Anda di halaman 1dari 10

Q-fever

ZOONOSIS
Departemen Kesmavet
Universitas Wijaya Kususma Surabaya
Q-fever
Etiology  Coxiella burnetii
dulu Rickettsia burnetii
Rickettsia
 Rickettsia lebih kecil dari bakteri

 Pertumbuhan spt virus membutuhkan sel

hidup utk hidupnya (intracellular)


 Struktur menyerupai bakteri menghasilkan

enzim, mempunyai dinding sel, RNA & DNA


 Bersifat parasitik
• Q fever jarang teridentifikasi pada sebagian besar negara
karena kurangnya surveillance

• Prevalensi : Perancis, UK, Italia, Spanyol, Jerman, Palestina,


Yunani, Kanada

• Di negara lain -} surveillance masih sangat kurang

• Penularan pada manusia : kontak langsung dengan sapi,


domba dan kambing.

• Terutama peternak, dokter hewan, tukang jagal, peneliti yang


melakukan kultur C. brunetti terutama peneliti yang bekerja
dengan hewan yang terinfeksi C. brunneti.
 Host normal Rickettsia adl Arthropoda
 Tidak menimbulkan penyakit pada host normal nya
tetapi bila masuk pada host lain (manusia)
menyebabkan : demam, rasa dingin, sakit kepala, lesu,
pembesaran hati & limpa, pneumonia

 Reservoir Haemaphysalis humerosa


Amblyoma americanus pd
Dermacentor andersoni Sapi,
Biri-biri,
Kambing
In vitro : mouse macrophage-like cells, fibroblast cell,
vero cell
In vivo : Embryonated eggs, mice, guinea pigs

Respirasi : target sel - } alveolar makrofag pada paru-


paru
Gigitan serangga atau per oral : sel Kupffer pada hepar

Reseptor pada permukaan sel : integrins – Phase I :


Kompleks LRI (Leucocyte Response Integrin, αvβ3)
dan IAP (Integrin-Assosiated Protein), Phase II : LRI
dan CR3
 Lokasi Intraseluler dan multiplikasi
Passive entry kedalam sel – berada di dalam fagosome –
fusi dengan lisosom – terbentuk fagolisosom – terjadi
fusi antara beberapa fagolisosom

C. Brunetti mampu bertahan dn melakukan multiplikasi


didalam fagolisosom (pH 4,7 - 5,2) – pH rendah berguna
dalam proses metabolism (synthesis nt dan aa)

Multiplikasi dapat dihambat dengan menaikkan pH


(chloroquine)
Patologi Rickettsia berkembang di dlm sel endotel
dinding pembuluh darah kecil
 Sel endotel membengkak  nekrotik  thrombosis
di dlm pembuluh darah  lesi pembuluh darah di
kulit
 Vasculitis terjadi pada organ  kerusakan hemostatik

Epidemiologi
Rickettsia hidup di dalam sel tract. alimentarius &
tract. genitalia arthropoda, sehingga transmisi
secara vertikal dari induk ke anak
 Cara penularan  melalui saluran pernafasan
 melalui kulit
 melalui air susu, bila ambing
terinfeksi
 Domba menyebarkan Rickettsia melalui feses dan
urine
 Rickettsia berada pada placenta domba & sapi
 Kontrol 1. memutus rantai penularan (obat
kutu, pasteurisasi air susu
2. immunisasi
3. antibiotik
 PABA (para amino benzoic acid)  menghambat
pertumbuhan Rickettsia
 Para Hydrobenzoic Acid menurunkan pertumbuhan
Rickettsia krn interferensi dgn PABA
 Tetracycline & Chloramphenicol efektif
 R/ Tetracyclin/Chloramphenicol 1 gram
kemudian 500 mg (PO) 10 hari

Anda mungkin juga menyukai