Anda di halaman 1dari 15

PENGUJIAN KUALITAS AIR ALIRAN SUNGAI BRANTAS KARANG

BESUKI CANDI V DI KOTA MALANG BERDASARKAN FAKTOR


FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI

Makalah Praktikum Lapangan dan Kegiatan Laboratorium


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Pencemaran Lingkungan
yang dibina oleh Ibu Frida Kunti Setiowati, ST, M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 9
Offering GHK

Esha Ardiansyah (150342606823)


Lusi Suciati (150342600695)
Qurin Nikmaturrohana (150342606771)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2017
Pengujian Kualitas Air Aliran Sungai Brantas Karang Besuki Candi
V di Kota Malang Berdasarkan Faktor Fisika, Kimia Dan Biologi

Esha Ardiansyah, Lusi Suciati, Qurin Nikmaturrohana, Frida Kunti


Setiowati, ST., M.Si

Jurusan BIOLOGI, FMIPA, Universitas Negeri Malang


echaardiansyah12@gmail.com dan frida@um.ac.id

Abstrak
Aliran sungai Candi V termasuk aliran sungai Brantas yang melintasi pemukiman desa
Karangbesuki. Limbah buangan yang berasal dari kawasan tersebut memengaruhi
kualitas air aliran sungai Brantas. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air digunakan
tiga indikator, yaitu indikator fisika, kimia dan biologi. Untuk indikator fisika dan kimia,
pengujian dilakukan di lokasi sebanyak tiga kali ulangan. Sedangkan untuk indikator
biologi, air sampel diambil sebanyak satu botol dan dibawa ke laboratorium untuk
diamati. Hasil pengamatan menggunakan indikator secara fisika pencemaran air, aliran
sungai Brantas Karangbesuki Candi V tergolong pada tingkat pencemaran yang rendah
karena Ph air sungai masih dalam kisaran netral. Sedangkan untuk indikator secara
biologi, dapat disimpulkan bahwa aliran sungai Brantas Karangbesuki Candi 5 tergolong
kedalam kategori kotor.

Kata kunci: Kualitas air, sungai, suhu, pH, kekeruhan.

Abstract
The flow of the Candi V river including river flow across the brantas the village
settlement karangbesuki. The waste effluent coming from the region affect airflow
quality brantas river. For a review of air pollution know the rate used three indicators, ie
indicators physics, chemistry and biology. Indicators for the review of physics and
chemistry, testing was conducted at location much as triple deuteronomy. Meanwhile, to
review the biological indicator, air samples were taken as one bottle and taken into
observed laboratory for review. Observations using physics operating indicators air
pollution, brantas river flows karangbesuki Candi V is classified on pollution the low
level flight ph river still because hearts neutral range. Operating indicators as for a
review of biology, can be inferred that the flow of the river brantas karangbesuki Candi
V classified into categories of dirty.

Keywords: Water quality, rivers, temperature, pH, turbidity.


.
Pendahuluan
Air merupakan suatu elemen terpenting dalam kelangsungan hidup semua
organisme di antara sumber daya alam lainnya, serta penting bagi aktivitas
manusia terkait dengan kegiatan industry, pertanian dan kegiatan lainnya (Halder
& Islam, 2015). Dalam beberapa decade terakhir, laju percepatan perkembangan
industry dan pertumbuhan penduduk yang dirasa progresif merupakan faktor
peningkatan jumlah permintaan air tawar (Ramakrishnaiah, et al., 2009). Kualitas
suatu perairan dapat diidentifikasi berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi.
Untuk kualitas air sungai ditandai dengan tingkat tingginya heterogenitas dalam
ruang dan waktu, karena perbedaan dari cakupan sekitar tanah. Hal ini sering
menimbulkan kesulitan untuk mengidentifikasi kondisi air dan sumber-sumber
polusi, yang diperlukan untuk mengontrol secara efektif polusi di samping untuk
membangun strategi sukses untuk meminimalkan sumber yang menimbulkan
kontaminasi air sungai (Singh, et al., 2005).
Polutan antropogenik yang berkaitan dengan tanah akibat penggunaan zat-
zat kimia, misalnya pestisida mengakibatkan kerusakan drastic dari sistem
perairan di daerah aliran sungai (Massoud, et al., 2006). Sungai-sungai berperan
penting dalam asimilasi kota dan limbah industry serta limpasan dari lahan
pertanian dan daerah sekitarnya di batas perairan. Studi tentang pencemaran air
permukaan yaitu air sungai penting karena adanya limbah dari perkotaan, limbah
ternak, industry, kegiatan pertanian, dan limpasan perkotaan mengakibatkan
variasi pencemaran dan penurunan kualitas air yang semakin parah (Raman, et al.,
2009). Pada umumnya, semua penggunaan lahan dan kegiatan antropogenik
menimbulkan ancaman serius, tidak hanya terhadap ekosistem perairan sungai
saja tetapi juga terhadap wilayah yang menggunakan air sungai sebagai pasokan
air domestiknya (Al-Badaii, 2011).
Kota Malang dikelilingi sejumlah sungai. Salah satu dari berbagai sungai
di kota Malang adalah sungai yang berada di Karangbesuki, kecamatan Sukun,
yaitu aliran sungai Brantas Candi V. Kondisi sungai terlihat agak keruh, dan
memiliki bau kurang sedap. Sungai ini menerima buangan limbah domestic,
berupa aliran dari septiktank satu desa yang telah di filter terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke sungai. Selain itu terdapat sampah yang ikut hanyut dalam aliran
sungai. Karena itulah kualitas air sungai dapat dikategorikan menurun. Untuk
mengetahui tingkat kualitas air, dapat menggunakan beberapa peralatan seperti pH
meter untuk mengetahui pH, DO meter untuk mengetahui kelarutan oksigen
dalam perairan tersebut dan turbidimeter untuk mengetahui tingkat kekeruhan
suatu perairan.
Studi pencemaran air sungai menjadi penting karena air merupakan
elemen penting dalam kehidupan. Sungai-sungai bersih dan jernih disekitar kota
Malang kian berkurang, bertambah buruk ketika pertambahan penduduk semakin
meningkat. Karena semakin bertambah banyak penduduk, masalah polusi dan
limbah akan bertambah kompleks, sedangkan kebutuhan air meningkat. Sehingga
kualitas air harus diperhitungkan dan menjadi penting untuk dikaji. Tujuan dari
dilakukannya praktikum lapangan ini untuk mengetahui tingkat pencemaran air
aliran sungai Brantas secara langsung menggunakan alat-alat penunjang seperti
pH meter, DO meter dan turbidimeter. Menganalisis kategori kebersihan sungai,
dengan cara pengamatan organisme yang ada di sekitar perairan untuk dapat
menentukan sungai tersebut masuk ke dalam kategori sungai yang sangaat kotor
atau bersih.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala.
Pengambilan data dilakukan di sepanjang aliran sungai Brantas di Desa
Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Candi V kota Malang pada hari Rabu 1
Februari 2017 pukul 12:10 WIB hingga pukul 13:20 WIB. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pencemaran air pada sungai yang ditargetkan. Indikator
pencemaran air yang digunakan meliputi indikator fisika(menggunakan alat) dan
indikator biologis. Indikator fisika yang digunakan ada 3 macam, yaitu DO meter
untuk mengetahui jumlah oksigen terlarut dalam air sungai tersebut. Kemudian
ada Ph meter(mengukur ph air sungi) dan Turbidimeter yaitu, alat untuk
mengukur kekeruhan suatu perairan. Indikator biologis yang digunakan adalah
menganalisis adanya organisme hidup dalam sungai menggunakan chart, loop,
dan mikroskop stereo untuk organisme kecil.
Prosedur dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara pengujian
langsung air sungai menggunakan DO meter, Ph meter, dan turbidimeter sebanyak
tiga kali ulangan. Setiap satu kali ulangan alat di bersihkan menggunakan air
bersih agar tidak mempengaruhi pengukuran selanjutnya. Sedangkan
pengumpulan sampel untuk indikator biologi dilakukan lima hari kemudian,
tepatnya pada hari senin. Sampel dibawa ke laboratorium dengan menggunakan
botol air mineral.

Hasil dan Pembahasan


Hasil kadar oksigen terlarut dan suhu di dalam air di Sungai Aliran
Brantas Candi V, Kecamatan Sukun, Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang dapat
dilihat pada tablel 1 berikut :

Tabel 1. Kadar oksigen terlarut dan suhu di dalam air di Sungai Aliran Brantas
Candi V, Kecamatan Sukun, Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang.
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3
Oksigen yang 31,6 30,0 31,2
92,8 mg/L 30,93 mg/L
terlarut mg/L mg/L mg/L
Suhu di dalam air 25,1 oC 25,1 oC 25,1 oC 75,3 oC 25,1 oC

Pada Tabel 1 diatas diperoleh rata-rata perlakuan oksigen yang terlarut


didalam air adalah 30,93 mg/L dan suhu didalam air adalah 25,1 oC.

Gambar 1. Histogram Rata-rata kadar oksigen terlarut dan suhu di dalam air.

Tabel 2. Kadar pH dan suhu di dalam air di Sungai Aliran Brantas Candi V, Kecamatan
Sukun, Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang.
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3
Kadar pH 7,50 7,50 7,58 22,58 7,527

Suhu di dalam air 25,0 oC 25,0 oC 25,0 oC 75,0 oC 25,0 oC

Pada Tabel 2 diatas diperoleh rata-rata kadar pH didalam air adalah 7,527
dan suhu didalam air adalah 25,0 oC.

Gambar 2. Histogram Rata-rata kadar pH dan suhu di dalam air.

Tabel 3. Kadar kekeruhan dan suhu di dalam air Sungai Aliran Brantas Candi V,
Kecamatan Sukun, Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang.
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3
Kekeruhan 18 mg/L 18 mg/L 19 mg/L 55 mg/L 18,33 mg/L
Suhu di dalam air 26,1 oC 25,8 oC 26,3 oC 104,3 oC 26,07 oC

Pada Tabel 3 diatas diperoleh rata-rata kruhan didalam air adalah 18,33
mg/L dan suhu didalam air adalah 26,07 oC.
Gambar 3. Histogram rata- rata kadar kekeruhan dan suhu di dalam air.

Pengamatan meliputi aspek fisik dan kimiawi meliputi parameter suhu,


derajat keasaman (pH), DO, dan kekeruhan yang dapat menjadi gambaran kondisi
lingkungan Aliran Sungai Brantas Candi V. Hasil analisis di laboratorium dan
pengamatan secara langsung.

Tabel 4. Hasil pengamatan indicator biologi pencemaran air sungai


No. Organisme Gambar Point/ Skor
1. Siput air 6

2. Larva nyamuk 5

3. Kepiting sungai 3
4. Cacing pipih 5

5. Ikan gatul

Total 19
Rata-rata 4,75

Pada tabel 4 dapat diketahui rata-rata point sebesar 4,75, yang berarti
berdasarkan Chart point tersebut termasuk kriteria kotor.

a) Suhu
Suhu air berkisar antara 25,0-26,3 oC nilai ini masih berada pada kisaran
normal, dimana organisme akuatik yang hidup didalamnya masih dapat
mentolerir. Boyd (1990) mengatakan bahwa di perairan tropik ikan akan tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 25-32 oC dan berdasarkan PP RI No. 20 Tahun
1990 tentang baku mutu air golongan C (untuk kegiatan perikanan), maka nilai ini
masih berada pada kisaran yang ditetapkan. Hutagalung (1984) mengatakan
bahwa kenaikan suhu tidak hanya akan meningkatkan metabolisme biota perairan,
namun juga dapat meningkatkan toksisitas logam berat diperairan.

b) Derajat keasamaan (pH)


Fungsi pH sendiri menjadi faktor pembatas karena masing masing
organisme memiliki toleransi kadar maksimal dan minimum nilai pH perairan kita
dapat mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan perairan (Sarjono,
2009). Nilai derajat keasamaan (pH) pada daerah Aliran Sungai Brantas selama 3
kali ulangan menunjukan nilai pH yang hampir sama. Nilai pH di daerah Aliran
Sungai Brantas Candi V berkisar 75,0-75,8 masih tergolong baik dilihat dari nilai
baku mutu Peraturan Pemerintah RI NO. 82 Tahun 2001 menyatakan baku mutu
kelas 3 yang diperuntukkan untuk biota perairan berkisar pada pH 6-9.

c) DO (Dissolved Oxygen)
Kadar Oksigen terlarut di daerah aliran 30,00-31,6 mg/l. Menurut Happy
(2012), nilai DO yang rendah ini disebabkan banyaknya limbah yang masuk
kedalam perairan sungai. Penurunan kadar oksigen terlarut didalam air merupakan
indikasi kuat adanya pencemaran. Hal ini berakibat sulitnya biota perairan hidup
pada perairan tersebut karena telah melebihi toleransi kadar DO organisme
perairan, walaupun masih ada beberapa organisme yang dapat hidup didalamnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 kadar
DO kelas 3 minimum memiliki 3 mg/L dalam perairan dapat disimpulkan oksigen
terlarut dalam Aliran Sungai Brantas Candi V baik.

d) Kekeruhan
Berdasarkan analisis data, rata-rata kekeruhan perairan sebesar 18, 33
mg/L, jika dikonversikan ke dalam satuan NTU maka jumlahnya adalah 141
NTU. Menurut Sastrawijaya (2009), kekeruhan air menggambarkan tentang sifat
optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Kekeruhan air
dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan
industry, bahan organic seperti jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
Satuan kekeruhan yang diukur dengan metode Nephelometric adalah NTU
(Nephelometric Turbidity Unit). Sesuai dengan SK MENKES NO.
907/MENKES/SK/VII/2002 kadar maksimal angka kekeruhan yang
diperbolehkan adalah 5 NTU, sedangkan hasil pengukuran aliran sungai Brantas
Candi V adalah 141 NTU. Tingkat kekeruhan ini jauh dari standart yang
diperbolehkan oleh MENKES, karena sebelum pengukuran terjadi hujan,
sehingga lumpur di dasar sungai tidak mengendap lagi. Selain itu juga karena
buangan limbah domestic seperti sampah plastic.
e) Indikator biologis
Indikator biologis dapat ditentukan dari organisme yang ditemukan pada
aliran sungai tersebut, baik di tepi, di dasar dan di permukaan. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, organisme yang ditemukan adalah siput air
larva nyamuk, kepiting sungai, cacing pipih dan ikan gatul. Berdasarkan rata-rata
dari skor indeks Chart, aliran sungai Brantas Candi V termasuk kotor karena
skornya sebesar 4,75. Sedangkan untuk mencapai kriteria air bersih skornya harus
6,0-7,9.

Kesimpulan
Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen
lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan
data pengamatan menggunakan indikator secara fisika pencemaran air, aliran
sungai Brantas Karangbesuki Candi V tergolong pada tingkat pencemaran yang
rendah karena Ph air sungai masih dalam kisaran netral. Sedangkan untuk
indikator secara biologi, dapat disimpulkan bahwa aliran sungai Brantas
Karangbesuki Candi 5 tergolong kedalam kategori kotor.

Saran
Dalam pelaksanaan praktikum lapangan selanjutnya akan lebih baik jika
pelaksanaan didampingi asisten praktikum, agar tidak terdapat kesalahan prosedur
dan data yang diperoleh valid.

Daftar Rujukan
B. Raman, R. Bouwmeester, and S. Mohan. 2009. Fuzzy Logic Water Quality
Index And Importance Of Water Quality Parameters. Air, Soil and Water
Research. Vol.2, pp.5159.
Boyd, C.E. 1998. Water Quality in Warmwater Fish ponds. Fourth printing.
USA: Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama.
C. R. Ramakrishnaiah, C. Sadashivaiah, and G. Ranganna. 2009. Assessment of
Water Quality Index for The Groundwater In Tumkur Taluk, Karnataka
State, India. E-Journal of Chemistry. Vol. 6, no. 2, pp. 523530.
F. M. Al-Badaii. 2011. Water Quality Assessment Of The Semenyih River [M.S.
thesis], Selangor, Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia.
Happy, A.R. 2012. Distribusi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd Pada Kolom
Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. Vol. 3 (3)
Hutagalung, P. H. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Pewarta Oceana
IX No.1.
Joshua Nizel Halder, M. Nazrul Islam. 2015. Water Pollution and its Impact on
the Human Health. Journal of Environment And Human. Volume 2,
Number 1.
K. P. Singh, A. Malik, and S. Sinha. 2005. Water Quality Assessment and
Apportionment of Pollution Sources of Gomti River (India) Using
Multivariate Statistical Techniques-A Case Study. Analytica Chimica Acta.
Vol.538,no.1-2,pp.355374.
M. A. Massoud, M. El-Fadel, M. D. Scrimshaw, and J. N. Lester. 2006. Factors
influencing development of management strategies for the Abou Ali River
in Lebanon. I: spatial variation and landuse. Science of the Total
Environment. Vol. 362, No.13, pp.1530.
Sastrawijaya, A. T. 2009. Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineka Cipta.
Sarjono, A. 2009. Analisis Kandungan Logam Berat Cd, Pb dan Hg Pada Air dan
Sedimen di Perairan Kamal Muara. Jakarta Utara. Skripsi Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor.
Lampiran
Ulangan
Perlakuan
1 2 3
Oksigen yang
31,6 mg/l 30,0 mg/l 31,2 mg/l
terlarut
Suhu di dalam
25,1 oC 25,1 oC 25,1 oC
air

Gambar tabel 1

Ulangan
Perlakuan
1 2 3
Kadar pH 7,50 7,50 7,58
Suhu di dalam
25,0 oC 25,0 oC 25,0 oC
air

Gambar tabel 2

Ulangan
Perlakuan
1 2 3
Kelembapan 18 mg/l 18 mg/l 19 mg/l
Suhu di dalam
26,1 oC 25,8 oC 26,3 oC
air

Gambar tabel 3
Alat :
DO meter

pH meter

Turbidity

Kawasan Aliran Sungai Brantas Candi V

Anda mungkin juga menyukai