Anda di halaman 1dari 55

KESETIMBANGAN DALAM

LARUTAN (ASAM-BASA)
ASAM-BASA
Contoh larutan :
Larutan bersifat asam : larutan cuka, air jeruk, air aki
Larutan bersifat basa : air kapur, air abu, larutan sabun,
larutan amonia, larutan soda
Larutan bersifat netral : larutan natrium klorida, larutan
urea, alkohol, larutan gula
Beberapa asam yang di kenal :

No Nama Asam Terdapat dalam


1 Asam asetat Larutan cuka
2 Asam askorbat Jeruk, tomat, sayuran
3 Asam sitrat Jeruk
4 Asam tatrat Anggur
5 Asam karbonat Minuman berkarbonasi
6 Asam klorida Asam lambung, obat tetes mata
7 Asam nitrat Pupuk,peledak ( TNT )
8 Asam fosfat Diterjen, pupuk
9 Asam benzoat Pengawet makanan
10 Asam malat Apel
Beberapa basa yang di kenal :

No Nama Basa Terdapat dalam


1 Alumunium hidroksida Deodoran, antasid

2 Kalsium hidroksida Mortar dan plester

3 Magnesium hidroksida Antasid

4 Natrium hidroksida Bahan sabun


Beberapa garam yang di kenal :

No Nama Garam Terdapat dalam


1 Natrium Klorida Penambah nafsu makan

2 Natrium Bikarbonat Pengembang kue

3 Kalsium karbonat Cat tembok

4 Kalium nitrat Pupuk, bahan peledak

5 Kalium karbonat Sabun dan kaca

6 Kalium fosfat Deterjen


TEORI ASAM BASA
Secara Umum :
Asam Cairan berasa asam dan dapat
memerahkan kertas lakmus biru

Basa Cairan berasa pahit dan dapat


membirukan kertas lakmus merah

Garam Cairan yang berasa asin


 Pada tahun 1777, Lavoisier mengemukakan bahwa asam
mengandung oksigen. Unsur itu yang dianggap
bertanggung jawab atas sifat-sifat asam (nama oksigen
diberikan oleh Lavoisier yang berarti pembentuk asam).
 Namun pada tahun 1810, Humphrey Davy menemukan
bahwa asam hidrogen klorida tidak mengandung oksigen.
Davy kemudian menyimpulkan bahwa hidrogenlah dan
bukan oksigen yang merupakan unsur dasar dari setiap
asam.
 Kemudian pada tahun 1814, Gay Lussac menyimpulkan
bahwa asam adalah zat yang dapat menetralkan alkali.
TEORI ARRHENIUS
Asam : zat yang dalam air melepaskan ion H+
Basa : zat yang dalam air melepaskan ion OH-
Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ yang dalam air
mengalami ionisasi sebagai berikut :

Contoh : Asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) dalam air
akan terionisasi sebagai berikut :
 Jumlah ion H+ yang dapat
dihasilkan oleh 1 molekul
asam disebut valensi asam.
 Sedangkan ion negatif
yang terbentuk dari asam
setelah melepas ion H+
disebut ion sisa asam.
 Nama asam sama dengan
nama ion sisa asam
dengan didahului kata
asam.
Beberapa contoh asam dan
reaksi ionisasinya :

Asam nonoksi adalah asam yang tidak mempunyai oksida asam. Asam oksi adalah asam
yang mempunyai oksida asam. Asam organik adalah asam yang tergolong senyawa
organik.
 Basa Arrhenius adalah
hidroksida logam, M(OH)x,
yang dalam air terurai sebagai
berikut :

 Jumlah ion OH- yang dapat


dilepaskan oleh satu molekul
basa disebut valensi basa.
Beberapa contoh basa :

Kelemahan : hanya berlaku untuk larutan dalam air saja.


TEORI BRONSTED LOWRY

Asam : spesi yang memberi proton


Basa : spesi yang menerima proton

Contoh :
HCl + NH3 Cl- + NH4+
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi
NH4+(aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+(aq)
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi
HSO4-(aq) + CO32-(aq) SO42-(aq) + HCO3-(aq)
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi
H2O(l) + NH3(aq) OH-(aq) + NH4+(aq)
Asam Basa Basa konjugasi Asam konjugasi

Pada contoh di atas, terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan
sebagai basa (akseptor proton). Zat atau spesi seperti itu bersifat ampiprotik (amfoter)
Asam konjugasi : spesi yang apabila melepas satu proton dapat
membentuk basa semula
Basa konjugasi : spesi yang apabila menangkap satu protondapat
membentuk asam semula

Konsep asam-basa Bronsted Lowry lebih luas daripada konsep asam-


basa Arrhenius karena :
 Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas
dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi
asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi
tanpa pelarut.
 Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa
molekul tetapi dapat juga berupa kation atau anion.
TEORI LEWIS
Asam : aseptor pasangan elektron
Basa : donor pasangan elektron

Contoh :
NH3 + HCl NH4 + + Cl-
Basa Asam Asam konjugasi Basa konjugasi
Ion H+ dapat terikat pada NH3 karena molekul NH3 mempunyai pasangan
elektron bebas yang dapat digunakan bersama dengan ion H + tersebut, yaitu
dengan ikatan kovalen koordinat.
H3N: + H+ NH4+

Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry memenuhi


asam-basa Lewis.
INDIKATOR ASAM-BASA
 Indikator asam-basa adalah zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam
larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Oleh karena
itu, indikator asam-basa dapat digunakan untuk membedakan larutan asam dan
larutan basa.
 Contohnya adalah kertas lakmus. Lakmus berwarna merah pada larutan asam
dan berwarna biru pada larutan basa.
 Di dalam laboratorium, indikator yang sering digunakan selain kertas lakmus
adalah fenoltalein, metil merah, dan metil jingga.
Beberapa indikator asam-basa :
TETAPAN KESETIMBANGAN AIR
(Kw)
 Air merupakan elektrolit yang sangat lemah. Air dapat menghantarkan
listrik karena terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH- menurut reaksi
kesetimbangan :

 Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil perkalian Kc x


[H2O] adalah merupakan suatu konstanta yang disebut tetapan
kesetimbangan air (Kw).
Harga Kw pada berbagai suhu dapat
dilihat pada berikut :

Dalam air murni, konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi OH-

Pada suhu kamar (sekitar 25oC), Kw = 1 x 10-14, maka:


KESETIMBANGAN ASAM-BASA
 Asam kuat dan basa kuat terionisasi seluruhnya dalam air, sedangkan asam
lemah dan basa lemah terionisasi sebagian dalam air.
 Larutan asam dan basa termasuk golongan larutan elektrolit. Larutan elektrolit
dapat menghantarkan listrik.
 Zat yang larutannya mempunyai daya hantar baik walaupun konsentrasinya
kecil, disebut elektrolit kuat. Zat yang larutannya mempunyai daya hantar
kurang baik walaupun konsentrasinya relatif besar, disebut elektrolit lemah.
 Daya hantar listrik setiap larutan tergantung pada besarnya konsentrasi ion-ion
dalam larutan tersebut.
 Elektrolit kuat terionisasi seluruhnya sehingga konsentrasi ion-ion dalam
larutan relatif lebih besar. Elektrolit lemah terionisasi sebagian kecil sehingga
konsentrasi ion-ion didalamnya relatif kecil.
 Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terionisasi dinyatakan dengan ion-ion
derajat ionisasi (α), yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
jumlah zat yang terion dan jumlah zat yang dilarutkan.
Harga derajat ionisasi berkisar antara 0 dan 1.
Elektrolit kuat mempunyai α = 1, sedangkan elektrolit lemah
mempunyai harga α yang mendekati nol.
Contoh asam kuat : HCl, HI, HBr, H2SO4, HClO4
Contoh asam lemah : CH3COOH, H2S, H2CO3
Contoh basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2
Contoh basa lemah : NH4OH
TETAPAN KESETIMBANGAN ASAM (Ka)
DAN TETAPAN KESETIMBANGAN BASA (Kb)
Asam kuat terionisasi seluruhnya, sehingga reaksi ionisasinya adalah reaksi yang
berkesudahan.
Contoh :
Sebaliknya, asam lemah terionisasi sebagian sehingga membentuk reaksi kesetimbangan.
Contoh :
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:

Pada reaksi ionisasi asam lemah valensi satu, [H +] = [A-]. Apabila konsetrasi awal [HA]
adalah sebesar M, maka :
dengan : Ka= tetapan ionisasi asam
M = konsentrasi asam ( satuannya M atau mol/liter )
Makin kuat asam, maka semakin banyak ion yang terbentuk, sehingga harga Ka semakin
besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam.

Seperti halnya asam lemah, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :

Pada reaksi ionisasi basa lemah valensi satu, [L +] = [OH-]. Apabila konsentrasi awal
[LOH] adalah sebesar M, maka :
dengan : Kb = tetapan ionisasi basa
M = konsentrasi basa ( satuannya M atau mol/liter )
DERAJAT KEASAMAN (pH) LARUTAN
 pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.
 Asam cuka 2 M lebih asam daripada asam cuka 1 M. Pernyataan ini mudah dipahami dan
tidak memerlukan penjelasan. Akan tetapi, untuk memahami bahwa HCl 1 M lebih asam
daripada asam cuka 1 M, diperlukan sedikit penjelasan.
 Pembawa sifat asam adalah H+, oleh karena itu tingkat keasaman larutan tergantung pada
konsentrasi ion H+ dalam larutan. HCl adalah asam kuat, sedangkan asam cuka adalah
asam lemah. Jadi, walaupun konsentrasi kedua asam tersebut sama, tetapi HCl
mengandung ion H+ lebih banyak, sehingga HCl 1 M lebih asam daripada asam cuka 1
M.
 Konsentrasi H+ dalam larutan adalah sangat kecil. Contohnya, konsentrasi H + dalam air
adalah 1 x 10-7 M. Untuk menghindari penggunaan bilangan yang kecil, maka kosentrasi
H+ dinyatakan dengan:
Bagaimana hubungan antara pH dengan pOH ? Dari persamaan diatas
diperoleh :

Pada suhu kamar, harga Kw = 1 x 10-14 , maka:


larutan netral : pH = pOH = 7
larutan asam : pH < 7
larutan basa : pH > 7
Kesimpulan
Jenis Asam Basa
Kuat [H+] = M . a [OH-] = M . b
a = valensi asam b = valensi basa
Lemah [H+] = Ka.M [OH-] = Kb.M

α= Ka
= [ H 
] α= Kb = [OH ]
M M M
M

pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
pH + pOH = 14
Contoh menentukan pH larutan asam :
(1) Berapakah pH larutan HCl 0,01 M?
HCl (aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
0,01 M 0,01 M 0,01 M
[H+]= 0,01 M
pH = - log [H+]
= - log 0,01 = - log 10-2
=2
(2) Berapakah pH larutan H2SO4 0,1 M?
H2SO4(aq) → 2 H+(aq) + SO42-(aq)
0,1 M 0,2 M 0,1 M
[H+] = 0,2 M
pH = - log [H+]
= - log 0,2 = - log 2x10-1
= 1 - log2
(3) Berapakah pH larutan asam cuka 0,1 M ? Diketahui Ka = 10-5

Contoh menentukan pH larutan basa:


(1) Berapakah pH larutan NaOH 0,1 M?
NaOH (aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
[OH-]= 0,1 M
pOH = - log [OH-]
= - log 0,1 = - log 10-1
=1
pH + pOH = pKw
pH = pKw – pOH
= 14 – 1
= 13
(2) Berapakah pH larutan Ca(OH)2 0,02
M?
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH-(aq)
0,02 M 0,02 M 0,04 M
[OH-]= 0,04 M
pOH = - log [OH-]
= - log 0,04 = - log (4 x 10-2)
= 2 – log 4
pH + pOH = pKw
pH = pKw – pOH
= 14 – (2 – log 4)
= 12 + log 4
(3) Berapakah pH larutan NH4OH 0,4
M ? Diketahui Kb = 10-5
Latihan soal :
Hitunglah pH dari larutan berikut ini:
a. HI 0,2 M
b. H2SO4 0,01 M
c. KOH 0,001 M
d. Ba(OH)2 0,01 M
LARUTAN PENYANGGA
 Suatu larutan jika ditambah asam akan turun pH-nya. Sebaliknya
akan naik pH-nya jika ditambah basa.
 Suatu larutan akan berubah pH-nya ( asam/ basa) jika ditambah air,
karena konsentrasi asam/ basanya akan mengecil.
 Ada larutan bila ditambah sedikit asam, basa atau air tidak
mengubah pH secara berarti  Lart Buffer (penyangga)

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH


akibat penambahan sedikit asam, basa atau karena pengenceran
PEMBUATAN LARUTAN PENYANGGA

 Campuran asam lemah + basa kunjugasi atau garamnya disebut


“PENYANGGA ASAM”
Contoh : CH3COOH + CH3COONa
H3PO4 + NaH2PO4
H2CO3 Na2CO3
 Campuran basa lemah + asam kunjugasi atau garamnya disebut
“PENYANGGA BASA”
Contoh : NH4OH + NH4Cl
RUMUS pH

PENYANGGA BERSIFAT PENYANGGA BERSIFAT


ASAM BASA
(H+) = Ka . Mol A (OH-) = Kb . Mol B
Mol G Mol G
pH = - log (H+) pOH = - log (OH-)
Ket : Ket :
Mol A : Mol asam lemah Mol B : Mol basa lemah
Mol G : Mol garam / basa Mol G : Mol garam / asam
konjugasi konjugasi
Ka : konstanta asam Kb : konstanta basa
Contoh Soal
1. Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan CH3COONa ,
sehingga konsentrasi CH3COOH = 0,1 mol dan konsentrasi
CH3COONa = 0,05 mol. Jika Ka CH3COOH 1,8 X 10-5. Tentukan
pH campuran ?
Jawab
( H+) = Ka x Mol A
Mol G
= 1,8 x 10-5 x 0,1 = 3,6 x 10-5
0,05
pH = - log ( H+)
= - log 3,6 x10-5
= 5 - log 3,6
2. 0,05 L NH4OH 0,1 M dicampur dengan 0,1 L (NH4)2SO4 = 0,2 M. Jika
Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?
Jawab:
mol NH4OH = V X M = 0,05 L x 0,1 M = 0,005 mol
mol (NH4)2SO4 = V X M = 0,1 L x 0,2 M = 0,02 mol
( OH-) = Kb x mol B
mol G
= 10-5 x 0,005 = 10-5 x 0,25= 2,5 x 10-6
0,02
pOH = - log ( OH)
= - log 2,5 x 10-6 = 6 – log 2,5
pH = 14 – ( 6 – log 2,5 )
= 8+ log 2,5
Buffer dalam Organisme :
 Dalam organisme terdapat berbagai macam cairan; seperti air sel,
darah dan kelenjar. Cairan in berfungsi sebagai pengangkut zat
makanan dan pelarut reaksi biokimia di dalamnya.
 Tiap reaksi dipercepat oleh enzim tertentu, dan tiap enzim bekerja
efektif pada pH tertentu (optimum). Karena itu cairan dalam
organisme mengandung sistem buffer untuk mempertahankan pH-
nya. Sistem, buffernya asam lemah dengan basa konjugasinya.
 Dalam darah manusia normal mempunyai pH = 7,35-7,45, yg
dipertahankan oleh tiga sistem buffer, yaitu: buffer karbonat,
hemoglobin dan oksihemoglobin.
Sedangkan dalam sel terdapat buffer fosfat.
Buffer Dalam kehidupan sehari-hari
 Larutan penyangga asam dan natrium sitrat yang menjaga PH dalam
makanan kaleng sehingga makanan tidak mudah dirusak oleh bakteri.
Buffer dalam obat-obatan
 Obat suntik atau obat tetes mata, pH-nya harus disesuaikan dengan pH
cairan tubuh. Obat tetes mata harus memiliki pH yang sama dengan pH
air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih
pada mata. Begitu pula obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah.
Buffer dalam industri
 Larutan penyangga digunakan untuk penanganan limbah. Larutan
penyangga ditambahkan pada limbah untuk mempertahankan pH 5-7,5.
Hal itu untuk memisahkan materi organik pada limbah sehingga layak
di buang ke perairan.
HIDROLISIS GARAM

Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam


atau basa, (reaksi antara garam yang memiliki ion sisa asam lemah
(basa konjugat) atau ion sisa basa lemah (asam konjugat) dengan
air menghasilkan asam lemah dan atau basa lemah)
1. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat
(misalnya NaCl, K2SO4 dll) tidak mengalami hidrolisis.
Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral).

2. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah
(misalnya NH4Cl, AgNO3 dll) hanya kationnya (dari basa lemah)
yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial).
Untuk jenis garam yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam).

3. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat
(misalnya CH3COOK, NaCN dan lain-lain) hanya anionnya (dari
asam lemah) yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial).
Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa).
4. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah
(misalnya CH3COONH4 , Al2S3 dll) kation (dari basa lemah) dan
anion (dari asam lemah) keduanya mengalami hidrolisa maka
disebut hidrolisis total (sempurna).
Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka
dan Kb.
Jika :
Ka = Kb, larutan-nya netral (pH = 7)
Ka > Kb, larutan-nya bersifat asam (pH < 7)
Ka < Kb, larutan-nya bersifat basa (pH > 7)
TITRASI ASAM-BASA
Analisis kimia mencakup dua hal, yaitu :
Analisis kualitif : menentukan jenis zat
Analisis kuantitatif : menentukan jumlah/kadar zat

Volumetri (Titrimetri)
Adalah suatu metode analisis menentukan kadar zat
berdasarkan volumenya , dengan cara titrasi (penetesan /
penambahan larutan ke dalam larutan lain)
Titrasi Asam-Basa
Adalah penetuan kadar asam oleh basa atau sebaliknya

Peralatan Titrasi
Beberapa peralatan pokok titrasi :
1.Statif dan klem
2.Buret
3.Erlenmeyer
4.Pipet gondok
4.Labu ukur
5.Gelas piala/ bekerglas
6. dll.
Gambar Peralatan Titrasi
Bahan-bahan untuk Titrasi
1. Larutan Standar : larutan yang telah diketahui kadarnya
(dibuat)
2. Laruta Sampel : larutan yang akan ditentukan kadarnya.
3. (Larutan) indikator : ialah (larutan) zat yang diperlukan untuk
menentukan titik akhir titrasi (terjadinya perubahan warna)
Indikator asam-basa : ialah zat yang berbeda warnanya
dalam suasana asam dan dalam suasana basa
Proses Titrasi
1.Buret diisi larutan standar (sebagai pentiter )
2.Erlenmeyer diisi larutan sampel (sebanyak volume tertentu , melalui
pipet gondok) dan beberapa tetes larutan indikator, lalu digoyang
sampai homogen
3.Larutan pentiter diteteskan (dari buret) sambil erlenmeyer digoyang
(agar terjadi reaksi yang merata) sampai terjadi perubahan warna
larutan sampel, penetesan larutan pentiter dihentikan lalu dibaca/
dicatat volume yang diperlukan
Dasar Perhitungan Volumetri

Mmol ekivalen larutan standar = mmol ekivalen larutan sampel


atau :
Vst x Nst = Vx x Nx

Dengan : Vst : Volume larutan standar (terbaca dari buret )


Nst : Normalitas larutan standar (diketahui)
Vx : Volume larutan sampel (diambil sejumlah tertentu
dengan pipet volume
Nx : Normalitas larutan sampel (dicari/ditentukan)

Dimana : Vml x N = mmol ekivalen


Untuk Titrasi Asam-Basa

VA x NA = VB x NB

Mmol ekivalen asam = mmol ekivalen basa

Dimana : A = asam dan B = basa

Dasar Reaksi Titrasi Asam – Basa : NETRALISASI

Reaksi : Asam + Basa Garam + Air

Contoh : HCL + NaOH NaCl + H2O


H2SO4 + 2 KOH K2SO4 + 2 H2O
Titik Ekivalen ( TE) dan Titik Akhir Titrasi (TAT )

TE :
Saat reaksi antara asam dengan basa tepat ekivalen secara
stokhiometri (mmol ekivalen asam = mmol ekivalen basa)
Pada saat ini seharusnya titrasi dihentikan (secara teoritis)
TAT :
Saat titrasi dihentikan
Saat terjadinya perubahan warna indikator

TAT dapat terjadi setelah atau sebelum TE, tergantung pH


perubahan warna indikator dan pH larutan akhir
Indikator
Zat kimia yang mempunyai warna bebeda dalam suasana asam dan
dalam suasana basa

Indikator Trayek pH Warna


Asam Basa
Metil jingga 3,1 – 4,4 Merah Jingga
Metil merah 4,2 – 6,2 Merah Kuning
Timol biru 8,0 – 9,6 Kuning Biru
Fenolftalein 8,3 –10 Tak berwarna Merah

Pemilihan indikator
Dipilih indikator yg mempuyai perubahan warna pada pH paling dekat
dengan pH TE senyawa garam yang tebentuk
Contoh .
Dititrasi 10 ml larutan asam asetat 0,10 N dengan 0,10 N NaOH.
Secara teori diperlukan NaOH sebanyak 10 ml ; maka volume total = 20 ml
Dalam campuran terjadi reaksi sbb :
H3CCOOH + NaOH H3CCOONa + H2O
Pada TE: - NaOH dan CH3COOH habis bereaksi
- terbentuk CH3COONa = 10 ml x 0,1 N = 1 mmol ekivalen /20 ml
= 1 mmol /20 ml = 5 x 10 –2 M
pH garam = ½ (PKw + pKa + log [garam] ) (Ka = 1 x 10-5)
= ½ (14 + 5 + log 5 x 10-2 )
= ½ ( 14 + 5 - 2 + 0,7 ) = 8,85
Sehingga indikator yang paling tepat digunakan adalah pp atau timol
biru.
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Dititrasi 10 ml HCl 0,1N dengan larutan 0,1 N NaOH
Selama titrasi terjadi reaksi: HCl + NaOH NaCl + H 2O

Proses titrasi :
1. Sebelum penambahan NaOH :
pH lartutan HCl = - log [HCl] = - log 0,1 = 1
2. Setelah penambahan NaOH, sebelum TE (volume NaOH pada saat TE = 10
mL
- Misalnya penambahan NaOH sebanyak 5 ml ;
Semula : HCl = 10 ml x 0,1N = 1 mmol ekivalen = 1 mmol
NaOH = 5 ml x 0,1 N = 0,5 mmol ekivalen = 0,5 mmol (habis bereaksi)
HCl sisa = 1 - 0,5 mmol = 0,5 mmol/15 ml = 0,033 M
Sehingga pH larutan pada saat ini = - log 0,033 = 1,5
3. Pada saat ekivalen = TE ( penambahan NaOH = 10 ml )
- HCl dan NaOH habis bereaksi
- terbentuk NaCl : netral pH larutan = 7
4. Pada saat kelebihan NaOH ( mis penambahan NaOH = 11 ml )
- NaOH sisa = mmolek NaOH – mmolek HCl
= 11 ml x 0,1 mmol ek/ml - 10 ml x 0,1 mmol ek/ml
= 0,1 mmolek
= 0,1 mmol / vol. Tot = 0,1 mmol / 21 ml
= 0,005 M
pOH = - log [ NaOH ] = - log 0,005 = 3 – 0,7 = 2,3
pH larutan = 14 - 2,3 = 11,7

Proses titrasi digambarkan dalam grafik antara


(perubahan) pH dengan volume NaOH
Netralisasi Campuran Asam atau Campuran Basa

Jika proses netralisasi melibatkan lebih dari satu asam atau basa maka pada TE
berlaku :
 VA x N A =  V B x N B
Contoh :
Berapa ml Ca(OH)2 0,1 M yang harus ditambahkan untuk menetralkan campuran
10 ml 0,1 N HCl dan 15 ml 0,2 M H2SO4
Jawab :
HCl : 10 ml ; 0,1 N
H2SO4 : 15 ml ; 0,2 M ( = 0,4 N )
Ca(OH) 2 = 0,1 M = 0,2 N
Maka :
VHCl x NHCl + VH2SO4 x NH2SO4 = VCa(OH)2 x NCa(OH)2
Vbasa = ( 10 x 0,1 + 15 x 0,4 ) / 0,2 = 35 ml
CAN STOP
YOUR VOICE

Anda mungkin juga menyukai