Anda di halaman 1dari 4

A.

KLASIFIKASI ARTHROPODA

Entomologi berasal dari kata entomon mempunyai arti serangga dan logos yang berarti
ilmu/pengetahuan. Jadi entomologi ialah ilmu yang mempelajari tentang serangga
dan binatang yang termasuk phylum Arthropoda. Arthropoda adalah golongan binatang
yang beruas-ruas/ berbuku-buku. Sedangkan Arthropoda itu sendiri berasal dari kata
arthron yang berarti ruas-ruas dan podea yang berarti kaki. Arthropoda memiliki tubuh bersegmen-
segmen, tonjolan tubuhnya selalu berpasangan (sayap, anthene, dan kaki), bertubuh bilateral
simetris, memiliki rangka luar (eksoskeleton), memiliki alat pencernaan yang dilengkapi mulut, dan
anus. Arthropoda merupakan salah satu filum yang terbesar jumlahnya karena hampir 75% dari
seluruh jumlah binatang. Ada tiga klas arthropoda yang penting dalam kesehatan, yaitu:

1. Kelas Insecta, terdiri atas nyamuk, kutu penghisap darah, kutu busuk, kutu rambut,
lalat, dan lain-lain.

2. Kelas Arachnida, terdiri atas kutu pengisap darah, tungau dan kalajengking.

3. Kelas Crustacea, terdiri atas Cyclops. B. KEPENTINGAN ARTHROPODA DALAM PARASITOLOGI

Peran Arthropoda yang mempengaruhi kesehatan manusia, dapat dibedakan menjadi


dua cara, yaitu:

1. Arthropoda sebagai penyebab langsung penyakit/ketidaknyamanan

Efek langsung yang terlihat pada Arthropoda antara lain:

a. Kejengkelan : Kejengkelan muncul datang dari kegiatan serangga yang mengganggu, seperti
terbang di sekitar atau mendarat di kepala dan makanan, mengisap darah, meskipun arthropoda
tidak mengambil darah yang cukup untuk menyebabkan masalah medis pada manusia.

b. Entomophobia : Entomofobia adalah ketakutan irasional terhadap serangga. Salah satu


bentuk ekstrim dari entomophobia adalah delusi parasitosis, di mana individu menjadi yakin bahwa
mereka penuh dengan serangga padahal sebenarnya tidak ada kutu. Keadaan dapat menyebabkan
alarm yang tidak semestinya dan kecemasan, yang mengarah pada penggunaan insektisida
yang tidak beralasan, misalnya: perasaan ngeri, karena takut adanya bentuk serangga.

c. Envenomisasi (Envenomization) : Envenomisasi adalah pengenalan racun ke dalam tubuh


manusia dan hewan. Arthropoda juga dapat memasukkan racun ke host. Ada beberapa macam cara,
toksin dapat dimasukkan ke tubuh manusia yaitu melalui gigitan (kelabang, laba-laba), sengatan
(lebah, kalajengking), tusukan (nyamuk, kutu busuk), dan kontak langsung (ulat).

d. Reaksi alergi : Respon hipersensitif terhadap protein serangga. Semua mekanisme yang
terkait dengan pengenalan racun juga dapat menyebabkan paparan alergen. Berat ringannya akibat
racun tergantung pada faktor individu dan spesies arthropoda. Racunnya dapat bersifat
hemolitik, hemorragik, neurotoksik, atau nekrotik. Bahkan, kematian akibat lebah dan
sengatan lebah biasanya dikaitkan dengan reaksi hipersensitif daripada efek langsung dari
racun. Contoh: bulu sayap mayfly (Ephecerotera) dapat menimbulkan alergi, gangguan pernapasan,
dan sesak napas.

e. Dermatosis dan dermatitis : Dermatosis adalah penyakit kulit dan dermatitis adalah
peradangan kulit. Dermatosis dan dermatitis dapat disebabkan oleh kegiatan arthropoda. Banyak
spesies tungau, seperti tungau kudis menghasilkan iritasi kulit akut. Tusukan nyamuk dapat
menyebabkan gatal-gatal yang mungkin diikuti dengan infeksi sekunder.

2. Arthropoda sebagai perantara penularan (vektor) penyakit

Arthropoda dapat menyebabkan penyakit melalui dua cara, yaitu:

a. Transmisi mekanik (Mechanical carrier) : Arthropoda membawa atau memindahkan bibit


penyakit tanpa mengubah perkembangan atau multiplikasinya. Misalnya lalat rumah
yang secara kebetulan hinggap di feses, memindahkan Shigella dysenteriae ke makanan
yang terbuka sehingga terjadi penularan penyakit dysentri.
b. Tranmisi biologis (Biological carrier) : Arthropoda menjadi pembawa biologis terhadap
penularan penyakit, dengan melibatkan tahap-tahap tertentu dalam siklus hidup parasit
terjadi dalam tubuh serangga, misalnya nyamuk Anopheles. Dalam kapasitasnya sebagai
host intermediet, transmisi biologi ada beberapa tipe:

1. Propagatif : Di dalam tubuh arthropoda terjadi penggandaan jumlah parasit, tetapi


tidak disertai adanya perubahan perkembangan atau bentuk, misalnya: virus Yellow fever
pada nyamuk Aedes.
2. Cyclopropagatif : Terjadi penggandaan jumlah dan perubahan perkembangan atau
bentuk parasite sebagai kelanjutan siklus hidupnya, misalnya Plasmodium sp. pada
nyamuk Anopheles.
3. Cyclodevelopmental : Di dalam tubuh arthropoda terjadi perubahan perkembangan
parasit bentuk maupun strukturnya tetapi tidak ada penggandaan atau penambahan
jumlah. Misalnya parasite Wucherera bancrofiti pada Culex (sejenis nyamuk), nyamuk
Mansonia.
4. Transovarian : Arhropoda mengeluarkan progeny parasit melalui telur, misalnya
Ricketsia typhi dalam serangga.
c. GANGGUAN YANG KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARTHROPODA
1. Lalat (Fly)
Myiasis adalah invasi larva lalat dipterous pada jaringan manusia dan hewan
vertebrata lainnya. Larva ini biasanya hidup pada makanan manusia, atau jaringan
hewan yang nekrotik/busuk, atau feses. Lalat rumah dapat menyebarkan sejumlah
penyakit manusia karena kebiasaan mereka mengunjungi hampir tanpa pandang
bulu kotoran dan bahan higienis lain dan bahan pangan masyarakat lainnya. Patogen
dapat ditularkan melalui tiga cara yang mungkin, yaitu:
a. dengan kaki, rambut tubuh, dan mulut lalat yang terkontaminasi.
b. lalat sering muntah pada makanan, dan makanan ini dapat menyebabkan infeksi.
c. mungkin metode yang paling penting dari penyebaran adalah buang air besar, yang
sering terjadi pada makanan. Melalui mekanisme di atas lalat rumah menyebarkan
sejumlah penyakit bakteri, virus, dan protozoa, misalnya lalat pasir menyebarkan
leishmaniasis, tsetse lalat mengirimkan trypanosomes.
2. Nyamuk
Nyamuk menyebabkan sejumlah penyakit pada manusia.

Pertanyaan :

1. Apakah setiap jenis nyamuk bisa menjadi vector jenis larva yang sama ? misalnya
nyamuk A. aegpty membawa larva penyebab filariasis ?
2. Adakah perilaku-perilaku khusus yang dilakukan nyamuk sebagai vector ?

Jawab :

1. Bisa jadi ya dan tidak, sebab jika tidak maka persebaran penyakit di daerah tertentu
ditentukan oleh persebaran vector, saat vector nya persebaran tidak ada kemungkinan
larva penyebab penyakit pun tidak ada. Contoh, pada daerah X tidak terdapat nyamuk
Anopheles penyebab malaria, maka penyakit pada daerah X pun tidak terjangkit malaria,
sedangkan pada daerah Y terjangkit malaria dikarenakan terdapat vector yang berupa
nyamuk tadi.
2. Nyamuk tertarik oleh : cahaya terang, pakaian wama gelap, adanya manusia
dan hewan.
Daya penarik jarak jauh : Perangsangan bau dan zat-zat yang dikeluarkan hewan dan
manusia, terutama C02, asam amino,lokalisasi yang dekat dengan keadaan hangat dan
lembab.
Sifat anthropofihik dan zoofihik.
Darah dipakai untuk membentuk hormon gonadotropin yang diperlukan untuk ovulasi.
Hormon berasal dai corpora allata yaitu pituatary pada otak insekta dapat dirangsang
nieti seratonin dan adrenalin dan darah korbannya.
Kegiatan menggigit berbeda menurut :
- Umur, waktu (siang, malam), lingkungan, irama serangan sehari-hari dapat berubah
menurut musim dan suhu.
- Kebiasaan masuk rumah untuk:
- Menggigit dan istirahat
- Menggigit saja, istirahat di luar rumah

Anda mungkin juga menyukai