NIM : 19111101127
KELAS : S-02 B
MK : DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
Dosen Pengajar : Prof. Dr. Odi R. Pinontoan, MS
Adapun dari kelas arachnoida yang bertindak sebagai binaatang pengganggu adalah
kalajengking. Binatang tikus yang bertindak sebagai penganggu dibagi menjadi dua golongan
1. Tikus besar (rat), conoth norvigicus (tikus roil), Rattus-rattus diadiri (tikus atap), Rattus-rattus
alexan drimus (tikus alexanfria), dan Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan).
2. Tikus kecil (mice), contoh musculus (tikus rumah).
b. Kebiasaan menggigit
waktu keaktifan mencari darah dari masing-masing nyamuk berbeda-beda, nyamuk yang aktif
pada malam hari mengigit, adalah anopheles dan culex sedangkan nyamuk yang aktif pada siang
hari mengigit yaitu Aedes.
Pengendalian Lalat
Lalat adalah serangga dari Ordo Dipthera. Berikut adalah teknik pengendalian lalat:
1) Usahakan perbaikan lingkungan
2) Usaha pengendalian secara biologis
3) Usaha pengendalian dengan racun serangga
Pengendalian Pinjal
Pengendalian pinjal dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1) pemberantasan pada bianatang kesayangan (anjing dan kucing).
2) Pengendalian pada binatang mengerat
Pengertian radiasi menurut Diwardojodan Ruslan yaitu suatu pancaran energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik / cahaya (foton)
dalam sumber radiasi, sedangkan menurut Alit Swamardika, radiasi pada dasarnya merupakan
suatu cara perambatan energy dari sumber energi kelingkungannya tanpa membutuhkan panas.
Jika ditinjau dari massa, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi
partikel yaitu:
Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari
gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan
sinar kosmik.
radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta,
alfa dan neutron.
Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke
dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet.
Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul
partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau
pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau
radiasi nuklir.
Sumber radiasi dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu yang berasal dari alam
dan yang buatan manusia:
a) Radiasi Latar Belakang (Alam).
b) Sumber Radiasi Buatan Manusia.
Penggunaan preset timer dalam peralatan radiografi untuk mengendalikan waktu pajanan.
B Pengendalian Dampak Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang
merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab “penyakit
lingkungan” yang penting.Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai istilah untuk
menyatakan suara yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau
aktifitas-aktifitas alam.
Jenis Kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:
a. Bising yang kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam
batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut – turut. Misalnya mesin, kipas
angin, dan dapur pijar.
b. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif
tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 1000,
dan 4000 hz). Misalnya gergaji serkuler, katup gas.
c. Bising terputus – putus (Intermitten). Bising ini tidak terjadi secara terus – menerus,
melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di lapangan
terbang.
d. Bising Impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat
cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya tembakan, suara ledakan
mercon, meriam.
e. Bising Impulsif Berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang – ulang.Misalnya
mesin tempa.
1. Intensitas
Intensitas bunyi yang ditangkap oleh telinga berbanding langsung dengan logaritma
kuadrat tekanan akustik yang dihasilkan getaran dalam rentang yang dapat didengar. Jadi,
tingkat tekanan bunyi diukur dengan skala logaritma dalam desibel (dB)
2. Frekuensi
Frekuensi bunyi yang dapat didengar telinga manusia terletak antara 16 hingga 20.000
Hz. Frekuensi bicara terdapat dalm rentang 250 – 4.000 Hz. Bunyi frekuensi tinggi
adalah yang paling berbahaya
3. Durasi
Efek bising yang merugikan sebanding dengan lamanya paparan, dan kelihatannya
berhubungan dengan jumlah total energi yang mencapai telinga dalam. Jadi perlu untuk
mengukur semua elemen lingkungan akustik.Untuk tujuan ini digunakan pengukur bising
yang dapat merekam dan memadukan bunyi.
4. Sifat
Mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap waktu (stabil, berfluktuasi,
intermiten).Bising impulsif (satu atau lebih lonjakan energi bunyi dengan durasi kurang 1
detik) sangat berbahaya.
Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan
dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan. Menurut
ISO derajat ketulian sebagai berikut :
Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan tingkat kebisingan yang lebih
rendah
Mengganti “jenis proses” mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah) dengan
fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan digunakan sbg penggantian proses
riveting.
Modifikasi “tempat” mesin, seperti pemberian dudukan mesin dengan material-material
yang memiliki koefisien redaman getaran lebih tinggi.
Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier) dalam ruang kerja
SANITASI PADA EPIDEMI DAN KEADAAN DARURAT
Secara umum, pengertian sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk
mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan
udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Sanitasi berhubungan dengan sarana dan pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia dan
juga pemeliharaan kondisi higienis melalui pengelolaan sampah dan limbah cair. Berikut ini
ruang lingkup sanitasi diantaranya yaitu:
Penyediaan air bersih/air minum (water supply), meliputi pengawasan terhadap kualitas,
kuantitas, dan pemanfaatan air.
Pengolahan sampah (refuse disposal), meliputi cara pembuangan sampah, peralatan
pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation), meliputi pengadaan, penyimpanan,
pengolahan, dan penyajian makanan.
Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent control),
meliputi cara pengendalian serangan dan binatang pengerat.
Kesehatan dan keselamatan kerja dengan melakukan kegiatan K3 meliputi ruang kerja
(seperti dapur), pekerjaan, cara kerja, dan tenaga kerja.
A. Pengadaan Air.
1. Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang per hari
2. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
3. Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter
4. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
5. Disumber air yang tidak terdisinvektan (belum bebas kuman), kandungan bakteri dari
pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100 mili liter
6. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahawa resiko pencemaran semacam itu sangat
rendah.
7. Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk yang jumlahnya lebih dari
10.000 orang air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai
standar yang biasa diterima (yakni residu klorin pada kran air 0,2–0,5 miligram perliter
dan kejenuhan dibawah 5 NTU)
8. Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum
9. Prasarana dan Perlengkapan