Anda di halaman 1dari 41

Kimia Asam dan Basa

PERTEMUAN 5 DAN 6
ARIF RAHMAT KURNIA
Manfaat Asam – Basa dalam Kehidupan
Nama Keberadaan
Asam askorbat Dalam buah-buahan dikenal sebagai
vitamin C
Asam karbonat Dalam minuman ringan bersoda
Asam sitrat Dalam jeruk atau buah-buahan
Asam asetat Dalam cuka
Asam klorida Dalam asam lambung
Asam laktat Dalam susu asam
Asam nitrat Dalam pupuk dan bahan peledak
Asam fosfat Dalam pupuk
Asam sulfat Dalam aki mobil dan bahan pupuk
Amonia atau amonium hidroksida Dalam pupuk dan bahan pembersih
Kalsium hidroksida Dalam air kapur
Magnesium hidroksida Dalam obat antasida
Natrium hidroksida Dalam sabun dan pembersih
Teori Asam – Basa Arrhenius

 Svante Arrhenius (1884):


 Asam: senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) atau hidronium (H3O-)
bila dilarutkan dalam air
 Basa: senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH-)
 Teori Arrhenius memiliki sebuah kelemahan → hanya mampu menjelaskan
senyawa dengan rumus kimia HA untuk asam dan LOH untuk basa →
tidak dapat menjelaskan bahwa CO2 dalam air bersifat asam atau NH3
dalam air bersifat basa.
Asam menurut Arrhenius

 Berdasarkan rumusnya → asam mengandung unsur hidrogen → dalam


pelarut air zat itu mengion menjadi hidrogen yang bermuatan positif (H+) dan
ion lain yang bermuatan negatif yang disebut sisa asam → Ion H+ pembawa
sifat asam dan yang menyebabkan warna lakmus biru menjadi merah.
 Jadi, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion
H+ → Tidak semua senyawa hidrogen adalah asam, misalnya, C2H5OH.
 Tidak semua hidrogen dalam rumus kimia suatu asam dalam larutan dapat
dilepaskan sebagai ion H+.
 Misalnya dalam rumus kimia asam asetat terdapat empat atom hidrogen
tetapi satu atom H saja yang dapat dilepaskan sebagai ion H+.
CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO–(aq)
Ion asetat
Asam menurut Arrhenius

 Asam → banyak menghasilkan H+ dalam larutan → asam kuat, asam


yang sedikit menghasilkan ion H+ disebut asam lemah.
 Sifat asam → alat uji elektrolit → jumlah ion H+ yang dilepaskan oleh asam
disebut valensi asam.
 Satu molekul asam yang dalam pelarut air dapat memberikan satu ion H+
disebut asam monoprotik dan yang dapat memberikan dua ion H+
dalam larutannya disebut asam diprotik, sedangkan yang dapat
memberikan tiga ion H+ dalam larutannya disebut asam triprotik.
Basa menurut Arrhenius

 Natrium hidroksida dalam air. NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)


 Gas amonia dalam air, bereaksi, menghasilkan ion OH–.
NH3(g) + H2O(l) ↔ NH4+ (aq) + OH–(aq)
 Kalium hidroksida dalam air. KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq)
 Karbon hidroksida dalam air. Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
 Persamaan reaksi ionisasi basa di atas dapat diketahui bahwa senyawa
basa dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH–
 Sifat basa disebabkan adanya ion OH–.
Basa menurut Arrhenius

 Ion OH– → pembawa sifat basa → warna lakmus merah berubah menjadi biru.
 Basa yang dalam larutan banyak menghasilkan ion OH– disebut basa kuat,
sedangkan yang sedikit menghasilkan ion OH– disebut basa lemah.
 Tidak semua senyawa yang dalam rumus kimianya terdapat gugus hidroksida
termasuk golongan basa.
 Misalnya:
 etil alkohol = C2H5OH
 metil alkohol = CH3OH

 Gugus hidroksil pada etil alkohol dan metil alkohol tersebut dalam larutan
tidak dapat dilepaskan sebagai ion OH–
Teori Asam – Basa Bronsted dan Lowry

 Johanes N. Bronsted dan Thomas Lowry (1923)


 Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada senyawa
lain. Disebut juga donor proton.
 Basa ialah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain. Disebut
juga akseptor proton
 Konsep asam dan basa menurut Bronsted Lowry → suatu zat bersifat
asam atau basa dengan melihat kemampuan zat tersebut dalam serah
terima proton dalam larutan. Tidak terbatas oleh pelarut air saja. Tapi
dapat berupa pelarut lain, misalnya alkohol, amonia cair, dan eter.
Kesimpulan Teori Asam – Basa
Bronsted - Lowry
Teori Asam Basa Lewis

 Gilbert Newton Lewis (1923) →


melengkapi teori Bronsted-Lowry terkait
adanya reaksi yang tidak melibatkan
transfer proton mis. BCl3 dan NH3
 Melibatkan penyerahan elektron bebas
→ sehingga partikel atau molekul
tanpa atom hidrogen dan proton
dapat diklasifikasikan sebagai asam -
basa
Pengertian Asam – Basa Lewis

 Asam → suatu molekul/ion yang dapat menerima pasangan elektron.


 Basa → suatu molekul/ion yang dapat memberikan pasangan elektron.
 Contoh:
 Boron Trifluorida dan Fluor → BF3 bertindak sebagai asam, menerima
pasangan elektron dari F–. F– bertindak sebagai basa, dapat memberikan
pasangan elektron kepada BF3
 Boron Trifluorida dan Amonia → NH3 menyerahkan pasangan elektron
bebasnya kepada molekul BF3. Menurut teori ini NH3 bertindak sebagai
asam dan BF3 bertindak sebagai basa. Pada pembentukan senyawanya
terjadi ikatan kovalen koordinasi.
Keunggulan Asam Basa Lewis

 Sama dengan teori Bronsted dan Lowry, dapat menjelaskan sifat asam,
basa dalam pelarut lain atau pun tidak mempunyai pelarut.
 Teori asam basa Lewis dapat menjelaskan sifat asam basa molekul atau
ion yang mempunyai pasangan elektron bebas atau yang dapat
menerima pasangan elektron bebas. Contohnya pada pembentukan
senyawa komplek.
 Dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik seperti DNA dan RNA
yang mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron
bebas
Kesetimbangan

 Kesetimbangan air → air adalah elektrolit lemah → karena molekul air


dapat terionisasi sebagai berikut: H2O(l) → H+(aq) + OH–(aq)
 Jumlah molekul air yang terionisasi sangat sedikit → konsentrasi H2O
dianggap tetap sehingga K[H2O] memberi harga yang tetap → Kw
 K[H2O] = tetap = Kw (tetapan kesetimbangan air) → Harga Kw berubah
apabila suhu berubah → ionisasi air merupakan reaksi endoterm, maka
apabila suhu dinaikkan, harga Kw akan semakin besar. Pada suhu 25oC
harga Kw adalah 10–14.
Pengaruh Asam dan Basa dalam
Kesetimbangan Air

 Adanya ion H+ atau OH– yang dihasilkan oleh suatu asam atau basa
akan mengakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan air.
 H2O(l) → H+(aq) + OH–(aq)
 Sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi ion H+ dan OH– dalam
larutan tersebut.
Asam Kuat

 Asam kuat adalah asam yang dapat terionisasi sempurna atau


mendekati sempurna dalam larutannya. Bila dalam air dilarutkan asam
kuat, maka kesetimbangan air akan terganggu.
 Misalnya: ke dalam air dimasukkan HCl 0,1 M, maka:
H2O(l) → H+(aq) + OH–(aq)
10–7 M 10–7 M
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
 Adanya ion H+ yang berasal dari HCl menyebabkan kesetimbangan air
bergeser ke kiri sehingga [H+] dan [OH–] dari air menjadi kurang dari 10–7
→ [H+] dari air akan dapat diabaikan terhadap [H+] dari HCl
Contoh Soal
Asam Lemah

 Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya terionisasi sebagian.


Karena yang terionisasi hanya sebagian berarti dalam larutan asam
lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang dihasilkan asam
tersebut dengan molekul asam yang terlarut dalam air.
 Dari harga Ka kita dapat menentukan [H+] (konsentrasi H+) dalam larutan
asam lemah. Derajat ionisasi asam lemah sangat kecil, sehingga hanya
sedikit HA yang terionisasi. Karena hanya sedikit yang terionisasi, maka
[HA] dalam larutan dianggap tetap.
 Dari tetapan ionisasi (Ka) asam lemah, maka konsentrasi H+ dapat
diketahui:
Hubungan Derajat Ionisasi, Ka, dan
Konsentrasi Asam
Asam Poliprotik

 Asam poliprotik adalah asam yang dapat menghasilkan lebih dari satu
ion H+. Contohnya H2CO3, H3PO4,.. → Asam-asam tersebut terionisasi
secara bertahap, oleh karena itu asam poliprotik mempunyai lebih dari
satu harga Ka
Basa Kuat

 Basa kuat adalah basa yang dalam larutannya dapat terionisasi sempurna.
Basa kuat juga akan menggeser kesetimbangan air apabila dilarutkan ke
dalamnya, yang disebabkan adanya ion OH– dari basa yang terlarut tersebut.
Misalnya ke dalam air dilarutkan NaOH 0,1 M, maka
H2O(aq) → H+(aq) + OH–(aq)
10–7 M 10–7 M
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
0,1 M 0,1 M
 Dengan adanya ion OH– dari NaOH kesetimbangan air akan bergeser ke kiri.
Ion [H+] dan [OH–] dari air berkurang dan menjadi sangat sedikit dibandingkan
ion OH– yang berasal dari NaOH, maka [OH–] yang berasal dari air dapat
diabaikan.
Contoh Soal
Basa Lemah
Derajat Keasaman (pH)

 Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat kecil sehingga
untuk kemudahan penulisan digunakan besaran lain. Untuk menghindari
penggunaan angka yang sangat kecil, Sorensen (1868 – 1939)
mengusulkan konsep pH, agar memudahkan kimiawan dalam mengukur
konsentrasi ion H+ dan perubahannya dalam suatu larutan.
 Lambang pH diambil dari bahasa Perancis ‘pouvoir hydrogene’, artinya
tenaga hidrogen menuju eksponensial. Misalnya, air murni pada 25oC memiliki
konsentrasi
[H+] = 1,0 × 10–7 maka pH air pada suhu itu adalah 7,0.
 Konsentrasi H+ atau ion OH– untuk larutan encer memiliki rentang antara 10–1M
sampai 10–14 M. Untuk larutan encer seperti itu paling tepat diungkapkan
dalambentuk pH dan pOH yaitu untuk menghindari angka pengukuran yang
sangat kecil.
 Jika konsentrasi lebih besar dari satu molar, nilai pH akan negatif. Demikian
juga untuk konsentrasi OH– yang lebih dari satu molar, nilai pOH akan lebih
besar dari 14. Jadi, untuk larutan asam basa yang mempunyai konsentrasi
lebih besar daripada 1,0 M tidak perlu diungkapkan dalam bentuk pH dan
pOH.
Harga pH dan Sifat Larutan

 Pada kondisi air murni, yaitu kondisi dimana tanpa asam atau basa
(netral) harga pH suatu larutan akan sama dengan pOH.
 Contoh soaL: Berapa pH larutan HCl 0,1 M dan Mg(OH)2 0,01 M ?
 Harga pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan suatu asam
atau basa. Pada konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam
semakin besar konsentrasi ion H+ dalam larutan , dan itu berarti semakin
kecil harga pH-nya.
 Jadi, semakin kuat suatu asam semakin kecil harga pH-nya. Sebaiknya,
semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi ion OH– dalam
larutan.
 Semakin besar ion OH– berarti semakin kecil konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Jadi, semakin kuat suatu basa semakin besar harga pH-nya.
pH Asam Lemah dan Basa Lemah

 pH suatu asam lemah dan basa lemah dapat dihitung berdasarkan


konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam larutan. Seperti yang telah
diuraikan pada sub-bab asam lemah dan basa lemah.
Indikator Asam - Basa

 Cara paling murah dengan menggunakan kertas Lakmus → cara lain


dengan menggunakan pH meter
 Lakmus berasal dari kata litmus yaitu sejenis tanaman yang dapat
menghasilkan warna jika ada asam atau basa. Lakmus merupakan asam
lemah, dan biasa ditulis sebagai HLit. Ketika dalam air terbentuk :
 HLit (aq) → H+(aq) + Lit–(aq)
 Ketika berbentuk HLit, berwarna merah dan ketika berbentuk ion
berwarna biru. Untuk mengetahui bagaimana reaksinya ketika ada asam
atau basa, maka kita gunakan asas Le Chatelier.
Titrasi Asam - Basa

 Titrasi adalah teknik laboratorium dimana kita dapat


menentukan konsentrasi suatu zat yang tidak
diketahui, dengan pereaksi lain yang konsentrasinya
ditentukan.
 Pada umumnya masih dilakukan cara titrasi yang
sederhana, dengan menggunakan gelas kimia, dan
Biuret.
 Jika kita membeli asam cuka di pasar, atau di toko
maka kita tidak pernah menemukan ukuran
kandungan asam dalam bentuk kemolaran seperti
yang kita pelajari. Namun dalam botol masih
tercantum kadar cuka berupa persen volume.
Contoh Soal

 Untuk mengetahui % asam cuka dilakukan dengan titrasi 2 mL larutan


asam cuka dan memerlukan 35 mL larutan NaOH 0,1M. massa jenis
larutan 950 g/L.
a. Tentukan kemolaran asam cuka!
b. Berapa % kadar asam cuka tersebut?

Amfoter

 Amfoterik → suatu molekul atau ion yang dapat bereaksi sebagai asam serta sebagai
basa. → berasal dari kata Yunani amphoteroi, yang berarti “keduanya”.
 Banyak logam (seperti seng, timah, timbal, aluminium, dan berilium) → oksida atau
hidroksida amfoter. Amfoterisme bergantung pada keadaan oksidasi dari oksidanya.
 Salah satu spesies amfoter adalah molekul-molekul amfiprotik, yang dapat baik
menyumbang ataupun menerima sebuah proton (H+).
 Beberapa contoh termasuk asam amino dan protein, yang mengandung gugus amina
dan asam karboksilat, dan senyawa-senyawa ion itu sendir seperti air dan ammonia.
 Amfilit adalah molekul-molekul amfoterik yang mengandung keduanya, gugus asam
maupun basa dan akan terdapat pada umumnya sebagai zwitterion dalam rentang pH
tertentu. pH pada mana muatan rata-ratanya adalah nol yang dikenal sebagai titik
isoelektrik molekul. Amfolit digunakan untuk menyetabilkan gradien pH untuk digunakan
dalam pemusatan isoelektrik.

Anda mungkin juga menyukai