Anda di halaman 1dari 17

luminous_ 107

TSAMARAH KAMILAH_NISRINA ZAHRA_DIANTA NASWA


KASUS 8
Seorang peternak mengeluh dikarenakan sapi ternaknya lemas,
nafsu makannya berkurang dan produksi susu pada ternaknya
menurun. Pada sore harinya, peternak menemukan adanya lesi
kulit berupa nodul berdiameter sekitar 1 sampai 7 cm pada
daerah leher sapi tersebut. Esok harinya ia kembali mengecek
sapi ternaknya dan ternyata lesi kulit yang berupa nodul
berdiameter sekitar 1 sampai 7 cm sudah mulai menyebar hampir
ke seluruh tubuh sapi tersebut. Setelah dibawa ke dokter hewan,
pemeriksaan menunjukkan ternyata sapi tersebut juga demam
tinggi sampai 41° Celcius, kemudian limfonodus bagian
superfisialnya juga membengkak, pada bagian kepala, ambing,
skrotum dan bagian vulva juga ditemukan nodul yg sama dengan
ukuran yang tidak jauh berbeda.
NAMA PENYAKIT

LUMPY SKIN DISEASE


(LSD)
AGEN PENYEBAB

Caprifoxvirus
DARI FAMILY Poxviridae
SIFAT AGEN PENYEBAB

Menyebabkan infeksi terutama pada


Ukuran virus: 230-260 nm
ruminansia besar: khususnya sapi, kerbau,
Famili Virus: Poxviridae dan spesies ruminansia lainnya.
Subfamili: Chordopoxviridae
Genus: Capripoxvirus Virus terbungkus dalam lipid yang diselimuti dengan
genom mencakup setidaknya 146 gen yang diduga,
yang menampilkan protein yang berperan dalam
struktur virio, replikasi DNA, metabolisme, sintesis
protein, stabilitas virus dan menghindari respon imun
inang.
PATOGENESA
vektor penyakit: nyamuk (Aedes aegypti, Anopheles stephensi, Culex
quinquefasciatus , dan Culicoides nubeculosus), kutu (Rhipicephalus
appendiculatus, Rhipicephalus decoloratus , dan Amblyomma hebraeum),
dan Diptera (Haematopota spp. dan Stomoxys calcitrans)

Infeksi virus LSDV ini melalui replikasi intradermal pada


fibroblas, makrofag, perisit, dan sel endotel menyebabkan
viremia yang menyebabkan kekosongan dan limfangitis di daerah
yang terkena
Setelah infeksi, masa inkubasi berkisar antara 4 hingga 7 hari
(eksperimental), tetapi biasanya 28 hari atau 35 hari
(diperpanjang).
Aedes aegypti mosquito
Genom LSDV dapat dideteksi pada nodul, ulserasi, darah,
sekret, dan air mani pada kedua vertebrata (ruminansia)
Setelah ternak pulih dari infeksi, mereka memperoleh antibodi
selama sekitar 6 bulan
Gambar Ternak
yang terinfeksi

Tanda klinis penyakit LSD pada sapi di Thailand. (a) Kelenjar getah
bening tampak membesar 3-5 kali lipat dari normalnya; (b)
transformasi lesi nodul menjadi ulserasi dan nekrosis.
Gejala klinis
1. Mata dan moncong hidung sapi mulai berair
2. Kelenjar getah bening membesar dan mudah teraba.
Gejala klinis

3. Demam tinggi (41 derajat Celcius)berlangsung selama kurang


lebih seminggu.
4. Penurunan tajam dalam produksi susu.
5. Bermunculan lesi nodul (1-7 cm) di kulit kepala, leher, genital,
ambing bahkan seluruh tubuh sapi juga organ dalam.
Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis

6. Lesi ulseratif
Gejala klinis

7. Susah bergerak
8. Pneumonia
9. Pulih, namun dengan hiperpigmentasi kulit
DIAGNOSA BANDING

pseudo-lumpy skin
disease
bovine alphaherpesvirus 2
(BoHV-2)
PENGENDALIAN
PENYAKIT

1. sterilisasi lingkungan sekitar ternak


2. vaksinasi
3. karantina
4. penyembelihan ternak yang terpapar
5. pembuangan bangkai yang tepat
6. pembatasan ketat impor ternak dari daerah
endemik
daftar pustaka

1. Roche X, Rozstalnyy A, TagoPacheco D, Pittiglio C, Kamata A, Alcrudo DB,


Bisht K, Karki S, Kayamori J, Larfaoui F, Raizman E. Introduction and Spread
of Lumpy Skin Disease in South, East and Southeast Asia:Qualitative risk
Assessment and management,2020

2. Spickler AR Lumpy Skin Disease.2008

3. Beard PM Lumpy skin disease:A direct threat to Europe. 2016.

4. Martin WB, Martin B, Hay D, et al. Bovine ulcerative mammillitis caused


by a herpesvirus. Vet Rec. 1966;78:494–497. doi: 10.1136/vr.78.14.494.

Anda mungkin juga menyukai