Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SINDROMA GIGANTISME

AKROMEGALI
(untuk memenuhi tugas mata kuliah Endocrine System II)

disusun oleh :
Riska Arisman (220110100042)
Dini Hendrayani (220110100045)
Sisca Damayanti (220110100064)
Amartiwi (220110100065)
Siti Herlina Ali Sopyah (220110100066)
Redita Christy (220110100067)
Ratna Ekawati (220110100068)
Ina Islamia (220110100069)
Yufi Luthfia Rahmi (220110100070)
Suci Perdana Putri (220110100071)
Firman Nurrahmin (220110100072)
Annisya Virgi Sanjiwani (220110100073)

(A 2010)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
meberikan rahmat dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Klien Sindroma Gigantisme Akromegali ”
ini. Makalah ini kai susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Endocrine System II.
Penyusunan makalah ini adalah hasil kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
sebab itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sanagt kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jatinangor, Mei 2012

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela
tursika, di rongga dinding tulang sphenoid dan terbentuk sejak awal perkembangan embrional
dari penyatuan dua tonjolanektodrmal yang berongga. Kantung Rathke, suatu invaginasi dari
atap daerah mulut primitive yang meluas ke atas menuju dasr otak dan bersatu dengan
tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi neurohipofisis. Kelenjar hipofisis manusia
dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan
lobus anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai
hipofisis. Suatu struktur vascular, yaitu system portal hipotalamo-hipofisis, juga
menghubungkan hipotalamus dengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui system
vaskular ini hormone pelepasan dari hipotalamus dapat mencapai sel-sel kelenjar hipofisis
untuk mempermudah pelepasan hormone.
Bagian anterior kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan karena memiliki
kemampuan dalam mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar endokrin lain, maka bagian anterior
kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama kelenjar utama (master gland). Sel-sel
hipofisis anterior merupakan sel-sel yang khusus menyekresi hormone-hormon tertentu.
Tujuh macam hormone dan peranan metabolik fisiologinya telah diketahui g\dengan baik.
Hormone-hormon tersebut adalah adenocorticotropic hormone (ACTH), melanocyte-
stimulating hormone (MSH), thyroid-stimylating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH),
growth hormone (GH), dan prolactin (PRL). Bebrapa hormone ini (ACTH, MSH, GH dan
prolaktin) merupakan polipeptida, sedangkan hormone yang lainnya (TSH, FSH, dan LH)
merupakan gllikoprotein. Penelitian morfologis menemukan bahwa setiap hormone disintesis
oleh satu jenis sel tertentu. Dapat dikatakan bahwa bagian anterior kelenjar hipofisis
sesungguhnya merupakan gabungan dari beberapa kelenjar yang berdiri sendiri-sendiri, yang
semuanya berada di bawah pengawasan hipotalamus.
Lobus posterior kelenjar hipofisis atau neurohipofisis terutama berfungsi untuk
mengatur keseimbangan cairan. Vasopressin atau hormone antidiuretik (ADH) terutama
disintesis dalam nucleus supraoptik dan paraventrikular hipotalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis.
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus 2 :
Ny. E berumur 44 tahun bersuku Sunda. Golongan darah B. Sudah menikah. Datang ke poly
endokrin dengan keluhan utama pembesaran pada telapak tangan dan kaki. Tiga bulan yang
lalu klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir, dan bagian wajah menjadi tebal
dan kasar. Rahang menjadi lebih menonjol, kulit lebih berlemak, lidah klien membesar dan
suara memberat. Klien menyatakan malu dengan kondisinya. Tanda – tanda vital : Nadi
78x/menit; Suhu 35,1oC; TD 120/90 mmhg; RR 20x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hb 12,8; leukosit 5.900; trombosit 215.000; Ht 37%; eritrosit 4,31. Pemeriksaan kadar
Growth Hormone menunjukkan IGF-1 dan tanda sindroma gigantisme akromegali (SGA).
Pada MRI kepala tampak adenoma hipofisis.

Anatomi dan Fisiologi


Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji
dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh
karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.

Pembebasan hormon Adenohipofisis dikontrol oleh hipotalamus. Sel – sel neurosekresi di


hipotalamus mensekresi hormone pembebas dan hormone penghambat ke dalam jaringan
kapiler yang terletak di batang pituitary. Darah yang mengandung hormone tersebut mengalir
melalui pembuluh – pembuluh portal pendek kedalam jaringan kapiler kedua di dalam
pituitary anterior. Sebagai respon terhadap hormone pembebas spesifik, sel – sel endokrin di
pituitary anterior mensekresikan hormone tertentu ke dalam sirkulasi. (Campbell, 1925)
a. Hormon yang dihasilkan anterior hipofisis
No. Hormon Prinsip kerja
1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme
protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh
kelenjar tiroid
3 Hormon Adrenokortikotropik Mengontrol sekresi beberapa
(ACTH) hormone oleh korteks adrenal
4 Follicle Stimulating Hormon a. Pada wanita : merangsang
(FSH) perkembangan folikel pada
ovarium dan sekresi estrogen
b. Pada testis : menstimulasi testis
untuk mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone (LH) a. Pada Wanita : bersama dengan
estrogen menstimulasi ovulasi
dan pembentukan progesterone
oleh korpus luteum
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel
interstitial pada testis untuk
berkembang dan menghasilkan
testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara
sekresi susu oleh kelenjar susu
Pratiwi, (2007 : 198)

Regulasi Hormon anterior hipofisis / Adenohipofisis


b. Hormon yang dihasilkan posterior hipofisis
No. Hormon Prinsip kerja
1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada
rahim wanita selama proses melahirkan
2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan cara
menyempitkan pembuluh darah
Pratiwi, (2007 : 198)
Regulasi hormon posterior hipofisis/neurohipofisis

Sel – sel neurosekresi dalam hipotalamus mensintesis hormone ADH dan oksitosin.
Neurohipofisis membebaskan hormone itu ke dalam darah, dimana hormone itu bersirkulasi.
ADH berikatan dengan sel target di ginjal, oksitosin berikatan dengan sel target di kelenjar
susu dan uterus
c. Hormon yang dihasilkan intermediet hipofisis
No. Hormon Prinsip kerja
1 Melanocyte stimulating hormon Mempengaruhi warna kulit individu
(MSH)

Konsep Klinis Sindroma Gigantisme Akromegali


Definisi
Akromegali dan Gigantisme penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelebihan
GH/IGF-1 (Insulin like Growth Hormone 1).
Akromegali adalah kelebihan kadar GH setelah dewasa, terjadi setelah penutupan
epifisis sehingga menyebabkan penebalan tulang dan pertumbuhan avise romegali melintang.
Gigantisme adalah keadaan kelebihan GH pada masa kanak – kanak, dimana lempeng
epifisis pada ujung – ujung tulang panjang masih belum tertutup, sehingga mengakibatkan
timbulnya tubuh raksasa.
Etiologi
1. GHRH, yang merangsang sekresi GH
2. Somatostatin yang menghambat sekresi GH.GH merangsang produksi IGF-1 (=
somatomedin C = SM-C) di hati (terutama) dan jaringan lain.IGF merupakan mediator
utama bagi efek GH dalam merangsang pertumbuhan.Lebih dari 95% kasus akromegali
disebabkan oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan GHsecara berlebihan. Pada saat
diagnosis ditegakkan, 75% pasien akromegali menunjukkan adanyamakroadenoma
(diameter tumor > 1 cm) dan sebagiannya telah meluas ke daerah paraselar dansupraselar.
Amat jarang akromegali disebabkan oleh GH/GHRH ektopik yang diproduksi olehtumor-
tumor ganas. Peningkatan kadar GH dalam darah pada penderita akromegali semata-
mataakibat produksi GH yang berlebihan, bukan akibat gangguan distribusi atau klirens
GH.Efek patologis dari kelebihan GH antara lain pertumbuhan berlebihan di daerah
acral(macrognathia, pembesaran struktur tulang muka, pembesaran tangan dan kaki,
pertumbuhan berlebihan alat-alat viseral, (seperti makroglosia, pembesaran otot jantung,
thyroid, hati, ginjal),antagonisme insulin, retensi nitrogen dan peningkatan risiko polip /
tumor kolon.
Manifestasi klinis
Klien dengan gigantisme dapat memiliki manifestasi klinis sebagai berikut.
a) Berperawakan tinggi lebih dari 2 meter, dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini
terjadi karena jaringan lunak seperti otot tetap tumbuh.
b) Memiliki gangguan penglihatan, seperti diplopia atau penglihatan ganda apabila
tumor pada kelenjar hipofisis menekan chiasma opticum yang merupakan jalur saraf
mata.
c) Hiperhidrosis
Gigantisme dapat menyebabkan hipermetabolisme pada tubuh penderita, termasuk
hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah keadaaan dimana terjadi pengeluaran keringat
yang berlebih (Schwartz, 1999).
d) Jadwal menstruasi yang tidak teratur pada usia remaja.
e) Rahang yang membesar, tulang dahi yang menonjol, dan penampakan wajah yang
kasar.
f) Kelemahan dan sensasi kesemutan di lengan dan kaki akibat perbesaran jaringan dan
saraf yang tertekan
g) Sakit kepala akibat tekanan dari tumor yang menyebabkan kenaikan tekanan
intrakranial
h) Galacthorrea, atau keluarnya air susu secara spontan saat kanak kanak.
i) Endocrinopathies (misalnya, hipogonadisme, diabetes dan / atau toleransi glukosa,
hiperprolaktinemia)
j) Ditemukan juga manifestasi klinis sesuai dengan pembesaran tumor, yaitu:
- Pembesaran keatas (Superior)
 Sakit kepala
 Gangguan penglihatan
- Pembesaran ke lateral
 Kelumpuhan saraf III, IV, V, dan VI
 Penyumbatan pembuluh darah (sinus kavenosus)
 Kejang (temporal lobe seizures)
- Pertumbuhan ke inferior (dasar sella), menimbulkan CSF Rinorea
- Pertumbuhan ke anterior, menyebabkan perubahan kepribadian
Manifestasi klinis akromegali dapat muncul selama 5-10 tahun menyebabkan
terdapatnya rentang waktu yang lama antara diagnosis dan waktu awal terjadinya
penyakit. Pada hampir 70% kasus saat diagnosis akromegali ditegakkan, ukuran tumor
telah mencapai >10 mm (makro adenoma) (Rahmat, 2010). Manifestasi klinis akromegali
yaitu sebagai berikut.
a) Perubahan pada bentuk wajah: hidung, bibir, dahi, rahang, serta lipatan kulit menjadi
besar dan kasar secara progresif. Rahang bawah menjadi besar dan menonjol ke depan
sehingga gigi renggang. Jaringan lunak juga tumbuh sehingga wajah nampak seperti
edema.
b) Tangan dan kaki yang membesar secara progresif.
c) Lidah, kelenjar ludah, limpa, jantung, ginjal, hepar, dan organ lainnya juga membesar.
d) Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang hingga diabetes mellitus.
e) Gangguan metabolisme lemak dengan akibat hiperlipidemia.
f) Rambut di tubuh menjadi kasar
g) Warna kulit menggelap
h) Hiperhidrasi dan bau badan
i) Suara menjadi lebih dalam
j) Tulang rusuk menjadi lebih tebal, menunjukkan adanya barrel chest
k) Nyeri pada persendian
l) Snoring
m) Sakit kepala
n) Impoten pada pasien akromegali laki-laki, apabila tumor menggeser sel penyekresi
gonadotropin di hipofisis anterior.
o) Penyakit kardiovaskuler mencakup hipertensi, LVH dan kardiomiopati.
Kardiomiopati ditandai oleh disfungsi diastolik dan aritmia.
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan penyebab
1. GA Primer atau Hipofisis
Merupakan GA yang disebabkan oleh adenoma hipofisis atau adanya tumor pada
hipofisis sehingga menyebabkan gangguan pada sekresi hormon pertumbuhan dan
biasanya terjadi pada 95% kasus GA.
2. GA Sekunder atau hipotalamik
Merupakan GA yang disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari hipotalamus
akan tetapi kasus ini jarang terjadi hanya sekitar 3% kasus.
3. GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (tumor paru, pankreas, dll) yang
mengsekresi HP atau GHRH sehingga kadar HP pada rubuh pun meningkat.
Komplikasi
1. Carpal Tunnel Syndrome
Penyakit pada pergelangan tangan akibat adanya penekanan syaraf atau nervus
medianus pada saat melalui terowongan carpal pada pergelangan tangan yang
diakibatkan karena pembesaran jaringan biasanya pasien merasa kesemutan.
2. Penyakit arteri koroner
Menyempit ataupun tersumbatnya pembuluh darah arteri karena penimbunan plak
pada dinding arteri.
3. Kardiomiopati yang disertai aritmia, hipertrofi ventikular kiri dan fungsi diastolik
menurun merupakan penyakit yang melemahkan dan memperbesar otot jantung atau
disebut juga miokardium
4. Obstruksi jalan nafas atas disertai sleep apnea (henti nafas saat tidur)
Sleep apnea biasanya disebabkan karena penebalan lidah pasien sehingga lidah
menggulung ke belakang dan menutupi jalan nafas pasien.
5. Hipertensi
6. Diabetes melitus dan intoleransi glukosa
Hal ini disebabkan karena peningkatan kadar HP akan menurunkan sensitifitas insulin
sehingga transportasi glukosa ke sel pun terganggu sehingga menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah dan terjadilah hipergikemia.
7. Kelumpuhan saraf
(III) => saraf okulomotor yaitu saraf jenis sensorik yang mempengaruhi pergerakan
mata
(IV) => saraf troklearis yaitu saraf jenis motorik yang mempengaruhi pergerakan
mata ke bawah dan ke dalam
(V) => saraf trigeminalis merupakan jenis saraf sensorik an motorik mempengaruhi
sensasi pada wajah, kulit kepala, kornea, dan pergerakan rahang untuk mengunyah
(VI) => saraf abdusens merupakan jenis saraf motorik yang mempengaruhi
pergerakan mata ke lateral.
Pemeriksaan diagnostik
 X-ray sella tursica
Menunjukkan penebalan kranium, dan penebalan tulang panjang serta osteoartritis
tulang belakang.
 MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Lebih sensitif dan dapat memberikan gambaran kelainan struktur di daerah
hipotalamus – hipofisis kiasma optikum dan sinus kovernikus.
 CT-scan
Menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari.
 Bone age (pemeriksaan umur tulang)
Memperlihatkan umur tulang tertinggal jauh dibelakang umur kronologis.
 Pemeriksaan somatomidin
Penatalaksanaan
PENGOBATAN
Tujuan : - menormalkan kembali kadar GH atau IGF – 1/ SM – C
- memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
- menormalkan fungsi hipofisis
- mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/ IGF – 1 atau SM – C akibat
pembesaran tumor.
Terapi pembedahan : (merupakan cara pembedahan utama berdasarkan besarnya tumor)
- bedah makro
Dilakukan dengan pembedahan pada batok kepala (TC / transkranial)
- bedah mikro
TESH (Trans Ethmoid Sphenoid Hypopysectomy) dilakukan dengan cara
pembedahan sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua
mata, untuk mencapai tumor hipofisis.
Indikator keberhasilan
- sangat ditentukan oleh keberhasilan tindakan dengan sempurna
- ahli bedah yang berpengalaman, mampu menurunkan kadar GH kecil dari 5 mg/dl.
Pada 75% kasus dengan kadar rata-rata GH kecil dari 40 mg/dl preoperatif, tetapi
kadar GH lebih dari 40 mg/dl hanya mampu diatasi sekitar 35 % kasus.
- keberhasilan ditandai dengan penurunan kadar GH kecil dari 5 mg/dl
Efek samping pembedahan
- terjadi pada 6 – 20 % kasus
- kebocoran cairan serebro spinal
- fistula oronasal
- epistaksis
- sinusitis
- infeksi luka operasi
- diabetes insipidus dan atau SIADH pada 5 – 10 % kasus
PEMANTAUAN PASCA OPERASI
- insulin tolerance test (ITT) : indikator pemantauan aksis ACTH – kortisol
- OGTT : dikerjakan kalau GH random besar dari 2 mg/dl
- TRH test
- fungsi kelenjar tiroid : jika terjadi penurunan maka terapi hormon subsitusi harus
dihentikan
- fungsi gonad : pemeriksaan hormon testosteron atau FSH/ LH jika perlu diberikan
terapi subsitusi.
- jika hasil test-test di atas melebihi nilai normal maka dianjurkan untuk melakukan
pemerikasaan ulang 6 bulan setelah operasi baik perkembangan klinis maupun
laboratorium
TERAPI RADIASI
Indikasi : - merupakan terapi pilihan secara tunggal, jika tindakan operasi tidak
memungkinkan
- menyertai tindakan pembedahan jika masih terdapat gejala aktif setelah terapi
pembedahan.
Radiasi secara konvensional (convensional high voltage radiation, 45 gy/ 4500 rad)
- menggunakan sinergi protein (1 MCV) dimulai dengan dosis kecil kurang dari 200
rad setiap sisi.
- dilakukan dalam kurun waktu 5 minggu.
- bertujuan mencegah kerusakan jaringan yang sehat
- total radiasi dapat mencapai 4500 rad
Radiasi dengan energi tinggi partikel berat (high energy heavy particles radiation, 150 gy/
1500 rad)
- menggunakan partikel berat dengan 390 – 900 MCV
- dapat membuat resiko lebih besar pada gangguan penglihatan
- dosis 12000 rad diarahkan sentral adenoma
- pasien dengan kadar GH 60 mg/l dalam waktu 2 tahun dapat turun menjadi 5 mg/l
dalam 29% kasus.
- resiko tinggi terjadinya hipopituitarisme
Manfaat radiasi
- pengecilan tumor
- penurunan kadar GH tetapi dapat mempengaruhi fungsi hipofisis
- kadar GH diturunkan kecil dari 5 mg/l setelah 5 tahun pada 50% kasus
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Agonis dopamin : dapat menurunkan kadar GH dalam darah
Contoh obat
BROMOKRIPTIN
 Dosis : - 2,5 mg sesudah makan malam
- dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2 – 4 hari
- 20 – 60 mg/hari mampu memberi perbaikan pada 90% kasus
 Indikasi : - pasien tua (resiko tinggi/ kurang baik untuk pembedahan dan radiasi)
- menyertai tindakan radiasi/ menunggu efek radiasi
- pasien yang gagal diobati dengan cara lain
- sebagai terapi tambahan setelah pembedahan
 Efek samping : vasospasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan, nausea,
konstipasi.
 Perbaikan yang dicapai : - ukuran tangan dan lingkar jari mengecil
- perbaikan gangguan toleransi glukosa
- kadar GH menurun kecil dari 10 mg/l dalam 35% kasus
- kecil dari 5 mg/l dalam 21% kasus
- IGF -1/ SM – C normal pada 8% kasus
OCTREOTIDE (long acting somatostatin analog)
 Dosis : - rata-rata 100 – 200 mg diberikan tiap 8 jam
- 50 – 250 mg/ 6 – 12 jam
- 1500 mg/ hari dosis maksimum
 Cara pemberian : - subkutan
- pompa (constant pump teraphy)
 Efek samping : - ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu : nyeri lokal (pada daerah
suntikan), steatorea, dan kram perut.
- kolelitiasis karena berkurangnya kontraktilitas kandung empedu
 Indikasi : - terapi tambahan setelah pembedahan atau radiasi
- obat tunggal atau pilihan utama dan hasil akan baik bila kadar GH sebelumnya
kecil dari 20 mg/l
- jika kadar GH lebih dari 20 mg/l maka dianjurkan sebagai terapi tambahan
disamping tindakan pembedahan dan radiasi
 Keberhasilan pengobatan : - menurunkan kadar GH menjadi kecil dari 5 mg/l pada 50%
kasus
- menurunkan kadar IGF -1/ SM – C 50% kasus
- penyusutan tumor terjadi pada 30 – 50% kasus
- mempunyai kemampuan 2000 kali lebih paten daripada
somatokstatin
Asuhan Keperawatan Sindroma Gigantisme Akromegali
Pengkajian
Biodata pasien
Nama : Ny.E
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : sunda
Status : sudah menikah
Golongan darah :B
- Anamnesa
Keluhan utama : mengeluh pembesaran pada telapak kakin dan tangan
Riwayat kes sekarang : pembesaran pada telapak tangan dan kaki, 3 bulan yang lalu
klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir, dan
bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadi
lebih menonjol, kulit lebih berlemak, lidah kian besar suara
memberat.
Riwayat kes masa lalu : -
Riwayat keluarga :-
Pola funsi kesehatan :
 Respirasi
 biasanya pada pasien gigantisme dan akromegali tidak terjadi perubahan
pola nafas, dan bunyi nafas normal. Gangguan nafas biasanya terjadi
apabila adanya pembesaran tumor hipofisis.
 Aktivitas
 Biasanya terjadi yang menyebabkan klien fatigue
 Makanan / cairan
 Terganggu akbiat rahang menjadi lebih menonjol, lidah membesar, gigi
tidak rapat sehingga tidak dapat menggigit dan mengunyah dengan baik
 Kenyamanan
 Terganggu akibat tasanya nyeri dan kulit yang kasar dan berlemak
 Eliminasi
 BAK dan BAB biasanya normal
Pemeriksaan fisik :
 Atropometri : -
 Tanda tanda vital

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Nadi 98X/menit 60-80x/menit
Suhu 35,1C 37,5C
TD 120/90 110/80
RR 20X/menit 12-20x/menit

 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 12,8 12-16
Leukosit 5.900 4500-13.500
Ht 37% 35%-52%
Eritrosit 4,31
Trombosit 2,5 150.000-450.000

Pengkajian focus
 Inspeksi : pembesaran pada telapak tangan dan kaki, lidah membesar, suara
berat
 Palpasi : kulit yang melapisi hidung, bibir, wajah menjadi tebal, kulit
berminyak
 Auskultasi : -
 Perkusi : -
Pengkajian per system
 System cardiovaskuler
 Biasanya fungsi cardio terganggu sehingga dapat terjadi kardiomegali,
penyakit arteri koroner, hipertensi, takikardi
 Pem lab = TD: 120/90 nadi: 98x/menit
 System respiratory
 Terjadi gangguan pernafasan akibat adanya pembesaran tumor hipofisis
 Pem lab= rr: 20x/menit
 System integument
 Akibat peningkatan GH terjadi pembesaran pada telapak tangan dan kaki.
Kulit yang melapisi hidung, bibir, wajah menjadi tebal, dan kulit berlemak
 Syetsem musculoskeletal
 Akibatv peningkatan GH terjadi pelebaran tulang sehingga rahang menjadi
lebih menonjol, gigi tidak rapat, dan dapat terjadi kiposis.
 System neuromuscular
 Dapat menggangu penglihatan dan dapat merusak nervous III,IV,V,VI
 System digestive
 Lidah membesar rahang menonjol menyebabkan kesulitan dalam
mencerna makanan
 System endokrin
 IGF -1 meningkat, GH meningkat
 System hematologi
 Hb: 12,8 Leukosit: 37% eritrosit:4,31 trombosit: 2,5
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DO: somatomedin Gangguansar
Telapak body image
tangan dan pertumbuhan tulang
kaki diseluruh tubuh
membesar,
Sebelum epifisis menutup Setelah epifisis menutup
kulit yang
melapisi
Tulang tumbuh terutama Pertumbuhan cenderung ke
hidung,
tulang panjang jaringan lunak
bibir dan
wajah Tulang menebal Adanya pelepasan
Kerja osteoblas >>>>
GH ke jaringan dari
menjadi
darah
tebal dan Tubuh
kasar, tinggi Pembesaran
rahang seperti jaringan
raksasa lunak
menonjol
DS: Tulang Bag. Rahang
Klien bagian Tulang menonjol Hidung Hipertropi
akral vetebrata telinga lidah
mengeluh
menebal bungkuk bibir
malu
wajah
menjadi Lidah
kasar membesar

Gangguan body image


DO : Gangguan
somatomedin
DS : fungsi peran

pertumbuhan tulang
diseluruh tubuh

Sebelum epifisis menutup Setelah epifisis menutup

Tulang tumbuh terutama Pertumbuhan cenderung ke


tulang panjang jaringan lunak

Tulang menebal Adanya pelepasan


Kerja osteoblas >>>>
GH ke jaringan dari
darah
Tubuh
tinggi
seperti
raksasa

Tulang Bag. Rahang


bagian Tulang menonjol
akral vetebrata
menebal bungkuk

Gangguan fungsi peran

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan fisik ditandai dengan
klien merasa malu dengan kondisinya.
2. Gangguan fungsi peran
Nursing Care Plan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Gangguan body  Tupen: Mandiri
image Setelah 3x24 1. Pertahankan 1. Agar pasien dapat
berhubungan jam perawatan, lingkungan yang mengungkapkan
dengan perubahan klien mengalami kondusif untuk tentang perasaan
penampilan fisik perbaikan citra membicarakan dan anggapan
ditandai dengan diri. perubahan citra mengenai
klien merasa malu tubuh dan menjalin keadaannya.
dengan kondisinya.  Tupan: kepercayaan kepada
Setelah 5x24 klien.
jam perawatan, 2. Kaji klien dengan 2. Untuk membantu
klien tidak mengidentifikasi pasien dalam
mengalami dan mengatasi
gangguan body mengembangkan perubahn fisik
image. mekanisme koping
pasien. 3. Keterlibatan klien
3. Ikut sertakan klien dapat
dalam meningkatkan dan
merencanakan memperbaiki rasa
perawatan dan percaya diri klien.
membuat jadwal
aktivitas. 4. Membantu klien
4. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi mengalihkan
kekuatannya serta perhatian tentang
segi-segi positif keadaannya dg
yang dapat melakukan hobi
dikembangan oleh yang positif.
klien. 5. Dukungan positif
5. Berikan bantuan orang-orang
positif dari orang- terdekat dapat
orang terdekat klien. meringankan
beban klien dan
membantu klien
dalam mengatasi
6. Berikan support dan gangguan citra
keyakinan kepada diri.
klien bahwa 6. Meningkatkan
penyakitnya dapat koping dan
sembuh dengan kepercayaan
pengobatan teratur pasien terhadap
kesembuhan
penyakit.
3 Gangguan fungsi  Tupen: Mandiri
peran . 1. 1.
 Tupan:
.
BAB 3
SIMPULAN

Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela
tursika, di rongga dinding tulang sphenoid dan terbentuk sejak awal perkembangan embrional
dari penyatuan dua tonjolanektodrmal yang berongga. Kantung Rathke, suatu invaginasi dari
atap daerah mulut primitive yang meluas ke atas menuju dasr otak dan bersatu dengan
tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi neurohipofisis. Kelenjar hipofisis manusia
dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan
lobus anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai
hipofisis. Suatu struktur vascular, yaitu system portal hipotalamo-hipofisis, juga
menghubungkan hipotalamus dengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui system
vaskular ini hormone pelepasan dari hipotalamus dapat mencapai sel-sel kelenjar hipofisis
untuk mempermudah pelepasan hormone.

Anda mungkin juga menyukai