Anda di halaman 1dari 22

1

Technology Transfer Dept. Crop Protection 2021


Technology Transfer Department

HAMA UTAMA
TANAMAN KELAPA SAWIT
Technology Transfer Department

Important Pest

Leaf Eater Caterpillar

Nettle Caterpillars Bagworms

Other Caterpillars
EARLY WARNING SISTEM (EWS) HAMA ULAT PEMAKAN
DAUN KELAPA SAWIT& MENGENALINYA

Darna trima Setora nitens Setothosea asigna

Ploneta diducta Olona gateri Thosea vetusta

TOLAN TIGA INDONESIA (SIPEF GROUP)


2012
BirthoseaPidipus
bisura Birthosea bisura Cania sp Cheromettia
sumatrensis
A. TUJUAN 6
Sebagai pedoman yang baku dalam melaksanakan monitoring / deteksi dini dan
pengendalian terhadap keberadaan hama ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS)
di lapangan. Tujuannya adalah :
 1. Untuk mengetahui sedini mungkin keberadaan jenis hama ulat pemakan daun
kelapa
 sawit (UPDKS) di lapangan.
 2. Untuk mengetahui sedini mungkin tingkat populasi dan stadia hama UPDKS
yang
 menyerang tanaman kelapa sawit di lapangan.
 3. Untuk mengetahui pola serangan dan sebaran, intensitas, luas dan kategori
serangan
 hama UPDKS (spot-spot atau menyebar).
 4. Dari tiga point di atas maka dapat ditentukan sistem atau cara pengendalian yang
 paling tepat untuk dilakukan.
B. DEFINISI 7

 Early Warning System atau Sistem deteksi dini adalah suatu sistem atau
cara yang dilakukan sedini mungkin untuk memonitoring atau memantau
keberadaan Organisme Pengganggu tanaman pada pokok-pokok sample
yang telah ditentukan, yang dilakukan secara tertib, sistematis dan
berkesinambungan.

 Pengendalian adalah tindakan yang dilakukan terhadap kondisi serangan


atau populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berada di atas
ambang ekonomi. Apabila tidak dilakukan pengendalian dapat
menyebabkan kerugian yang lebih besar.
C. ORGANISASI PELAKSANAAN 8
PEKERJAAN
 Organisasi Deteksi
Monitoring keberadaan hama UPDKS secara rutin harus dilakukan secara
terorganisir, rapih dan sistematis. Oleh karena itu diperlukan struktur
organisasi meliputi (1) Pengamat (2) Pengawas & (3) Penanggung jawab.

  Organisasi Pengendalian 
Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh tenaga pengendalian dari afdeling
masing-masing dan tidak dibenarkan pengendalian dilakukan oleh tenaga
pengamat (mandor EWS). Pengawasan dilakukan oleh mandor satu dan ka.
afdeling. Sedangkan penanggung jawab pengendalian adalah ka. kebun.
Pada saat luas serangan mencapai > 100 ha maka perlu dibentuk POSKO
pengendalian. Posko pengendalian dikoordinir oleh ka. kebun yang
arealnya akan dikendalikan.
D. SISTEM DETEKSI 9
Serangan hama ulat pemakan daun ditandai oleh adanya gejala dan atau
ditemukannya ulat, hanya dapat diketahui melalui kegiatan EWS yang dilakukan
secara berkala, terus menerus terhadap tanaman sample yang ada di setiap blok.
1. Penentuan Titik Sampel (TS) dan Barisan Sampel (BS)
2. Penentuan Pokok Sampel (PS)
3. Sarana dan Prasarana Pengamatan
4. Cara Pengamatan EWS dan Penghitungan Populasi ulat
5. Rotasi Deteksi/Rotasi EW
Deteksi/EWS Rutin (DR) : Sebulan sekali
Deteksi Spesial (DS) : 6-7 hari setelah sensus jika hasil bervariasi
Deteksi Ulang (DU) : Mengetahui efektifitas hasil pengendalian
dilakukan setelah 3 – 5 hari setelah aplikasi
Contoh penentuan dan penandaan Titik Sampel dan
Baris Sampel
10
6. Penetapan Batas Kritis dan Kategori Serangan
 Batas Populasi Kritis 11
Penentuan batas kritis populasi ulat pemakan daun adalah didasarkan pada tingkat
kerusakan luasan daun yang hilang akibat dimakan selama pase larva/ulat.
Persentase kehilangan daun tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat populasi ulat
pemakan daun per pelepah. Persentase kehilangan luasan daun yang tinggi akan
menyebabkan penurunan produksi lebih dari 50 %.
 Kategori Serangan
Penentuan batas kritis populasi ulat pemakan daun adalah untuk menentukan
kategori serangan yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pengendalian.
► Kategori serangan Ringan (R) : adalah tingkat populasi ulat pemakan daun yang
belum perlu dilakukan tindakan pengendalian.
► Kategori serangan Sedang (S) : Adalah tingkat populasi ulat pemakan daun
yang perlu mendapat perhatian serius, hal ini dikarenakan kemungkinan ada dari
beberapa pokok sampel yang perlu dikendalikan. Apabila diperlukan lakukan deteksi
spesial.
► Katagori serangan Berat (B) : Adalah tingkat populasi ulat pemakan daun di atas
ambang ekonomi. Kondisi ini memerlukan suatu tindakan pengendalian yang cepat,
tepat dan serius.
Technology Transfer Department

TABEL KATEGORI SERANGAN


Ulat api Ulat Kantong

S. nitens T. bisura
T. asigna P. diducta
Katagori D. trima M. corbeti M. plana C. pendula
Serangan

TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM

Ringan <3 <7 <7 < 15 < 15 < 35 < 3 <7 < 25 < 50 < 30 < 65
Sedang 3–4 7-9 7-9 15-19 15-24 35-49 3-4 7-9 25-34 50-69 30-44 65-89
Berat >5 >10 >10 >20 >25 >50 >5 >10 >35 >70 > 45 > 90
E. SISTEM 13

PENGENDALIAN
Sistem pengendalian harus dilakukan secara sistematis, dengan urutan sebagai berikut:
Setiap sore hari data hasil EWS sudah direkap, sudah ditentukan kategori serangan, Ringan, Sedang
dan berat.
 Untuk kategori serangan berat dan sedang dibuat peta pola serangan, selanjutnya dibuat rencana
pengendalian dengan menghitung kebutuhan material dan HK
 Rencana pengendalian dituangkan ke dalam Form Pengendalian.
 Material dan alat pengendalian harus siap.
 Kekurangan material atau alat pengendalian harus segera dipenuhi.
 Material atau alat pengendalian yang tidak bisa dipenuhi/dibeli di site segera dibuat SPB dan
dikirimkan ke Departemen Agronomy untuk ditindaklanjuti.
 Sistem pengendalian harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan
 serta disesuaikan dengan kondisi stadia hama dan pola serangan di lapangan.
 Agar hasil pengendalian dapat maksimal, maka pengawasan oleh ka. afdeling, ka. kebun mutlak
dilakukan secara ketat, baik pada saat persiapan pengendalian, pelaksanaan pengendalian maupun
pada saat dilakukan evaluasi (deteksi ulang) hasil pengendalian.
Fogging / Pengasapan dengan
Bioinsektisida 14
 Dilakukan pada tanaman TM untuk serangan katagori berat dan
sedang dengan intensitas serangan > 25 %.
 Ukuran ulat dominan masih kecil.
 Jenis alat yang dipakai adalah K22Bio atau Agrofog AF-35.
 Norma HK pengendalian : 0.27/Ha
 Pengendalian harus tuntas paling lambat 5 hari. Apabila dalam
waktu 5 hari ada areal yang belum teraplikasi maka segera lakukan
evaluasi apakah pengendalian dengan sistem ini masih bisa efektif
atau tidak.
Cara pencampuran material pada
15
alat K22Bio:
Untuk Tanaman Sedang < TM 7
 Tangki I (depan)
 Material Bioinsektisida : 0,5 lt
 Air bersih : 4.450 lt
 Agristik : 50 cc 
 Tanki II (belakang)
 Solar : 60 % (3 lt)
 Air bersih : 1.9 lt
 Emulgator : 2 % (100 cc)
Cara pencampuran material pada
16
alat K22Bio:
Untuk Tanaman Tinggi > TM 7
 Tangki I (depan)
 Material Bioinsektisida : 0,5 lt`
 Air bersih : 4.450 lt
 Agristik : 50 cc
 Tanki II (belakang)
 Solar : 70 % (3,5 lt)
 Air bersih : 1.4 lt
 Emulgator : 2 % (100 cc)
 Cara pencampuran material dengan alat Agrofog AF-35
 Material Bioinsektisida : 0,5 lt
 Waterbase : 3,5 lt
 Air bersih : 1,0 lt
PENYEMPROTAN MENGGUNAKAN
MIST BLOWER/SOLO SPRAYER 17

 Dilakukan untuk serangan katagori berat dan sedang pada tanaman TBM.
Untuk tanaman TBM 1 alat yang dipakai adalah solosprayer, sedangkan
untuk tanaman TBM 2 – TBM 3 memakai alat Mistblower.
 Material yang digunakan adalah Bioinsektisida seperti Florbac, Ekosef dll.
 Norma HK pengendalian adalah 1 HK/Ha
 Pengendalian harus tuntas paling lambat 5 hari
INFUS AKAR / INJEKSI BATANG
18
 Dilakukan untuk serangan katagori berat dan sedang dengan pola serangan spot-spot
dan atau stadia hama tumpang tindih (ada fase ulat, telur, imago).
 Menggunakan insektisida yang bersifat sistemik.
 Dosis per pokok 20 cc.
 Untuk infus akar harus dilakukan hati-hati, plastik infus tidak boleh robek/bocor. Jenis
akar yang dipilih adalah akar primer yang masih aktif dan tidak boleh pecah.
Pencarian akar primer ± 30 cm dari pangkal batang.
 Untuk injeksi batang/trunk injection menggunakan alat bor mesin. Injeksi pada batang
dilakukan 75 cm dari permukaan tanah, kedalaman lubang injeksi 30-40 cm dengan
kemiringan 45˚. Setelah material dimasukan ke dalam lubang injeksi, lakukan
penutupan lubang dengan tanah liat.
 Norma HK pengendalian dengan infus akar adalah 2.7 / Ha, sedangkan untuk trunk
injection adalah 0,7 / Ha.
KUTIP KEPOMPONG & LIGHT TRAP
19
 Kutip kepompong dilakukan hanya untuk hama ulat pemakan daun yang
kepompongnya berada di tanah/pangkal batang. Dilakukan apabila
dijumpai > 5 kepompong/pokok.
 Ligth trap dilakukan pada pukul 18 – 22 (malam hari). Alat yang dipakai
adalah genset fortable 1000 watt, bolam mercuri dan terpal/plastic.
 Untuk 1 genset dapat dipakai 10 – 12 titik lampu.
 Hasil kutip kepompong dan light trap dihitung dan dimasukan dalam Form
Pengendalian
 Hasil kutip kepompong dan light trap dapat dijadikan gambaran estimasi
kondisi serangan hama UPDKS pada periode berikutnya, sehingga dapat
dijadikan dasar persiapan untuk pengendalian periode berikutnya.
F. EVALUASI HASIL PENGENDALIAN  20

Untuk menentukan efektifitas hasil pengendalian maka perlu dilakukan evaluasi


terhadap tingkat populasi ulat pemakan daun kelapa sawit yang sudah
dikendalikan dengan melakukan deteksi ulang. Pelaksanaan deteksi ulang (DU)
dilakukan :
1. Pengendalian dengan material Bioinsektisida baik dengan alat K22Bio
ataupun Mistblower DU dilakukan 10 hari setelah aplikasi.
2. Hasil DU dimasukan dalam Form Pengendalian.
3. Pengendalian dengan sistem Infus akar atau Injeksi batang DU
dilakukan setelah 3 – 5 hari setelah aplikasi
4. Apabila hasil DU menunjukan populasi ulat per pelepah masih tinggi.
Segera konfirmasikan ke bagian Proteksi Tanaman untuk ditindaklanjut 
KESIMPULAN  21
1. Budget pengendalian hama ulat api adalah tidak terbatas
2. Prosedur pengendalian harus benar-benar di pedomani dalam
pekerjaan dilapangan agar penggunaan lata dan material yang
digunakan tepat sasaran
3. Cara pengendalian akan menunjukkan efikasi kematian ulat
yang sangat baik
4. Penggunaan alat dan material harus dalam pengawasan khusus
karena harganya yang sangat mahal
5. Semakin tinggi output kerja dilapangan maka biaya yang
dikeluarkan semakin kecil dengan selalu menjaga kualitas kerja
yang baik
22

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai