Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KIMIA

Disusun Oleh :

Imam Bagus Wibisono (I0318046)

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ASAM, BASA, DAN GARAM

ASAM
Berikut adalah pengertian dari Asam

Asam, dalam bahasa inggris acid dan dalam bahasa latin acidus yang berarti rasa asam.
Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam
akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif.

Lalu, sifat-sifat asam adalah sebagai berikut

 Mempunyai rasa masam.


 Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah.
 Bersifat korosif. Oleh karenanya, asam dapat melarutkan berbagai jenis logam, semisal seng
dan alumunium.
 Mempunyai pH yang kurang dari 7.

BASA
Berikut merupakan pengertian singkat dari Basa, bisa dibilang basa merupakan kebalikan dari
asam. Lebih lengkapnya berikut.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion hidroksida
(OH-).
Basa dapat dibagi menjadi dua, yakni basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa tergantung
pada kemampuan basa tersebut untuk melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut. Basa kuat, sering juga biasa disebut kostik.
Sifat-sifat basa

 Mempunyai rasa pahit.


 Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna biru.
 Dapat menetralkan sifat asam.
 Basa kuat bersifat kaustik. Apabila terkena kulit (seperti Natrium Hidroksida) akan terasa
perih, dan menyebabkan luka.
 Mempunyai pH lebih dari 7

GARAM
Garam merupakan bak penengah diantara kedua sifat diatas. Berikut pengertiannya.

Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Garam terbentuk dari reaksi antara asam dengan basa, contohnya antara lain : ZnSO4, NaCl,
dan CaCl2.

Sifat-sifat Garam

 Apabila terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, maka garam akan bersifat asam. dan
sebaliknya,
 apabila terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, maka garam akan bersifat basa.
 Jika terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, maka garam akan bersifat netral, misalnya garam
dapur (NaCl).
 Memiliki pH 7

Indikator Asam Basa

Untuk mengetahui apakah sebuah zat bersifat “asam” atau “basa”, dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu indikator. Indikator yang biasa digunakan terbagi menjadi 2 golongan,
yaitu indikator tunggal dan indikator universal. Contoh indikator yang sering digunakan
adalah kertas lakmus dan larutan indikator.

1. Indikator Tunggal
Indikator tunggal hanya dapat membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tiak
dapat menentukan harga pH dan pOH. Yang termasuk dalam indikator tunggal adalah
:
 Lakmus merah dan biru
Lakmus merah => berwarna merah dalam larutan asam, dan akan berubah warna
menjadi biru bila dicelupkan ke dalam larutan basa.
Lakmus biru => berwarna biru dalam larutan basa, dan akan berubah warna menjadi
merah bila dicelupkan ke dalam larutan asam.
 Fenolftalein
Fenolftalein adalah salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki rentang
pH antara 8,00 – 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna.
Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi
merah.
 Metil jingga
Larutan metil jingga dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral.
Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan
netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil jingga juga akan menyebabkan larutan
basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa
atau netral kita tidak dapat menggunakan metil jingga.
 Metil merah
Larutan metil merah sama dengan larutan metil jingga
 Bromtimol biru di dalam larutan asam akan berwarna kuning, dalam larutan basa
akan berwarna biru, dan di dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan.
KESIMPULAN :
1. Fenolftalein
Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna
2. Metil merah
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning
3. Metil jingga
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning
4. Bromtimol biru
Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning

2. Indikator Universal
Indikator Universal dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui harga
pHnya. Indikator Universal dapat dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara kerja
indiator ini adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator pada tabel
warna indikator universal

TEORI ASAM DAN BASA


 TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS
Svante August Arrhenius mengemukakan teori asam-basa tahun 1884.
Teori Asam Arrhenius :
“Pembawa sifat asam adalah ion H+ dan asam melepas ion H+ dalam air.”

Reaksi ionisasi asam dalam air:


HxA(aq)  xH+ (aq) + Ax– (aq)
Contoh: Asam klorida HCl  H+ + Cl–
Asam sulfida H2S  2H+ + S2–

Teori basa Arrhenius :


“Pembawa sifat basa adalah ion OH– dan basa melepas ion OH– dalam air.”

Reaksi ionisasi basa dalam air:


B(OH)x (aq)  Bx+(aq) + xOH– (aq)
Contoh: Natrium hidroksida NaOH  Na+ + OH–
Magnesium hidroksida Mg(OH)2  Mg2+ + 2OH–

 TEORI ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY


Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry mengemukakan teori asam-basa tahun 1923.
Menurut Bronsted-Lowry, asam dan basa hanya terionisasi dalam air karena:
1) Air menarik ion H+ sehingga membentuk ion hidronium (H3O+ ),
2) Air melepas ion H+ sehingga membentuk ion hidroksida (OH– ).

Contoh: asam HCl + H2O  Cl– + H3O+


basa NH3 + H2O  NH4 + + OH–
Teori asam-basa bronsted lowry :
Asam adalah spesi atau zat yang merupakan donor proton (H+ ).
Basa adalah spesi atau zat yang merupakan akseptor proton (H+ )

 TEORI ASAM-BASA LEWIS


Gilbert N. Lewis mengemukakan teori asambasa tahun 1923. Menurut Lewis, transfer
proton terjadi karena adanya pasangan elektron bebas pada basa, yang kemudian akan
membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan proton tersebut.
Teori asam-basa Lewis:
Asam adalah spesi atau zat akseptor pasangan elektron.
Basa adalah spesi atau zat donor pasangan elektron.

Contoh :
NH3 + H+  NH4 NH3 + BF3  NH3BF3
Asam : ion H+ Asam : atom B pada BF3
Basa : atom N pada NH3 Basa : atom N pada NH3
KLASIFIKASI ASAM DAN BASA
1. Asam kuat dan basa kuat
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di
dalam air dan menghasilkan jumlah ion seluruhnya.
Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4, HCIO4

Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan ke dalam
air.
Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2

2. Asam lemah dan Basa lemah


Asam lemah adalah senyawa yang sedikit terurai saat dilarutkan di dalam air.
Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH

Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH

SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Besarnya pH larutan 0,74 gram Ca(OH)2 (Ar Ca = 40, O = 16, dan H = 1) dalam

500 mL larutan adalah … .


A. 2 – log 4 D. 12 – log 4
B. 2 + log 4 E. 12 + log 4
C. 11 + log 4
Jawaban : E
Pembahasan :
Dik : massa Ca( OH )2 = 0,74 gram
V Ca( OH )2 = 500 mL
(Ar Ca = 40, O = 16, dan H = 1)
Dit : pH = ...?
Dij :
M Ca(OH)2 = massa/mr x 1000/v
M Ca(OH)2 = 0,74/74 x 1000/500 = 0,02 M

Ca(OH)2 ==> Ca2+ + 2OH-


0,02M 0,02M 0,04M

pOH = -log[OH-]
= -log 0,04
= 2-log 4
pH = 14-(2-log 4)
= 12+log 4

2. Di antara kelompok asam berikut, yang bervalensi dua adalah … .


A. asam nitrat, asam cuka, dan asam fosfat
B. asam sulfit, asam karbonat, dan asam asetat
C. asam nitrat, asam klorida, dan asam sulfat
D. asam sulfat, asam sulfida, dan asam karbonat
E. asam sulfat, asam fosfat, dan asam nitrat
Jawaban :D

3. Di antara pernyataan berikut, yang kurang tepat tentang asam adalah ... .
A. mempunyai rasa asam
B. tergolong elektrolit kuat
C. korosif
D. dapat menetralkan basa
E. mempunyai pH lebih kecil dari 7
Jawaban :B
Pembahasan :
Karena tidak semua asam adalah asam kuat dan tidak semua asam terionisasi sempurna.

4. CaO + CO2 → CaCO3


Manakah spesi yang bertindak sebagai basa Lewis ?
Jawaban : senyawa CaO
Pembahasan :
Menurut Lewis:
• Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa
lain.
• Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain.
jika reaksi diatas digambarkan dengan rumus Lewis, maka senyawa CaO akan
bertindak sebagai basa lewis

5. Berapakah harga konsentrasi ion H+ dalam 25 ml larutan H 2CO3 0,2 M dengan Ka =


4,4 × 10–7?

Jawaban: 2,9665 x 10- 4 M

Pembahasan :
(H+) = √Ka x Ma
= √ 4,4 x 10-7 . 0,2
= √ 8,8 x 10-8
= 2,965 x 10-4 M

6. Suatu asam lemah H2A 0,0263 M mempunyai konsentrasi ion H + sebesar 5 x 10-5 M.
berapakah harga Ka dari asam lemah tersebut ?

Jawaban: 9,5057 x 10-8

Pembahasan :

(H+) = √ Ka x Ma
(H+)2 = Ka x Ma

(5 x 10-5)2 = Ka x 2,63 x 10-2


25 x 10-10 = Ka x 12 x 10-2
Ka = 25 x 10-10 / 2,63 x 10-2
Ka = 9,505 x 10-8

7. Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan yang pH-nya = 3 – log 2 adalah … .


A. 2 × 10–2 M D. 0,0001 M
B. 3 × 10–3 M E. 0,003 M
C. 2 × 10–3M
Jawaban :C
Pembahasan :
Dik : pH = 3 – log 2
Dit : [ H+ ]...?
Dij :
pH = 3 - log 2
pH = -log 2.10-3
[H+] = 2.10-3

8. Diketahui rekasi berikut :

HNO3 + CH3COOH ↔ CH3COOH2+ + NO3–


Pasangan yang merupakan asam basa konjugasi adalah . . . .

A. CH3COOH dan CH3COOH2+


B. HNO3 dan CH3COOH2+
C. CH3COOH dan HNO3
D. NO3–dan CH3COOH2+
E. CH3COOH dan NO3–

9. Jika larutan asam asetat mempunyai pH = 3 dan Ka = 10–5 (Mr = 60), maka
jumlah asam asetat dalam 1 liter larutan asam asetat sebesar … .
A. 0,6 gram D. 3 gram
B. 0,3 gram E. 60 gram
C. 6 gram
Jawaban : C
Pembahasan :
Dik : pH asam asetat = 3
Ka = 10–5 (Mr = 60)
V asam asetat = 1000 mL
Dit : massa asam asetat = ...?
Dij :
Asam (pH < 7)
konversikan pH menjadi H+
pH = 3
H+ = 10-3
rumus untuk asam lemah
H+ = (Ma = molaritas asam)
10-3 = akar (10-5 x Ma)
10-6 = 10-5 x Ma
Ma = 10-1 = 0,1 M

V = 1 Liter = 1000 mL
Ma = massa / Mr x 1000/ V
0,1 = massa/ 60 x 1000/1000
massa = 6 gram
LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

A. Larutan Penyangga/ Larutan Buffer/ Larutan Dapar


Adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH, pada penambahan sedikit asam,
sedikit basa, atau pengenceran.Rumus-rumus larutan penyangga sebagai berikut.

a. Larutan penyangga bersifat asam (campuran asam lemah dengan garamnya,


dan asam lemah berlebih dengan basa kuat))
b. Larutan penyangga bersifat basa (campuran basa lemah dengan garamnya, dan
basa lemah berlebih dengan basa kuat))
[H+] = Ka x [A]/ n x [G]

Keterangan:
[A] = konsentrasi asam lemah
[G] = konsentrasi garam (basa konjugasi)
Ka = konstanta asam
n = valensi garam
Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara misalnya :

1) Mencampurkan asam lemah ( HA) dengan garamnya ( LA, garam LA menghasilkan


ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam HA )
Beberapa contoh :
- CH3COOH + NaCH3COO ( komponen buffernya : CH3COOH dan CH3COO- )
- H2CO3 + NaHCO3 ( komponen buffernya H2CO3 dan HCO3- )
- NaH2PO4 + Na2HPO4 (komponen buffernya H2PO4- dan HPO4 2- )

2) Mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah dicampurkan
dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa
konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
Contoh :
100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol

jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol


Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NaCHCOO, sedangkan CH3COOH
bersisa 5 mmol, dengan rincian sebagai berikut :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) -------> NaCH3COO(aq) + H2O (l)
atau reaksi ion
CH3COOH (aq) + OH- --------> CH3COO- (aq) + H2O (l)
mula-mula : 10 mmol 5 mmol -
reaksi : -5 mmol - 5 mmol + 5 mmol
akhir : 5 mmol - 5 mmol
Campuran merupakan buffer karena mengandung CH3COOH (asam lemah )
dan CH3COO- ( basa konjugasi dari CH3COOH)

b. Larutan penyangga bersifat basa (campuran basa lemah dan asam konjugasinya atau
garam dari basa lemahnya)

[OH-] = Kb x [B] / n x [G]

Keterangan:
[B] = konsentrasi basa lemah
[G] = konsentrasi garam (asam konjugasi)
Kb = konstanta basa
n = valensi garam

Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan
penyangga. asam.
1). Mencampur suatu basa lemah dengan garamnya.
Contoh :
Larutan NH3 + NH4Cl ( komponen buffernya : NH3 dan NH4+ )

2) Mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana basa lemahnya
dicampurkan berlebih.
Contoh :
50 mL NH3 0,2 M ( = 10 mmol ) dicampur dengan 50 mL HCl 0,1 M ( = 5 mmol).
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NH4Cl (NH4+) sedangkan NH3 bersisa 5
mmol dengan rincian sebagai berikut :
NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4Cl (aq)
Atau dengan reaksi ion :
NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4+ (aq)
Mula-mula : 10 mmol 5 mmol
Reaksi : -5 mmol -5 mmol + 5 mmol
Akhir : 5 mmol 5 mmol
Jadi, campuran merupakan buffer karena mengandung NH3 ( basa lemah) dan
NH4+ (asam konjugasi NH3)
Contoh Soal :
1. Hitung pH suatu larutan penyangga yang mengandung NH4Cl 0,2 mol dan
NH3 0,15 mol jika .
Pembahasan:
Kita cari terlebih dahulu jumlah mol asam konjugasinya

Awal : 0,2 mol – –


Reaksi : 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol
Sisa : – 0,2 mol 0,2 mol
pOH larutan penyangga dapat kita hitung dengan rumus

pH = 14 – pOH
pH =14 – 4,86 = 9,14
Jadi, pH larutan penyangga tersebut sebesar 9,14.
2. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:
200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Campuran yang membentuk larutan penyangga adalah…
Pembahasan:
Kita bisa lihat bahwa yang memiliki sisa adalah reaksi nomor 2 dan 4. Jadi,
yang membentuk larutan penyangga adalah nomor 2 dan 4.

3. Dua buah larutan NaOH 0,1 M sebanyak 50 mL dicampurkan dengan


CH3COOH 0,2 M sebanyak 50 mL. Tentukan, apakah campuran tersebut
termasuk larutan penyangga atau bukan!
n NaOH = V x M = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol
n CH3COOH = V x M = 50 mL x 0,2 M = 10 mmol

Awal: 10 5 – –
Reaksi: 5 5 5 5
Sisa: 5 – 5 5

Seperti yang kita lihat, terdapat sisa CH3COOH sebesar 5 mmol, jadi larutan
tersebut termasuk larutan penyangga.

B. Hidrolisis
Komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi
dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+(=H+), sedangkan
hidrolisis anion menghasilkan ion OH-
Berdasarkan penyusunnya, garam dibedakan menjadi 4 sebagai berikut.
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat

Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis sehingga bersifat netral, pH = 7.
Contoh NaCl yang berasal dari basa kuat NaOH dan asam kuat HCl.
b. Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian, bersifat asam, dan pH<7.

[H+] = (Kw/Kb . M)1/2

Contoh NH4Cl yang berasal dari basa lemah NH4OH dan asam kuat HCl.
c. Garam dari asam lemah dan basa kuat
Garam dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian, bersifat basa, dan pH>7.
[OH-] = (Kw/Ka . M)1/2

Contoh CH3COONa yang berasal dari asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH.
d. Garam dari asam lemah dan basa lemah

Garam dari asam lemah dan basa lemah akan terhidrolisis sempurna dan pH bervariasi
tergantung harga Ka dan Kb.

[H+] = {(Kw . Ka)/Kb}1/2

Contoh CH3COONH4 yang berasal dari asam lemah CH3COOH dan basa lemah NH4OH.
Secara ringkas, ph campuran asam dan basa dapat ditentukan dengan cara berikut.
a. Jika tidak ada sisa maka digunakan rumus pH garam.
b. Jika terdapat sisa yang lemah maka digunakan rumus pH penyangga.
c. Jika terdapat sisa yang kuat maka digunakan rumus pH sisa yang kuat (diionkan).

Contoh Soal :
1. PH yang dihasilkan oleh 1000 ml larutan zat B ialah sebesar 5. Apabila
diketahui massa dari zat B ialah sebesar 5,3 gr, maka tentukanlah Mr dari zat
B yang dilarutkan ke dalam 1000 ml air tersebut. Dik Kb = ( 10 pangkat -5 ).

Jawab :
Untuk mengetahui Mr dari garam B, tentunya kita harus mengetahui dulu
molaritas dari garam B tersebut. Caranya dengan mengidentifikasi rumus
berikut :

Setelah kita ketahui molaritasnya maka kita dapat cari Mr nya dengan
menggunakan rumus berikut :
M = gr/Mr x 1000/v
0,1 = 53/Mr x 1000/1000
Mr = 53

2. PH larutan yang dihasilkan oleh 100 ml larutan garam x ialah sebesar 9,5.
Apabila diketahui Mr dari garam x ialah sebesar 98. Maka hitunglah jumlah
massa garam X yang dilarutkan ke dalam 100 ml air ! ( Dik Ka = 10 pangkat -
5 ).

Jawab :

Untuk mengetahui massa dari garam X, tentunya kita harus mengetahui dulu
molaritas dari garam X tersebut. Caranya dengan mengidentifikasi rumus
berikut :

Setelah kita ketahui molaritasnya maka kita dapat cari gr nya dengan
menggunakan rumus berikut :

M = gr/Mr x 1000/v
1 = gr/98 x 1000/100
gr = 9,8 gr

Maka massa dari X ialah sebesar 9,8 gr.

3. Dari beberapa larutan berikut ini yang terhidrolisis sempurna


adalah....
A. NH4Cl
B. CH3COONa
C. K2SO4
D. NH4CH3COO
E. NaCl
Pembahasan
Hidrolisis sempurna terjadi pada garam yang berasal dari asam
lemah dan basa lemah. NH4CH3COO berasal dari asam lemah dan
basa lemah.
4. 250 mL larutan NH3 0,8 M dicampur dengan 250 mL larutan HCl 0,8
M (Kb = 10−5). Tentukan pOH larutan yang terjadi!

Pembahasan
Data:
250 mL NH3 0,8 M → 200 mmol
200 mL larutan HCl 0,8 M → 200 mmol

Reaksi yang terjadi:

HCL + NH3  NH4Cl


Awal : 200 200
Reaksi : 200 200 200
Sisa : - - 200
[NH4CL]= 200 mmol/250+250 ml = 0,4 M
Dengan rumus hidrolisis garam yang terbentuk dari asam kuat dan
basa lemah:

Diperoleh pH dan pOH larutan


PENERAPAN ASAM BASA DALAM PERINDUSTRIAN

 Penentuan kuantitas suatu bahan contohnya: penentuan kadar asam cuka dalam suatu
produk industri 9 Penggunaan campuran penahan dalam: ¾ pengujian kualitas air
(kesadahan) ¾ pemisahan asam amino atau protein dengan kromatografi kolom
 untuk analisis kandungan COD(jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik
yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.)dalam limbah,
menggunakan larutan buffer (penyangga) asam basa, dan larutan asam sulfat.
 larutan buffer lain dalam analisis kandungan zat dalam limbah.
 untuk mengawetkan makanan, sehingga ada makanan yang diasamkan.
 untuk membantu pelarutan bahan baku industri.
 untuk membersihkan kotoran yang melekat di mesin (sabun/detergen).
 Di bidang industri obat, prinsip reaksi asam-basa dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit maag, sengatan lebah, dan sengatan tawon.
 Di bidang industri pupuk, Keasaman tanah berkaitan dengan kesuburan. Semakin
asam tanah tersebut, semakin berkurang kesuburannya. Tanah yang bersifat asam
dikenal dengan istilah tanah masam. Tanah yang bersifat asam dapat disuburkan
kembali dengan cara menaburkan kapur dolomite yang mengandung CaCO3 dan
MgCO3 ke dalam tanah. CaCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah hingga
membentuk Ca(OH)2. Adapun MgCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah
sehingga membentuk Mg(OH)2. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan senyawa basa
yang dapat menetralkan sifat asam pada tanah.

Anda mungkin juga menyukai