Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian

Menurut Arrhenius, basa adalah semua zat yang jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan ion OH- misalnya pada senyawa natrium hidroksida
NaOH akan terurai menjadi Na+ dan OH-. basa menurut teori Bronsted
Lowry merupakan senyawa yang menjadi penerima proton serta senyawa lain
dan disebut pula sebagai akseptor proton. Perlu diingat, bahwa H2O atau air
yang memiliki sifat amfoter merupakan air yang memiliki pula sifat asam dan
basa. Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan
elektron. Basa lewis memiliki pasangan electron bebas, contohnya adalah
NH3, Cl–, maupuan ROH.
Basa adalah istilah untuk senyawa yang secara kimia cenderung
menyumbangkan sepasang elektron untuk digunakan bersama-sama dan
cenderung menerima proton. Kelompok senyawa ini merupakan pasangan dari
asam (memiliki sifat kebalikan). Senyawa basa merupakan senyawa yang
terbentuk antara suatu kation dengan anion hidroksida (OH). Senyawa
basa merupakan senyawa yang terbentuk antara suatu kation dengan anion
hidroksida (OH).
Pemberian nama basa cukup dengan menyebut nama logam, diikuti
dengan kata hidroksida. Contohnya seperti NaOH (Natrium hidroksida),
Ca(OH), (Kalsium hidroksida), KOH (Kalium hidroksida), dan lain-lain.
Berdasarkan jumlah gugus OH yang diikat, senyawa basa dikelompokkan
dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Basa monohidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH-.
Contoh: NaOH(aq), KOH(aq), dan NH4OH(aq).
b. Basa dihidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki dua gugus OH
Contoh: Ca(OH)2(aq) dan Ba(OH)2(aq).
c. Basa trihidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki tiga De gugus OH.
Contoh: Al(OH)3(aq) dan Fe(OH)3(aq).
Basa dihidroksi dan trihidroksi disebut juga basa polihidroksi, yaitu basa yang
memiliki lebih dari satu gugus OH. Apabila larutan basa bereaksi dengan
asam, maka dihasilkan senyawa garam
Fungsi Senyawa basa dalam kehidupan sehari hari:

a. Natrium Hidroksida (NaOH)

Digunakan sebagai pembersih pada saluran-saluran pipa yang tersumbat


oleh lemak/kotoran ( Anti Mampet ) dan juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun cuci.
b. Kalium Hidroksida (KOH)

Kalium Hidroksida dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun


cuci dan sabun mandi dan Biasa digunakan sebagai elektrolit pada baterai
alkali.
c. Magnesium Hidroksida (Mg(OH2))

Dapat digunakan sebagai antasid ( obat maag ).

d. Tembaga(II)Hidroksida ( Cu(OH2)
) Digunakan sebagai pigmen biru.
Dapat juga digunakan sebagai fungisida.

e. Tembaga(II)Hidroksida ( Cu(OH2)
) Digunakan sebagai pigmen biru.
Dapat juga digunakan sebagai fungisida.

f. Barium Hidroksida ( Ba(OH)2 )

Dalam skala labor banyak digunakan untuk membuat senyawa barium lain
dan juga sering digunakan untuk titrasi asam lemah.
g. Ammonium Hidroksida ( NH3 )

Digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk.


Digunakan juga sebagai bahan baku pembuatan asam nitrat.
2. Ciri – Ciri senyawa basa

 Rasanya pahit dan licin

Senyawa basa sebagian besar mempunyai rasa pahit dan getir. Jika
senyawa ini disentuh, maka akan terasa licin. Sebagaimana senyawa
asam, seseorang juga tidak boleh merasakan senyawa basa dengan
mulut, karena berbahaya.
 Kaustik.

Sifat kaustik merupakan sifat bahan kimia yang merusak kulit dan
menimbulkan iritasi. Sifat kaustik ini ada pada senyawa - senyawa
basa seperti natrium hidroksida, kalsium hidroksida, dan amonium
hidroksida. Melalui proses lebih lanjut dan dicampur dengan bahan
kimia lain maka bahan ini akan menjadi lebih aman.
 Nilai pH lebih dari 7

Larutan yang memiliki pH lebih besar dari 7 merupakan larutan basa.


Gula dan garam dapur bukan merupakan larutan asam maupun basa,
biasanya bersifat netral (pH sekitar 7). Asam nitrat dan asam klorida
merupakan larutan dengan pH kecil dari 7 (asam). Sedangkan amonia
merupakan basa sehingga pH-nya besar dari 7.
 Mengubah warna lakmus merah menjadi biru.

Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan air yang


memiliki sifat basa, maka warna kertas lakmus akan berubah menjadi
biru dalam beberapa detik.
 Dapat menghantarkan arus listrik.

Senyawa basa dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik


karena menghasilkan ion hidroksida (OH) dan sisa basa yang
bermuatan positif. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus
listrik sehingga bisa termasuk larutan elektrolit.
 Menetralkan asam

Larutan basa sering direaksikan dengan larutan asam, sehingga


senyawa yang dihasilkan menjadi netral. Larutan basa akan
menetralkan larutan asam yang membentuk air (H2)) serta garam.
 Menyebabkan pelapukan.

Karbonatasi, yakni proses yang menyebabkan bereaksinya asam


karbonat dengan basa- basa yang membentuk basa karbonat
 Korosif (dapat merusak logam)

basa secara umum tidak bereaksi dengan logam, tapi basa bisa juga
bersifat korosif dan jika mengenai kulit akan mengakibatkan luka
bakar dan merusak jaringan
 Dapat bereaksi dengan lemak dan minyak

Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan


bahan awal lemak dan basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah
reaksi penyabunan. Dalam pengertian teknis, reaksi saponifikasi
melibatkan basa (soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis trigliserid
 Rasanya Pahit

Senyawa basa mengandung ion OH- dan adanya ion OH- inilah yang
menyebabkan sabun rasanya pahit. Jadi, rasa masam dan rasa pahit ini
merupakan salah satu sifat atau ciri dari asam dan basa.
 Dapat mengemulsi minyak

Dalam istilah yang lebih sederhana, pengemulsi mengikat minyak dan


air bersama-sama. Pengemulsi juga menyatukan berbagai bahan yang
tidak dapat bercampur, mencegah pemisahan sehingga dapat
menghasilkan rasa meleleh di mulut yang lebih baik, dan pelumasan
 Dalam keadaan murni berbentuk Kristal padat
3. Macam – macam basa kuat dan lemah

a. Basa kuat adalah basa yang terionisasi secara sempurna ke dalam air.

Ketika larut dalam air, setiap molekul basa kuat akan melepaskan ion
hidroksida (OH-). Basa kuat memiliki pH yang tinggi, biasanya lebih
besar. Karena terionisasi sempurna, sehingga derajat ionisasinya
(α=1). Contohnya adalah NaOH, KOH, LiOH, dan Ba(OH)2.
Berikut ini merupakan rumus ionisasi basa kuat:

[OH-] = x . [M(OH)x]

atau,

[OH-] = valensi basa . M


Berikut adalah daftar nama basa kuat:
 Natrium hidroksida (NaOH)

 Litium hidroksida (LiOH)

 Kalium hidroksida (KOH)

 Kalsium hidroksida (Ca(OH2))

 Barium hidroksida (Ba(OH2))

 Rubidium hidroksida (RbOH)

 Sesium hidroksida (CsOH)

 Stronsium hidroksida (CsOH)

b. Basa lemah adalah larutan basa yang tidak terionisasi secara sempurna

di dalam air. Basa lemah memiliki pH sekitar delapan hingga 11.


Derajat ionisasi (0<α<1) Contoh basa lemah selain NH4OH adalah
NaHCO3, Al(OH)3, AgOH.
Berikut ini merupakan rumus ionisasi asam kuat:

[OH-] = akar dari Kb.


[M(OH)] atau,
[OH-] =[M(OH)].α

Berikut adalah contoh basa lemah:

 Amonia (NH3)

 Amonium hidroksida (NH4OH)

 Besi (II)

 hidroksida (Fe(OH)2)

 Tembaga (II)

 hidroksida (Cu(OH)2)

 Etilamin hidroksida (C2H5NH3OH)

 Metilamin hidroksida (CH3NH3OH)

 Natrium bikarbonat (NaHCO3)

 Timbal (II)

 hidroksida (Pb(OH)2)

 Seng hidroksida (Zn(OH)2)

4. Nilai Ph dan Poh

Hubungan antara PH dan POH dapat dianalogikan dengan dua orang


yang masing-masing duduk dikedua ujung sebuah papan dengan titik tumpu
di bagian tengah. Jadi dengan menggunakan pendekatan analogi tersebut,
maka individu akan lebih mudah dalam memahami konsep kimia yang
bersifat abstrak. pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang
dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen dalam
pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Larutan basa memilki
kemampuan menghasilkan ion OH– yang dinyatakan dalam nilai Power of
Hydroxide (pOH). Antara pH dan pOH memiliki hubungan yang dinyatakan
dalam persamaan pH + pOH = 14. Larutan asam memiliki rentang harga
0<pH<7 dan larutan basa memiliki rentang harga 7<pH<14. Ion-ion H+ itulah
yang berfungsi sebagai pembawa sifat asam. Dengan demikian semakin

banyak jumlah ion H + dalam air, maka semakin kuat sifat asamnya. Menurut
Arrhenius basa adalah zat-zat yang dapat memperbesar konsentrasi ion OH
dalam air. Oleh karena itu seperti halnya asam, semakin banyak jumlah ion
OH dalam air, sifat basa semakin kuat. Penjelasan-penjelasan semacam ini
merupakan definisi verbal yang biasa dipergunakan dalam menjelaskan
konsep larutan asam basa.
Contoh Soal
1. Sebanyak 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 100
mL NaOH 1 M. pH larutan hasil reaksi tersebut adalah …
a. 2 + log 4,5
b. 14
c. 13 + log 4,5
d. 13 – log 4,5
e. 1 – log 4,5

Jawaban :
Pembahasan:

Diketahui:
mol CH3COOH = 0,1 M × 100 mL = 10 mmol
mol NaOH = 1 M × 100 mL = 100 mmol

Ditanya: pH = … ?

Jawab:
Reaksikan kedua senyawa tersebut.
CH3COOH + NaOH→ CH3COONa + H2O
m: 10 mmol 100 mmol – –
b: 10 mmol 10 mmol 10 mmol
s: – 90 mmol 10 mmol

Reaksi di atas tersisa 90 mmol pereaksi basa kuat, NaOH, dan volume
total larutan adalah, 100 mL + 100 mL = 200 mL
Oleh karena itu, konsentrasi OH- dihitung dengan rumus asam basa
sederhana,
[OH-] = n × Mb
[OH-] = n × mol basa/volume total
[OH-] = 1 × 90 mmol/200 mL
[OH-] = 0,45 M atau 4,5 × 10-1

Dengan demikian diperoleh,


pOH = – log [OH-]
pOH = – log 4,5 × 10-1
pOH = 1 – log 4,5

Oleh karena pH + pOH = 14, maka:


pH = 14 – pOH
pH = 14 – (1 – log 4,5)
pH = 13 + log 4,5
Jadi, pH hasil reaksi larutan asam-basa di atas adalah 13 + log 4,5.

2. Sebanyak 100 mL larutan NH4OH 0,2 M ditambahkan ke dalam 100


mL larutan H2SO4 0,05 M. Jika diketahui Kb NH4OH = 1 × 10-5. pH
campuran yang terbentuk sebesar …
a. 5 – log 2
b. 5
c. 9 – log 2
d. 9
e. 9 + log 2

Jawaban :
Diketahui:
mol NH4OH = 0,2 M × 100 mL = 20 mmol
mol H2SO4 = 0,05 M × 100 mL = 5 mmol

Ditanya: pH = … ?
Jawab:
Tulislah reaksi kedua senyawa tersebut. Pastikan kalau reaksi yang
dituliskan setara.
2NH4OH + H2SO4 → (NH4)2SO4 + 2H2O
m 20 mmol 5 mmol – –
b 10 mmol 5 mmol 5 mmol
s 10 mmol – 5 mmol

Reaksi di atas tersisa 10 mmol pereaksi basa lemah, NH4OH, dan


garamnya (NH4)2SO4 yang terionisasi sebagai berikut.
(NH4)2SO4 → 2NH4+ + SO42-
5 mmol 10 mmol 5 mmol
Dengan demikian, pH dapat dihitung dengan rumus larutan penyangga
basa seperti ini.
𝑛𝑏
[𝑂𝐻]− = 𝐾𝑏 ×
𝑛𝑎𝑘
10 𝑚𝑚𝑜𝑙
[𝑂𝐻]− = 10−5 ×
2×5𝑚𝑚𝑜𝑙 = 10−5
Sehingga,
pOH = – log [OH-] = – log 10-5 = 5

Maka besar pH larutan adalah,


pH = 14 – 5 = 9

Jadi, pH campuran yang terbentuk sebesar 9.


3. Sebanyak 100 mL HCl 0,03 M direaksikan dengan 100 mL NaOH
0,01 M. Nilai pH larutan hasil reaksi tersebut adalah …
a. 2
b. 8
c. 4
d. 13
e. 7

Jawab:
Reaksi asam kuat dan basa kuat tidak selalu menghasilkan larutan
yang bersifat netral, bisa juga bersifat asam ataupun basa. Hal tersebut
dilihat dari jumlah mol kedua pereaksi.
Jika,
A. Jumlah mol asam yang bereaksi sama dengan mol basa, maka hasil
reaksi bersifat netral.
B. Jumlah mol asam lebih banyak daripada mol basa, maka hasil
reaksi bersifat asam.
C. Jumlah mol asam lebih sedikit daripada mol basa, maka hasil
reaksi bersifat basa.
untuk menentukan pH harus menghitung mol terlebih dahulu
Mol HCl = 0,03 M × 100 mL = 3 mmol
Mol NaOH = 0,01 M × 100 mL = 1 mmol
Kemudian, reaksikan.
HCl + NaOH → NaCl + H2O
m: 3 mmol 1 mmol – –
b: 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
s: 2 mmol – 1 mmol 1 mmol
Dari reaksi di atas, terdapat sisa 2 mmol asam kuat, sehingga larutan
bersifat asam.
Ma = 2 mmol/200 mL = 10-2
Besar pH dihitung berdasarkan konsentrasi H+ dalam larutan.
HCl→ H+ + Cl-
[H+] = n × Ma = 1 × 10-2 = 10-2
pH = – log 10-2 = 2
Jadi, besar pH larutan hasil reaksi adalah 2.

4. Sebuah senyawa Ba(OH)2 memiliki konsentrasi sebesar 2.10^-5 M.


tentukan pH dari senyawa basa tersebut!
Jawaban
[OH-] = b.M
= 2 (2.10^-5) M
= 4.10^-5
pOH = -log 4.10^-5
= 5 – log 4
Nilai pKw = 14, maka:
pH = 14 – (5 - log 4)
= 9 + log 4
Sehingga, nilai pH dari senyawa basa di atas sebesar 9 + log 4.

5. Berapakah nilai dari 100 ml larutan NaOH 0,02 M?


Jawaban
[OH-] = b . Mb
= 1 . 2.10^-2 = 2.10^-2
pOH = - log [OH-]
= - log 2.10^-2 = 2 – log 2
pH = 14 – pOH
= 14 – (2 – log 2) = 12 + log 2

Anda mungkin juga menyukai