Anda di halaman 1dari 20

MODUL ASAM BASA

Disusun oleh :

Desy Lisdawaty Sinaga (1716150010)

Viskia Makrist (1816150023)

Dikky (1916150007)

Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Indonesia

Tahun Ajaran 2019/2020

Jakarta
PENDAHULUAN

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa
saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam
buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.

A. Pengertian Asam
Pengertian Asam adalah Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam yaitu suatu zat yang bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
1. Ciri-ciri Asam
Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin acidus yang berarti mempunyai
rasa asam. Salah satu definisi asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen (H+). Secara umum asam memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
 Rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya)
 Derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7)
 Terasa menyengat jika disentuh, terutama asam kuat
 Reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula merusak
jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kayu atau kertas jika
konsentrasinya tinggi)
 Merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
2. Sifat Asam
a. Mempunyai rasa asam
b. Mengubah lakmus biru menjadi merah
c. Bersifat korosif, dapat melarutkan berbagai logam
d. Dapat melarutkan batu kapur menghasilkan gas karbon dioksida.

Hujan Asam
Air hujan yang pH- nya kurang dari 5,6 disebut hujan asam.
Hujan asam terjadi karena udara tercemar oleh oksida-oksida yang bersifat
asam khususnya oksida belerang (SO2) dan (SO3), oksida nitrogen (NO2) oksida
belerang berasal dari bahan pembakaran fosil, dan oksida nitrogen berasal dari asap
kendaraan bermontor dan asap industri.

Kerugian yang dapat ditumbulkan oleh hujan asam adalah :


1. Merusak tumbuhan, karena hujan asam dapat mengubah pH tanah.
2. Mengurangi kesuburan tanah, karena air hujan asam dapat membilas unsure hara
dalam tanah.
3. Mematikan biota air, karena air hujan asam dapat mengubah pH air
4. Merusak bangunan, khususnya yang terbuat dari logam dan batu pualam.

B. Pengertian Basa
Basa ialah zat(senyawa) yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang
disebut garam. Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara
kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa
pahit dan licin.
1. Ciri-ciri Basa
Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Salah satu definisi basa
adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH–).
Secara umum basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. Rasa pahit jika dicicipi
b. Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
c. Tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7)
d. Terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya)
e. Memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi
f. Dapat mengemulsi minyak
g. Merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik

2. Sifat Basa
Beberapa sifat basa sebagai berikut :
a. Rasanya pahit
b. Mengubah lakmus merah menjadi biru
c. Bereaksi dengan lemak membentuk sabun.
d. Menetralkan sifat asam
e. Bersifat korosif, khususnya basa kuat.

Basa dalam kehidupan sehari-hari


 soda api (natrium hidroksida, NaOh), berfungsi untuk :
 Melarutkan lemak dan minyak
 membersihkan oven
 menghancurkan seloluse
 Kalsium hidroksida atau kapur (Ca(OH)
 Amonia ( larutan NH3) digunakan secagai pembersih kaca.

C. Pengertian Garam
Dalam ilmu kimia, garam ialah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan
ion negatif (anion), sehingga akan membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil sebuah reaksi asam dan basa.
Ciri-ciri Garam
Apabila larutan asam dengan larutan basa direaksikan, maka ion H+ (dari asam) akan
bereaksi dengan ion OH– (dari basa) membentuk air. Reaksi antara asam dan basa ini
disebut reaksi penetralan (netralisasi) jika jumlah zat asam sama dengan jumlah zat
basa. Disebut demikian karena selain air, dihasilkan pula suatu zat yang bersifat netral
yaitu garam, jika jumlah asam dan jumlah basanya mempunyai perbandingan yang
sama. Reaksi ini juga di kenal dengan reaksi penggaraman karena menghasilkan
garam.

Garam terdapat dalam bentuk garam netral, garam basa dan garam asam. Umumnya
garam mudah larut dalam air, merupakan padatan pada suhu kamar (25oC),
merupakan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik, memiliki titik didih
dan titik leleh yang tinggi.

Sifat Garam
Garam dapat dibuat dengan mereaksikan suatu logam dengan asam kuat yang encer
atau mereaksikan antara asam dengan basa., reaksi asam dengan basa disebut reaksi
netralisasi.

Contoh reaksi netralisasi :


Asam klorida + natrium hidroksida Natrium klorida + air
Asam sulfat + Kalium klorida Kalsium sulfat + air
Asam nitrat + Lithium hidroksida Lithium nitrat + air
Asam klorida + Kalsium hidroksida Kalsium klorida + air

Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut garam. Contoh garam dapur
(NaCL) yang terbentuk dari reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida.

Contoh garam yang ada pada kehidupan kita sehari-hari :


 Natrium klorida (NaCL) yang disebut garam dapur
 Magnesium sulfat (MgSO4) yang disebut garam inggris sebagai abat pencuci
perut.
 Kalsium karbonat (CaCO3) merupakan senyawa dalam batu kapur, marmer atau
batu pualam.
 Natrium karbonat (Na2CO3) yang disebut soda pencuci
 Aluminium solfaf ( Al2(SO4) ), untuk penjernihan air
Natrium stearat ( NaC17H35COO ), bahan sabun mandi

D. Teori Asam, Basa Menurut beberapa Ahli


1. Teori Asam dan basa Menurut Arrhenius
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam
larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung
pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam adalah zat
yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH-. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa
sifat basa adalah ion OH-. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air
mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ xH+ + Zx-
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion
sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel dibawah.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut.

M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH-


Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa. Beberapa contoh basa diberikan pada table dibawah ini :

Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.

H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42-

Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH-

Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai:

H2O(l) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + OH-(aq)

 Harga tetapan air adalah:

 Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH- sangat kecil dibandingkan
dengan konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi H2O dapat dianggap tetap,
maka harga K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan kesetimbangan air atau ditulis Kw.

E. Kekuatan Asam dan Basa


1. Kekuatan Asam
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion–ion H+ yang dihasilkan oleh
senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang
dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

 Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A- (aq)

 Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi
kesetimbangan. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+ (aq) + A- (aq)
Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan,
akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran
kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas,
karena pada asam lemah [H+] = [A–], maka persamaan di atas dapat diubah
menjadi:
2. Kekuatan Basa
 Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH– yang dihasilkan oleh
senyawa basa dalam larutannya.
 Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga
dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
 Basa Kuat
a) Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi
berkesudahan.
b) Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH-(aq)
 Basa Lemah
a) Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya.
b) Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.
c) Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai
berikut.
M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) + OH-(aq)

d) Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan,
akibatnya Kb bertambah besar.
e) Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar
Kb makin kuat basa.
f) Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH-], maka
persamaan di atas dapat diubah menjadi:

F. Indikator Asam Basa


Cara untuk mengetahui apakah suatu zat tergolong asam atau basa adalah
menggunakan indikator. Indikator adalah merupakan zat yang dapat berupah warna bila
dimasukkan kedalam senyawa asam atau basa. Indikatar dapat berupa kertas atau larutan,
indicator berupa kertas adalah kertas lakmus.
Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus berwarna merah dan lakmus berwarna
biru. Cara pemakaiannya adalah kertas lakmus dimasukkan kedalam senyawa, kemudian
dilihat perubahan warna. Suatu senyawa tergolong asam bila kertas lakmus biru berubah
warna menjadi merah, tetapi kertas lakmus merah tidak berubah warna.. sementara kalau
senyawa golongan basa bila kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, tetapi
kertas lakmus biru tidak berubah warna. Bila senyawa tidak mengubah warna kertas
lakmus digolongkan bukan senyawa asam atau basa atau senyawa netral
Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam,
basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat
menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.
1. Indikator dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat
netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna
biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
2. Indikator Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami
Percobaan yang telah kamu lakukan adalah mengidentifikasi suatu larutan
bersifat asam, basa atau netral dengan menggunakan kertas lakmus. Adakah cara lain
untuk mengidentifikasi suatu larutan? Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan
sendiri di rumah, yaitu dengan menggunakan indikator alami.
Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga,
kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa.
Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam
larutan asam basa.

Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur
dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika
ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa,
maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat
kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru
kehitaman.

Contoh Asam, Basa dan Garam


1. Contoh Asam
Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan
asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam
mineral.
Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya
bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah
jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan
asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam
seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan
hewan.
Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah
asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil
dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan
asam lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan
ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin
banyak ion H+ yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.
 Asam asetat, terdapat pada larutan cuka
 Asam askorbat, terdapat pada jeruk, tomat, sayuran
 Asam sitrat, terdapat pada jeruk
 Asam borat, terdapat pada larutan pencuci mata
 Asam karbonat, terdapat pada minuman berkarbonasi
 Asam klorida, terdapat pada asam lambung, obat tetes mata
 Asam nitrat, terdapat pada pupuk, bahan peledak (TNT)
 Asam fosfat, terdapat pada deterjent, pupuk
 Asam sulfat, terdapat pada baterai mobil, pupuk
 Asam tatrat, terdapat pada anggur
 Asam malat, terdapat pada apel
 Asam formiat, terdapat pada sengatan lebah
 Asam laktat, terdapat pada keju
 Asam benzoat, terdapat pada bahan pengawet makanan
2. Contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara
mudah untuk mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan
adalah:

1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan
baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci,
detergen, pemutih dan pembersih lantai
2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri
lambung (antasid)
3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan
baku pupuk urea
Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida
yang bermuatan negatif (ion OH–) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion
OH– yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya
mengandung gugus OH–. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi
nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut
ini tabel beberapa contoh basa kuat dan basa lemah:
 Aluminium hidroksida, terdapat pada sebuah deodoran, antasid
 Kalsium hidroksida, terdapat pada sebuah mortar dan plester
 Magnesium hidroksida, terdapat pada sebuah obat urus-urus, antasid
 Natrium hidroksida, terdapat pada sebuah bahan sabun mandi

3. Contoh Garam

Salah satu cara memperoleh senyawa garam adalah dengan cara mereaksikan
zat asam dengan zat basa. Reaksi ini dikenal dengan reaksi penggaraman atau disebut
juga reaksi netralisasi. Dalam kehidupan sehari-hari garam yang sering digunakan
antara lain: garam dapur (NaCl), garam inggris (MgSO4) sebagai obat pencahar, soda
kue (NaHCO3) sebagai pengembang roti, monosodium glutamat (MSG) sebagai
penyedap rasa.

Sifat garam tergantung pada asam dan basa pembentuknya. Garam yang
berasal dari reaksi antara asam dan basa dapat bersifat asam, basa atau netral. Garam
yang bersifat asam, memiliki pH < 7, berasal dari reaksi antara asam kuat dan basa
lemah. Contoh: NH4Cl (amonium klorida / salmoniak), dan NH4NO3 (amonium
nitrat). Garam yang bersifat basa, memiliki pH > 7, berasal dari reaksi antara asam
lemah dan basa kuat. Contoh: KNO2 (kalium nitrit), NaHCO3 (natrium bikarbonat /
soda kue), NaCH3COO (natrium asetat), KCN (kalium sianida / potas), dan KF
(kalium fosfat). Garam yang bersifat netral, memiliki pH = 7, berasal dari asam kuat
dan basa kuat.
Contoh: NaCl (natrium klorida), KI (kalium iodida), dan KNO3 (kalium nitrat).

 garam dapur, NaCl → Na+ + Cl-


 besi sulfat, Fe2(SO4)3 → 2Fe3+ + 3SO3-4

Reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi kehidupan manusia.


Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai pemanfaatan reaksi netralisasi,
misalnya:

1. Untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi akibat sengatan lebah yang mengandung
asam digunakan soda kue (natrium bikarbonat)
2. Nyeri lambung akibat kadar asam klorida dalam lambung yang berlebihan
dinetralisir dengan obat yang mengandung basa magnesium hidroksida atau
aluminium hidroksida
3. Limbah cair hasil industri yang dibuang ke sungai mengandung zat asam yang
dapat menyebabkan kematian ikan oleh karenanya ditambahkan aluminium
hidroksida untuk menetralkannya
4. Mulut kita mengandung zat asam sisa makanan dan minuman yang dapat merusak
gigi dan menimbulkan bau mulut, untuk menetralisirnya kita menggunakan pasta
gigi yang mengandung zat basa
PRAKTIKUM
ASAM DAN BASA

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ciri larutan asam dan basa menggunakan indikator buatan.
2. Untuk mengetahui perbedaan larutan asam dan larutan basa.

B. DASAR TEORI
Larutan asam dan basa dimanfaatkan secara luas untuk industri, pertanian, kesehatan,
dan penelitian di laboratorium. Oleh karena itu, dalam memahami sifat-sifat asam dan basa
merupakan hal yang sangat penting untuk memahami berbagai macam jenis larutan yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Asam
Asam banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Contohnya, jeruk,
lemon, dan tomat. Salah satu bahan penambah rasa makanan, yaitu cuka dapur yang
mengandung asam asetat. Aki pada kendaraan bermotor mengandung asam sulfat.
Asam dalam lambung manuasia, yaitu asam klorida berfungsi membantu proses
pencernaan bahan makanan. Berikut ciri atau tanda dari larutan asam.
a. Rasanya asam (tidak boleh dicoba kecuali dalam makanan).
b. Dapat menimbulkan korosi.
c. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Selain banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam dapat
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, contohnya terjadinya hujan asam. Di
beberapa wilayah tertentu, terjadi hujan asam yang menyebabkan kerusakan pada
bangunan gedung dan patung-patung dalam kota.
Mengapa dapat terjadi hujan asam? Bila terdapat kadar gas belerang dioksida
(SO2) dan nitrogen oksida (NO) di atmosfer sangat tinggi, maka gas ini akan bereaksi
dengan air di atmosfer dan membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan senyawa asam
lainnya. Ketika terjadi hujan, air yang dihasilkan bersifat lebih asam dari keadaan
normal. Air hujan inilah yang dikenal dengan hujan asam. Gas belerang dioksida dan
gas nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran minyak bumi yang berasal dari
buangan industri dan kendaraan bermotor. Selain merusak gedung dan patung-patung,
hujan asam tersebut dapat merusak tumbuh-tumbuhan dan dapat menyebabkan
kematian pada makhluk hidup yang ada di sungai apabila hujan asam tersebut masuk
ke sungai.

2. Basa
Basa merupakan larutan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh benda yang mengandung basa ialah sabun mandi, sabun cuci, sampo, pasta
gigi, obat mag, dan pupuk. Dalam penggunaan sehari-hari, umumnya basa dicampur
dengan zat lain. Berikut ciri atau tanda dari larutan basa.
a. Mempunyai rasa agak pahit (tidak boleh dicoba).
b. Terasa licin di kulit.
c. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam sering direaksikan dengan larutan
basa untuk menghasilkan senyawa netral atau dikenal dengan reaksi netralisasi. Pada
reaksi netralisasi ini akan dihasilkan garam dan air.
Contoh penerapan reaksi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
pengobatan bagi penderita sakit mag. Dimana sakit mag (kondisi kadar asam lambung
yang tinggi) maka obat mag adalah senyawa yang bersifat basa (kandunganya
magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida). Contoh lainnya adalah
pengobatan akibat sengatan serangga, perlindungan terhadap kerusakan gigi, dan
pengolahan tanah pertanian.

3. Indikator
Larutan asam dan larutan basa memiliki sifat-sifat yang khas. Salah satu cara
untuk membedakan asam atau basa dapat menggunakan indikator. Suatu indikator
asam-basa adalah suatu senyawa yang dapat menunjukkan perubahan warna apabila
bereaksi dengan asam atau basa. Indikator asam-basa dapat dibedakan menjadi
indikator alami dan indikator buatan.
a. Indikator Alami
Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator alami.
Tumbuhan yang termasuk indikator alami akan menunjukkan perubahan warna
pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai indikator alami adalah kunyit, bunga mawar, kubis merah,
kubis ungu, dan bunga kembang sepatu. Ekstrak kunyit akan memberikan warna
kuning cerah pada larutan asam dan dalam larutan basa akan memberikan warna
jingga. Kubis (kol) merah mengandung suatu zat indikator,yaitu antosianin. Zat
ini berwarna merah pada asam, berwarna hijau pada basa lemah, dan berwarna
kuning pada basa kuat. Ekstrak bunga kembang sepatu akan memberikan warna
merah cerah jika diteteskan dalam larutan asam. Jika diteteskan dalam larutan
basa akan dihasilkan warna hijau.

b. Indikator buatan
Salah satu jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair adalah
kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus biru dan lakmus merah.
Warna kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam larutan asam. Warna kertas
lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa. Perhatikan perubahan warna
kertas lakmus pada gambar di bawah ini (Kemendikbud, 2016: 108).

Sumber: www.profmarsolais.
(1) Di dalam larutan asam, lakmus biru berubah warna menjadi merah. (2) Di
dalam larutan basa, lakmus merah berubah warna menjadi biru.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Kertas lakmus biru
b. Kertas lakmus merah
c. Gelas plastik
d. Botol aqua
2. Bahan
a. Larutan jeruk
b. Larutan sabun mandi
c. Larutan garam
d. Larutan vitamin C
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan air perasan jeruk, larutan sabun mandi, larutan garam dapur, dan larutan
vitamin C.
2. Tuanglah setiap larutan tersebut dalam gelas plastik (kemasan air mineral) yang sudah
tidak terpakai.
3. Setiap larutan dituangkan ke dalam gelas yang berbeda.
4. Uji semua larutan dengan kertas lakmus merah dan lakmus biru.
5. Amati dan catatlah apa yang terjadi pada kertas lakmus tersebut.

E. HASIL PENGAMATAN
Perubahan Warna
No. Larutan Kertas Lakmus Kertas Lakmus Keterangan
Merah biru

Pertanyaan:
1. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan biru dicelupkan ke dalam larutan
jeruk?
2. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan lakmus biru dicelupkan ke dalam
larutan sabun mandi dan garam dapur?
3. Apa yang terjadi ketika kertas lakmus merah dan lakmus biru dicelupkan ke dalam
larutan vitamin C?
4. Jika larutan jeruk merupakan larutan asam, kertas lakmus akan berubah dari warna ...
menjadi warna ...
5. Jika larutan sabun mandi merupakan larutan basa, kertas lakmus akan berubah dari
warna .. menjadi warna ...

Anda mungkin juga menyukai