengan
%20didasarkan%20pada%20reaksi%20netralisasi.
https://www.kimiamath.com/post/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam-basa

Anda mungkin juga menyukai