HIFOFISIS-HIPOTALAMUS DENGAN
PERSALINAN
Kelompok 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN...........................................................................................................................
SARAN.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas dan rumusan masalah di atas, penyajian makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mendefinisikan pengertian hubungan hipofisis dan hipotalamus
2. Mendeskripsikan hubungan hipofisis dan hipotalamus
3. Mendeskripsikan hormon yang berperan penting saat persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Hipofisis Posterior
a. Hormon Oksistosin : Membantu proses kontruksi pada urterus terjadi ketika akan
melahirkan. Dan memengaruhi pengeluaran ASI
b. Hormkn ADM (Anti Deuritic Hormon) : Reabsorpsi aur dati tubulus ginjal maka
urin yg dihasilkan sedikit.
Hipotalamus adalah bagian kecil dari otak yang berperan penting dalam produksi
berbagai hormon tubuh. Gangguan pada organ ini bisa berdampak vital pada kesehatan
tubuh. Fungsi utama hipotalamus adalah untuk menjaga keseimbangan tubuh. Contohnya
adalah munculnya sinyal rasa lapar sehingga kita tahu bahwa kita membutuhkan
makanan agar tetap dalam kondisi stabil dan sehat.
Hipotalamus terbagi menjadi 2 bagian yitu anterior dan posterior.
1. Bagian anterior (depan)
a. CRH (corticotropin-releasing hormone):
b. CRH terlibat dalam respon tubuh pada stres fisik maupun emosional.
c. b.TRH (thyrotropin-releasing hromone):
d. TRH dilepaskan untuk mendorong kelenjar pituitari memproduksi hormon TSH
(thyroid-stimulating hormone). TSH berperan penting dalam berbagai fungsi
tubuh, termasuk fungsi jantung, otot, dan saluran cerna.
e. GnRH (gonadotropin-releasing hormone): untuk membuat kelenjar pituitari
membuat berbagai hormon reproduksi penting, seperti FSH dan LH.
f. Oksitosin : dapat mengontrol berbagai perilaku dan emosi penting, seperti
ketertarikan seksual, kepercayaan, dan kasih sayang. Hormon ini juga terkait
dengan beberapa fungsi reproduksi, seperti saat melahirkan dan menyusui.
g. e.Vasopressin: hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh. Pelepasan hormon
ini akan memberi sinyal pada ginjal untuk menyerap air.
h. Somastostatin :hormon yang bekerja untuk menghentikan kelenjar pituitari
memproduksi beberapa hormon tertentu, seperti hormon pertumbuhan dan TSH.
i. Bagian depan hipotalamus juga membantu mengatur temperatur tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bagian ini juga yang mengatur ritme sirkadian tubuh,
seperti bangun saat siang hari dan tidur di malam hari.
2. Prostaglandin
Prostaglandin adalah zat dengan struktur kimia menyerupai hormon. Peran
prostaglandin terbilang penting karena dibutuhkan dalam sistem reproduksi serta proses
penyembuhan luka. Secara alami, tubuh akan memproduksi prostaglandin ketika
dibutuhkan.
Prostaglandin F2α yang diberikan intra-amnion ataupun intravena merupakan suatu
abortifum yang efektif pada kehamilan sedini 14 minggu. Pemberian prostaglandin E2
pervagina akan merangsang persalinan pada kebanyakan wanita hami trimester ketiga.
Amnion dan korion mengandung asam arakidonat dalam kadar tinggi, dan desidua
mengandung sintetase prostaglandin yang aktif. Prostaglandin hampir pasti terlibat dalam
pemeliharaan proses setelah persalinan dimulai. Prostaglandin agaknya juga penting
dalam memulai persalinan pada beberapa keadaan, misalnya pada amnionitis atau bila
selaput ketuban "dipecahkan" oleh dokter. Prostaglandin agaknya merupakan bagian dari
jaras akhir bersama" dari persalinan.
3. Katekolamin
Katekolamin adalah istilah yang digunakan untuk merujuk sekelompok hormon
yang memiliki gugus katekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi
stress. Katekolamin dengan aktivitas adrenergik α2 menyebabkan kontraksi uterus,
sementara adrenergik β2 menghambat persalinan. Progesteron meningkatkan rasio
reseptor beta terhadap reseptor alfa di miometrium, dengan demikian memudahkan
berlanjutnya kehamilan. Tidak ada bukti bahwa perubahan-perubahan katekolamin
ataupun reseptornya mengawali persalinan, namun tampaknya perubahan-perubahan
seperti ini membantu mempertahankan persalinan bila sudah dimulai. Obat adrenergik
beta ritodrin telah dibuktikan bermanfaat dalam penatalaksanaan persalinan prematur.
Obat-obat adrenergik alfa tidak bermanfaat untuk induksi persalinan dikarenakan efek
samping kardiovaskular yang ditimbulkannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotalamus merupakan pusat kontrol untuk sebagian besar sistem hormon tubuh.
Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon dan di depan nucleus
interpedunkularis. Hipotalamus juga bekerjasama dengan hipofisis untuk mempertahankan
keseimbangan cairan, mempertahankan pengaturan suhu tubuh melalui peningkatan
vasokonstriksi atau vasodilatasi dan mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar
hipofisis.
Hipotalamus mengandung dua jenis sel-sel neurosekretorik yang dapat meningkatkan
potensial aksi, melepaskan hormon, dan diatur oleh sistem hormonal maupun susunan saraf
pusat. Hipofisis dibagi menjadi dua bagian funsional, anterior dan posterior. Bagian anterior
dari hipofisis disebut adenohipofisis yang mensekresi hormon-hormon seperti ACTH, FSH,
LH, TSH merangsang kelenjar target adrenal, gonad, dan tiroid. Sedangkan hipofisis
posterior atau neurohipofisis mensekresi hormon vasopresin dan oksitosin ke dalam
sirkulasi. Hubungan dengan persalinan yaitu perubahan keseimbangan antara estrogen dan
progesteron memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, hal tersebut
menyebabkan kontraksi yang disebut dengan Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks akan
menjadi kekuatan dominan saat mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh karena itu
makin matang usia kehamilan maka frekuensi ini akan semakin sering. Oksitosin diduga
bekerjasama dengan prostaglandin, yang kadarnya makin meningkat mulai dari usia
kehamilan minggu ke 15. Di samping itu, faktor status gizi wanita hamil dan keregangan
otot rahim juga secara penting mempengaruhi dimulainya kontraksi otot rahim.
3.4 Saran
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan,
karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna dan
makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, R. A. 2016. “Dasar – Dasar Endokrinologi” dalam Jurnal Hubungan Hipotalamus dan
Hipofisis (hlm. 29 – 30). Samarinda: Mulawarman University Press Provinsi Kalimantan Selatan
Anwar, Rusmawan. 2015. “Pustaka Unpad Endokrinologi Kehamilan dalam Jurnal
Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan. Bandung: Fakultas Kedokteran Unpad Provinsi Jawa
Barat
Levrian, M. A. 2016. Jurnal Hubungan Hipotalamus dan Hipofisis Persalinan. Semarang:
Universitas Diponegoro Provinsi Jawa Tengah
Estikasari, Windi. 2015. “ Asuhan Kebidanan” dalam Jurnal Hipotalamus – Hipofisis.
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah PurwokertonProvinsi Jawa Tengah