Alkohol adalah senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksil (–OH). Haloalkana adalah
senyawa karbon yang mengikat atom halogen. Atom halogen ini menggantikan posisi atom
hidrogen. Eter adalah senyawa karbon yang memiliki gugus alkoksi (–O–). Berikut beberapa
struktur senyawa alkohol, haloalkana, dan eter.
Gugus fungsi yang dimiliki keton dan aldehid dinamakan gugus karbonil, yaitu gugus fungsi
yang terdiri atas atom oksigen yang berikatan rangkap dengan atom karbon. Jika gugus
karbonil tersebut diapit oleh dua atau lebih atom karbon, senyawa karbon tersebut dinamakan
keton. Jika gugus karbonil terletak di ujung rantai karbon, senyawa karbon seperti ini disebut
aldehid.
Asam karboksilat dan ester juga memiliki gugus karbonil. Perbedaannya dengan keton dan
aldehid adalah atom oksigen yang diikatnya berjumlah dua. Satu atom oksigen berikatan
ganda dengan atom karbon, sedangkan satunya berikatan tunggal dengan atom karbon. Atom
oksigen yang berikatan tunggal dengan atom karbon, berikatan juga dengan atom hidrogen
(untuk asam karboksilat), dan berikatan dengan gugus alkil (untuk ester). Perhatikan struktur
asam karboksilat dan ester berikut.
Pengertian, Tata Nama, Contoh Soal dan Kegunaan Haloalkana
Pengertian Haloalkana
Haloalkana adalah senyawa turunan alkana yang satu atom hidrogennya digantikan oleh
atom unsur halogen.
1. Periksa jenis ikatannya. Jika memiliki ikatan tunggal dan mengandung salah
satu atom halogen, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa haloalkana.
3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga atom halogen terikat
pada atom C yang paling kecil.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
6. Tuliskan nomor cabang, diikuti tanda (–), nama atom halogen yang
menyambung dengan nama rantai lurus.
Contoh:
Pada struktur senyawa haloalkana, atom H pada senyawa alkana di atas
Berikut ini beberapa atom halogen beserta nama atom dan penamaannya dalam senyawa
haloalkana:
Atom Halogen I , nama Atom Iodin , penamaan dalam Haloalkana adalah Iodo
Jawab:
Penomoran rantai:
Penomoran rantai:
bromometana propanol
Kegunaan Haloalkana
Haloalkana digunakan sebagai pelarut, contohnya karbon tetraklorida (CCl 4) dan kloroform
(CHCl3). Senyawa haloalkana lainnya dapat digunakan sebagai insektisida, tetapi saat ini
sudah tidak digunakan lagi karena memiliki efek negatif terhadap kesehatan.
Baca juga:
Senyawa Amina – Salah satu golongan penting lainnya dari senyawa karbon yang serupa
dengan eter atau alkohol yaitu senyawa amina. Di antara sejumlah golongan senyawa organik
yang memiliki sifat basa, yang terpenting adalah amina. Di samping itu sejumlah amina
memiliki keaktifan faali (fisiologis), misalnya efedrina berkhasiat sebagai peluruh dahak,
meskalina yang dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi, dan amfetamina yang
mempunyai efek stimulant. Kelompok senyawa alkaloid yang berasal dari tumbuhan secara
kimia juga merupakan bagian dari golongan basa organik amina.
Senyawa Amina
Perlu dipahami bahwa senyawa amina merupakan senyawa Karbon mengandung Nitrogen.
Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi
bukan gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah
karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
Namun untuk beberapa jenis amina akan memiliki rumus yang berbeda dengan rumus umum
senyawa amina.
1.
2.
3. Untuk amina primer (R-NH2) yang merupakan gugus fungsi yang namanya
diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh:
CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan, maka posisi berikatan juga diberi
imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2-propanamina.
Imbuhan di depan adalah "amino-".
4. Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang
akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama utama amina
tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus yang
berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N: CH3NHCH2CH3 disebut
dengan N-methiletanamida.
5. Untuk amina tersier (R-NR-R) juga dinamai mirip:
CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-etil-N-metilpropanamida. Juga, nama
gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.
Tata nama trivial untuk ketiga senyawa tersebut diturunkan dari nama gugus alkilnya.
Contoh:
Penataan nama secara sistematis (IUPAC), amina primer diturunkan dari alkana dengan
menambahkan kata –amino. Nomor atom karbon terkecil diberikan kepada atom karbon yang
mengikat gugus –NH2.
Contoh:
Senyawa amina dianggap turunan dari amonia sehingga sifat-sifatnya ada kemiripan dengan
amonia. Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H +) membentuk garam
amonium. Misalnya, trimetilamina bereaksi dengan asam membentuk kation
trimetilamonium.
(CH3)3N + H+→(CH3)3NH+
Garam dari trimetilamonium lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat. Reaksinya
dapat digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air. Garam amonium dari
senyawa amina berperan penting dalam obat-obatan yang tergolong daftar G (psikotropika).
Misalnya, kokain dipasarkan berupa garam hidroklorida berbentuk kristal padat berwarna
putih. Obat batuk de tromethorphan hidrobromine dibuat dalam bentuk garam amonium
bromida.
Pada panel counter farmasi biasanya disediakan sampel garam amonium dari amina yang
digunakan untuk meyakinkan bahwa obat-obatan tersebut larut dalam air.
Sifat-Sifat Amina
Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang
mudah menguap. Pada umumnya mempunyai bau seperti amonia.
Amina sekunder dan tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya
lebih rendah daripada amina primer.
Fenilamina sedikit larut di dalam air, sedangkan amina primer yang lebih
rendah larut dalam air.
Beberapa sifat fisika amina ditunjukkan pada tabel Titik Didih dan Kelarutan dalam Air
Senyawa Amina berikut:
Alkanol atau Alkohol – Dalam senyawa karbon turunan alkana dimana dikenal senyawa
yang biasanya disebut dengan alkohol dan eter. Alkohol dan eter merupakan isomer, karena
memiliki rumus molekul yang sama yaitu CnH2n+2O. Namun kali ini kami ingin berbagi
penjelasan khusus mengenai senyawa alkohol. Alkohol yang dikenal dalam kehidupan
sehari-hari misalnya etanol yang merupakan salah satu anggota deret homolog alkohol.
Alkohol merupakan golongan senyawa dengan rumus umum R – OH, di mana R adalah alkil
(R = CnH2n+1). Dengan demikian alkohol dapat dianggap sebagai turunan dari alkana (R – H)
di mana 1 atom H nya diganti dengan gugus – OH.
Alkanol
Oleh karena alkohol dianggap sebagai turunan dari alkana, maka alkohol diberi nama seperti
alkana, hanya akhiran ana diganti dengan akhiran anol. Sehingga alkohol disebut juga
dengan Alkanol. Jadi dalam pembahasan ini alkohol yang dimaksud sama dengan Alkanol.
Menyebutkan nomor atom C yang mengikat OH kemudian nama alkanol (pengertian nomor
dimulai dari atom C yang dekat dengan – OH).
Contoh:
b) Alkohol/Alkanol yang bercabang diberi nama dengan cara:
Menyebutkan nomor cabang, nama cabang, letak OH, dan nama alkanol rantai utama (atom C
yang mengikat OH diberi nomor serendah mungkin).
Contoh:
Jenis-Jenis Alkohol/Alkanol
Berdasarkan letak gugus – OH, alkohol dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:
a) Alkohol/Alkanol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom C primer (atom C yang
terikat pada satu atom C lain).
b) Alkohol/Alkanol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom C sekunder.
Contoh:
c) Alkohol/Alkanol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom tersier.
Contoh:
Gugus fungsional alkohol (– OH) dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan logam
natrium yang menghasilkan gas hidrogen.
Isomer Alkohol/Alkanol
Di kelas X, Anda telah mempelajari isomer rangka pada alkana, alkena, dan alkuna serta
isomer geometri pada alkena (Jika sahabat dapat mempelarinya kembali). Alkohol selain
memiliki isomer rangka juga memiliki isomer posisi dan isomer fungsi. Isomer fungsi, yaitu
isomer yang disebabkan karena perbedaan posisi/letak gugus fungsi.
Contoh:
Isomer fungsi adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan gugus fungsi.
Selain isomer-isomer di atas, alkohol sekunder yang mengandung atom C asimetris (atom C
kiral) menunjukkan keisomeran optis. Atom C asimetris adalah atom C yang mengikat empat
atom atau gugus yang berbeda.
Contoh:
Keisomeran optis berkaitan dengan sifat optis. Senyawa yang memiliki isomer optis dapat
memutar bidang polarisasi cahaya dan disebut senyawa optis aktif. Senyawa yang
mengandung 1 atom C kiral (misalnya 2 butanol) mempunyai 2 bentuk konfigurasi di mana
bentuk yang satu merupakan bayang cermin dari yang lain. Dua isomer yang merupakan
bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut enantiomer. Apabila berkas cahaya
terpolarisasi dilewatkan melalui larutan yang mengandung enantiomer 2 butanol, bidang
polarisasi akan terputar 13,52° ke kanan dan satu lagi memutar 13,52° ke kiri.
Sifat-Sifat Alkohol/Alkanol
a) Sifat Fisika
1. Mempunyai titik didih lebih tinggi dari eter. Hal ini disebabkan antara molekul
alkohol terjadi ikatan hidrogen.
2. Metanol, etanol, dan propanol mudah larut, alkohol lainnya hanya sedikit
larut.
b) Sifat Kimia
(1) Dapat bereaksi dengan logam (Na, K, Mg, Al) melepas H2.
Contoh: CH3 – CH2 – OH + Na → CH3 – CH2 – ONa + 1/2 H2
Alkanol atau Alkohol – Dalam senyawa karbon turunan alkana dimana dikenal senyawa
yang biasanya disebut dengan alkohol dan eter. Alkohol dan eter merupakan isomer, karena
memiliki rumus molekul yang sama yaitu CnH2n+2O. Namun kali ini kami ingin berbagi
penjelasan khusus mengenai senyawa alkohol. Alkohol yang dikenal dalam kehidupan
sehari-hari misalnya etanol yang merupakan salah satu anggota deret homolog alkohol.
Alkohol merupakan golongan senyawa dengan rumus umum R – OH, di mana R adalah alkil
(R = CnH2n+1). Dengan demikian alkohol dapat dianggap sebagai turunan dari alkana (R – H)
di mana 1 atom H nya diganti dengan gugus – OH.
Alkanol
Oleh karena alkohol dianggap sebagai turunan dari alkana, maka alkohol diberi nama seperti
alkana, hanya akhiran ana diganti dengan akhiran anol. Sehingga alkohol disebut juga
dengan Alkanol. Jadi dalam pembahasan ini alkohol yang dimaksud sama dengan Alkanol.
Contoh:
Menyebutkan nomor cabang, nama cabang, letak OH, dan nama alkanol rantai utama (atom C
yang mengikat OH diberi nomor serendah mungkin).
Contoh:
Jenis-Jenis Alkohol/Alkanol
Berdasarkan letak gugus – OH, alkohol dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:
a) Alkohol/Alkanol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom C primer (atom C yang
terikat pada satu atom C lain).
Contoh: CH3 – CH2 – OH dan CH3 – CH2 – CH2 – OH
b) Alkohol/Alkanol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom C sekunder.
Contoh:
c) Alkohol/Alkanol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom tersier.
Contoh:
Gugus fungsional alkohol (– OH) dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan logam
natrium yang menghasilkan gas hidrogen.
Isomer Alkohol/Alkanol
Di kelas X, Anda telah mempelajari isomer rangka pada alkana, alkena, dan alkuna serta
isomer geometri pada alkena (Jika sahabat dapat mempelarinya kembali). Alkohol selain
memiliki isomer rangka juga memiliki isomer posisi dan isomer fungsi. Isomer fungsi, yaitu
isomer yang disebabkan karena perbedaan posisi/letak gugus fungsi.
Contoh:
Isomer fungsi adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan gugus fungsi.
Selain isomer-isomer di atas, alkohol sekunder yang mengandung atom C asimetris (atom C
kiral) menunjukkan keisomeran optis. Atom C asimetris adalah atom C yang mengikat empat
atom atau gugus yang berbeda.
Contoh:
Keisomeran optis berkaitan dengan sifat optis. Senyawa yang memiliki isomer optis dapat
memutar bidang polarisasi cahaya dan disebut senyawa optis aktif. Senyawa yang
mengandung 1 atom C kiral (misalnya 2 butanol) mempunyai 2 bentuk konfigurasi di mana
bentuk yang satu merupakan bayang cermin dari yang lain. Dua isomer yang merupakan
bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut enantiomer. Apabila berkas cahaya
terpolarisasi dilewatkan melalui larutan yang mengandung enantiomer 2 butanol, bidang
polarisasi akan terputar 13,52° ke kanan dan satu lagi memutar 13,52° ke kiri.
Sifat-Sifat Alkohol/Alkanol
a) Sifat Fisika
1. Mempunyai titik didih lebih tinggi dari eter. Hal ini disebabkan antara molekul
alkohol terjadi ikatan hidrogen.
2. Metanol, etanol, dan propanol mudah larut, alkohol lainnya hanya sedikit
larut.
b) Sifat Kimia
(1) Dapat bereaksi dengan logam (Na, K, Mg, Al) melepas H2.
Secara umum:
(3) Dapat bereaksi dengan PX3, PX5, atau SOX2 membentuk alkil halida. (R – X)
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Reaksi oksidasi alkohol ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder,
dan tersier selain dengan reaksi Lucas (Reaksi antara alkohol dengan HCl).
Polialkohol
Polialkohol/alkohol polivalen adalah alkohol yang memiliki lebih dari satu gugus – OH.
Contoh:
Pembuatan Alkohol/Alkanol
a) Metanol (CH3OH)
Metanol dibuat dengan cara hidrogenasi gas CO pada suhu 400°C dan tekanan 200 atm
dengan katalisator Cr2O3 atau ZnO.
b) Etanol (C2H5OH)
Dalam bidang industri, etanol dibuat dengan fermentasi tetes tebu yaitu cairan gula yang
tidak mengkristal/menghablur menjadi gula. Untuk memperoleh etanol pekat dilakukan
destilasi/penyulingan.
2. Metanol digunakan untuk pelarut dan bahan pembuat ester, serta bahan bakar
alternatif.
Di samping kegunaan metanol, terdapat dampak dari penggunaan metanol, yaitu sangat
beracun. Keracunan metanol dapat melalui pernapasan (menghirup uapnya) dan dapat
melalui kulit.
b) Etanol
Etanol digunakan sebagai pelarut, desinfektan, bahan pembuatan ester dan sebagai bahan
bakar (di Brasil telah banyak kendaraan dengan bahan bakar etanol). Minuman beralkohol
menimbulkan dampak negatif antara lain metanol menyebabkan mabuk dan mengantuk
karena menekan aktivitas otak. Selain itu etanol bersifat adiktif yaitu menyebabkan
kecanduan atau ketagihan, sehingga bila minum minuman beralkohol sulit untuk
meninggalkan, padahal minum minuman beralkohol dilarang oleh agama dan pemerintah.
c) Glikol
Pada negara atau daerah bermusim dingin, glikol digunakan untuk zat anti beku pada radiator
mobil. Glikol juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri serat sintesis dan pelarut.
d) Gliserol
Gliserol digunakan untuk pelarut obat-obatan, dan bahan pembuatan gliserol trinitrat yaitu
suatu bahan peledak.
Tata Nama Alkohol Rantai Lurus – Berikut ini penjelasan materi kimia khusus Tata Nama
Alkohol Rantai Lurus. Sebagaimana perbedaan yang paling jelas antara alkana dan alkohol
adalah jenis gugus fungsinya. Senyawa alkohol memiliki gugus fungsi –OH dengan rumus
umum CnH2n+2O. Berdasarkan rumus tersebut, kita dapat mengetahui rumus kimia suatu
alkohol dengan cara menghitung jumlah atom C-nya. Tabel berikut memperlihatkan rumus
kimia beberapa senyawa alkohol.
Gugus hidroksil pada senyawa alkohol menggantikan posisi 1 atom H pada senyawa alkana.
Oleh karena gugus fungsi –OH menggantikan posisi 1 atom H maka penamaan alkohol
dilakukan dengan cara mengganti akhiran -ana menjadi -nol. Jadi, CH 3OH memiliki nama
metanol, sedangkan C2H5OH memiliki nama etanol [Lihat Rumus Kimia Etanol].
Aturan tersebut hanya berlaku jika jumlah atom karbon pada senyawa alkohol tidak lebih dari
2. Bagaimanakah jika jumlah atom karbon pada senyawa alkohol lebih dari 2? Senyawa
alkohol yang mengandung lebih dari 2 atom karbon akan memiliki struktur kimia lebih dari
satu. Misalnya, senyawa alkohol dengan rumus kimia C3H7OH memiliki dua struktur
kimia. Perhatikanlah gambar berikut.
Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua struktur senyawa alkohol tersebut
hanya berbeda pada posisi gugus –OH. Apa nama kedua senyawa alkohol tersebut? Berikut
langkah-langkah penamaan senyawa alkohol.
1. Periksalah jenis gugus fungsinya. Jika memiliki gugus –OH, berarti senyawa
tersebut merupakan senyawa alkohol.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Jika jumlahnya tidak lebih dari dua, tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom
C-nya dan diakhiri dengan akhiran -nol.
4. Jika jumlahnya lebih dari dua, beri nomor pada rantai karbon sedemikian rupa
sehingga gugus –H menempel pada atom C yang paling kecil. Kemudian,
tuliskan nomor, diikuti nama awalan berdasarkan jumlah atom C-nya, dan
diakhiri dengan akhiran -nol.
Berdasarkan aturan tersebut, nama senyawa-senyawa alkohol dengan rumus kimia C 3H7OH
adalah
a. Dari struktur kimianya, dapat diketahui bahwa senyawa alkohol ini memiliki 4 atom C dan
gugus –OH-nya berada pada atom C nomor 1 sehingga namanya adalah 1-butanol.
b. Dari struktur kimianya, dapat diketahui bahwa senyawa alkohol ini memiliki 6 atom C dan
gugus –OH-nya berada pada atom C nomor 3 sehingga namanya adalah 3-heksanol.
c. Dari struktur kimianya, dapat diketahui bahwa senyawa alkohol ini memiliki 7 atom C dan
gugus –OH-nya berada pada atom C nomor 2 sehingga namanya adalah 2-heptanol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai lurus yang terdiri atas 4 atom C, gugus –OH, dan gugus
metilnya berada pada atom C nomor 2 sehingga namanya adalah 2-metil-2-butanol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai lurus yang terdiri atas 6 atom C, gugus –OH berada pada
atom C nomor 3, sedangkan gugus metilnya berada pada atom C nomor 4 sehingga namanya
adalah 4-metil-3-heksanol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai lurus yang terdiri atas 7 atom C, gugus –OH berada pada
atom C nomor 2, sedangkan gugus metilnya berada pada atom C nomor 4 sehingga namanya
adalah 4-metil-2-heptanol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai lurus yang terdiri atas 5 atom C dan gugus –OH berada
pada atom C nomor 2. Rantai cabangnya berjumlah 3 buah, yaitu 2 gugus metil yang berada
pada atom C nomor 2 dan 4 serta gugus etil yang berada pada atom C nomor 3 sehingga
namanya adalah 3-etil-2,4-dimetil-2-pentanol.
Tata Penamaan Trivial atau Nama Lazim pada Senyawa Alkohol Beserta Contohnya –
Setelah sebelumnya dijelaskan tentang Tata Nama Alkohol Rantai Lurus, dan Tata Nama
Alkohol Rantai Bercabang Beserta Contohnya. Tata nama alkohol yang telah diuraikan
merupakan nama IUPAC. Selain nama IUPAC, alkohol juga memiliki nama trivial (nama
lazim). Berikut penjelasan mengenai Tata Penamaan Trivial atau Nama Lazim pada
Senyawa Alkohol:
Contoh Tata Penamaan Trivial atau Nama Lazim pada Senyawa Alkohol
1. Tentukanlah nama trivial senyawa alkohol berikut.
Jawab:
Senyawa alkohol ini memiliki rantai alkil yang terdiri atas 1 atom C (metil) sehingga nama
trivialnya adalah metil alkohol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai alkil yang terdiri atas 2 atom C (etil) sehingga nama
trivialnya adalah etil alkohol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai alkil lurus yang terdiri atas 3 atom C (propil) sehingga
nama trivialnya adalah propil alkohol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai alkil bercabang dengan nama isopropil sehingga nama
trivialnya adalah isopropil alkohol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai alkil bercabang dengan nama isobutil sehingga nama
trivialnya adalah isobutil alkohol.
Senyawa alkohol ini memiliki rantai alkil bercabang dengan nama sek-butil sehingga nama
trivialnya adalah sek-butil alkohol.
Tata Nama Alkohol Rantai Lurus – Berikut ini penjelasan materi kimia khusus Tata Nama
Alkohol Rantai Lurus. Sebagaimana perbedaan yang paling jelas antara alkana dan alkohol
adalah jenis gugus fungsinya. Senyawa alkohol memiliki gugus fungsi –OH dengan rumus
umum CnH2n+2O. Berdasarkan rumus tersebut, kita dapat mengetahui rumus kimia suatu
alkohol dengan cara menghitung jumlah atom C-nya. Tabel berikut memperlihatkan rumus
kimia beberapa senyawa alkohol.
Gugus hidroksil pada senyawa alkohol menggantikan posisi 1 atom H pada senyawa alkana.
Oleh karena gugus fungsi –OH menggantikan posisi 1 atom H maka penamaan alkohol
dilakukan dengan cara mengganti akhiran -ana menjadi -nol. Jadi, CH 3OH memiliki nama
metanol, sedangkan C2H5OH memiliki nama etanol [Lihat Rumus Kimia Etanol].
Aturan tersebut hanya berlaku jika jumlah atom karbon pada senyawa alkohol tidak lebih dari
2. Bagaimanakah jika jumlah atom karbon pada senyawa alkohol lebih dari 2? Senyawa
alkohol yang mengandung lebih dari 2 atom karbon akan memiliki struktur kimia lebih dari
satu. Misalnya, senyawa alkohol dengan rumus kimia C3H7OH memiliki dua struktur
kimia. Perhatikanlah gambar berikut.
Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua struktur senyawa alkohol tersebut
hanya berbeda pada posisi gugus –OH. Apa nama kedua senyawa alkohol tersebut? Berikut
langkah-langkah penamaan senyawa alkohol.
1. Periksalah jenis gugus fungsinya. Jika memiliki gugus –OH, berarti senyawa
tersebut merupakan senyawa alkohol.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Jika jumlahnya tidak lebih dari dua, tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom
C-nya dan diakhiri dengan akhiran -nol.
4. Jika jumlahnya lebih dari dua, beri nomor pada rantai karbon sedemikian rupa
sehingga gugus –H menempel pada atom C yang paling kecil. Kemudian,
tuliskan nomor, diikuti nama awalan berdasarkan jumlah atom C-nya, dan
diakhiri dengan akhiran -nol.
Berdasarkan aturan tersebut, nama senyawa-senyawa alkohol dengan rumus kimia C 3H7OH
adalah
Contoh Soal Tata Nama Alkohol Rantai Lurus
a. Dari struktur kimianya, dapat diketahui bahwa senyawa alkohol ini memiliki 4 atom C dan
gugus –OH-nya berada pada atom C nomor 1 sehingga namanya adalah 1-butanol.
b. Dari struktur kimianya, dapat diketahui bahwa senyawa alkohol ini memiliki 6 atom C dan
gugus –OH-nya berada pada atom C nomor 3 sehingga namanya adalah 3-heksanol.
c. Dari struktur kimianya, dapat diketahui bahwa senyawa alkohol ini memiliki 7 atom C dan
gugus –OH-nya berada pada atom C nomor 2 sehingga namanya adalah 2-heptanol.
Berdasarkan rumus tersebut, kita dapat mengetahui rumus kimia suatu eter dengan cara
menghitung jumlah atom C-nya. Tabel berikut memperlihatkan rumus kimia beberapa
senyawa eter.
Dari rumus umum eter, dapatkah Anda menentukan struktur kimia dan tata namanya?
Struktur kimia eter adalah R – O – R. R adalah gugus alkil. Adapun tata cara memberi nama
eter secara IUPAC adalah sebagai berikut.
Selain nama IUPAC, eter juga memiliki nama trivial. Cara menentukan nama trivial eter
cukup mudah. Tentukanlah nama alkil setiap rantai karbon. Tuliskan secara berurut dari nama
alkil terkecil dan diikuti kata eter. Jika ada nama alkil yang sama, di depan nama alkil
tersebut ditambahkan awalan di (2).
a. Senyawa eter ini memiliki dua rantai alkil yang jumlah atom C-nya sama, yakni 2 (etil).
Jadi, nama trivialnya adalah dietil eter.
b. Senyawa eter ini memiliki dua rantai alkil yang jumlah atom C-nya berbeda, yakni 2 (etil)
dan 3 (propil). Jadi, nama trivialnya adalah etil propil eter.
c. Senyawa eter ini memiliki dua rantai alkil yang jumlah atom C-nya berbeda, yakni 2 (etil)
dan 3 (isopropil). Jadi, nama trivialnya adalah etil isopropil eter.