Anda di halaman 1dari 31

VEKTOR

SERANGGA
Apa itu serangga??

Serangga (Insekta) adalah hewan


avertebrata (tidak bertulang belakang)
yang memiliki ciri tubuh beruas (3
segmen).
Ciri-ciri serangga
1. Tubuh terbagi atas 3
bagian: Caput –
Thoraks – Abdomen
2. Memiliki 3 Pasang
kaki yang terdapat
di bagian thoraks
(heksapoda)
3. Memiliki 2 pasang
sayap yang terdapat
di bagian thoraks.
4. Caput terdapat
antena, mulut
dengan bagian-
bagiannya, mata
Apakah ini termasuk
serangga??
• Jumlah serangga
(Wilson:1992)

3%
2%
0%
6%
Jumlah MH
2% Serangga
Tumbuhan
Ganggang
Jamur
22% Bakteri

65% Virus
Hewan lain
Protista
Kesuksesan serangga dalam Jumah

1. Kemampuan terbang (Sayap)


2. Adaptasi
3. Eksoskeleton
4. Ukuran tubuh yang kecil
5. Metamorfosis
6. Sistem reproduksi yang khusus
Serangga vektor
Serangga yang membawa vektor
penyakit manusia.
Sebagai pembawa (carrier), serangga
tidak terjangkiti penyakit tetapi
dapat menyambung siklus hidup
kuman.
Serangga Vektor
1. Lalat
Biologi lalat:
- Ordo Diptera (bersayap 2)
- Memiliki daur hidup
sempurna ( telur – larva –
pupa – imago)
- Umur lalat rumah antara
1–2 bulan dan ada yang 6
bulan sampai 1 tahun.
- Tipe mulut penghisap dan
penggigit

- Lalat vektor: Musca


domestica, Glossinga
longipennis, Sarchophaga
sp.
Serangga Vektor
1. Lalat
Ekologi lalat:
- Lalat betina
bertelur di
berbagai tempat:
Sungai beraliran
deras, danau,
Jaringan hewan,
jaringan
tumbuhan, dalam
tubuhnya sendiri
- Menyukai sampah
(dekomposer)
Serangga Vektor
1. Lalat

Sand fly
Black fly (Culicoides).
(Simulidae)

Lalat tsetse
Penyakit dari vektor Lalat
1. Myasis atau belatungan adalah
infestasi larva lalat ke dalam suatu
jaringan hidup hewan berdarah
panas termasuk manusia.
Spirakulum posterior

2. Disentri, Amebiasis, Cacing usus,


Myasis: Larva memakan jaringan
hidup atau mati, bahan-bahan cairan
tubuh atau makanan yang ditelan.
Larva yang di usus menyebabkan
nyiasis usus, di saluran urogenital
menyebabkan myiasis urogenital.
Myiasis intestine di usus
Pengendalian Lalat
• Pertama, metoda nonkimiawi. Metoda ini dikenal sebagai
metoda yang ramah lingkungan, dan bilamana analisanya
benar, akan lebih mengenai sasaran dan mempunyai
berbagai dampak positif, misalnya populasi serangga
menurun serta peningkatan mutu lingkungan. Salah satu
langkahnya yaitu dengan cara:

1) pemulihan lingkungan berupa meningkatkan mutu


sanitasi, yaitu dengan cara mengatasi kelemahan dalam
pembuangan sampah, meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap kebutuhan akan lingkungan yang
bersih. Penataan hunian yang sehat.
(2) Penggunaan bahan fisik: penggunaan bahan fisik
dipergunakan untuk mencegah kontak dengan lalat.
Misalnya dengan cara mengatur tata letak dan rancang
bangun rumah tinggal agar tidak mudah lalat masuk ke
dalam. Penggunaan air curtain. Alat ini sering harus
dipasang di tempat umum, misalnya pertokoan, rumah
makan, pada pintu masuk. Alat ini menghembus udara
yang cukup keras sehingga lalat enggan masuk ke dalam
bangunan.
• Kedua, menggunakan bahan kimiawi.
Yakni dengan cara menghilangkan tempat
perindukan, seperti penggunaan
insektisida pada tempat perindukan
berupa serbuk tabur untuk tempat
perindukan lalat, atau pakan unggas yang
telah diperkaya dengan insektisida.
Dengan harapan tinja masih mengandung
insektisida untuk membunuh larva.
Serangga Vektor
2. Nyamuk
Biologi nyamuk:
- Ordo diptera
- Metamorfosis
sempurna (telur –
larva – pupa – imago)
Adult females live 30
days or more; the
male lives only 7-10
days.
- Telur dan larva berada
di dalam air
- Tipe mulut pengigit
• Ekologi dan Perilaku nyamuk
- Menyukai perairan, baik yang masih baik
maupun yang sudah tercemar, baik tawar
maupun yang payau.
• Tingkah laku ‘menggigit’ pada nyamuk
mengenali target lewat bau tubuh, CO2
dan panas tubuh.
- Both females and males drink nectar, but
only females bite and drink blood.
Drinking the blood is required in order to
lay eggs. The mosquito finds its victim, or
host, by sensing the warm moist air
around the body.
Serangga Vektor
2. Nyamuk

Culex sp Anopheles sp. Aedes sp.


compound
eye

labium
bent
back

stylets piercing
skin

section
through skin

blood sucked
from capillary
Perbandingan telur,
larva dan pupa

Telur Larva Pupa

Culex

Mansonia

Anopheles

Aedes
Penyakit dari vektor nyamuk
Spesies nyamuk Penyakit Agen (patogen)
Anopheles sp. Malaria Protozoa:
Plasmodium sp.
Culex sp. Filariasis Nematoda
(cacing):
- Wuchereria
bancrofti
- Brugia timori
- Brugia malayi
Culex Japanese Arbovirus (Virus
quinquefasciatus Enchephalitis JE)
Aedes aegypti Yellow fever Arbovirus
Dengue Haemorrhagic Arbovirus (Virus
Fever Dengue)
Pengendalian Nyamuk
• Menghilangkan genangan air
• Memberikan predator alami (Penelitian
terhadap efisiensi pengendalian terhadap
vektor larva nyamuk dengan
menggunakan Odonata selama ini masih
terbatas pada tataran larva dan hasil
tingkat pemangsaan spesies Odonata
terhadap larva nyamuk sangat besar,
terutama Pantala flavescens. Pantala
flavescens adalah pemangsa yang paling
efektif terhadap Aedes aegypti (76,1%)
dan Culex quinquefasciatus (64,63%)).
• Insektisida alami
• Hasil pemangsaan Orthetrum sabina
terhadap nyamuk Culex dan Aedes
sebesar 82,76% dan 84,97%. Tingkat
pemangsaan Pantala flavescens terhadap
nyamuk Culex dan Aedes sebesar 84,52%
dan 84,51%.
Adapun uji pemangsaan dengan
memberikan makanan Odonata yang lebih
bervariasi menunjukkan jumlah
pemangsaan yang tetap besar terhadap
nyamuk. Jumlah nyamuk Culex , Aedes,
dan kupu-kupu yang dimangsa oleh
Orthetrum sabina sebesar 86,94% dan
81,54%, dan 16,67%.
Serangga Vektor
3. Lipas
• Biologi lipas:
- Metamorfosa tidak
sempurna, telur-nympha-
dewasa
- Untuk menyelesaikan satu
siklus hidupnya kecoa
butuh waktu kurang lebih
tujuh bulan.
- Telur diletakkan dalam
ootheca(30-40 telur)
- Kantung telur diletakkan
ditempat lembab, seperti
jaringan tanaman,
serasah.
- Hidup dalam kelompok
ditempat lembab
Penyakit akibat Lipas
• Meskipun belum ada penelitian yang pasti
tentang kecoa sebagai vektor penyakit tertentu,
namun jika dilihat dari kebiasaan dan habitat
hidupnya, kecoa sangat mungkin menularkan
penyakit pada manusia. Kuman penyakit yang
menempel pada tubuhnya yang dibawa dari
tempat-tempat kotor akan menempel di setiap
tempat yang dia hinggapi. Karena alasan inilah
kecoa perlu dikendalikan populasinya.
• Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara
mekanik karena pernah ditemukan telur cacing,
protozoa, virus dan jamur yang patogen pada
tubuh kecoa.
Pengendalian Lipas
• Pencegahan keberadaan kecoa di rumah
juga perlu dilakukan antara lain dengan
sanitasi rumah yang baik. Cara ini jauh
lebih baik untuk mengatasi kemungkinan
penyebaran penyakit yang di perantarai
oleh kecoa
• Pengendalian secara fisik juga dapat
dilakukan dengan cara menyiramkan air
panas pada kapsul-kapsul telur kecoa
sehingga kapsul-kapsul itu tidak sampai
menetas.
• mengggunakan insektisida seperti yang
beredar di pasaran
Serangga Vektor
4. Pinjal
• Human lice (Pediculus humanus and
P. capitus) spread Borellia
recurrentis, a spirochaete pathogen
that causes epidemic relapsing
fever. They also carry the
rickettsial pathogens that cause
epidemic typhus (Rickettsia
prowazeki) and trench fever (R.
quintana).
• Xenopsylla cheopis :
menyebabkan tyfus yg
dibawa oleh riketssia,
Pes oleh yersinia
pestis
• Penyakit
salmonelosisPinjal bisa
menjadi vektor
penyekit-penyakit
manusia yang penting
misalnya :
• penyakit pest (=
sampar = plague) dan
murine typhus yang
dipindahkan dari tikus
• ke manusia.
pengendalian
• Beberapa spesies pinjal menggigit dan
menghisap darah manusia. Vektor
terpenting untuk penyakit pest dan
murine typhus ialah pinjal tikus Xenopsylla
cheopis.
• Alas kandang anjing yang mengandung
banyak pinjal bisa dibakar atau dicuci
dengan sabun dan air panas.
• Permadani dan lantai bisa dibersihkan
dengan vacuum cleaner, dan setelah itu
disemprot dengan residual insekticide.
• Pinjal betina meletakkan telurnya diantara rambut atau
bulu dari burung mau tikus mau disarang mereka. Telur-
telur ini menetas dalam waktu 2 hari sampaibeberapa
minggu, tergantung dari suhu dan kelembaban. Telur-telur
pinjal menjadi larva-larva kecil, berwarna muda dan seperti
cacing. Larva-larva ini terdapat dilantai, retak-retak pada
dinding, permadani, sarang tikus, kandang ayam, kandang
anjing, sarang burung clan sebagainya.
• Larva-larva hidup dari segala macam sisa-sisa organic.
Larva-larva mengalami 3 x tukar kulit selama 1 minggu
sampai beberapabulan. Larva kemudian berubah menjadi
pupa yang dibungkus dengan kokon yang dikotori oleh
pasir dan sisa-sisa kotoran lain. Stadium pupa berlangsung
selama 1minggu sampai 1 tahun. Dari pupa akhimya pinjal
dewasa. Dalam waktu 24 jam pinjal ini sudah bisa mulai
menggigit dan mengisap darah. Mengenai lama hidupnya
pinjal dan beberapa kali mereka bertelur tidak banyak
diketahui.

Anda mungkin juga menyukai