Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Kimia SMA Medhodist-3

Praktikum Ke-14 Kelas XI.IPA-4 Semester 2


Tahun Pelajaran: 2022/2023
_________________________________________________________________________________
Judul : “Larutan Asam dan Basa”
Praktikan : Kelompok 3
Ketua : Samuel (25)
Anggota : 1) Edison Tan (3)
2) Evelyn Prakusya (7)
3) Thalia Aurelia Limberta (31)
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 19 January 2023
Tanggal Pengumpulan Laporan : 26 January 2023
_________________________________________________________________________________
I. Tujuan:
- Untuk mengukur pH larutan asam kuat dan asam lemah, kemudian menghubungkannnya dengan kekuatan asam.
- Untuk mengukur pH larutan basa kuat dan basa lemah, kemudian menghubungkannnya dengan kekuatan basa.
II. Landasan Teori:
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menggunakan bahan bahan yang bersifat asam dan basa. Asam basa
merupakan golongan zat kimia yang sangat penting bagi kehidupan. Produk-produk kebutuhan rumah tangga
dibuat dengan bahan yang mengandung asam, basa, dan garam. Akan tetapi, produk hasil teknologi yang kita
nikmati saat ini tentang manfaat dari asam dan basa tidak terlahir begitu saja, melainkan melalui tahapan
penelitian para ahli kimia dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Senyawa asam dan basa memiliki peran penting dalam proses kimia di alam. Istilah asam (acid) berasal dari kata
“acidum” yang berarti asam. Contoh, air aki mengandung asam sulfat (H2SO4). Adapun basa (alkali) berasal dari
bahasa arab al-qali yang berarti abu. Contoh, sabun yang terbuat dari natrium hidroksida (NaOH) atau kalium
permanganat (KMnO4).
Sifat yang erat kaitannya dengan asam ialah rasanya asam, rasa seperti ditusuk jarum apabila terkena kulit,
kemampuannya melarutkan sebagian besar logam, dan kemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral
karbonat lainnya. Sedangkan basa bersifat memiliki rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak ditemukan pada
sabun dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya.
Sifat asam dan basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur nilai pH nya. pH (power of
hydrogen) merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
memiliki nilai pH < 7. Larutan basa memiliki nilai pH > 7. Sedangkan larutan netral memiliki nilai pH = 7,
mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat
asam atau basa.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam ataupun basa yaitu dengan
menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa merupakan suatu zat yang dapat memberikan warna
berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Perbedaan warna yang dihasilkan indikator asam basa tersebut, dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat termasuk asam atau basa.
Suatu zat yang dilarutkan dalam air akan mengalami tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama yaitu zat tersebut
akan larut secara sempurna, kemungkinan kedua yaitu zat tersebut akan larut sebagian dan kemungkinan ketiga
ialah zat tersebut tidak larut dalam air. Banyaknya spesi yang terionisasi di dalam air dapat diketahui dengan
derajat disosiasi atau derajat ionisasi (). Sehingga derajat ionisasi dapat diartikan sebagai perbandingan jumLah
mol atau molekul zat yang terionisasi dengan banyaknya mol atau molekul zat mula-mula.
Pengertian Asam dan Basa
Secara sederhana, asam dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memiliki rasa asam dan memerahkan lakmus
biru. Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitan dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka).
Cuka merupakan larutan air dari asam asetat. Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dgn pH lebih kecil dari 7.
Sifat-sifat asam diantaranya yaitu memiliki rasa asam dan bersifat korosif sehingga dapat bereaksi dengan logam,
terutama pada jenis asam-asam kuat. Asam juga dapat menyebabkan warna kertas lakmus biru berubah menjadi
warna merah, sehingga hal tersebut dapat menjadi tanda untuk mengetahui apakah senyawa tersebut bersifat asam
atau basa. Asam-asam kuat dapat menghantarkan arus listrik pada larutan elektrolit.
Basa dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memiliki rasa pahit dan membirukan lakmus merah. Istilah alkali
(basa) berasal dari bahasa Arab al-qali, yaitu abu dari suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan
padang pasir. Basa dapat dikenali karena memiliki rasa yang pahit. Namun, tidak dianjurkan mengenali suatu basa
dengan cara mencicipinya. Karena banyak diantaranya yang bersifat korosif bahkan beracun.
Sifat-sifat basa diantaranya yaitu basa memiliki rasa pahit dan apabila terkena dalam jumlah yang lama dan banyak
dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada kulit. Senyawa basa umumnya akan terasa licin saat terkena kulit.
Basa berbanding terbalik dengan asam, yaitu dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi kertas lakmus biru.
Sama seperti halnya pada asam, basa juga dapat menghantarkan arus listrik. Basa dan asam bersifat saling
menetralkan. Jika kita ingin menetralkan larutan basa, maka dapat menggunakan larutan asam, begitu juga
sebaliknya.
Terdapat 3 teori yang digunakan dalam menentukan/mendefinisikan Asam-Basa yang masih dikenal yaitu, teori
asam basa Arrhenius, teori Bronstead-Lowry, dan teori asam basa Lewis. Para ahli kimia mendefinisikan asam
sebagai berikut:
1. Menurut Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H 3O+) ketika
dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa
untuk zat yang dapat larut dalam air saja. Selanjutnya Arrhenius kembali mengemukakan definisi asam, yang mana
asam merupakan senyawa yang apabila terurai dapat menghasilkan ion H+.
Reaksi ionisasi asam HxA dalam air sebagai berikut: HxA (aq) → xH+ (aq) + Ax- (aq)
Berdasarkan jumLah ion H+ yang dilepaskan, asam Arrhenius dibagi menjadi asam monoprotik, diprotik dan
tripotik.
Tabel contoh asam Arrhenius dan reaksi penguraiannya:
Senyawa Contoh Reaksi
HCl HCl (aq) → H (aq) + Cl- (aq)
+

Asam CH3COOH CH3COOH (aq) → H+ (aq) + CH3COO- (aq)


H2SO4 H2CO3 (aq) → 2H+ (aq) + SO42- (aq)
Berdasarkan kekuatan asam, asam dibagi menjadi asam kuat dan asam lemah yang ditentukan berdasarkan derajat
ionisasinya.
a) Asam kuat adalah elektrolit kuat, yang terionisasi sempurna. Asam kuat biasanya berupa asam anorganik: HCl,
HNO3, HClO4 dan H2SO4.
b) Asam lemah yaitu asam yang terionisasi hanya sedikit. Seperti: HF, CH3COOH, NH4+.
Menurut Arrhenius, basa merupakan senyawa yang apabila terdisosiasi menghasilkan ion OH-. Contoh senyawa
basa NaOH, KOH, Al(OH)3.
Berikut persamaan reaksi ionisasinya: M(OH)y (aq) → My+ (aq) + yOH- (aq)
Berdasarkan ion OH- yang dilepaskan pada reaksi penguraian maka basa arrhenius digolongkan menjadi basa
monohidroksi dan basa polihidroksi.
Atas dasar teori Arrhenius ini, akan terdapat dua macam basa, yakni basa yang merupakan hidroksida ionic,
contohnya Natrium hidroksida (NaOH). Selain itu, ada basa yang merupakan zat molekuler yang apabila bereaksi
dengan air akan menghasilkan ion OH-, contohnya amonia (NH3).
Kelemahan dari teori ini ialah hanya berlaku untuk larutan asam dan basa dalam air saja. Tak hanya itu, salah satu
kelemahan yang sangat nyata yaitu tentang basa lemah amonia, NH3. Menurut Arrhenius, senyawa harus memiliki
OH- jika ingin disebut basa, sedangkan NH3 tidak memiliki OH-.

2. Menurut Teori Bronsted-Lowry:


Menurut teori Bronsted-Lowry, asam merupakan donor proton (pemberi proton) dan basa merupakan aseptor
proton (penerima proton), dimana proton adalah H+. Pasangan asam-basa konjugasi merupakan salah satu
pengembangan dari definisi asam basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry, yang dapat diartikan sebagai
asam dan basa konjugasinya. Basa konjugasi dari suatu asam Bronsted yaitu spesi yang tersisa ketika terjadi
pemindahan proton (H+). Sedangkan asam konjugasi dihasilkan dari senyawa yg mampu menerima proton (H +).
Contoh dari asam dan basa dari teori ini adalah reaksi tanpa pelarut air, contohnya asam klorida dalam ammonia.
Pada teori Bronsted Lowry ini, selain asam dan basa dikenal juga senyawa atsmofer, yaitu senyawa yang dapat
bersifat sebagai asam dan juga dapat bersifat sebagai basa. Contoh dari senyawa atsmofer pada teori ini adalah air.
Air dapat bersifat asam atau basa. Keunggulan dari teori Bronsted-Lowry ini yaitu dapat menjelaskan mengenai
sifat asam dan basa pada reaksi yang reversible.
3. Menurut Teori Asam-Basa Lewis:
Pada beberapa teori asam-basa sebelumnya baik Arrhenius maupun Bronsted-Lowry, ada beberapa reaksi yang
tidak dapat dijelaskan oleh kedua teori sebelumnya, misalnya reaksi antara NH 3 dengan BF3. Pada reaksi tersebut
tidak bisa ditentukan mana senyawa yang bersifat asam maupun mana yang bersifat basa. Sehingga teori asam dan
basa disempurnakan oleh Lewis yang menyatakan bahwa asam merupakan senyawa yg dapat menerima pasangan
elektron. Contohnya seperti BF3. Sedangkan basa merupakan senyawa yang dapat memberikan pasangan electron.
Contohnya seperti NH3
III. Alat dan Bahan:
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Gelas kimia 1 Larutan HCl 10 mL
Pipet tetes 1 Larutan CH3COOH 10 mL
Gelas Ukur 1 Larutan NaOH 10 mL
Larutan NH3 10 mL
Aquades 200 mL
Indikator universal 12
Peta universal 1

IV. Prosedur Kerja


Cara Kerja Asam:
1. Sediakan gelas kimia yang bersih dan kering.
2. Ambillah 10 mL larutan HCl 0,1 M dan masukkan ke dalam gelas kimia.
3. Ukurlah pH larutan HCl tersebut dengan indikator universal dan catat hasilnya.
4. Larutan HCl tersebut di bagi dalam 2 gelas masing masing 5 mL.
5. Tambahkan aquades masing-masing 5 mL dan 45 mL sehingga didapatkan HCl 0.05 M dan 0.01 M.
6. Ukur pH masing-masing larutan HCl tersebut dengan indikator universal dan catat hasilnya.
7. Ulangi langkah no.1-6 dengan menggunakan larutan CH3COOH 0,1 M.

Cara Kerja Basa:


1. Sediakan gelas kimia yang bersih dan kering.
2. Ambillah 10 mL larutan NaOH 0,1 M dan masukkan ke dalam gelas kimia.
3. Ukurlah pH larutan tersebut dengan indikator universal dan catat hasilnya.
4. Larutan NaOH 0,1 M tersebut di bagi 2 gelas masing-masing 5 mL.
5. Tambahkan aquades massing-masing 5 mL dan 45 mL sehingga didapatkan NaOH 0,05 M dan 0,01 M.
6. Ukur pH masing-masing larutan NaOH tersebut dengan indikator universal dan catat hasilnya.
7. Ulangi langkah no.1-6 dengan menggunakan larutan NH3 0,1 M.
V. Data Pengamatan:
ASAM
Konsentrasi pH larutan
No.
larutan asam HCl CH3COOH
1. 0,1 M pH = 1 pH = 3
2. 0,05 M 1 < pH < 2 3 < pH < 4
3. 0,01 M pH = 2 pH = 3
BASA
Konsentrasi pH larutan
No.
larutan basa NaOH NH3
1. 0,1 M pH = 13 pH = 8
2. 0,05 M pH = 12 7 < pH < 8
3. 0,01 M pH = 11 pH = 7

VI. Pertanyaan dan Tugas:


1. Hitunglah pH masing-masing larutan yang di uji dengan menggunakan rumus. Kemudian bandingkan dengan
data pengamatan Anda !
a. Ka CH3COOH = 1,8 × 10-5
b. Kb NH3 = 10-5
2. Bagaimanakah hubungan pH larutan asam dan basa dengan konsentrasi ?
3. Bagaimanakah hubungan pH larutan asam dan basa dengan kuat lemahnya larutan asam dan basa ?

Jawaban:
1. a) Ka CH3COOH = 1,8 × 10-5
CH3COOH 0,1M CH3COOH 0,05M CH3COOH 0,01M
[H+] = √ Ka×Ma [H+] = √ Ka×Ma [H+] = √ Ka×Ma
[H+] = √1,8×10-5 . 0,1 [H+] = √1,8×10-5 . 0,05 [H+] = √1,8×10-5 . 0,01
[H+] = √1,8×10-6 [H+] = √0,9×10-6 [H+] = √18×10-6
[H+] = 1,34×10-3 [H+] = 0,95×10-3 [H+] = 4,24×10-4
pH = 3 - log 1,34 pH = 3 - log 0,95 pH = 4 – log 4,24
b) Kb NH3 = 10-5
NH3 0,1M NH3 0,05M NH3 0,01M
[OH-] = √ Kb×Mb [OH-] = √ Kb×Mb [OH-] = √ Kb×Mb
[OH-] = √ 10-5×0,1 [OH-] = √ 10-5×0,05 [OH-] = √ 10-5×0,01
[OH-] = √ 10-6 [OH-] = √ 0,5×10-6 [OH-] = √ 0,1×10-6
[OH-] = 10-3 [OH-] = 0,7×10-3 [OH-] = 0,3×10-3
pOH = 3 pOH = 3 – log 0,7 pOH = 3 – log 0,3
pH = 11 pH = 11 + log 0,7 pH = 11 + log 0,3

2. Hubungan antara pH dan konsentrasi adalah bahwa keduanya dapat dihitung dengan cara yang sama. Hubungan
sederhana antara pH dan konsentrasi bisa dikatakan makin besar konsentrasi asam maka makin kuat keasamannya
sehingga pH-nya makin kecil. sedangkan makin besar konsentrasi basa pH-nya makin besar.

3. Semakin tinggi pH-nya semakin kuat basanya, dan begitu pula dengan kebalikannya semakin rendah pH-nya
semakin kuat asamnya.

VII. Kesimpulan:
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator universal adalah indikator yang mempunyai warna
standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
HCl adalah asam kuat karena mempunyai pH di antara 1 dan 2, sedangkan CH3COOH adalah asam lemah karena
mempunyai pH di antara 3 dan 4
NaOH adalah basa kuat karena mempunyai pH di antara 11 dan 13, sedangkan NH3 adalah basa lemah karena
mempunyai pH di antara 7 dan 8

VIII. Daftar Pustaka:


https://www.zenius.net/blog/rumus-pengenceran-larutan
https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-matakuliahkimiadasar/kimia-dasar/856-derajat-keasaman-ph
https://www.pakarkimia.com/indikator-universal/

Anda mungkin juga menyukai