Anda di halaman 1dari 31

MEKANISME HUBUNGAN HIPOTALAMUS, HIPOFISIS, DAN TESTIS

MAKALAH TEORITIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Reproduksi


yang dibimbing oleh Dr. Umie Lestari, M.S

Kelompok 1/Offering GHI-K/2015

1. Achmad Makin A. 150342604504


2. Achmad Rodiansyah 150342604537
3. Awalia Siska P. 150342605762
4. Ida Nurpitasari 150342604029

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Sepetember 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Mekanisme Hipotalamus, Hipofisis, dan Testis. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Reproduksi. Meskipun terdapat beberapa
hambatan dalam proses pengerjaan makalah ini, tetapi kami berhasil menyelesaikannya
dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Umie Lestari, M.S selaku dosen mata kuliah Fisiologi Reproduksi,
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual,
3. Seluruh teman seperjuangan Biologi kelas GHI-K tahun 2015, yang banyak
membantu dan memberi masukan dalam pengerjakan makalah ini, dan
4. semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Sesuai dengan pepatah Tak ada gading yang tak retak penulisan makalah ini
jauh dari kata semperuna, penulis berharap adanya masukan yang bersifat membangun
sehingga makalah ini dapat lebih sempurna. Penulis juga berharap agar makalah ini
nantinya dapat berguna bagi semua kalangan.

Malang, 14 September 2017

Penulis
PENDAHULUAN
Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung
maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang
terletak di rongga bertulang di dasar otak, di bawah hipotalamus (Mescher, 2012).
Kelenjar Hipofisis merupakan kelenjar berdiameter kira-kira 1 cm dan beatnya
0,5-1 gram. Hipofisis disebut juga master of glands karena hipofisis dapat
menyekresikan hormon yang dapat mengatur kerja tubuh. Namun, kelenjar hipofisis
juga dipengaruhi oleh hipotalamus. Mekanisme yang terjadi adalah mekanisme umpan
balik yang sangat mempengaruhi kelenjar yang satu dengan kelenjar yang lain
(Mescher, 2012).
Kelenjar hipofisis terletak pada rongga tulang pada basis otak. Hipofisis
terhubung dengan hipotalamus dan dihubungkan dengan tangkai hipofisis.Hipofisis
terbagi menjadi dua bagian, yaitu hipofsis anterior dan hipofisis posterior. Namun,
memang terdapat bagian pars media (lobus intermedius) yang berada di antara hipofisis
anterior dan posterior yang pada manusia hampir tidak ada. Lobus anterior,
intermedius, dan posterior kelenjar hipofisis sebenarnya adalah tiga organ endokrin
yang kurang lebih terpisah satu sama lain dan, paling tidak pada beberapa spesies,
mengandung 14 atau zat hormonal aktif. Dipandang dari sudut embriologi, kedua
bagian hipofisis (anterior dan posterior) berasal dari sudut yang berbeda, hipofisis
anterior berasal dari kantong Rathke, dan hipofisis posterior berasal dari penonjolan
hipotalamus. Kedua bagian tersebut mensekresikan hormon yang berbeda (Tortora et
al., 2009).
Hipotalamus dengan sel kelenjar hipofisis dihubungkan oleh pembuluh darah
yang berakhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, sehingga disebut sistem porta
hipotalamus-hipofisis. Sistem porta ini merupakan saluran vaskular yang penting
karena sebagai penghubung antara otak dan sistem endokrin. Hampir semua aliran
darah ke hipofisis anterior mula-mula harus melalui hipotalamus. Karena pertukaran
bahan-bahan antara darah dan jaringan sekitarnya hanya dapat terjadi pada tingkat
kapiler, sistem porta hipotalamus-hipofisis menyediakan suatu rute tempat hormon
pelepas dan penghambat dapat diserap di hipotalamus serta dengan segera langsung
disampaikan ke hipofisis anterior dalam konsentrasi yang tinggi Silverthorn et al.,
2010).
Sekresi hormon hipofisis anterior di kontrol oleh hormon pelepas dan
penghambat hipotalamus. Hormon selain menimbulkan efek fisiologisnya, juga
bekerja menekan sekresinya. Penekanan ini yang disebut umpan balik negatif lengkung
panjang (long-loop negative feedback), dilaksanakan oleh hormon organ sasaran
dengan bekerja secara langsung pada hipofisis itu sendiri atau pada pengeluaran
hormon hipotalamus, yang kemudian mengatur fungsi hipofisis anterior Silverthorn et
al., 2010). Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul Mekanisme
Hipotalamus, Hipofisis, dan Testis untuk menambah pengetahuan dan referensi
mengenai hubungan hipotalamus, hipofisis, dan testis.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mekanisme hipotalamus-hipofisis ?
2. Bagaimana mekanisme hipotalamus-hipofisis-testis ?
3. Bagaimana mekanisme feedback positif dan feedback negatif mekanisme
hipotalamus-hipofisis-testis ?

Tujuan
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui mekanisme hipotalamus-hipofisis
2. Untuk mengetahui mekanisme hipotalamus-hipofisis-testis
3. Untuk mengetahui mekanisme feedback positif dan feedback negatif
mekanisme hipotalamus-hipofisis-testis ?
KAJIAN PUSTAKA
Hipotalamus
Hipotalmus merupakan daerah yang relatif kecil pada bagian dasar otak.
Hipotalamus terletak diantara otak tengah dan otak depan atas. Batas hipotalamus
adalah bagian atas berbatasan dengan thalamus, bagian depan dengan lamina terminalis
dan pada arah vertikal di bagian badan mamilari (Lestari, 2001).
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang memiliki peran sangat penting
terhadap mekanisme kerja fisiologi tubuh pada organisme tingkat tinggi seperti
manusia. Hipotalamus memiliki peranan penting dalam sistem hormonal tubuh pada
manusia. Hipotalamus adalah bagian kecil dari diencephalon terletak lebih rendah dari
thalamus lihat Gambar 1 (Tortora et al., 2009).

Gambar 1. Bagian Depan Otak. Letak hipotalamus yang berada di bawah thalamus
dan berdekatan pula dengan kelenjar ptuitari yang berperan dalam produksi hormon
(Sherwood, 2010)
Hipotalamus memainkan peran penting dalam induksi produk hormone bahkan
hormone langsung yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi, regulasi tubuh
dan lain sebagainya. Pada primata tinggi , sistem saraf pusat (SSP) dan terutama
neokorteks memiliki peran penting dalam reproduksi. Peranan dalam reproduksi ini
dilakukan oleh bagian otak yang jauh di dalam yang disebut hipotalamus, yang
menengahi berbagai pengaruh hormonal dan lingkungan pada reproduksi ( Johnson,
2013).
Hipotalamus adalah kumpulan nuclei spesifik dan serat terikat yang berada di
bawah talamus (Sherwood, 2010). Hipotalamus memiliki fungsi yang sangat penting
karena terlibat dalam pengaturan lingkungan internal secara langsung, contohnya
adalah mengatur rasa haus,nafsu makan, perilaku, emosi, ritme tubuh dan mengatur
fungsi bagian otak lainnya. Hipotalamus memiliki peran penting dalam fungsi
homeostatic, saraf otonom dan sistem indokrin, spesifiknya adalah mengontrol suhu
tubuh, mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin, mengontrol selera makan,
mengontrol sekresi hormone anterior pituitary hormone, mengontol produksi hormone
pituitary posterior, mengontrol keluarnya air susu (Sherwood, 2010).
Hipotalamus secara morfologi memiliki 4 region besar, yang meliputi
mammillary region, tuberal region,supraoptic region dan preoptic region (Tortora et
al., 2009). Keempat region dari hipotalamus dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar.2 Struktur Hipotalamus Manusia (Tortora et al., 2009)


1. Mammillary region
Daerah mammilary, bersebelahan dengan otak tengah, adalah bagian paling
belakang dari hipotalamus. Bagian ini termasuk tubuh mammiliary dan nuclei
hipotalamus posterior. Badan mammillary terbagi menjadi dua, proyeksi kecil yang
bundar berfungsi sebagai stasiun relay untuk refleks yang terkait dengan indera
penciuman
2. Tuberal region
Merupakan daerah terbesar dari hipotalamus, yang didalamnya termasuk
dorsomedial nucleus, ventromedial nucleus dan arcuata nucleus, ditambah
infundibulum yang menghubungkan hipotalamus ke kelenjar puitutari.
3. Supraoptic region
Daerah ini mengandung nucleus paraventrikular, nucleus supraoptic, nucleus
hipotalamus anterior dan inti suprachiasmatik. Akson dari nucleus paraventrikular
dan supraoptik membentuk saluran hypothalamohypophyseal, yang membentang
melalui infundibulum ke lobus posterior pituitary.
4. Preoptic region
Daerah preoptic anterior ke daerah supraoptik biasanya dianggap sebagai
bagian dari hipotalamus karena ia berpartisipasi dengan hipotalamus dalam
mengatur aktivitas otonom tertentu. Wilayah preoptik mengandung inti preoptik
medial dan lateral.

Hipofisis (Kelenjar Ptuitari)


Pada orang dewasa berat kelenjar hipofisis sekitar 500 mg, berbentuk ovoid dan
terdapat pada fossa hipofeseal dari tulang sphenoid. Posisi kelenjar hipofisis saling
bertumpang tindih dengan lipatan sirkuler durameter disebut sellae diafragma.
Hipofisis bagian atasnya terbuka membentuk tangkai hipotalamus yang disebut
infundibulum lihat Gambar 3. Hipofisis disuplai dengan darah oleh yang berasal dari
arteri karotid internal melalui percabangan hipofiseal superior dan anterior (Lestari,
2001).
Gambar 3. Irisan sagittal otak dengan hipofisis dan kelenjar pineal. Pineal terletak di
atas otak tengah dan dilekatkan oleh suatu tangkai ke epitalamus. Foramen
interventrikular merupakan penghubung antara ventrikel lateral dan ketiga thalamus
(atas) dan hipotalamus (bawah) membentuk suatu dinding dari ventrikel ketiga
(Lestari, 2001).
Hipofisis atau kelenjar ptuitari terletak di bawah hipotalamus yang keduanya
dihubungkan oleh infundibulum (saluran menyerupai selang). Adanya infundibulum
ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang besar antara hipotalamus dan hipofisis dalam
bekerja salah satunya membentuk hormon fungsional bagi tubuh. Letak kelenjar
ptuitari dalam otak dapat dilihat pada Gambar 3. Sudah beberapa tahun kelenjar
pituitary atau hipofisis dikenal sebagai master indokrin karena mensekresikan
beberapa hormon yang mengatur jaringan indokrin lain (Tortora et al.,2009). Hipofisis
memiliki bentuk menyerupai kantong berukuran 1-1.5 cm yang tersusun atas sel yang
mengalami differensiasi membentuk kelenjar sehingga mampu menghasilkan secret.
Sekret yang dihasilkan oleh sel yang terdapat di hipofisis umumnya adalah hormon.
Hipofisis memiliki dua region yaitu bagian anterior dan posterior dimana
keduanya memiliki perbedaan hasil produksi hormonnya. Morfologi hipofisis dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur Hipofisis (Tortora et al., 2009)


Aspek fisiologi hipofisis hadir dalam dua bagian yaitu pituitary anterior yang
disebut adenohypophysis dan pituitary posterior yang disebut neurophysis (Guyton et
al., 2011). Neurofisis memiliki dua bagian , yaitu bagian pars nervosa dan fundibulum,
sedangkan pada bagian posterior (adenofisis) memiliki dua bagian yaitu pars distalis
dan pars tuberalis yang mengelilingi fundibulum. Ukuran bagian anterior
(adenohipofisis) memiliki ukuran yang lebih berat 75% dari total berat kelenjar
keseluruhan. Ukuran yang lebih besar ini memiliki fungsi yang lebih beragam bagi
tubuh dibandingkan bagian posterior (neurofisis). Hipofisis memiliki region ketiga dari
kelenjar pituitary yaitu pars intermedia yang sedikit berkembang pada manusia tapi
lebih besar berkembang dan lebih fungsional pada beberapa binatang yang lebih rendah
(Guyton et al., 2011).
Hipofisis anterior dan posterior memiliki produk hormone yang berbeda,
namun umumnya sinyal pengekskresiannya berasal dari sumber yang sama yaitu
hipotalamus. Bagian anterior pituitary menghasilkan 6 hormon peptide dan beberapa
hormone yang lebih rendah ,sedangkan bagian posterior pituitary menghasilkan dua
hormon peptide yang penting (Guyton et al., 2011). Hormon yang dihasilkan oleh
bagian anterior pituitary adalah hormone pertumbuhan, adrenocorticotropin, TSH,
Prolactin, FSH dan LH. Bagian anterior dari pituitary memiliki peran penting sangat
besar bagi tubuh manusia, khususnya pada sistem reproduksi, hal ini karena hampir
semua hormone yang berperan dalam sistem reproduksi diproduksi pada bagian ini.
Bagian posterior pituitary menghasilkan dua hormone yang sangat penting, kedua
hormone tersebut adalah antiduretik hormone (vasopressin) dan oxytocin. Hormone
vasopressin berfungsi sebagai ekskresi air dalam tubuh manusia sehingga berperan
dalam kestabilan cairan tubuh, sedangkan hormone oxytocin membantu
mengekskresikan air susu dari kelenjar susu yang terdapat di payudara menuju putting
susu untuk menyusui.

Mekanisme Hipotalamus-Hipofisis Bagian Posterior


Hipotalamus memiliki struktur yang kecil dan kompleks dengan fungsi yang berlainan
antara lain pengaturan perilaku, pencernaan dan seksual, mengendalikan suhu tubuh
dan integrasi aktivitas otonom. Masing masing fungsi berhubungan sama lain melalui
neuron neuron yang saling berhubungan dan terletak di area hipotalamus. Neuron
neuron tersebut disebut dengan neuron hipotalamus. Nukleus nucleus ini
berhubungan erat denagn kelenjar hipotalamus dibawahnya melalui hubungan neural
dan atau vascular ( Lestari, 2001) lihat Gambar 5.

Gambar 5. Gambaran hipotalamus dan Pituitari Manusia . Sistem kapiler portal (merah)
diturunkan dari arteri hipofiseal superior dan selanjutnya bercabang diantara median
eminence/ diatas bagian arkuata hipotalamus dan hipofisis/di bawah lobus anterior
ventromedial. Nukleus paraventrikular, ventromedial dan arcuate yang didefinisikan
secara anatomis dan fungsional mengandung sel-sel tubuh neuron parvokelular yang
aksonnya (biru) berakhir dan berhubungan dengan kapiler portal. Neuron parvocellular
juga muncul di daerah hipotalamus / preoptik anterior yang kurang didefinisikan
dengan baik dan mengirim akson ke pleksus portal. Neuron magnoseluler (hijau) juga
terletak di nukleus paraventrikular, dengan kelompok kedua di inti supraoptik, dan
mengirim akson sepanjang infundibulum ke hipofisis posterior (Johnson, 2013).
Mekanisme hipotalamus-hipofisis memiliki hasil berbeda tergantung dibagian
mana hormone hipofisis itu dihasilkan. Akson neuron nucleus supra optic dan
paraventrikular secara langsung terproyeksikan pada lobus posterior dari hipofisis
melalui jalur hipotalamus-hipofiseal Gambar 5. Pada subbab sebelumnya telah
dibahas bahwa hipofisis memiliki dua bagian yaitu hipofisis anterior yang
menghasilkan hormone yang berperan dalam reproduksi, pertumbuhan, dan lainnya,
sedangkan pada bagian posterior menghasilkan hormone vasopressin yang berfungsi
untuk mengatur kadar air dalam tubuh dan oxytocin untuk pengekskresian air susu dari
kelenjar susu. Hormon dari hipofisis posterior, vasoprotein dan oksitosin disintesis
oleh badan-badan sel dua nukleus hipotalamus yang dikemas oleh kombinasi protein
pengikat (neurofisin) yang secara spesifik berhubungan dengan setiap peptide. Hormon
tersebut ditransportasikan sepanjang akson oleh aliran aksoplasma untuk selanjutnya
disimpan dalam lobus hipofisis posterior. Selanjutnya terjadi pembebasan hormone ke
peredaran darah. System neuron dalam hipotalamus ini disebut sistem neurosekretori
magnoseluler lihat Gambar 6 ( Lestari, 2001 ).

Gambar 6. Skema yang memperlihatkan sistem sekresi neuron mognoseluler. Neuron


supraoptik dan paraventrikular saling bertemu di bagian aksonnya melalui traktus
hipotalamus-hipofiseal pada infundibulum kea rah neurohipofisis yang berakhir pada
dinding kapiler merupakan tempat neurosekresi (Johnson, 2013).
Hormon vasopressin dan oxytocin dapat diproduksi dengan adanya induksi
hormone dari hipotalamus. Hormone peptide ini disintesis pada badan sel saraf di
hipotalamus ,region dari otak yang mengontrol beberapa banyak fungsi homeostatic
(Silverthorn et al., 2010). Hasil sintesis ini adalah neurohormon yang mengikuti pola
standar untuk sintesis peptide, penyimpanan dan pelepasan. Vesikula sekretori
mengandung hormone yang diangkut menuju posterior hipofisis melalui fundibulum
menuju sel target pada hipofisis. Hormone ini merupakan sinyal untuk mengaktifkan
sel hipofisis khususnya pada bagian posterior untuk menghasilkan hormon yang
nantinya akan dilepaskan melalui sirkulasi darah menuju sel target pada jaringan
tertentu. Mekanisme ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Mekanisme Pengeluaran Hormone Posterior Hipofisis (Silverthorn et al.,


2010)
Hormon vasopressin memiliki kontribusi dalam mengatur kadar cairan dalam
tubuh yang melibakan pengeluaran air dalam bentuk urin. Kontrol keseimbangan H2O
dalam tubuh sangat krusial untuk meregulasi ECF osmoregulasi (Sherwood, 2010).
Mekanisme ini melibatkan organ ginjal yang berperan dalam penyaringan darah untuk
menghasilkan urin yang nantinya akan di keluarkan dari tubuh dalam bentuk urin.
Mekanisme penghasilan hormone vasopressin melibatkan hipotalamus yang menerima
sinyal dari tubuh (osmoreceptor). Secara skematis proses ini dapat dilihat pada
Gambar 8.

Gambar 8. Kontrol dari Peningkatan Sekresi Vasopressin dan Kehausan akibat


Selama Kekurangan H2O (Sherwood, 2010)

Mekanisme Hipotalamus-Hipofisis Bagian Anterior


Kelenjar hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletakdi rongga tulang
di dasar otak tepat di bawah hippotalamus, Hipofisis terbagi menjadi 2 lobus yaitu
posterior dan anterior. Hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar dan
karenanya juga dinamai adenohipofisis lihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Bagian Bagian Hipofisis Anterior (Mescher, 2012)
Hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis anterior melalui jalur vaskuler.
Macam macam neurohormon disintesis oleh neuron neuron hipotalamus yang
membentuk suatu kelompok disebut sistem neurosekretori parvoseluler (parvoseluler
= sel-selnya kecil). Akson dari neuron-neuron ini berakhir pada ruang perikapiler
pleksus pimer portal di zona eksternal median eminence. Kapiler kapiler ini berasal
dari arteri hipofiseal superior dan anterior. Sintesis dan pelepasan macam-macam
hormon meliputi neurohormon yang diproduksi oleh neuron-neuron hipotalamus dan
gonadotrof, tirotrof, kortikotrof, somatotrof, dan laktotrof akan di atur melalui jalur
tersebut. Tiga daerah hipotalamus mengandung neuron-neuron utama yang melepaskan
neurohormonnya ke bagian lateral yang bnayak mengandung kapiler dank e daerah
palisade medial dari lapisan ekstenal media eminens. Nukleusnya meliputi nucleus
paraventrikularparvoseluler, area medial preoptik, dan nucleus arkuata (Lestari, 2001)
lihat Gambar 10.
Gambar 10. Skema ini menampilkan sistem parvoseluler neurosekretori.
Neuron di area preoptik medial (misalnya yang menghasilkan GnRH), nucleus
paraventrikular parvoseluler median (seperti yang menghasilkan VIP) dan nucleus
arkuata (misalnya GABA dan penghasil dopamine) akan meneruskan aksonnya ke
jaringan portal di lapisan eksternal median eminence yang merupakan tempat
neurosekresi (Johnson, 2013).
Hipotalamus melepaskan hormon tropik dimana hormon tropik adalah hormon
yang fungsi utamanya mengatur sekresi hormon dan juga merangsang dan
mempertahankan jaringan endokrin sasarannya lihat Gambar 11. Hormon tropik
biasanya terbagi 2 yaitu releasing hormon dan inhibiting hormon. Contoh hormone
tropik adalah hormone Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH), Gonadotropin
Inhibiting Hormone (GnIH), Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), Prolactin
Releasing Hormon (PRH), Prolactin Inhibiting Hormone (PIH), Corticotropin
Releasing hormone (CRH), Growth hormone Releasing hormone (GH-RH), Growth
Hormone Inhibiting Hormone (GH-IH) lihat Gambar 12 (Silverthorn et al., 2010).
Sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon-hormon yang disebut
releasing hormone and inhibitory hormone atau hormon (atau faktor) pelepas
hipotalamus dan hormon (faktor) penghambat yang disekresikan ke dalam hipotalamus
sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior melalui pembuluh-pembuluh
darah kecil yang disebut pembuluh darah porta hipotalamus-hipofisis. Sistem porta ini
merupakan saluran vaskular yang penting karena sebagai penghubung antara otak dan
sistem endokrin. Hampir semua aliran darah ke hipofisis anterior mula-mula harus
melalui hipotalamus karena pertukaran bahan-bahan antara darah dan jaringan
sekitarnya hanya dapat terjadi pada tingkat kapiler, sistem porta hipotalamus-hipofisis
menyediakan suatu rute tempat hormon pelepas dan penghambat dapat diserap di
hipotalamus serta dengan segera langsung disampaikan ke hipofisis anterior dalam
konsentrasi yang tinggi. Di dalam kelenjar hipofisis anterior, hormon pelepas dan
hormon penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan mengatur sekresi kelenjar
tersebut (Mescher, 2012).

Gambar 11. Sistem Endokrin pada Manusia (Mescher, 2012)


Gambar 12. Hormon Hipotalamus-Anterior Hipofisis. Hipotalamus mensekresikan
releasing hormones (-RH) and inhibiting hormones (-IH) yang akan mempengaruhi
sekresi hormon pada anterior hipofifsis (Silverthorn et al., 2010 )
Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon releasing dan inhibiting ke dalam darah
yaitu sebagai berikut
1. Hormon pertumbuhan (growth hormone, GH), hormon utama yang
bertanggung jawab mengatur pertumbuhan secara keseluruhan dan sebagai
metabolisme perantara.
2. Thyroid-stimulating hormone, TSH, merangsang sekresi hormon tiroid dan
pertumbuhan kelenjar tiroid.
3. Adrenokortikotropik, ACTH, merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal
dan meningkatkan pertumbuhan korteks adrenal.
4. Follicle-stimulating hormone, FSH, pada wanita hormon ini berfungsi untuk
menstimulasi folikel ovarium dan pada pria untuk produksi sperma.
5. Luteinizing hormone, LH, pada wanita hormon ini berfungsi untuk ovulasi,
pembentukan korpus luteum, dan pengaturan sekresi hormon wanita.
6. Prolaktin, PRL, meningkatkan perkembangan payudara dan pembentukan susu
pada wanita (Silverthorn et al., 2010).

Gambar 13. Mekanisme Hubungan Hipotalamus-Hipofisis Anterior (Silverthorn et


al., 2010)
Sistem saraf pusat mengirimkan instruksi /input ke hipotalamus. Hipotalamus
melepaskan hormon sebagai respon dari input yang diberikan SSP hormon tersebut
berupa tropik hormon. Kemudian tropik hormon menuju ke hipofisis anterior melalui
portal hipotalamus-hipofisis anterior. Hormon tropik biasanya terbagi 2 yaitu releasing
hormone dan inhibiting hormone. Releasing hormon dan inhibiting hormon yang
dilepaskan melalui kapiler hipotalamus kemudian kapiler hipotalamus bersatu dan
membentuk sistem portal hipotalamus-hipofisis anterior kemudian releasing hormon
masuk ke kapiler hipofisis anterior yang bercabang-cabang. Releasing hormon tersebut
menstimulasi hipofisis anterior untuk mensekresikan hormon tertentu yang kemudian
menuju organ endokrin (organ target) melalui vena hipofisis anterior. Selanjutnya
organ target melepaskan hormon yang diinginkan dan menimbulkan efek yang
diinginkan. Organ target akan memberikan umpak balik negatif ke hippotalamus
kemudian hippotalamus akan mensekresikan hormon inhibin untuk menghentikan
produksi hormon di hipofisis anterior lihat Gambar 13 (Silverthorn et al., 2010).

Kontrol Hipotalamus terhadap Sekresi Gonadotropin


Sintesis dan sekresi FSH dan LH kontrolnya dipengaruhi oleh GnRH (
Gonadotropin Releasing Hormon) merupakan suatu dekapeptida dengan struktur
(Pyro)-Glu-His-Trp-Ser-Tyr-Gly-Leu-Arg-Pro-Gly-NH2. GnRH adalah neurosekretori
dari neuron hipotalamus dan di bawa ke hipofisis anterior melalui pembuluh portal.
GnRH merupakan derivate dari molekul precursor disebut prepro-GnRH. Struktur ini
dapat dibuat dengan menggunakan teknologi kombinasi DNA. Molekul ini beratnya
10.000, terdiri dari 10 peptida yang di awali dengan asam amino yang berfungsi sebagai
rangkaian enzimatis, terakhir adalah aminasi akhir C lihat Gambar 14. Daerah akhir
D dari precursor ditempati oleh 56 macam asam amino yang disebut dengan GAP. GAP
menunjukkan dapat merangsang pelepasan LH dan FSH dari kelenjar hipofisis anterior
dan menghambat sekresi prolactin (Lestari, 2001).
Gambar 14. Struktur dan sandi asam amino dari C DNA manusia untuk prepro
GnRH. Rangkaian asam aminon pembentuk GnRH dan GAP dan tempat prosesing
enzimatik yang dapat diindikasikan.
GnRH keberadaannya diduga sangat penting dalam mempengaruhi reproduksi
yang ddibawa melalui sistem saraf pusat. Kurang normalnya sintesis GnRH,
penyimpanan, dan pelepasannya akan mengkibatkan kurang normalnya fungsi gonad.
Rusaknya neuron penghasil gen GnRH di hipotalamus, menghambat fungsi
gonadotropin selain itu juga menghasilkan gonad yang atrofi. Dalam kasus ini dapat
disembuhkan dengan cara pemberian GnRH sintetik melalui vena (Lestari, 2001).

Testis
Manusia memiliki sepasang testis dengan bentuk oval. Testis memiliki kapsul
pembungkus yang menutupi massa tubulus seminiferus yang digulung berkelompok
menjadi 250-300 kompartemen. Antar tubulus seminiferous terdapat jaringan
interstisial yang terdiri dari pembuluh darah dan sel leydig yang memproduksi
testosteron. Tubulus seminiferus meninggalkan testis dan bergabung dengan
epididimis, yaitu satu saluran tunggal yang membentuk tali yang dililitkan dengan erat
pada permukaan kapsul testis. Epididimis kemudian menjadi vas deferens, juga dikenal
sebagai ductus deferens. Saluran ini masuk ke perut, di mana ia akhirnya bermuara ke
dalam uretra, jalan keluar dari kandung kemih ke lingkungan luar lihat Gambar 15
(Silverthorn, et al., 2010).

Gambar 15. Irisan Melintang Tubulus Seminiferus (Silverthorn, et al., 2010).


Tubulus seminiferus adalah tempat produksi sperma dan mengandung dua jenis
sel: spermatogonia dalam berbagai tahap, menjadi sel sperma dan Sertoli. Antara
masing-masing kolom terdapat sel Sertoli tunggal yang membentang dari tepi luar
tubulus ke lumen. Pada bagian luar tubulus tersusun atas lamina basal yang bertindak
sebagai barrier, yang berfungsi mencegah molekul besar tertentu dalam cairan
interstisial memasuki tubulus namun memungkinkan testosteron masuk dengan mudah
(Silverthorn, et al., 2010).
Sel sertoli yang berdekatan di dalam tubular saling terkait satu sama lain dengan
sambungan yang rapat, membentuk barrier tambahan antara lumen tubulus dan
interstisial di luar tubulus. Persimpangan yang ketat ini kadang-kadang disebut
penghalang darah ke testis. Lamina basal dan persimpangan yang ketat membuat tiga
kompartemen: lumen tubulus, kompartemen basal di sisi laterolateral sel Sertoli, dan
cairan interstisial. Karena hambatan di antara kompartemen ini, cairan luminal
memiliki komposisi yang berbeda dengan cairan interstisial, dengan konsentrasi
glukosa dan konsentrasi K+ serta hormon steroid rendah (Silverthorn, et al., 2010).
Fungsi sel sertoli adalah mengatur perkembangan sperma. Nama lain untuk sel
Sertoli adalah sel sustentacular karena mereka menyediakan makanan, atau nutrisi
untuk spermatogonia yang sedang berkembang. Sel Sertoli memproduksi dan
mengeluarkan protein yang berasal dari hormon yang menghambat dan mengaktifkan
faktor pertumbuhan, enzim, dan protein pengikat androgen (ABP). ABP akan
disekresikan ke dalam lumen tubulus seminiferus, di mana setelah ia mengikat
testosteron. Pengikatan dengan ABP membuat testosteron kurang lipofilik sehingga
tidak bisa berdifusi keluar dari lumen tubulus (Silverthorn, et al., 2010).
Sel leydig, terletak di jaringan interstisial antara tubulus seminiferus, dan
mensekresikan testosteron. Mereka pertama kali aktif saat janin, ketika testosteron
diperlukan untuk mengarahkan perkembangan karakteristik pria. Setelah lahir, sel
menjadi tidak aktif sampai pubertas, hingga mereka melanjutkan produksi testosteron.
Sel Leydig juga mengubah beberapa testosteron menjadi estradiol (Silverthorn, et al.,
2010).

Mekanisme Hipofisis Anterior Testis


Reseptor pengikat dengan afinitas tinggi pada sel pituitari (gonadotrof), yaitu
GnRH mempengaruhi pelepasan dua hormon utama pituitari (LH dan FSH) yang
mengatur fungsi testis. Hormon hipofisis ini adalah glikoprotein yang tersusun dari dua
subunit rantai polipeptida. Komponen protein subunit identik dan serupa dengan
hormon hipofisis lainnya (hormon perangsang tiroid [TSH] dan human chorionic
gonadotropin [hCG]), namun aktivitas biologis dan imunologis diberikan oleh subunit
(McClure, 2010).
LH berinteraksi dengan reseptor permukaan sel spesifik yang memiliki afinitas
tinggi pada membran plasma sel leydig. Pengikat ligan menstimulasi adenilat siklase
yang terikat membran untuk meningkatkan pembentukan adenosin siklo monofosfat
siklik (cAMP), yang mengikat subunit pengaturan protein kinase. Hal ini, selanjutnya,
menyebabkan disosiasi subunit pengaturan dan aktivasi subunit katalitik enzim. Protein
kinase Leydig yang diaktifkan akan beroperasi melalui beberapa tahap untuk
merangsang sintesis enzim testosteron lihat Gambar 16 (McClure, 2010).

Gambar 16. Produksi dan Metabolisme Testosteron. cAMP, cyclic adenosine


monophosphate; T, testosterone; E2, estradiol; DHT, dihydrotestosterone (McClure,
2010).
FSH menargetkan epitel tubulus seminiferus dan mengikat membrane reseptor
pada sel Sertoli. Utusan kedua adalah cAMP, dan aktivasi adenilat siklase merangsang
protein kinase tergantung cAMP dan sintesis RNA dan protein, termasuk sintesis
protein pengikat androgen dan enzim aromatase yang mengubah testosteron menjadi
estradiol lihat Gambar 17 (McClure, 2010).
Gambar 17. Skematik representasi dari tubulus seminiferous. Follicle-stimulating
hormone (FSH) and Testosterone (T) bentindak dalam sel sertoli untuk memproduksi
protein pengikat androgen (ABP), inhibin, aktivin, dan juga estradiol (E2) (McClure,
2010).
Spermatogenesis Membutuhkan Gonadotropin dan Testosteron
Target FSH adalah sel sertoli karena (tidak seperti oosit) sel germ jantan tidak
memiliki reseptor FSH. FSH merangsang sel Sertoli untuk mensistesis molekul
parakrin yang diperlukan untuk mitosis spermatogonia dan spermatogenesis. Selain itu,
FSH merangsang produksi protein pengikat androgen and inhibin lihat Gambar 17
(McClure, 2010).
Target utama LH adalah sel leydig, yang menghasilkan testosteron. Pada
gilirannya, testosteron memberi umpan balik untuk menghambat pelepasan LH.
Testosteron sangat penting untuk spermatogenesis, namun tindakannya juga tampak
diperantarai oleh sel Sertoli. Spermatosit tidak memiliki reseptor androgen dan tidak
dapat merespons secara langsung terhadap testosteron, tetapi mereka memiliki reseptor
untuk protein pengikat androgen. Disini Sel Sertoli, yang memproduksi protein
pengikat androgen, yang akan memiliki reseptor androgen lihat Gambar 17 & 18
(McClure, 2010).
Gambar 18. Kontrol Hormonal Spermatogenesis (Silverthorn, et al., 2010).

Kontrol Umpanbalik Gonadotropin


Sistem hipotalamus-hipofisis-gonad adalah sistem umpan balik loop tertutup
yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi reproduksi secara normal. Hormon
gonad memiliki efek penghambatan pada sekresi LH dan FSH. Meskipun testosteron
yang merupakan produk sekretori utama testis merupakan penghambat utama sekresi
LH pada pria, produk testis lainnya, termasuk estrogen dan androgen lainnya, juga
menghambat sekresi LH. Testosteron dimetabolisme di jaringan perifer ke androgen
dihidrotestosteron (DHT) atau androgen potensial (estradiol) (McClure, 2010).
Baik androgen dan estrogen secara independen tampak memodulasi sekresi LH.
Estradiol diproduksi baik oleh testis dan dari konversi perifer prekursor androgenik dan
merupakan penghambat LH dan FSH. Infusi steroid gonad dalam jumlah konsentrasi
yang banyak akan menumpuk hormon dalam darah yang dapat menunjukkan
penekanan kadar LH untuk testosteron dan estradiol, kedua hormon tersebut mungkin
memiliki peran penting dalam regulasi LH.
Mekanisme kontrol umpan balik sekresi FSH bahkan lebih kontroversial
daripada LH. Setelah pengebirian, FSH meningkatkan indikasi umpan balik negatif
dari produk testis. Seperti LH, testosteron dan estradiol mampu menekan kadar serum
FSH, namun pengaruh kedua steroid gonad ini dalam fungsi fisiologis masih belum
terdefinisi. Faktor tubular nonsteroidal juga penting dalam regulasi umpan balik FSH.
Inhibin telah diisolasi dan ditandai dengan cairan folikuler dan diproduksi oleh sel
Sertoli dari testis. Inhibin memiliki dua subunit: dan . Dua bentuk inhibin telah
diisolasi-inhibin A ( dan A subunits) dan menghambat subunit B ( dan B) -
keduanya telah terbukti menyebabkan penekanan selektif pelepasan FSH in vitro.
Kombinasi dari dua -subunit menyebabkan pembentukan activins, yang
meningkatkan sekresi FSH secara in vitro. Selain inhibin, peptida gonad dan peptida
gondok, seperti follistatin dan transformasi growth factor B, juga merupakan modulator
sekresi FSH. Penurunan spermatogenesis disertai dengan penurunan produksi inhibin,
dan penurunan umpan balik negatif ini terkait dengan kenaikan timbal balik tingkat
FSH. Tingkat FSH terisolasi merupakan penanda penting dan sensitif dari status epitel
germinal lihat Gambar 19 (McClure, 2010).

Gambar 19. Axis Hypothalamic-pituitary-gonad. LH, luteinizing hormone; FSH,


follicle stimulating hormone; T, testosterone; DHT, dihydrotestosteron; E2, estradiol;
GnRH, gonadotropin releasing hormone; PR, prolactin; +, positive influence; -,
negative influence (McClure, 2010).
Beberapa feed back terjadi saat jalur endokrin pada individu jantan terjadi. Feed
back ini akan menyebabkan perkembangan yang lebih sempurna dan maju dari sistem
gonadal jantan. Kegagalan pada sistem ini menyababkan berbagai gangguan fisiologi
reproduksi dantaranya adalah kemandulan, keterlambatan pubertas, dan tidak
berkembangnya struktur perkembangan sekunder. Secara sederhana sistem feed back
yang negatif ditunjukkan pada feed back testosteron terhadap produksi dari LH dan
juga GnRH untuk FSH akan ditekan oleh ekspresi sel sertoli berupa inhibin. Untuk
feed back positif ditunjukkan pada sistem ini adalah semakin banyak FSH direproduksi
maka semakin banyak GnRH di sintesis. Hal ini terjadi sebelum beredarnya testosteron
dalam darah begitu juga yang terjadi pada GnRH terhadap LH dan FSH terhadap
Inhibin. Akan terjadi jalur signaling sederhana yang mengacu kearah suatu system unik
yaang melatar belakangi perkembangan testicular dari individu jantan (Johnson, 2013).
LH merangsang sekresi testosteron oleh sel Leydig, dan testosteron pada
gilirannya bertindak untuk memodulasi sekresi LH dengan feed back negatif. Dengan
demikian, perubahan pada keluaran LH dan FSH dapat dicapai dengan (1)
meningkatkan atau menurunkan amplitudo atau frekuensi GnRH, atau (2) memodulasi
respon gonadotrof pada pulsa. Sebenarnya, kedua mekanisme itu digunakan.
Efek feed back negatif androgen pada keluaran LH dan FSH dicapai dengan
menurunkan frekuensi dan amplitudo GnRH. Reseptor androgen ditemukan dalam
kelimpahan baik pada hipotalamus dan hipofisis, dan implantasi testosteron di bagian
mediobasal wilayah periarcuate hipotalamus menyebabkan penurunan signifikan pada
tingkat LH yang beredar. Paling sedikit pada hewan pengerat, 5-dihydrotestosterone
juga memiliki efek penghambatan sekresi LH, baik yang diberikan secara sistemik atau
ditanamkan di hipotalamus. Testosteron menekan sekresi FSH, namun pengaruhnya
kurang dari LH. Penekanan FSH yang lebih lengkap berasal dari aksi gabungan
androgen dan hormon testis, dan inhibin yang bekerja sepenuhnya pada tingkat
hipofisis untuk mengurangi sensitivitas terhadap GnRH. Inhibin diproduksi oleh sel
Sertoli, dan merupakan penanda keberhasilan penyelesaian spermiogenesis, menurun
saat produksi sperma rusak. Karena FSH menstimulasi sel Sertoli secara langsung,
umpan balik negatif sepertinya cara logis mengatur fungsi sel Sertoli lihat Gambar
20 (Johnson, 2013).

Gambar 20. Kontrol Hormonal pada Organ Reproduksi (Justisz, 1983).


PENUTUP
Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Hipotalamus melepaskan hormon tropik dan non tropik dimana hormon tropic
biasanya terbagi 2 yaitu releasing hormon dan inhibiting hormone ke bagian
hipofisis. Contoh hormone tropik adalah hormone Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH), Gonadotropin Inhibiting Hormone (GnIH), Thyrotropin
Releasing Hormone (TRH), Prolactin Releasing Hormon (PRH), Prolactin
Inhibiting Hormone (PIH), Corticotropin Releasing hormone (CRH), Growth
hormone Releasing hormone (GH-RH), Growth Hormone Inhibiting Hormone
(GH-IH). Releasing hormon tersebut menstimulasi hipofisis anterior untuk
mensekresikan hormon tertentu yang kemudian menuju organ endokrin (organ
target) melalui vena hipofisis anterior.
2. Hipotalamus melepaskan releasing hormon berupa GnRH yang menstimulasi
hipofisis anterior untuk mensekresikan hormon LH dan FSH yang kemudian
menuju organ target berupa testis melalui vena hipofisis anterior. Target FSH
adalah sel sertoli karena (tidak seperti oosit) sel germ jantan tidak memiliki
reseptor FSH. FSH merangsang sel Sertoli untuk mensistesis molekul parakrin
yang diperlukan untuk mitosis spermatogonia dan spermatogenesis. Selain itu,
FSH merangsang produksi protein pengikat androgen and inhibin sedangkan
target utama LH adalah sel leydig, yang menghasilkan testosteron.
3. Sistem hipotalamus-hipofisis-gonad adalah sistem umpan balik loop tertutup
yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi reproduksi secara normal. Secara
sederhana sistem feed back yang negatif ditunjukkan pada feed back testosteron
terhadap produksi dari LH dan juga GnRH untuk FSH akan ditekan oleh
ekspresi sel sertoli berupa inhibin. Untuk feed back positif ditunjukkan pada
sistem ini adalah semakin banyak FSH direproduksi maka semakin banyak
GnRH di sintesis. Hal ini terjadi sebelum beredarnya testosteron dalam darah
begitu juga yang terjadi pada GnRH terhadap LH dan FSH terhadap inhibin.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Hall.2011. Textbook of Medical Physiology 12 Edition. Philadelphia :
Saunders Elsevier.
Johnson, M. 2013. Essential Reproduction 7Th Edition. Oxford: Wiley-Blckwell, John
Willey & Sons.
Jutisz, M., Counis, R., And Corbani, M. Biosynthesis of Gonadotropin Releasing
Hormone (GnRH): Present Status. 1983. Psychoneuroendocrinology. Vol
: 8 (3). Pp : 251-258.
Lestari, U.2001.Fisiologi Reproduksi.Malang : Universitas Negeri Malang Jurusan
Biologi.
McClure,R.2010. Endocrinology of Male Infertility.Totowa : Humana Press Inc.
Mescher, A.2012. Junqueira's Basic Histology: Text & Atlas.USA : The McGraw-
Hill Companies.
Sherwood, L.2010. Human Physiology From Cells to Systems. Belmont :
Brooks/Cole CENGAGE Learning.
Silverthorn,D.,Johnson,B.,Ober,W.,Garrison,C.2010.Human Physiology.USA :
Pearson Education.
Tortora, G.,Derrickson, B.2009. Principles of Anatomy and Physiology 12Ed.
Hoboken: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai