Disusun Oleh :
ASAM
Berikut adalah pengertian dari Asam
Asam, dalam bahasa inggris acid dan dalam bahasa latin acidus yang berarti rasa asam.
Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam
akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif.
BASA
Berikut merupakan pengertian singkat dari Basa, bisa dibilang basa merupakan kebalikan dari
asam. Lebih lengkapnya berikut.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion hidroksida
(OH-).
Basa dapat dibagi menjadi dua, yakni basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa tergantung
pada kemampuan basa tersebut untuk melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut. Basa kuat, sering juga biasa disebut kostik.
Sifat-sifat basa
GARAM
Garam merupakan bak penengah diantara kedua sifat diatas. Berikut pengertiannya.
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Garam terbentuk dari reaksi antara asam dengan basa, contohnya antara lain : ZnSO4, NaCl,
dan CaCl2.
Sifat-sifat Garam
Apabila terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, maka garam akan bersifat asam. dan
sebaliknya,
apabila terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, maka garam akan bersifat basa.
Jika terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, maka garam akan bersifat netral, misalnya garam
dapur (NaCl).
Memiliki pH 7
Untuk mengetahui apakah sebuah zat bersifat “asam” atau “basa”, dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu indikator. Indikator yang biasa digunakan terbagi menjadi 2 golongan,
yaitu indikator tunggal dan indikator universal. Contoh indikator yang sering digunakan
adalah kertas lakmus dan larutan indikator.
1. Indikator Tunggal
Indikator tunggal hanya dapat membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tiak
dapat menentukan harga pH dan pOH. Yang termasuk dalam indikator tunggal adalah
:
Lakmus merah dan biru
Lakmus merah => berwarna merah dalam larutan asam, dan akan berubah warna
menjadi biru bila dicelupkan ke dalam larutan basa.
Lakmus biru => berwarna biru dalam larutan basa, dan akan berubah warna menjadi
merah bila dicelupkan ke dalam larutan asam.
Fenolftalein
Fenolftalein adalah salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki rentang
pH antara 8,00 – 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna.
Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi
merah.
Metil jingga
Larutan metil jingga dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral.
Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan
netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil jingga juga akan menyebabkan larutan
basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa
atau netral kita tidak dapat menggunakan metil jingga.
Metil merah
Larutan metil merah sama dengan larutan metil jingga
Bromtimol biru di dalam larutan asam akan berwarna kuning, dalam larutan basa
akan berwarna biru, dan di dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan.
KESIMPULAN :
1. Fenolftalein
Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna
2. Metil merah
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning
3. Metil jingga
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning
4. Bromtimol biru
Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning
2. Indikator Universal
Indikator Universal dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui harga
pHnya. Indikator Universal dapat dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara kerja
indiator ini adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator pada tabel
warna indikator universal
Contoh :
NH3 + H+ NH4 NH3 + BF3 NH3BF3
Asam : ion H+ Asam : atom B pada BF3
Basa : atom N pada NH3 Basa : atom N pada NH3
KLASIFIKASI ASAM DAN BASA
1. Asam kuat dan basa kuat
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di
dalam air dan menghasilkan jumlah ion seluruhnya.
Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4, HCIO4
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan ke dalam
air.
Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH
1. Besarnya pH larutan 0,74 gram Ca(OH)2 (Ar Ca = 40, O = 16, dan H = 1) dalam
pOH = -log[OH-]
= -log 0,04
= 2-log 4
pH = 14-(2-log 4)
= 12+log 4
3. Di antara pernyataan berikut, yang kurang tepat tentang asam adalah ... .
A. mempunyai rasa asam
B. tergolong elektrolit kuat
C. korosif
D. dapat menetralkan basa
E. mempunyai pH lebih kecil dari 7
Jawaban :B
Pembahasan :
Karena tidak semua asam adalah asam kuat dan tidak semua asam terionisasi sempurna.
Pembahasan :
(H+) = √Ka x Ma
= √ 4,4 x 10-7 . 0,2
= √ 8,8 x 10-8
= 2,965 x 10-4 M
6. Suatu asam lemah H2A 0,0263 M mempunyai konsentrasi ion H + sebesar 5 x 10-5 M.
berapakah harga Ka dari asam lemah tersebut ?
Pembahasan :
(H+) = √ Ka x Ma
(H+)2 = Ka x Ma
9. Jika larutan asam asetat mempunyai pH = 3 dan Ka = 10–5 (Mr = 60), maka
jumlah asam asetat dalam 1 liter larutan asam asetat sebesar … .
A. 0,6 gram D. 3 gram
B. 0,3 gram E. 60 gram
C. 6 gram
Jawaban : C
Pembahasan :
Dik : pH asam asetat = 3
Ka = 10–5 (Mr = 60)
V asam asetat = 1000 mL
Dit : massa asam asetat = ...?
Dij :
Asam (pH < 7)
konversikan pH menjadi H+
pH = 3
H+ = 10-3
rumus untuk asam lemah
H+ = (Ma = molaritas asam)
10-3 = akar (10-5 x Ma)
10-6 = 10-5 x Ma
Ma = 10-1 = 0,1 M
V = 1 Liter = 1000 mL
Ma = massa / Mr x 1000/ V
0,1 = massa/ 60 x 1000/1000
massa = 6 gram
LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS
Keterangan:
[A] = konsentrasi asam lemah
[G] = konsentrasi garam (basa konjugasi)
Ka = konstanta asam
n = valensi garam
Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara misalnya :
2) Mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah dicampurkan
dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa
konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
Contoh :
100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol
b. Larutan penyangga bersifat basa (campuran basa lemah dan asam konjugasinya atau
garam dari basa lemahnya)
Keterangan:
[B] = konsentrasi basa lemah
[G] = konsentrasi garam (asam konjugasi)
Kb = konstanta basa
n = valensi garam
Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan
penyangga. asam.
1). Mencampur suatu basa lemah dengan garamnya.
Contoh :
Larutan NH3 + NH4Cl ( komponen buffernya : NH3 dan NH4+ )
2) Mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana basa lemahnya
dicampurkan berlebih.
Contoh :
50 mL NH3 0,2 M ( = 10 mmol ) dicampur dengan 50 mL HCl 0,1 M ( = 5 mmol).
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NH4Cl (NH4+) sedangkan NH3 bersisa 5
mmol dengan rincian sebagai berikut :
NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4Cl (aq)
Atau dengan reaksi ion :
NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4+ (aq)
Mula-mula : 10 mmol 5 mmol
Reaksi : -5 mmol -5 mmol + 5 mmol
Akhir : 5 mmol 5 mmol
Jadi, campuran merupakan buffer karena mengandung NH3 ( basa lemah) dan
NH4+ (asam konjugasi NH3)
Contoh Soal :
1. Hitung pH suatu larutan penyangga yang mengandung NH4Cl 0,2 mol dan
NH3 0,15 mol jika .
Pembahasan:
Kita cari terlebih dahulu jumlah mol asam konjugasinya
pH = 14 – pOH
pH =14 – 4,86 = 9,14
Jadi, pH larutan penyangga tersebut sebesar 9,14.
2. Diberikan campuran dari beberapa larutan sebagai berikut:
200 mL CH3COOH 0,1 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
200 mL CH3COOH 0,2 M dan 200 mL NaOH 0,1 M
200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,1 M
200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL HCl 0,05 M
Campuran yang membentuk larutan penyangga adalah…
Pembahasan:
Kita bisa lihat bahwa yang memiliki sisa adalah reaksi nomor 2 dan 4. Jadi,
yang membentuk larutan penyangga adalah nomor 2 dan 4.
Awal: 10 5 – –
Reaksi: 5 5 5 5
Sisa: 5 – 5 5
Seperti yang kita lihat, terdapat sisa CH3COOH sebesar 5 mmol, jadi larutan
tersebut termasuk larutan penyangga.
B. Hidrolisis
Komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi
dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+(=H+), sedangkan
hidrolisis anion menghasilkan ion OH-
Berdasarkan penyusunnya, garam dibedakan menjadi 4 sebagai berikut.
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis sehingga bersifat netral, pH = 7.
Contoh NaCl yang berasal dari basa kuat NaOH dan asam kuat HCl.
b. Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian, bersifat asam, dan pH<7.
Contoh NH4Cl yang berasal dari basa lemah NH4OH dan asam kuat HCl.
c. Garam dari asam lemah dan basa kuat
Garam dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian, bersifat basa, dan pH>7.
[OH-] = (Kw/Ka . M)1/2
Contoh CH3COONa yang berasal dari asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH.
d. Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam dari asam lemah dan basa lemah akan terhidrolisis sempurna dan pH bervariasi
tergantung harga Ka dan Kb.
Contoh CH3COONH4 yang berasal dari asam lemah CH3COOH dan basa lemah NH4OH.
Secara ringkas, ph campuran asam dan basa dapat ditentukan dengan cara berikut.
a. Jika tidak ada sisa maka digunakan rumus pH garam.
b. Jika terdapat sisa yang lemah maka digunakan rumus pH penyangga.
c. Jika terdapat sisa yang kuat maka digunakan rumus pH sisa yang kuat (diionkan).
Contoh Soal :
1. PH yang dihasilkan oleh 1000 ml larutan zat B ialah sebesar 5. Apabila
diketahui massa dari zat B ialah sebesar 5,3 gr, maka tentukanlah Mr dari zat
B yang dilarutkan ke dalam 1000 ml air tersebut. Dik Kb = ( 10 pangkat -5 ).
Jawab :
Untuk mengetahui Mr dari garam B, tentunya kita harus mengetahui dulu
molaritas dari garam B tersebut. Caranya dengan mengidentifikasi rumus
berikut :
Setelah kita ketahui molaritasnya maka kita dapat cari Mr nya dengan
menggunakan rumus berikut :
M = gr/Mr x 1000/v
0,1 = 53/Mr x 1000/1000
Mr = 53
2. PH larutan yang dihasilkan oleh 100 ml larutan garam x ialah sebesar 9,5.
Apabila diketahui Mr dari garam x ialah sebesar 98. Maka hitunglah jumlah
massa garam X yang dilarutkan ke dalam 100 ml air ! ( Dik Ka = 10 pangkat -
5 ).
Jawab :
Untuk mengetahui massa dari garam X, tentunya kita harus mengetahui dulu
molaritas dari garam X tersebut. Caranya dengan mengidentifikasi rumus
berikut :
Setelah kita ketahui molaritasnya maka kita dapat cari gr nya dengan
menggunakan rumus berikut :
M = gr/Mr x 1000/v
1 = gr/98 x 1000/100
gr = 9,8 gr
Pembahasan
Data:
250 mL NH3 0,8 M → 200 mmol
200 mL larutan HCl 0,8 M → 200 mmol
Penentuan kuantitas suatu bahan contohnya: penentuan kadar asam cuka dalam suatu
produk industri 9 Penggunaan campuran penahan dalam: ¾ pengujian kualitas air
(kesadahan) ¾ pemisahan asam amino atau protein dengan kromatografi kolom
untuk analisis kandungan COD(jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik
yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.)dalam limbah,
menggunakan larutan buffer (penyangga) asam basa, dan larutan asam sulfat.
larutan buffer lain dalam analisis kandungan zat dalam limbah.
untuk mengawetkan makanan, sehingga ada makanan yang diasamkan.
untuk membantu pelarutan bahan baku industri.
untuk membersihkan kotoran yang melekat di mesin (sabun/detergen).
Di bidang industri obat, prinsip reaksi asam-basa dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit maag, sengatan lebah, dan sengatan tawon.
Di bidang industri pupuk, Keasaman tanah berkaitan dengan kesuburan. Semakin
asam tanah tersebut, semakin berkurang kesuburannya. Tanah yang bersifat asam
dikenal dengan istilah tanah masam. Tanah yang bersifat asam dapat disuburkan
kembali dengan cara menaburkan kapur dolomite yang mengandung CaCO3 dan
MgCO3 ke dalam tanah. CaCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah hingga
membentuk Ca(OH)2. Adapun MgCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah
sehingga membentuk Mg(OH)2. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan senyawa basa
yang dapat menetralkan sifat asam pada tanah.