Anda di halaman 1dari 10

2.

Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di pabrik secara kimia.
Pupuk anorganik dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah hara yang
menyusunnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal
merupakan pupuk yang mengandung hanya satu unsur hara. Contoh pupuk
tunggal adalah urea (N), SP-26 (super phospat – unsur P) dan KCl (Kalium
Chlorat – unsur K)Sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur. Berdasarkan Permentan (2007) pupuk
memenuhi syarat sebagai pupuk majemuk NPK apabila total pupuk N, P2O5 dan
K2O minimal 30%. Contoh pupuk majemuk Phonska 15-15-15, Pelangi 20-10-10,
dan Mutiara 16-16-16. Pupuk majemuk juga dapt ditambah dengan hara S, Mg
atau unsur hara mikro (Cu dan Zn) (Kasno, 2009).
Pupuk buatan adalah semua jenis pupuk yang dibuat atau disintesis oleh
tangan manusia di dalam pabrik atau industri, pupuk buatan dapat dikatakan
sebagai pupuk anorganik karena disusun atas senyawa-senyawa anorganik yang
mengandung unsur hara tertentu berkadar tinggi (Fatimah, 2011).
Dalam cara pengaplikasian biasanya sering dapat kita temukan beberapa
kelebihan dan kekurangan pupuk anorganik. Kelebihan dari pupuk anorganik ini
mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi
tersedia yang siap diserap tanaman, kandungan jumlah nutrisi lebih banyak, tidak
berbau menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan. Sedangkan kelemahan dari
pupuk anorganik harga relative mahal dan mudah larut dan mudah hilang,
menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan dalam dosis yang tinggi, unsur
yang paling dominan dijumpai dalam pupuk anorganik adalah unsur N, P, K.
(Fajrin, 2016).
Beberapa diantaranya contoh dari pupuk anorganik adalah sebagai berikut:
a.) Pupuk Urea

https://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/
Gambar 6. Pupuk Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea
yang memiliki konsistensi dan tekstur yang sedang, serta memiliki struktur
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia
Co(NH₂)₂ merupakan pupu yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang
kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46%
dengan pengertian setiap 100 kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%,
Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.
Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau,
rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai
banyak zat hijau daun (klorofil). Pupuk ini termasuk salah satu jenis pupuk
higroskopis sehingga lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembapan
73% urea sudah dapat menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air
serta mudah diserap oleh tanaman. Salah satu cara untuk mengurangi kehilangan
N adalah dengan memodifikasi bentuk fisik dan kimia pupuk urea sehingga
diharapkan dapat memperlambat proses hidrolisis. (Nainggolan, 2010).
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pupuk urea, antara lain adalah
kandungan Nitrogen yang unggul, biaya produksi rendah, karena sumbernya
alami, penyimpanan tidak mudah terbakar dan bebas risiko, rentang penggunaan
yang luas, untuk semua jenis tanaman dan tanah, pH netral dan tidak berbahaya
untuk tanaman dan tanah.
Namun ada kekurangan ada kekurangannya, karena sebagai hasil dari reaksi
kimia yang terjadi ketika urea digunakan pada tanah, perhatian khusus harus
diberikan untuk memastikan bahwa nitrogen tidak hilang ketika amonium
menguap. Ini bisa membuat urea tidak praktis untuk tukang kebun yang berurusan
dengan bidang tanah yang luas. Kelarutan urea yang tinggi juga membuat
penyimpanan dalam kondisi kering sangat penting.Pupuk urea merupakan pupuk
higroskopis. Jadi, kita harus bijak dalam pengaplikasiannya.

b.) Pupuk KCL/ MOP (Muriate of potash)

https://petrokimia-gresik.com/product/pupuk-kcl
Gambar 7. Pupuk KCL
Pupuk KCL atau sering juga disebut pupuk MOP (Muriate of Potash) adalah
salah satu jenis puuk tunggal yang memiliki nilai konsentrasi tinggi dengan
kandungan Kalium (K2O) sebesar 60% sebagai Kalium Chlorida. KCL/MOP
merupakan pupuk yang mengandung unsur kalium yang sangat cocok digunakan
untuk semua jenis tanaman yang memiliki sifat toleran terhadap klorida atau tanah
dengan klorida rendah. Pupuk KCL juga dapat diberikan ke segala jenis tanah.
Pupuk KCL (MOP) bertekstur yang kasar, konsistensi yang agak lekat,
berwarna merah dan ada juga yang putih dengan tekstur menyerupai kristal. KCL/
MOP memiliki konsentrasi nutrisi yang tinggi serta memiliki sifat yang mudah
larut dalam air.
Unsur hara yang terdapat dalam pupuk KCL merupakan senyawa kalium
yang dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Namun sebelum bisa diserap
dengan baik oleh tanaman, pupuk KCL akan lebih dahulu terurai menjadi
senyawa K2O dan Ion Cl++ dalam tanah. Unsur K2O memiliki berbagai manfaat
untuk pertumbuhan dan menguatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit, sementara ion Cl++ bila diaplikasikan secara berlebihan pada
tanaman (kelebihan dosis) justru dapat merugikan tanaman.
Kelebihan dari pupuk KCL memiliki keuntungan dari segi harga yakni lebih
murah dibandingkan pupuk ZK dan KNO3. Pupuk yang tidak mengandung klor
harganya lebih mahal. Selain murah, pupuk kcl ini cenderung lebih mudah
didapatkan dalam berbagai merk, baik itu subsidi maupun non subsidi.
Sedangkan kekurangan dari senyawa kcl sebagaimana NaCL (garam dapur)
tergolong golongan senyawa garam-garaman. Pupuk KCl akan larut dalam air
dalam bentuk ion k+ dan CI-. Oleh sebab itu penambahan unsur hara kalium
dalam bentuk KCl, juga menambah unsur klor dalam tanah, ditambah lagi ketika
diberikan secara berlebihan dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat
kadar magnesium daun dapat menurun
c.) Pupuk ZA

https://lahan.co.id/pupuk-za/
Gambar 8. Pupuk ZA

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi


tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan
dari istilah bahasa Belanda (zwavelzure ammoniak), yang berarti amonium sulfat
(NH4)2SO4. Pupuk ZA memiliki warna yang putih, memiliki tekstur yang kasar,
struktur dari pupuk ini ialah butiran Kristal, konsistensi dari pupuk ini adalah
lekat, kelarutan pupuk ini cepat,pupuk ini diperlukan tanaman untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S). Unsur nitrogennya sebesar
21 % dan sulfur (belerang) sebesar 24 %. Pupuk ZA aman digunakan untuk semua
jenis tanaman. Manfaat dari pupuk ZA adalah dapat meningkatkan produksi dan
kualitas panen, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama,
penyakit, dan kekeringan, serta memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
Pupuk ZA yang mengandung belerang dan nitrogen. Kandungan
nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya
dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang
miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea
sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami
keracunan bila diberi pupuk urea. (Risnojatiningsih, 2009).
Kelebihannya yakni memiliki senyawa kimia yang stabil sehingga tahan
disimpan dalam waktu yang lama, karena memiliki unsur hara N yang sedikit,
pupuk ini memberikan keuntungan masuk unsur hra lain seperti belerang, aman
digunakan untuk segala jenis tanaman, pada tanaman tebu, pupuk ZA ini
merupakan pupuk yang sangat penting, karena dengan memakai pupuk ZA tidak
terjadi penurunan kadar gula pada tanaman tebu, mudah dicampurkan dengan
pupuk lain yang memiliki unsur hara yang berbeda, mampu memperbaiki rasa dan
warna dari hasil panen, harga yang ekonomis, pengaplikasian mudah digunakan.
Namun kekurangannya yaitu dapat mengakibatkan pemborosan biaya
karena terlalu mahal, jika digunakan secara berlebihan maka akan mengakibatkan
tanah manjadi masam, akan mengancam kelangsungan hidup mikroorganisme
yang berada dalam tanah, jika digunakan secara berlebihan maka akan
mengakibatkan tanaman sukulen sehingga tanaman menjadi mudah terserang
hama maupun penyakit.

d.) Pupuk Rock Phospate

https://petrokimia-gresik.com/product/kcl-rock-phospate-1
Gambar 10. Pupuk Rock Phospate

Pupuk rock phosphate merupakan pupuk mineral phoshate (P) anorganik


berfungsi untuk memacu pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang
baik. Selain mengandung unsur P, pupuk RP juga mengandung unsur mineral
kalsium (Ca). Warna dapat bervariasi tergantung dari deposit mineral atau batuan
dan negara asalnya. Warna bervariasi dari coklat, kelabu-hitam, biru dan putih
tergantung dari warna batuan induknya. Warna coklat paling umum digunakan.
Pupuk ini cocok untuk tanaman tahunan dan tanah masam. Efisiensi dari pupuk
RP selain ditentukan oleh sifat kelarutan, juga ditentukan oleh pH tanah,
kelembaban, dan suhu yang semuanya akan mempengaruhi aktivitas biotik yang
berperan dalam reaksi konservasi P dalam tanah. (Suryatna, 2008)

Pupuk rock phosphate ini memiliki tekstur yang halus dan struktur yang
granuler tetapi halus, konsistensi pupuk ini agak lekat, kelarutan pupuk ini tinggi,
higroskopis dari pupuk ini tinggi. Pupuk ini tidak cocok untuk tanaman-tanah
yang membutuhkan efek cepat dari pupuk seperti tanaman semusim, tanah alkalin
atau berkapur. Cocok untuk tanaman tahunan dan tanah masam. Efisiensi dari
pupuk RP selain ditentukan oleh sifat kelarutan, juga ditentukan oleh pH tanah,
kelembaban, dan suhu yang semuanya akan mempengaruhi aktivitas biotik yang
berperan dalam reaksi konservasi P dalam tanah.
Keunggulan dari penggunaan pupuk rock phosphate ini sendiri adalah
pemecahan karbohidrat untuk energi, penyimpanan perearannya keseluruh
tanaman dalam bentuk ADP & ATP, harga juga relative lebih terjangkau dan
tidak mahal, membantu proses perkecambahan biji, merangsang proses
pembentukan akar,  pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada
dalam inti sel dan sekaligus memperbesar jaringan, merangsang pembentukan
tunas, bunga, biji dan buah,. Sedangkan kekurangan dari pupuk ini sendiri yaitu
terlalu makan tempat, respon terhadap tanaman yang lebih lambat, dan biaya
transportasi yang lebih mahal.
e.) Pupuk SP-36

https://petrokimia-gresik.com/product/pupuk-sp-36
Gambar 9. Pupuk SP-36
Pupuk SP-36 merupakan pupuk tunggal dengan kandungan Phospor (P)
cukup tinggi dalam bentuk P2O5, yakni sebesar 36%. Pupuk SP36 bersifat tidak
higroskopis (tidak mudah menghisap air) sehingga dapat disimpan dalam waktu
yang cukup lama. Pupuk SP36 hampir sama dengan pupuk TSP, hanya saja
memiliki kandungan Phosphor yang lebih rendah. Pupuk SP- 36 biasanya
berbentuk granul (butiran) berwarna abu-abu kehitaman. Kandungan Phosphor (P)
pada pupuk SP- 36 hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga mudah diserap
tanaman. (Munir, 1996).
Pupuk SP- 36 memiliki tekstur yang kasar, struktur dari pupuk ini ialah
butiran granuler, konsistensi dari pupuk ini adalah tidak lekat, kelarutan pupuk ini
cepat, memiliki kadar lengas 36% P2O5, pupuk ini bersifat higroskopis yang
rendah. Pupuk ini memiliki pH ketika diaplikasikan dapat membuat pH tanah
menjadi naik, dengan kata lain pupuk ini sangat sesuai untuk tanah yang bersifat
basa/alkalis, sifat fisiologis pupuk ini ialah asam, zat pembawa pupuk ini adalah
Ca.
Kelebihan dari pupuk ini adalah Tidak higroskopis, Mudah larut dalam air,
Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman, Mempunyai peranan yang
penting sebagai sumber dari unsur hara dengan bentuk fosfor. Mampu memicu
tumbuhnya akar supaya semakin baik sehingga tanaman pun bisa semakin kuat,
bisa memanen lebih cepat, mampu memicu tanaman supaya mampu membentuk
bunga maupun biji, daya tahan tanaman akan semakin meningkat sehingga
terbebas dari serangan hama maupun penyakit, pembentukan bungan untuk
menjadi biji maupun buah akan lebih besar lagi prosentasenya. Sedangkan
kekurangan dari pupuk SP-36 adalah Mengakibatkan residu pada tanah, Harganya
mahal, Bila pemakaiannya tidak bijaksana, bisa merusak tanah.

Dapus anorganik:

Munir, M., 1996. Tanah Tanah Utama Indonesia Karateristik, Klasifikasi dan
Pemanfaatannya. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Suryatna, 2008. Penggunaan pupuk Tablet Koket Nuget Sebagai Sumber Hara
Bagi Bibit Tanaman Kelapa Sawit Di pembibitan Utama. Jurnal PT. Perkebunan
Nusantara V. Pekanbaru
Risnojatiningsih, S., 2009, Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA sebagai Bahan
Baku Pembuatan Kalsium Karbonat (CaCO3), Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 9
(1) : 38-47.
A, Kasno. 2009. Jenis dan Sifat Pupuk Anorganik. Balai Penelitian Tanah.Bank
Pengetahuan Padi Indonesia
Yulia, A.E., Murniati dan Fatimah. 2011. Aplikasi pupuk organik pada tanaman
caisim untuk dua kali penanaman. Jurnal Sagu, 10 (1): 14-19.

Anda mungkin juga menyukai