Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan
yang lebih tinggi. Sistem asam/basa berbeda dengan reaksi redoks; tak ada perubahan
bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa.
Meskipun demikian, tingkat keasaman asam kuat berbeda-beda. Berikut adalah tingkat
keasaman asam kuat dari yang paling kuat(paling asam):
Aqua Regia: campuran H2SO4 dengan HNO3
HNO3
H2SO4
Asam halida(kecuali HF) HI>HBr>HCl
Asam oksi halogen HXO4>HXO3>HXO2>HXO
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF, relatif
lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan oksidasi
tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya
terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5. Kebanyakan asam
organik merupakan asam lemah. Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya
membentuk larutan penyangga.
Rumus Kimia Asam dan Basa
Rumus Kimia Asam dan Basa – Berikut akan sedikit diuraikan mengenai rumus kimia
asam dan basa disertai beberapa contohnya masing-masing. Berbicara mengenai asam dan
basa pastinya tidak terlepas dari materi kimia baik di sekolah maupun di perguruan tinggi.
Nach untuk lebig jelasnya berikut uraiannya:
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat
berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat
kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-
benar bersih.
Sifat-sifat Asam
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit,
terutama bila asamnya asam pekat.
Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif
terhadap logam.
Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan
elektrolit.
Asam Kuat
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF, relatif
lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat berbilangan oksidasi
tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4.
Asam Lemah
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya
terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5. Kebanyakan asam
organik merupakan asam lemah. Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya
membentuk larutan penyangga.
Sifat-sifat Basa
Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari 7
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik
Menetralkan asam
Menyebabkan pelapukan
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada
kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa
tersebut.
Basa Kuat
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di
dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida dari logam
alkali dan logam alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.
Basa Lemah
Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas amonia tidak
mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion
amonium dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat
sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan
ion hidroksida.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil).
Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit
dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat
harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
2. Larutan Basa
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang
digunakan untuk basa kuat.
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada
kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa
tersebut.
Berdasarkan fakta di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teori asam-basa Arrhenius belum
bisa menjelaskan semua fenomena reaksi kimia. Oleh karena itu perlu ada teori asam-basa
yang baru yang lebih mampu menjelaskan fenomena reaksi kimia.
Menanggapi kekurangan teori asam-basa Arrhenius tersebut, pada tahun 1923, seorang ahli
dari Denmark bernama Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry dari Inggris yang bekerja
sendiri-sendiri, tetapi dalam waktu yang bersamaan mengembangkan konsep asam-basa
berdasarkan serah-terima proton (H+). Konsep asam-basa berdasarkan serah-terima proton ini
dikenal dengan konsep asam-basa Bronsted-Lowry.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai
basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
Perbandingan Konsep Asam-Basa
Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius
karena hal-hal berikut.
1. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air,
tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan
reaksi tanpa pelarut.
2. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga
dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry
dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat
asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.
Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius – Berikut ini mengenai Teori Asam dan Basa
Menurut Arrhenius. Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan
Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan.
Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada
konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH-. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa
adalah ion OH-. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami
ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx-
Jumlah ion H+, yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan
ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.
Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel di bawah:
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai
berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH-
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa
contoh basa diberikan pada tabel berikut ini:
Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.
H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42-
Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH-
Asam dan Basa Konjugasi
Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam
konjugasi. Perhatikan tabel berikut.
D. Reaksi Oksida
1. Reaksi antara oksida basa dengan asam.
Contoh:
CaO + 2 HCl ⎯⎯→ CaCl2 + H2O
2. Reaksi antara oksida asam dengan basa.
Contoh:
SO3 + 2 NaOH ⎯⎯→ Na2SO4 + H2O