Anda di halaman 1dari 27

Case Report

“Uvietis Anterior”

OLEH :
Eggy Lasmawati (16310089)
Wecitria bimaviola (19360158)
Yelin Julita (19360222)

Preseptor :dr. Helmi Muchtar, Sp.M


 
 
Identitas pasien

• Nama : Ny.I
• Umur : 49 tahun
• Pekerjaan : Penjahit
• Agama : Islam
• Alamat : Tataan, Pringsewu
ANAMNESA

Keluhan Utama : Mata kiri terasa perih


ANAMNESA
• Mata kiri terasa perih sejak ± 4 hari yang lalu, rasa sakit seperti rasa di irisiris,
dan bertambah bila terkena cahaya. Sakit pada mata juga disertai mata merah,
dan rasa mengganjal pada mata yang sakit. Pada awalnya sebelum mata tampak
merah pasien hanya merasakan gatal pada mata kirinya lalu setelah pasien
bepergian tanpa menggunakan pelindung kepala mata pasien mulai merah dan
nyeri. Pada kelopak mata pasien juga tampak bengkak ± selama 3 hari terakhir.
Pasien menyangkal adanya keluhan mata berair dan kotoran berlebihan pada
mata. Riwayat trauma juga disangkal pasien. Sebelumnya berobat ke poli pasien
membeli sendiri obat tetes mata yaitu Tobrizon namun tidak memberi banyak
perubahan. Dari pengakuan pasien tidak ada anggota keluarga atau orang yang
dekat dengan pasien yang memiliki penyakit serupa dengan pasien. Pasien
mengaku mengeluhkan rasa sakit pada gigi geraham kanan dan kiri atas sejak ±
2 tahun yang lalu, rasa sakit hilang timbul namun tidak pernah diobati.
• Riwayat Penyakit terdahulu-
• Riwayat gangguan penglihatan sebelumnya tidak ada, Riwayat
keluhan serupa satu tahun yang lalu,Riwayat hipertensi ± 5 tahun,
Riwayat diabetes mellitus ± 3 tahun, tidak rutin minum obat,
Riwayat kolesterol tinggi dan sakit maag, Pasien tidak memiliki
penyakit sendi, penyakit kulit dan kelamin dan penyakit sistemik
lainnya.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital : Tekanan darah 120/80 mmHg
• Nadi : 80x /menit
• RR : 16x /menit
• Suhu : 36,5oC
Status Generalis

• Kepala : Normocephali
• Leher : KGB dan tiroid tidak teraba
• Jantung : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
• Paru : Suara napas vesicular, ronkhi (-), wheezing (-)
• Abdomen : Bising usus (+) normal, hepatomegali (-),
splenomegali (-)
• Ekstremitas :superior: hangat (+/+), edema (-/-),
inferior: hangat (+/+), edema (-/-)
Status
Oftalmologis
Regio orbita

Pemeriksaan OD OS

Visus 6/6 6/6


Posisi Bola mata Ortoforia Ortoforia
Gerak bola mata

Silia Tidak ada kelainan Orthoforia

Palpebra superior Ptosis (-), lagoftalmos (-), Ptosis (-), lagoftalmos (-),
blefaritis (-), hordeolum (-), blefaritis (-), hordeolum (-),
kalazion (-), ekteropion (-), kalazion (-), ekteropion (-),
enteropion (-), oedema (-), enteropion (-), oedema (+),
trikiasis trikiasis
(-), hematoma (-) (-), hematoma (-)
Status
Oftalmologis
Regio Orbita

Palpebra inferior Ptosis (-), lagoftalmos (-), Ptosis (-), lagoftalmos (-),
blefaritis (-), hordeolum (-), blefaritis (-), hordeolum
kalazion (-), ekteropion (-), (-), kalazion (-), ekteropion
enteropion (-), oedema (-), (-), enteropion (-), oedema
trikiasis (-), hematoma (-) (-), trikiasis (-), hematoma
(-)
Konjungiva Injeksi konjungtiva (-), injeksi Injeksi konjungtiva (+), injeksi
siliar(-),hiperemis(-),pterigium(-), siliar(+), hiperemis(+)
subkonjungtiva bleeding(-) pterigium(-), subkonjungtiva
bleeding(-), pinguekula(-) bleeding(-), bleeding(-),
folikel(-), papil(-), sekret(-) pinguekula(-), folikel(-),
papil(-), sekret(-)
Kornea Jernih, sikatriks (-), ulkus(-), Jernih, sikatriks (-),
neovaskular(-), perforasi(-), neovaskular (-), perforasi(-),
benda asing (-), oedema (-) benda asing (-), oedema (-)
Status
Oftalmologis
Regio Orbita

COA Jernih, sudut mata normal Tampak sedikit keruh, 25 Flare


+1, sudut mata normal
Iris Warna kecoklatan, kripte baik Warna kecoklatan, kripte baik
Pupil Bentuk bulat, reguler, diameter Bentuk bulat, reguler, diameter ± 3
± 3 mm mm
Lensa Jernih Jernih

Retina Tidak Ada Kelainan Tidak Ada Kelainan

Refleks Cahaya Normal Tampak Menurun

Humor Vitreus Tidak Ada Kelainan Tidak Ada Kelainan

TIO (palpasi) Normal Normal


Resume
Seorang wanita, umur 49 thn datang berobat ke poli mata dengan keluhan
mata kiri merah, nyeri, nyeri bertambah berat bila terkena cahaya, rasa
mengganjal pada mata, namun tidak ada penglihatan kabur dan menurun
pada mata kiri. Dialami sejak ± 4 hari yang lalu. Tidak ada riwayat trauma,
nyeri kepala, silau, fotofobia, lakrimasi, sekret (-). Pemeriksaan
oftalmologis OS : visus 6/6, konjungtiva bulbi hiperemis (+), nyeri tekan
(+), konjungtiva bulbi hiperemis, injeksio (+), kornea jernih dan intak,
bilik mata depan tampak sedikit keruh, flare (+) 1, pupil isokor, tepi
reguler diameter 3 mm, lensa jernih, reflek cahaya sedikit menurun, TIO
palpasi normal.
MEDIKA
Diagnosis MENTOSA
Banding

• Prednison tab 2-2-0 26


• Keratitis • Dexamethason 1 mg eye drop
• Konjungtivitis
4 gtt 2 OS
• Ranitidin tab 2x1
• Konsul ke bagian gigi dan
mulut
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
LITERATURE
REVIEW
UVEITIS

Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus


siliaris, dan koroid) dengan berbagai penyebabnya.
Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang
mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami
inflamasi.
UVEITIS ANTERIOR
Etiologi
Iritis dan iridisiklitis dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi
imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea
anterior. Penyebab terjadinya uveitis anterior dibagi menjadi beberapa
golongan antara lain: autoimun, infeksi, keganasan, dan lain-lain.
• Autoimun : artritis Rhematoid juvenile, spondilitis ankilosa, sindrom Reiter,
kolitis ulseratif, uveitis terinduksi-lensa, sarkoidosis, penyakit crohn,
psoriasis.
• Infeksi : sifilis, tuberkulosis, lepra, herpes zooster, herpes simpleks,
onkoserkiasis, adenovirus.
• keganasan : sindrom masquerada, retinoblastoma, leukemia, limfoma,
melanoma maligna.
• lainnya : iridopati, uveitis traumatika, ablatio retina, gout, dan krisis
glaukomatosiklitik.
Etiologi Berdasarkan Agen Infeksi
Klasifikasi
Berdasarkan spesifitas penyebab :
- Uveitis infeksius : bakteri, jamur, dan virus.
- Uveitis non infeksius : agen non spesifik (endotoksin dan
mediator peradangan lainnya).
- agen spesifik pada mata (oftalmia simpatika, uveitis akibat
lensa).
- penyakit sistemik seperti Behcet, sarkoidosis, sindroma Reiter.

Berdasarkan asalnya :
- Uveitis eksogen : trauma, operasi intra okuler, ataupun iatrogenik.
- Uveitis endogen : fokal infeksi di organ lain maupun reaksi autoimun.
Berdasarkan cara timbul dan lama perjalanan penyakitnya:
- Uveitis anterior akut : onset simptomatik, biasanya timbulnya
mendadak dan perjalanan penyakitnya kurang dari 6 minggu, jika
inflamasi kambuh diikuti dengan serangan inisial disebut rekuren
akut.
- Uveitis kronik : mulainya berangsur-angsur berlangsung selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas
dan bersifat asimtomatik.

Berdasarkan patologi anatomi:


• Non granulomatosa : umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen
dan karena berespon baik terhadap terapi kortikosteroid diduga peradangan
ini semacam fenomena hipersensitivitas.
• Granulomatosa : umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke
jaringan oleh organisme penyebab (misal Mycobacterium
tuberculosis atau Toxoplasma gondii).
Manifestasi Klinis
• nyeri, terutama di bulbus okuli
• sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar
• sakit kepala di kening yang menjalar ke temporal
• fotofobia, bervariasi dan dapat demikian hebat pada uveitis
anterior akut,
• lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat
fotofobia,
• gangguan visus dan bersifat uilateral.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium, pemeriksaan darah, eosinofilia : kemungkinan
penyebab parasit atau alergi, VDRL, FTA, Autoimun marker, Calcium, serum
ACE level (sarcoidosis), Toxoplasma serologi dan serologi TORCH lainnya.
Pemeriksaan urin : berupa kalsium urin 24 jam (sarcoidosis) dan Kultur (bechet’s
reitters).

• Pemeriksaan Radiologi, yaitu Foto thorax (Tbc, Sarcoidosis, Histoplasmosis),


Foto spinal dan sendi sacroiliaka (Ankylosing sponfilitis), Foto persendian lainya
(Reumatoid arthritis, juvenile rheumatoid arthritis) dan Foto tengkorak, untuk
melihat adakah kalsifikasi cerebral (toxoplasmosis).
Diagnosis Banding
Komplikasi

• Katarak
• Glaukoma
• Band keratopathy
• Cystoid macular edema (CME)
Penatalaksanaan
Pengobatan uveitis anterior adalah tidak spesifik,
pada umumnya menggunakan kortikosteroid
topical dan cycloplegics agent. Adakalanya steroid
atau nonsteroidal anti inflammatory ( NSAIDs)
oral dipergunakan.
Prognosis

• Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika


dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan.
uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada
penyebab sistemiknya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai