Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH KIMIA

“ASAM BASA DAN VOLUMETRI”

Dosen Pengempu:

Dwi Feri Lutfiana, S.Farm.,Apt.

Disusun Oleh:

Paula Maulidinah (1802050231)

Prodi D III Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan

2020

Jl. Raya Plalangan Plosowahyu KM 3 Lamongan

Website: www.umla.ac.id
A. Teori-Teori Asam Basa
1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante
August Arrhenius. Menurut Arrhenius definisi dari asam dan basa, yaitu:
 Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion
H +.
Contoh: HCl, H2SO4, H2Co3
 Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion
OH−.
Contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2

Konsep asam basa Arrenius terbatas hanya pada larutan air saja,
tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fase gas, dan fase padatan
dimana tidak ada H+ dan OH−.

Kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:

 Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak
dapat menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan
reaksi tanpa pelarut.
 Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti
kation dan anion.
 Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung
hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air
untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4
tidak.
 Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH,
seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry (Bronsted Dan Lawry)
Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta bahwa
reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H +) dari satu zat ke zat
lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai
pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton.
Jadi, menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,
 Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
 Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.
kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep
yang telah disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa
tidak terbatas hanya pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat
dengan jelas menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi asam
dan basa dalam pelarut air, bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry
yaitu tidak mampu menjelaskan alasan suatu reaksi asam dengan basa
dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari yang bersifat asam ke
yang bersifat basa.
3. Teori Asam Basa Lewis

Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.


 Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
 Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron.
Contohnya : OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
 Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki
sifat basa dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang
tidak mempunyai pelarut.
 Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki
sifat basa dan asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau
pasangan elektron bebas. Contoh terdapat pada proses
pembentukan senyawa komplek.
 Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan
suatu senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam
DNA dan RNA didalamnya mengandung atom N, nitrogen, dimana
memiliki PEB atau pasangan elektron bebas.
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis
memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang
memiliki 8 ion atau oktet.
4. Teori Asam Basa Lux-Flood
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat asam
yaitu senyawa-senyawa yang menjadi akseptor ion oksida. Sedangkan
senyawa yang bersifat basa yaitu senyawa-senyawa yang menjadi
pendonor ion oksida. Contoh reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2 (pasir)
yang terjadi pada suhu tinggi. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(s)
Adapun kelebihan teori asam basa lux-flood yaitu karakterisasi
oksida logam dan non logam menggunakan sistem ini bermanfaat dalam
industri pembuatan logam.
Sedangkan kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas
hanya pada senyawa-senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini
tidak dapat menjelaskan sifat kebasaan dan keasaman suatu senyawa
yang tidak memiliki ion oksida di dalamnya.
5. Teori Asam Basa Keras Dan Lunak (Konsep HSAB)
Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan
lunaknya. Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan
lunaknya berdasarkan pada polarisabilitas unsur yang pada akhirnya
dikemukakanlah suatu prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base
(HSAB). R.G Pearson awal tahun 1960 mengusulkan bahwa asam basa
lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa lunak (soft) atau keras
(hard).
Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan Intermediet

Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet

6. Teori Asam Basa Sistem Pelarut

Asam basa sistem basa sistem pelarut dikembangkan oleh Cady


Esley. Berdasarkan teori ini, yaitu
 asam sistem pelarut yaitu spesies kimia yang bila dilarutkan dalam
pelarut tertentu dapat meningkatkan konsentrasi kation
karakteristik dari pelarut tersebut.
Contoh cairan NH4Cl dilarutkan dalam cairan NH3, maka NH4Cl
bertindak sebagia asam sistem pelarut karena dalam NH 3, cairan
NH4Cl teriosisasi menjadi NH4+ + Cl-. NH4+ inilah yang disebut kation
karakteristik pelarut (KKP).
 Sedangkan basa sistem pelarut yaitu suatu spesi kimia yang bila
dilarutkan dalam pelarut tertentu dapat meningkatkan anion
karakteristik plarut tersebut.
Contoh melarutkan kristal NaCl dalam cairan POCl2, maka NaCl
disebut anion karakteristik pelarut (AKP). Karena dalam campuran
NaCl terurai menjadi Na+ dan Cl-. Cl- inilah yang disebut AKP.
Kelebihan dari teori ini adalah sifat keasaman dan kebasaan suatu
senyawa dapat ditingkatkan karakteristiknya. Kelemahan dari teori ini
adalah tidak semua pelarut dapat atau mampu meningkatkan
karakteristik sifat keasaman ataupun kebasaan suatu senyawa.
7. Teori Asam Basa Asam Usanovich

Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak


membatasi keasaman suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen
saja, tetapi lebih umum dari teori asam basa Lewis. Teori Usanovich dapat
diringkas:

 Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan


kation untuk kemudian bergabung dengan (menerima) anion untuk
menetralkan basa menghasilkan garam.
 Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion
(elektron) untuk bergabung dengan kation atau menetralkan asam
kemudian menghasikan garam.
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah
ada sebelumnya dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus
khusus dalam reaksi asam-basa.
Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:
Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2 Na+ + SO42−(yg dipertukarkan: anion O2−)
3 (NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6 NH4+ + 2 SbS43−(yg dipertukarkan:
anion S2−)
Na (basa) + Cl (asam) → Na+ + Cl−(yg dipertukarkan: elektron)
B. JENIS-JENIS ASAM DAN BASA
a. Asam Kuat
Asam Kuat adalah Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan
Contoh asam Kuat:

 Asam sulfat (H2SO4)  Asam bromida (HBr)


 Asam klorida (HCl)  Asam iodida (HI)
 Asam nitrat (HNO3)  Asam klorat (HClO4)
b. Asam Lemah
Asam lemah adalah Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat
dilarutkan dalam air. Contoh asam lemah:

 Asam askorbat  Asam etanoat


 Asam karbonat  Asam laktat
 Asam sitrat  Asam fosfat

c. Basa Kuat
Basa Kuat adalah Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan
unsur pembentuk basa tersebut.
Contoh basa kuat:
 Litium hidroksida  Stronsium hidroksida
(LiOH) (Sr(OH)2)
 Natrium hidroksida  Rubidium hidroksida
(NaOH) (RbOH)
 Kalium hidroksida  Barium hidroksida
(KOH) (Ba(OH)2)
 Kalsium hidroksida  Magnesium hidroksida
(Ca(OH)2) (Mg(OH)2)
d. Basa Lemah
Basa Lemah adalah basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan. Contoh basa lemah:

 gas amoniak (NH3)  besi hidroksida


(Fe(OH)2)
 Hydroksilamine  Metilamin hydroxide
(NH2OH) (CH3NH3OH
 Aluminium hidroksida  Etilamin hydroxide
(Al(OH)3) (C2H5NH3OH)
 Ammonia hydroksida
(NH4OH)

C. DEVINISI ANALISA VOLUMETRI ATAU TITRIMETRI


Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan
dengan jalan mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung
dengan larutan yang dianalisis, dimana kadar dan komposisi dari sampel
ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume diketahui) yang
ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen yang ditetapkan
bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut.

Proses diatas dikenal dengan titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri


disebut juga analisa titrimetri. Dasar–dasar dari Metode analisis kuantitatif
volumetri (titrimetri), yaitu teknik analisis menggunakan titrasi. Proses
penambahan volume tertentu suatu larutan terhadap larutan yamg lain
disebut titrasi. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya adalah larutan
standar. Analit adalah larutan yang akan ditentukan konsentrasinya.

Prinsip Dasar Volumetri :

1. pencapaian reaksi titik akhir ekivalen harus berlangsung secara


stoikiometri.
2. titik ekivalen adalah titik pada saat senyawayang ditambahkan
(pentiter) telah tepat mencukupi bereaksi dengan analit.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam
satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Indikator adalah zat yang
ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya
indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik
pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi
kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan
standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada
indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis
dan larutan standar.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis
volumetrik adalah sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2.  Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan
reaksi yang kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun secara fisika.
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau
fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan.

D. JENIS-JENIS VOLUMETRI
1. Gasometri
Gasometri adalah volumetri gas dan yang diukur (kuantitatif)
adalah volume gas yang direaksikan atau hasil reaksinya.
2. Titrimetri
Titrimetri atau titrasi adalah pengukuran volume dalam larutan
yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sevolume atau
sejumlah berat zat yang akan ditentukan. Dalam setiap metode titrimetri
selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi
yang disebut titran.
3. Alkalimetri
Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar
yang bersifat basa.
4. Acidimetri
Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat yang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar
yang bersifat asam. Pada titrasi acidimetri terjadi penetralan asam basa
menurut reaksi
5. Permanganometri
Permanganometri adalah metode yang digunakan untuk
menentukan kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan
menggunakan larutan standar KMnO4 yang bersifat oksidator. Pada titrasi
permanganometri terjadi reaksi redoks. Titrasi permanganometri tidak
menggunakan indikator karena KMnO4 sudah berfungsi sebagai auto
indikator
6. Iodometri
Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan
standar I2 yang bersifat oksidator. Penambahan amylum dilakukan
menjelang TAT. Bila amylum ditambahkan lebih dahulu akan mengganggu
jalannya pengamatan pada TAT sebab I2 dapat mengikat amylum
sehingga iod amylum sukar dipisah.
7. Iodimetri
Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang bersifat
oksidator (I2) dengan menggunakan larutan standar yang bersifat
reduktor.

Anda mungkin juga menyukai