Anda di halaman 1dari 10

FISIOLOGI

HIFOFISIS-HIPOTALAMUS DENGAN
PERSALINAN

DOSEN PENGAMPU : Hj. Zakiah, S.ST,M.Keb


DISUSUN OLEH :
1. ERWINA HERIYANTI
2. HERLINA
3. JIHAN MACHELIA SARI
4. MARIA IZZATI HASANAH
5. NAINA SYIFA NURQALBI
6. NIDA MILLATI
7. RIRIN DWI ARIYANTI
8. SHIVA ANNISA
9. SHIVA DARMAWAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN


JURUSAN KEBIDANAN KELAS 1B
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Hubungan Hifofisis-Hipotalamus dengan
persalinan”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Fisiologi”. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa khususnya mahaiswa
jurusan Kebidanan tentang hubungan Hifofisis-Hipotalamus dengan persalinan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Zakiah, S.ST,M.Keb selaku Dosen
Mata Kuliah Fisiologi . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Banjarmasin , 10 Agustus

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................

1.3. Tujuan............................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sistem Endokrin.............................................................................................................................

2.2. Hipofisis dan Hipotamulus.............................................................................................................

2.3. Hubungan Hipotalamus dan Hipofisis............................................................................................

2.4. Hubungan Hipofisis Hipotalamus dengan Persalinan.....................................................................

2.5. Kontrol Endokrin Pada Persalinan.................................................................................................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN...........................................................................................................................

SARAN.......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipotalamus Merupakan organ endokrin dan berperan dalam sistem neuroendokrin
menghasilkan hormon melalui H-P systems. Fungsi hipotalamus ialah mempengaruhi
kelenjar hipofisis anterior dan posterior. Otak memerlukan suatu cara untuk mengadakan
transmisi atau hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis anterior.
Hipofisis dan hipotalamus menghasilkan hormon-hormon yang mengendalikan
produksi hormon di kelenjar pituitari. Hormon-hormon yang dihasilkan memiliki manfaat
penting dan menjaga berbagai aspek kesehatan manusia.
Dalam minggu-minggu terakhir kehamilan, dua proses menandai mendekatnya
persalinan. Kontraksi uterus yang biasanya tidak nyeri dan menjadi semakin sering, dan
segmen bawah uterus dan serviks menjadi lebih lunak dan tipis, suatu proses yang dikenal
sebagai penipisan atau "pematangan". Meskipun tanda-tanda ini tidak jarang palsu,
permulaan persalinan biasanya akan segera terjadi bila kontraksi menjadi teratur setiap 2-5
menit, dan persalinan dalam waktu kurang dari 24 jam. Kesulitan mengidentifikasi peristiwa
inisiasi tunggal pada persalinan manusia mengesankan bahwa terdapat lebih dari satu faktor
yang berperan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas , penyajian makalah ini dirumuskan ke dalam
beberapa bagian penting sebaga berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan hubungan hipofisis dan hipotalamus?
2. Bagaimana hubungan hipofisis dan hipotalamus dalam persalinan?
3. Apa saja hormon yang berperan penting saat persalinan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas dan rumusan masalah di atas, penyajian makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mendefinisikan pengertian hubungan hipofisis dan hipotalamus
2. Mendeskripsikan hubungan hipofisis dan hipotalamus
3. Mendeskripsikan hormon yang berperan penting saat persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Sistem endokrin dalam tubuh manuisa terbagi menjadi primer dan sekunder.
 Primer, terbagi menjadi 2 lagi yaitu pada otak dan yg berada pada luar sistem saraf.
Pada otak terdiri dari hipotamulus, hipofisis dan pineal. Sedangkan yg brada dilar sistem
saraf yaitu, ada tiroid, paratiroid, gonald dsb.
 Sekunder, terdiri dari jantung, hati, lambung, usus kecil, ginjal dan kulit.

2.2 Hipofisis dan Hipotamulus


Hipotalamus Merupakan organ endokrin dan berperan dalam sistem neuroendokrin
menghasilkan hormon melalui H-P systems. Fungsi hipotalamus ialah mempengaruhi
kelenjar hipofisis anterior dan posterior. Otak memerlukan suatu cara untuk mengadakan
transmisi atau hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis anterior.
Sebelum membahas hubungan nya dengan persalinan, penting untuk kita tau lebih
rinci mengenai apa itu hipofisis dan hipotamulus.
 Hipofisis merupakan organ endokrin primer yg terletak pd bagin otak. Kelenjar pituitari
atau hipofisis juga merupakan kelenjar produsen hormon-hormon tertentu yang bertindak
sebagai pengedali berbagai aspek tubuh manusia.
 Hiposisis terdiri dari hormon hipofisis anterior dan hormon hipofisis anterior.
1. Hipofisis anterior ini terdiri dari :
a. HGH (growth hormon) : Pertumbuhan pada tubuh
b. Hormon Porlaktin : mensekresi ASI
c. Hormon TSH (tiroid stimulating h) : merangsang tiroid untuk mensekresikan
hormon tiroksin.
d. Hormon ACTM (adrenokorti kontruktif) : merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresi hormon.
e. Hormon FSH : Perkembangan folikel
f. Hormon LH : Ovulasi

2. Hipofisis Posterior
a. Hormon Oksistosin : Membantu proses kontruksi pada urterus terjadi ketika akan
melahirkan. Dan memengaruhi pengeluaran ASI
b. Hormkn ADM (Anti Deuritic Hormon) : Reabsorpsi aur dati tubulus ginjal maka
urin yg dihasilkan sedikit.
 Hipotalamus adalah bagian kecil dari otak yang berperan penting dalam produksi
berbagai hormon tubuh. Gangguan pada organ ini bisa berdampak vital pada kesehatan
tubuh. Fungsi utama hipotalamus adalah untuk menjaga keseimbangan tubuh. Contohnya
adalah munculnya sinyal rasa lapar sehingga kita tahu bahwa kita membutuhkan
makanan agar tetap dalam kondisi stabil dan sehat.
Hipotalamus terbagi menjadi 2 bagian yitu anterior dan posterior.
1. Bagian anterior (depan)
a. CRH (corticotropin-releasing hormone):
b. CRH terlibat dalam respon tubuh pada stres fisik maupun emosional.
c. b.TRH (thyrotropin-releasing hromone):
d. TRH dilepaskan untuk mendorong kelenjar pituitari memproduksi hormon TSH
(thyroid-stimulating hormone). TSH berperan penting dalam berbagai fungsi
tubuh, termasuk fungsi jantung, otot, dan saluran cerna.
e. GnRH (gonadotropin-releasing hormone): untuk membuat kelenjar pituitari
membuat berbagai hormon reproduksi penting, seperti FSH dan LH.
f. Oksitosin : dapat mengontrol berbagai perilaku dan emosi penting, seperti
ketertarikan seksual, kepercayaan, dan kasih sayang. Hormon ini juga terkait
dengan beberapa fungsi reproduksi, seperti saat melahirkan dan menyusui.
g. e.Vasopressin: hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh. Pelepasan hormon
ini akan memberi sinyal pada ginjal untuk menyerap air.
h. Somastostatin :hormon yang bekerja untuk menghentikan kelenjar pituitari
memproduksi beberapa hormon tertentu, seperti hormon pertumbuhan dan TSH.
i. Bagian depan hipotalamus juga membantu mengatur temperatur tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bagian ini juga yang mengatur ritme sirkadian tubuh,
seperti bangun saat siang hari dan tidur di malam hari.

2. Bagian posterior (belakang)


Bagian posterior hipotalamus berfungsi membantu mengatur temperatur tubuh
dengan menghentikan produksi keringat dan membuat seseorang mengigil. Bagian
ini juga diperkirakan berperan dalam fungsi memori otak.

2.3 Hubungan hipotalamus dan Hipofisis.


Hipotamulus mensekresi beebrapa hormon yang kemungkinanan besar mempengaruhi
kelenjar hipofisis jadi maksudnya, apapaun yg dihasilkan dari kelenjar hipotamulus akan
terhubung ke hipofisis.

2.4 Hubungan hipofisis hipotalamus dengan persalinan.


Hipofisis dan hipotalamus menghasilkan hormon-hormon yang mengendalikan
produksi hormon di kelenjar pituitari. Hormon-hormon yang dihasilkan memiliki manfaat
penting dan menjaga berbagai aspek kesehatan manusia.

2.5 Kontrol Endokrin Pada Persalinan


Dalam minggu-minggu terakhir kehamilan, dua proses menandai mendekatnya
persalinan. Kontraksi uterus yang biasanya tidak nyeri dan menjadi semakin sering, dan
segmen bawah uterus dan serviks menjadi lebih lunak dan tipis, suatu proses yang dikenal
sebagai penipisan atau "pematangan". Meskipun tanda-tanda ini tidak jarang palsu,
permulaan persalinan biasanya akan segera terjadi bila kontraksi menjadi teratur setiap 2-5
menit, dan persalinan dalam waktu kurang dari 24 jam. Kesulitan mengidentifikasi peristiwa
inisiasi tunggal pada persalinan manusia mengesankan bahwa terdapat lebih dari satu faktor
yang berperan..
Berikut ini merupakan hormon dan zat yang menyerupai hormon yang dihasilkan dan
berperan penting saat persalinan, ialah sebagai berikut :
1. Oksitosin
Oksitosin memiliki struktur mirip dengan vasopressin (isoleusin pada vasopressin
diganti fenilalanin dan leusin pada vsopresin diganti lisin). Oksitosin dibentuk dalam
neurosecretory neuron (neuron supraoptik dan nuclei paraventrikuler hipotalamus), serta
ditemukan pula dalam glandula penealis. Gugus fungsional oksitosin pada gugus primer
sistin, gugus hidroksil fenolat tirosin, 3 gugus karboksamida asparagine, glutamin,
glisinamida dan ikatan disulfida. Oksitosin bersama vasopresin mengalir melalui akson
saraf ke ujung saraf hipofisis untuk disimpan, bila dibutuhkan akan masuk ke dalam
aliran darah. Oksitosis disintesis dalam nukleus para ventrikularis. Pengaturan sekresi
melalui stimulasi primer yaitu impuls neural yang terbentuk dari perangsangan papile
mammae, stimulasi sekunder yaitu menstimulasi aktivitas vagina dan uterus, dan sekresi
dirangsang estrogen dan dihambat oleh progesteron. Mekanisme kerja belum jelas
diketahui, namun oksitosin di duga menyebabkan kontraksi otot polos uterus dan
menginduksi partus. Fungsi fisiologis yang terutama merangsang kontraksi sel-sel
mioepitel kelenjar mammae dengan meningkatkan aliran ASI ke dalam duktus alveoliaris
maka timbul mekanisme laktasi. Oksitosin dan neurofisin I juga diproduksi oleh ovarium
di duga menghambat steroidogenesis. Oksitosin meningkat selama melahirkan. Oksitosin
menyebabkan kontraksi uterus, merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi selama
orgasme, meragsang kontraksi uterus saat proses melahirkan.
Oksitosin adalah hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi
yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga mempermudah dalam membantu proses
kelahiran. Infus oksitosin sering diberikan untuk menginduksi ataupun membantu
persalinan. Kadar oksitosin ibu maupun janin keduanya meningkat spontan selama
persalinan, namun tidak satupun yang dengan yakin dapat dibuktikan meningkat sebelum
persalinan dimulai. Data-data pada hewan mengesankan bahwa peran oksitosin dalam
mengawali persalinan adalah akibat meningkatnya kepekaan uterus terhadap oksitosin
dan bukan karena peningkatan kadar hormon dalam plasma. Bahkan wanita dengan
diabetes insipidus masih sanggup melahir-kan tanpa penambahan oksitosin : jadi hormon
yang berasal dari ibu bukan yang paling penting di sini.

2. Prostaglandin
Prostaglandin adalah zat dengan struktur kimia menyerupai hormon. Peran
prostaglandin terbilang penting karena dibutuhkan dalam sistem reproduksi serta proses
penyembuhan luka. Secara alami, tubuh akan memproduksi prostaglandin ketika
dibutuhkan.
Prostaglandin F2α yang diberikan intra-amnion ataupun intravena merupakan suatu
abortifum yang efektif pada kehamilan sedini 14 minggu. Pemberian prostaglandin E2
pervagina akan merangsang persalinan pada kebanyakan wanita hami trimester ketiga.
Amnion dan korion mengandung asam arakidonat dalam kadar tinggi, dan desidua
mengandung sintetase prostaglandin yang aktif. Prostaglandin hampir pasti terlibat dalam
pemeliharaan proses setelah persalinan dimulai. Prostaglandin agaknya juga penting
dalam memulai persalinan pada beberapa keadaan, misalnya pada amnionitis atau bila
selaput ketuban "dipecahkan" oleh dokter. Prostaglandin agaknya merupakan bagian dari
jaras akhir bersama" dari persalinan.
3. Katekolamin
Katekolamin adalah istilah yang digunakan untuk merujuk sekelompok hormon
yang memiliki gugus katekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi
stress. Katekolamin dengan aktivitas adrenergik α2 menyebabkan kontraksi uterus,
sementara adrenergik β2 menghambat persalinan. Progesteron meningkatkan rasio
reseptor beta terhadap reseptor alfa di miometrium, dengan demikian memudahkan
berlanjutnya kehamilan. Tidak ada bukti bahwa perubahan-perubahan katekolamin
ataupun reseptornya mengawali persalinan, namun tampaknya perubahan-perubahan
seperti ini membantu mempertahankan persalinan bila sudah dimulai. Obat adrenergik
beta ritodrin telah dibuktikan bermanfaat dalam penatalaksanaan persalinan prematur.
Obat-obat adrenergik alfa tidak bermanfaat untuk induksi persalinan dikarenakan efek
samping kardiovaskular yang ditimbulkannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipotalamus merupakan pusat kontrol untuk sebagian besar sistem hormon tubuh.
Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon dan di depan nucleus
interpedunkularis. Hipotalamus juga bekerjasama dengan hipofisis untuk mempertahankan
keseimbangan cairan, mempertahankan pengaturan suhu tubuh melalui peningkatan
vasokonstriksi atau vasodilatasi dan mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar
hipofisis.
Hipotalamus mengandung dua jenis sel-sel neurosekretorik yang dapat meningkatkan
potensial aksi, melepaskan hormon, dan diatur oleh sistem hormonal maupun susunan saraf
pusat. Hipofisis dibagi menjadi dua bagian funsional, anterior dan posterior. Bagian anterior
dari hipofisis disebut adenohipofisis yang mensekresi hormon-hormon seperti ACTH, FSH,
LH, TSH merangsang kelenjar target adrenal, gonad, dan tiroid. Sedangkan hipofisis
posterior atau neurohipofisis mensekresi hormon vasopresin dan oksitosin ke dalam
sirkulasi. Hubungan dengan persalinan yaitu perubahan keseimbangan antara estrogen dan
progesteron memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, hal tersebut
menyebabkan kontraksi yang disebut dengan Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks akan
menjadi kekuatan dominan saat mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh karena itu
makin matang usia kehamilan maka frekuensi ini akan semakin sering. Oksitosin diduga
bekerjasama dengan prostaglandin, yang kadarnya makin meningkat mulai dari usia
kehamilan minggu ke 15. Di samping itu, faktor status gizi wanita hamil dan keregangan
otot rahim juga secara penting mempengaruhi dimulainya kontraksi otot rahim.

3.4 Saran
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan,
karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna dan
makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, R. A. 2016. “Dasar – Dasar Endokrinologi” dalam Jurnal Hubungan Hipotalamus dan
Hipofisis (hlm. 29 – 30). Samarinda: Mulawarman University Press Provinsi Kalimantan Selatan
Anwar, Rusmawan. 2015. “Pustaka Unpad Endokrinologi Kehamilan dalam Jurnal
Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan. Bandung: Fakultas Kedokteran Unpad Provinsi Jawa
Barat
Levrian, M. A. 2016. Jurnal Hubungan Hipotalamus dan Hipofisis Persalinan. Semarang:
Universitas Diponegoro Provinsi Jawa Tengah
Estikasari, Windi. 2015. “ Asuhan Kebidanan” dalam Jurnal Hipotalamus – Hipofisis.
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah PurwokertonProvinsi Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai