Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Kimia

Nama : Dinda Ayu S. A

Kelas : XI MIPA 3
Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghitung kemolaran suatu larutan

B. DASAR TEORI

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa
berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan
basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan
menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada
jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin
dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri.

Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang
sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang
akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi
yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat.

Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi
melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan
terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna
indikator.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi
diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi
dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung
pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada
pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika
perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir
titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen
disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator.
Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.

Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi
mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang
ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis
titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7.
Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara
titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH asam.

Alat : 1. Gelas Ukur

2. Labu Erlenmeyer

3. Buret

4. Corong

5. PipetTetes

Bahan : 1. Indikator Fenolftalein


2. Larutan HCl 0,1 M
3. Larutan NaOH 0,1 M

Cara Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Masukkan cairan HCL kedalam gelas ukur sampai 10 ml.

3. Tambahkan indicator PP 3 tetes.

4. Masukkan cairan NaOH kedalam gelas kimia sebanyak 50 ml.

5. Siapkan buret, kunci buret tetapi jangan terlalu kencang atau terlalu kendor karena buret dapat
jatuh atau pecah.

6. Masukkan cairan NaOH tersebut kedalam buret samapi 50 ml.

7. Taruh tabung yang berisi HCL dibagian ujung yang berada kunci untuk mengalirkan NaOH.

8. Buka kunci perlahan biarkan NaOH memetes kedalam tabung yang berisi HCL

9. Goyangkan tabung perlahan.

10. Jika warna HCL sudah berubah menjadi pink tutup kembali kunci buret.

11. lalu liat seberapa banyak NaOH yang dikeluarkan.

12. Lakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk membandingkan.

BAB III HASIL PENGAMATAN


A. DATA HASIL PERCOBAAN

- Percobaan pertama NaOH ( sudah ditetesi indicator PP ) yang di keluarkan sebanyak 40 ml,
warna pinknya pias atau sedikit pudar.

- Percobaan kedua NaOH ( sudah ditetesi indicator PP ) yang di keluarkan sebanyak 45 ml,
warna pinknya tidak terlalu pias atau tidak pekat.

- Percobaan ketiga NaOH ( sudah di tetesi indicator PP ) yang dikeluarkan sebanyak 50 ml,
warna pinknya pekat.

B. KESIMPULAN

Indikator fenolftalein dikenal dengan indikator PP. Indikator ini berwujud cairan yang bening.
Indikator PP jika diteteskan kedalam larutan asam tidak akan menghasilkan perubahan warna (
larutan tetap jernih ). Sebaiknya, jika indikator PP diteetskan kedalam larutan basa maka larutan
akan berubah warna menjadi merah muda ( pink ). Jadi saat indikator PP diteteskan kedalam
HCL, HCL tidak berubah karena HCL bersifat asam. Sebaliknya, saat buret dibuka dan NaOH
menetesi larutan HCL tersebut warnanya berubah menjadi merah muda karena NaOH menetesi
basa. pH larutan basany adalah pH=10 setelah ditetesi indikator pp.
Foto Praktikum

Anda mungkin juga menyukai