PENDAHULUAN
Senyawa asam dan basa memiliki peran penting dalam proses kimia
dialam. Istilah asam (acid) berasal dari kata “acidum” yang berarti asam.
Contoh, air aki mengandung asam sulfat (H2SO4). Adapun basa (alkali)
berasal dari bahasa arab al-qali yang berarti abu. Contoh, sabun yang terbuat
dari natrium hidroksida (NaOH) atau kalium permanganat (KMnO4) (Devita,
2020).
Sifat yang erat kaitannya dengan asam ialah rasanya asam, rasa
seperti ditusuk jarum apabila terkena kulit, kemampuannya melarutkan
sebagian besar logam, dan kemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral
karbonat lainnya. Sedangkan basa bersifat memiliki rasa pahit dan licin, sifat
dasar basa banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah
tangga lainnya. Sifat asam dan basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan
dengan mengukur nilai pH nya. pH (power of Hydrogen) merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki nilai pH < 7. Larutan basa memiliki nilai pH > 7.
Sedangkan larutan netral memiliki nilai pH = 7. Mempelajari cara menentukan
pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu
bersifat asam atau basa. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui suatu larutan bersifat asam ataupun basa yaitu dengan
menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa merupakan suatu zat
yang dapat memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa.
Perbedaan warna yang dihasilkan indikator asam basa tersebut,dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat termasuk asam atau basa
(Basuki, 2021).
Basa dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memiliki rasa pahit dan
membirukan lakmus merah. Istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-qali,
yaitu abu dari suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan
padang pasir. Basa dapat dikenali karena memiliki rasa yang pahit. Namun, tidak
dianjurkan mengenali suatu basa dengan cara mencicipinya. Karena banyak
diantaranya yang bersifat korosif bahkan beracun (Fitriah, Syafari, &
Mardani,2020).
Sifat-sifat basa diantaranya yaitu basa memiliki rasa pahit dan apabila
terkena dalam jumLah yang lama dan banyak dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada kulit. Senyawa basa umumnya akan terasa licin saat terkena kulit.
Basa berbanding terbalik dengan asam, yaitu dapat mengubah kertas lakmus
merah menjadi kertas lakmus biru. Sama seperti halnya pada asam, basa juga
dapat menghantarkan arus listrik. Basa dan asam bersifat saling menetralkan. Jika
kita ingin menetralkan larutan basa, maka dapat menggunakan larutan asam,
begitu juga sebaliknya (Basuki, 2021).
Berdasarkan kekuatan asam, asam dibagi menjadi asam kuat dan asam
lemah yang ditentukan berdasarkan derajat ionisasinya.
1) Asam kuat adalah elektrolit kuat, yang terionisasi sempurna. Asam kuat
biasanya berupa asam anorganik: HCl, HNO3, HClO4 dan H2SO4.
2) Asam lemah yaitu asam yang terionisasi hanya sedikit. Seperti: HF,
CH3COOH, NH4+.
Berdasarkan ion OH- yang dilepaskan pada reaksi penguraian maka basa
Arrhenius digolongkan menjadi basa monohidroksi dan basa polihidroksi (Devita,
2020).
Atas dasar teori Arrhenius ini, akan terdapat dua macam basa, yakni basa
yang merupakan hidroksida ionic, contohnya Natrium hidroksida (NaOH). Selain
itu, ada basa yang merupakan zat molekuler yang apabila bereaksi dengan air akan
menghasilkan ion OH-, contohnya amonia (NH3).
Kelemahan dari teori ini ialah hanya berlaku untuk larutan asam dan
basa dalam air saja. Tak hanya itu, salah satu kelemahan yang sangat nyata yaitu
tentang basa lemah amonia, NH3. Menurut Arrhenius, senyawa harus memiliki
OH- jika ingin disebut basa, sedangkan NH3 tidak memiliki OH-.
2. Menurut Teori Bronsted-Lowry
Sampel KOH
HASIL PENGAMATAN
CH3COOH
M1 = V2 . M2
2 = 50 . M2
M2 = 2/50
M2 = 25 ml
Larutan NaOH
V1. M1=V2. M2
100 . 2 = V2 . 6
V2 = 200/6
V2 = 33,3 ml
Larutan HCl
V1 . M1 = V2 . M2
0,01 . 2 = 50 . 1
0,02 = 50
= 0,02 / 50
= 2,5 ml
Larutan KOH
V1 . M1 = V2 . M2
1 . 0,01 = 4 . 100
0,01 = 400
= 0,01 / 400 = 40 ml
BAB 5
PEMBAHASAN
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam
basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam,
bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat
yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan.
Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur
pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH
kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
larutan netral memiliki pH 7. pH suatu larutan dapat ditentukan
dengan indikator pH atau dengan pH meter. Menurut penjelasan
tersebut menjelaskan tentang keseimbangan asam basa serta berbagai
macam faktor atau hal-hal yang berkaitan dengan keseimbangan asam
basa (Chandra B, 2014).
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1) pH adalah jumlah konsentrasi ion hidrogen (H+) pada larutan yang
menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki.
2) Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna
yang berbeda pada larutan asam dan basa.
3) Larutan bersifat basa memiliki range pH 8 hingga 14 sedangkan arutan
bersifat asam memiliki range pH 1 hingga 6.
6.2 SARAN
Sebaik nya menggunakan lebih banyak pereaksi dan prosedur kerjanya lebih
diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN IV
NIM : F202201216
KENDARI
2023
dilakukan pengenceran bertingkat sebanyak 5 kali dengan masing-
masing larutan NaOH 2ml Setelah itu dilakukan pengenceran
bertingkat sebanyak 5 kali didapatkan hasil pada tahap satu pHnya 6,
pada tahap dua pHnya 6, pada tahap tiga pHnya 6, pada tahap empat
pHnya 6,dan pada tahap lima pHnya 6.