Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Kimia

Titrasi Asam Basa

Kelompok 1
Nama : Athiyyah Alya Aziza
Kelas : XI IPA 1
No. Absen : 8

SMA NEGERI 59 JAKARTA


Jl. Bulak Timur 1/10 – 11, Klender,
Jakarta Timur
2021/2022
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI

ASAM BASA

 Tujuan :

1. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH.


2. Menentukan konsentrasi larutan CH₃COOH dengan larutan NaOH.
3. Mengetahui perubahan pH larutan selama proses titrasi.
4. Memahami prinsip kerja dari titrasi asam basa.
5. Mengetahui titik ekuivalen dan titik akhir pada titrasi asam basa.

 Teori :

Titrasi merupakan suatu cara yang digunakan di dalam metode kimia untuk
dapat menentukan suatu konsentrasi dari suatu larutan yang dilakukan dengan cara
mereaksikan sejumlah volume dari larutan tersebut terhadap sejumlah volume lain
yang dengan konsentrasinya sudah lebih dahulu diketahui. Pada proses titrasi,
biasanya harus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen yang umumnya dapat
ditandai dengan perubahan warna pada indikator.

Saat titrasi dihentikan, seluruh zat telah habis bereaksi dan indikator pun
menunjukkan perubahan warna yang disebut dengan titik akhir titrasi. Titik akhir
titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi. Hal ini, dapat diupayakan
dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang
mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik ekuivalen. Selain itu,
dalam titrasi ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis.

Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan
sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis
titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik
ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada
pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat
berada pada pH asam, yaitu 5 – 6. Saat titik ekuivalen tersebut, maka proses titrasi
dihentikan kemudian catat volume titer yang diperlukan. Dengan menggunakan
data volume titran, volume dan konsentrasi titer bisa dihitung.

Dalam kehidupan sehari hari, titrasi banyak diterapkan. Salah satu penerapan
titrasi yang sering dijumpai adalah penentuan kadar asam klorida (HCI), dan asam
asetat (CH₃COOH). CH₃COOH merupakan asam lemah, sedangkan HCI
merupakan asam kuat yang tentunya berbeda kadarnya. Untuk mengetahuinya, cara
yang mudah dilakukan adalah dengan titrasi. Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan
suatu larutan yang dapat dijadikan sebagai acuan atau standar primer, bisa seperti
larutan NaOH. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas titrasi asam basa pada
larutan asam kuat dengan basa kuat, dan larutan asam lemah dengan basa kuat.

 Alat dan Bahan :

 Alat

1. Erlenmeyer 250 ml 5. Corong kecil


2. Gelas ukur 100 ml 6. Botol semprot berisi air suling
3. Buret 7. Indikator universal
4. Statif dan Klem
 Bahan

1. Larutan HCl 1 M
2. Larutan CH₃COOH 1 M
3. Larutan NaOH 1 M
4. Indikator phenolfpthalein (pp)
 Prosedur Kerja :
1. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu.
2. Bersihkan alat titrasi dengan air yang telah diiisi pada botol semprot.
3. Masukkan 25 ml larutan HCl ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan
gelas ukur.
4. Tambahkan 5 tetes indikator Fenolftalein ke dalam erlenmeyer.
5. Pasangkan buret pada statif dan klem, kemudian pastikan juga keran dalam
kondisi tertutup.
6. Isilah buret dengan larutan NaOH sebanyak 30 ml dengan bantuan corong.
7. Lakukan titrasi dengan membuka keran buret secara perlahan, hingga NaOH
mengalir tepat ke dalam erlenmeyer.
8. Selama penambahan NaOH, goyangkan erlenmeyer agar NaOH tercampur
dengan larutan.
9. Setelah itu, ukur pH larutan dengan indikator universal, kemudian amati
perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya.
10. Lakukan hal yang sama untuk titrasi pada larutan CH₃COOH dengan larutan
NaOH.

 Tabel Pengamatan :
 Titrasi Asam kuat (HCI) - Basa kuat (NaOH)

No. Volume HCI (ml) Volume NaOH (ml) Perubahan pH


1. 25 ml
2. 25 ml + 5 ml (NaOH) 5 ml 1
3. 25 ml + 10 ml (NaOH) 10 ml 1
4. 25 ml + 15 ml (NaOH) 15 ml 1
5. 25 ml + 70 ml (NaOH) 70 ml 11
 Titrasi Asam lemah (CH₃COOH) - Basa kuat (NaOH)

No. Volume CH₃COOH (ml) Volume NaOH (ml) Perubahan pH


1. 25 ml 20 ml 4
2. 25 ml 40 ml 5
3. 25 ml 70 ml 8

 Pembahasan :
Pada praktikum kali ini, membahas mengenai titrasi asam basa, dimana pada
titrasi ini, terdapat beberapa jenis titrasi yang dapat dilakukan, yaitu titrasi asam
kuat dengan basa kuat, dan titrasi asam lemah dengan basa kuat. Titrasi yang
dilakukan pada praktikum menggunakan larutan HCl sebagai asam kuat, larutan
NaOH sebagai basa kuat, dan larutan CH₃COOH sebagai asam lemah.
Ketika proses titrasi dilakukan pada asam kuat dengan basa kuat, larutan HCl
sebagai titrat dan NaOH sebagai titran. Sebelum dititrasi, larutan HCl dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer, lalu ditambahkan 5 tetes indikator fenolftalein. Setelah itu,
larutan NaOH yang sudah ada dalam buret diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam
larutan HCl sampai titik ekuivalen.
Mendekati titik ekuivalen, pH larutan mula mula perlahan menjadi meningkat
dan diikuti adanya perubahan warna. Dilihat dari tabel pengamatan, saat dititrasi
pH larutan HCI semakin meningkat sampai penambahan NaOH sebanyak 70 ml
dan disertai adanya perubahan warna yang awalnya tidak berwarna menjadi merah
muda. Perubahan warna tersebut mengindikasikan bahwa pada volume NaOH 70
ml, telah tercapai titik ekuivalen, dan pH larutan menjadi netral.
Setelah titik ekuivalen tersebut, pH larutan meningkat tajam hingga mencapai
pH 11. Disisi lain, untuk proses titrasi asam lemah dengan basa kuat, larutan
CH₃COOH berperan sebagai analit, sedangkan NaOH sebagai titran. Pada titrasi,
larutan CH₃COOH dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian sebelum
dititrasikan, larutan NaOH ditetesi terlebih dahulu dengan indikator fenolftalein.
Setelah itu, titrasi pun dilakukan sampai titik ekuivalen dengan meneteskan
sedikit demi sedikit larutan NaOH ke dalam larutan CH₃COOH yang ada pada
erlenmeyer. Lama kelamaan, pH larutan menjadi semakin meningkat. Dapat dilihat
dari tabel pengamatannya, bahwa saat titrasi dilakukan pH larutan CH₃COOH itu
pun meningkat sampai penambahan NaOH sebanyak 70 ml, dan disertai perubahan
warna yang awalnya tidak berwarna menjadi merah muda.
Perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa pada volume NaOH 70 ml,
telah tercapai titik ekuivalen, dan pH larutan bersifat basa. Setelah titik ekuivalen
tersebut, pH larutan meningkat tajam hingga mencapai pH 8.

 Kesimpulan :
Jadi, dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
titrasi antara asam kuat (HCl) dengan basa kuat (NaOH) dapat mudah dititrasikan
sampai titik ekuivalen, karena adanya bantuan dari indikator fenolftalein yang
dimasukkan pada larutan NaOH, dan juga penambahan NaOH pada larutan HCI.
Penambahan NaOH tersebut membuat titrasi yang dilakukan bisa sampai ke titik
ekuivalen, sehingga pH larutan HCl menjadi meningkat, dan pH bersifat netral.
Setelah dari titik ekuivalen tersebut, pH semakin meningkat lagi hingga mencapai
pH 11.
Sama halnya, titrasi pada asam lemah (CH₃COOH) dengan basa kuat (NaOH)
yang dititrasikan sampai titik ekuivalen yang juga membuat pH larutan dari
CH₃COOH menjadi meningkat, dan pH tersebut bersifat basa. Selain itu, setelah
melalui dari titik ekuivalen pH larutan meningkat tajam sampai pH 8, dan kedua
larutan yang telah dititrasi dapat mengalami perubahan warna, yang awalnya tidak
berwarna berubah menjadi merah muda.
 Daftar Pustaka :
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/titrasi-asam-basa-menentukan-kadar-
konsentrasi-larutan-asam-basa
http://rockychemistry.blogspot.com.2012/01 /jenis-titrasi.html
http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/38-titrasi-asam-basa
https://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/06/percobaan-hasil-dan-
kesimpulan-titrasi.html
http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/

 Lampiran :
Guru Pembimbing

Maria Lizabeth L. Sitompul

Anda mungkin juga menyukai