RHINITIS ALERGI
Oleh:
Winda surya ningsih, S.Ked
Preseptor:
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
BAB I
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku : Jawa
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklink THT RSPBA dengan keluhan bersin bersin sejak 4
hari yang lalu. Keluhan bersin bersin dirasakan lebih sering pada pagi hari. Keluhan
disertai rasa gatal pada hidung dan keluar cairan encer bening dari hidung. Keluhan
hidung tersumbat juga diakui pasien, sehingga kemampuan menghidunya terasa
berkurang, namun pasien masih dapat bernapas. Keluhan tidak disertai nyeri di dahi
dan pipi pasien, panas badan, batuk pilek, rasa gatal pada tenggorokan, suara menjadi
serak, rasa tersumbat di telinga, dan pendengaran berkurang.
Riwayat nyeri pada daerah sekitar hidung dan pipi terutama bila menunduk, tidak
ada. Riwayat keluar cairan dan nyeri pada telinga tidak ada. Riwayat gatalgatal pada
kulit tidak ada. Riwayat sesak dan napas berbunyi mengi tidak ada. Riwayat gatal-
gatal ketika makan makanan tertentu tidak ada. Riwayat alergi debu diakui pasien.
Riwayat memiliki atau berkontak dengan hewan peliharaan tidak ada.
Pasien sering mengalami keluhan serupa sejak pasien masih kecil. Keluhan
dirasakan hilang timbul, biasanya keluhan muncul pagi-pagi. Keluhan pasien
dirasakan mengganggu pasien bekerja. Pasien mengatakan bahwa ia dapat mengalami
keluhan seperti ini ±2x dalam sebulan.
Riwayat keluhan serupa diakui, dan menurut pasien memang sering kambuh.
Riwayat alergi debu diakui pasien. Riwayat alergi terhadap makanan dan obat
tertentu tidak ada. Riwayat asma sebelumnya tidak pernah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit.
Respirasi : 20 x/menit.
1. Telinga
2. Hidung
F. DIAGNOSIS BANDING
- Rinitis alergi intermiten sedang-berat.
- Rinitis infeksi.
- Rinitis non-alergi dengan sindrom eosinofilia.
- Rinitis vasomotor.
G. DIAGNOSIS KERJA
Rinitis Alergi
H. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
- Menghindari kontak dengan alergen, misalnya dengan cara memakai masker
saat akan berkontak dengan debu.
- Mengganti seprai dan sarung bantal/guling 1x sebulan.
- Menjemur kasur tidur 1x sebulan.
Medikamentosa
Antihistamin : cetirizine 1 x 5-10mg
Dekongestan : pseudoefedrin 4 x 60mg
I. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
Diagnosis rinitis alergi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, sbb:
Dari anamnesis didapatkan:
Ringan: bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai,
berolahraga, belajar, bekerja, dan hal-hal lain yang terganggu.
Sedang-berat: bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas.
Pasien mengaku keluhan timbul ±2 kali dalam sebulan dan pekerjaan pasien
terganggu karena keluhan yang dirasakan, sehingga ditegakkanlah diagnosis rhinitis
alergi intermiten sedang-berat.
Penatalaksanaan
Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak dengan alergen
penyebabnya (avoidance) dan eliminasi.
Berdasarkan Algoritma Penatalaksanaan Rinitis Alergi menurut WHO Initiative
ARIA 2001 untuk dewasa, maka diberikan terapi antihistamin dan dekongestan oral,
yaitu:
Rusmarjono, Erfiaty AS, Nurbiaty, dkk (Editor). 2007. Sumbatan Hidung, Rinitis
Alergi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher.
Edisi VI . Jakarta: FKUI. Hal: 118-122, 128-133
Irawati N, Kasakeyan E, dan Rusmono N. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal:
128-134.
Lalwani, Anil K. 2008. Current Diagnosis and Treatment; Otolaryngology Head and
Neck Surgery Second Edition. New York: McGraw Hill. Hal: 267-272
AP, Arwin, dkk. 2007. Buku Ajar Alergi imunologi Anak Edisi 2 . Jakarta: IDAI.
Hal: 76-88.