PENYAKIT
1. VEKTOR MEKANIS – adalah vektor (umumnya Kehidupannya di vektor tidak penting sebagai
insekta yang bukan pengisap darah manusia, yang kelangsungan hidupnya, reproduksi, dll dari waktu ke
menjadi transporter dari sejumlah patogen pada bagian waktu, dari generasi ke generasi di ekosistemnya.
tubuh luarnya: kaki dan mulut luarnya.
Patogen yang ditularkan lalat rumah, misalnya kista
Misalnya: lalat rumah (Musca domestica) dan kecoa Amoeba parasit, tidak multiplikasi, dan tidak bisa
(Periplaneta americana, dll) yang menularkan hidup lama di lingkungan luar.
bakteria penyebab dysentri, typhus, dll. Lalat
rumah juga menularkan amebiasis dan trachoma.
2. MACAM-MACAM VEKTOR (2)
2. VEKTOR BIOLOGIS – adalah vektor yang Patogen, dalam konteks ini, adalah endoparasit bagi
menjadi host bagi pathogen yang menginfeksinya vektor yang menjadi hostnya:
sebagi tempat keberlangsungan siklus hdupnya agar
a) amplifying host (DENV pada nyamuk Aedes,
persisten, tetap survive, bereproduksi, dan
berkembang dari stadium satu ke stadium berikutnya b) intermediate host (mf bancrofti pada nyamuk
yang bersifat infektit. Culex), ataupun sebagai
c) definitive host (Plasmodium pada nyamuk
Anopheles).
SIKLUS DAN PERKEMBANGAN PATOGEN DALAM
VEKTOR
1. SIKLUS PROPAGATIF: A B E H,
misalnya DENV dalam nyamuk Aedes
2. SIKLUS SIKLODEVELOPMENTAL:
a) A C E G A,
misalnya cacing Filaria dalam nyamuk Culex
b) A F, misalnya cacing Dirofilaria
3. SIKLUS SIKLOPROPAGATIF: A B D E H,
misalnya Plasmodium dalam nyamuk
Anopheles
SIKLUS PROPAGATIF
Pada penyakit tular vektor, intervensi pada vektor bertujuan untuk memutus
rantai penularan penyakit, mengekang laju penularan supaya insidensi dan
prevalensi penyakit di suaru wilayah endemik atau epidemic tidak bertambah,
bahkan bias menurun drastis.
Pengendalian vekktor jadi penting, bahkan jadi opsi utama, khususnya untuk
penyakit viral, misalnya: Zika, West Nile Virus dan Dengue yang obat khusus
dan vaksinnya belum ada atau belum komersial dan efektif.
Pengendalian vektor juga masih dilakukan untyuk penyakit Malaria, meskipun
untuk penyakit itu sudah ada obatnya (ACT), karena terbukti di Afrika,
penggunaan insektisida untyk pengendalian vektor masih efektif 50%
menurunkan insidensi malaria di benua itu.
Pengendalian vektor, memang kurang dipentingkan untuk eliminasi penyakit
elefantiasis (kaki gajah) karena untuk penyakit itu sudah ada obatnya yang efektif
untuk membunuh caccing filarial penyebabnya (DEC + albendazol +
paracetamol).
PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT
1. ANTILARVAL MEASURES.
1) Environmental control: a) melakukan program 3M
plus secara rutin dan berkesinambungan; b) dengan
lethal ovitrap.
2) Penggunaan insektisida - larvisida: Temefos (Abate)
SG 1% setiap 3-4 bln.;
3) Penggunaan IGR: Pyriproxyfen (Sumilar) setiap 2
bln, atau Methoprene.
4) Penggunaan biocontrol agent: a) ikan pemakan jentik;
b) Mesocyclops; c) Bacillus thuringiensis israelensis
(Bti) atau B. sphaericus.
PENGENDALIAN NYAMUK VEKTOR:
TARGET NYAMUK DEWASA
2. ANTIADULT MEASURES.
Dengan penggunaan insektsida - adultisida yang diaplikasikan
dengan cara:
a) aerosol space spraying;
b) IRS (indoor residual spraying) dengan malathion, atau lainnya.
c) ODS (outdoor spraying) dengan cold aerosol spraying (ULV),
atau thermal fogging dengan malathion, atau lainnya.
d) Genetik – intervensi pada proses mating (sterile male
technique).
PENGENDALIAN NYAMUK VEKTOR: PROTEKSI DIRI
1.Container Index (CI): % jumlah TPA 4. Pupal per person (PPP): jumlah
yang diperiksa positif untuk larva nyamuk pupae Aedes per orang di lokasi
Aedes. survey.
2. House Index (HI): % jumlah rumah 5. Pupal per house (PPH): jumlah
positif untuk larva nyamuk Aedes. pupae Aedes per rumah di lokasi
3. Breteau Index (BI): jumlah CI positif survey.
larva Aedes per 100 rumah yang
diperiksa.
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA: TUJUAN
2. CHEMICAL CONTROL
Target: larvae nyamuk.
Dengan aplikasi:
a) Larvisida
c) Biolarvisida
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA: METODE (3)
5. OUTDOOR INSECTICIDE
SPRAYING (OIS)
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA: PROTEKSI
DIRI
PENGENDALIAN VEKTOR
TERPADU
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU: DEFINISI