Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBAGIAN KALENJAR ENDOKRIN DI DALAM TUBUH


Dosen pengampunan :

Rila Rindi Antina , S.Sit, M.kes

Di susun oleh :

Fatimatuz zahroh (201530100 9)

Hikmatul Maulida(20153010010)

Holifatul jannah (20153010011)

Ida Fitri Andriana (20153010012)

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA


Tahun 2020/2012
Kata pengantar
Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan perkenan-Nya ami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan
tentang Sistem Struktur Integumen.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
pelajaran Biologi, guna mendapatkan nilai tugas harian.
Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan
merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi
acuan dalam penyusunan tugas.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam proses kegiatan belajar Biologi dan sumber
pengetahuan kepada pembaca dan mendapat ridho dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari teman- teman, Ibu Pembimbing yang sangat kami
harapkan agar tugas.

Bangkalan, 05 Desember 2020


Daftar isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan masalah.................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................3

2.1 Pengertian Sistim Indokrin...............................................................3

2.2 kalenjar hipofisis...............................................................................4

2.3 kalenjar tiroid....................................................................................7

2.4 kalenjar paratiroid............................................................................8

2.5 kalenjar adrenal................................................................................9

2.6 kalenjar timus..................................................................................11

2.7 kalenjar epifise................................................................................13

2.8 kalenjar pankreatika........................................................................13

2.9 kalenjar kalamin..............................................................................14

BAB III. PENUTUP.........................................................................................16

3.1 Kesimpulan.....................................................................................16

3.2 Saran.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar endokrin merupakan salah satu sistem utama pada tubuh yang
mengoordinasikan senyawa-senyawa kimia tersebut. Kinerja sistem endokrin
berdampak kepada hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi di
tubuh manusia.
Sistem endokrin tersusun oleh beragam kelenjar, termasuk hormon-hormon yang
dihasilkannya. Dalam proses kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama
dengan sistem saraf, yang membentuk sistem neuroendokrin.
kelenjar endokrin bertanggung jawab atas hampir seluruh proses dalam tubuh
yang berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan sel, tumbuh kembang badan,
proses reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang berlangsung
lebih cepat, misalnya pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf.
Macam-macam kelenjar di dalam sistem endokrin, antara lain adalah: kalenjar
Hipofisis, kalenjar Tiroid, kalenjar paratiroid, kalenjar Adrenal, kalenjar Timus,
kalenjar Epifise, kalenjar pankreatika, kalenjar kalamin.
1.2 Rumusan Masalah

1.apa yang di maksud sistem endokrin?


2.apa macam-macam sistem endokrin dan fungsi nya?

1.3 Tujuan

1.untuk mengetahui apa itu sistem endokrin


2.untuk mengetahui macam-macam endokrin dan fungsinya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
Sistem Endokrin
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh
melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh
aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya
akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Kelenjar endokrin utama pada manusia: 1.Kelenjar Pineal.
2.Kelenjar Hipofisis. 3.Kelenjar Tiroid. 4.Kelenjar Timus.
5.Kelenjar Adrenal. 6.Kelenjar Pankreas. 7.Ovarium. 8.Testis
Sistem endokrin merupakan bagian dari sistem koordinasi yang
berfungsi untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam tubuh.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain
dalam saluran gastroinstestin.
Secara keseluruhan, semua sel penghasil hormon pada seekor
hewan menyusun sistem endokrin. Organ pensekresi hormon
disebut sebagai kelenjar endokrin, dan juga disebut kelenjar
buntu atau tanpa duktus karena mensekresikan pembawa
pesan kimiawinya secara langsung ke dalam cairan tubuh. Zat
yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin disebut sekret. Proses
pengeluarannya disebut sekresi. Sekresi hasil kelenjar endokrin
disebut hormon.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kata endokrin
memiliki arti yaitu, kelenjar yang tidak memiliki saluran untuk
mengalirkan hasil sekresinya.Ilmu tentang kelenjar endokrin
pada manusia dan vertebrata lainnya, khususnya mengenai
hormon yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap proses
dalam tubuh dikenal dengan istilah endokrinologi.Kelenjar
endokrin di bagi menjadi 8 bagian sebagai berikut:

2.2. Kalenjar Hipofisis


Hipofisis (Yunani hypo, di bawah, + physis, pertumbuhan), atau
Kelenjar Pituitari, beratnya sekitar 0.5 gram, dan dimensi
normalnya pada manusia sekitar 10 x 13 x 6 mm. Kelenjar ini
berada di rongga tulang sphenoid—sella turcica—. Selama
embriogenesis, hipofisis berkembang sebagian dari ectoderm
oral dan sebagian lagi dari jaringan saraf. Komponen neural
muncul sebagai sebuah evaginasi dari dasar diencephalon dan
tumbuh ke arah caudal sebagai batang tanpa melepaskan diri
dari otak. berasal dari dua sumber, hipofisis sebenarnya terdiri
dari dua kelenjar yang bersatu secara anatomis tetapi
mempunyai fungsi yang berbeda:
neurohipofisis (bahasa Inggris: posterior pituitary,
neurohypophysis, neural pituitary) yang berkembang dari
jaringan saraf, terdiri dari bagian yang besar, pars nervosa, dan
yang lebih kecil infundibulum. Infundibulum terdiri atas stem
dan eminentia mediana.
Neurohipofisis merupakan perpanjangan dari hipotalamus yang
terbentuk dari sekelompok akson dari hypothalamic
neurosecretory neurons yang berselingan dengan sel glia.
adenohipofisis (bahasa Inggris: anterior pituitary,
adenohypophysis, glandular pituitary) merupakan bagian dari
hipofisis yang muncul dari oral ectoderm dan terdiri dari tiga
bagian: pars distalis, atau lobus anterior; bagian cranial, pars
tuberalis, yang mengelilingi infundibulum; serta pars
intermedia.
Dari studi mikroskopik terhadap adehipofisis, ditemukan tiga
jenis sel yaitu asidofil, basofil dan kromofob.

2.2.1 Fungsi Kelenjar Hipofisis


Kelenjar pituitari, atau hipofisis, adalah kelenjar produsen
tertentu yang bertindak sebagai pengedali berbagai aspek
tubuh manusia. Hormon yang diproduksi oleh hipofisis
membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi
dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh
lainnya.
ini sering dijuluki “kelenjar master” karena hormon yang
disekresi olehnya mengatur fungsi kelenjar lain juga. Hormon-
hormon ini dapat diproduksi baik dari depan (anterior) atau
bagian belakang (posterior) dari kelenjar tersebut.
Lokasi kelenjar pituitari dalam otak Namun, penting untuk
dipahami bahwa kelenjar pituitari bekerja sendirian untuk
menjalankan fungsi tubuh. Hormon yang diproduksi oleh
kelenjar pituitari bertindak sebagai pembawa pesan dari dan ke
banyak sel yang berbeda dalam tubuh.
Sebelum kelenjar pituitari memproduksi hormon, otak akan
mengirimkan sinyal dari hipotalamus sebagai pusat komunikasi
antar kelenjar. Setelah itu, kelenjar tersebut akan mulai
memproduksi yang kemudian bertindak sebagai sinyal bagi
kelenjar lain dan organ tubuh untuk mengatur fungsi mereka.
2.3 kalenjar Tiroid
Kelenjar tiroid yang berfungsi mengendalikan hormon untuk
metabolisme tubuh bisa mengalami gangguan atau terkena
penyakit.
Dilansir dari Cleveland Clinic, saat kelenjar tiroid bermasalah,
kinerja organ tubuh bisa terganggu.
Ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang terlalu
banyak, tubuh bisa menggunakan energi terlalu cepat. Kondisi
ini disebut hipertiroid.
Sebaliknya, saat kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang
terlalu sedikit, tubuh bisa kekurangan energi. Kondisi ini disebut
hipotiroid.

2.3.1 Fungsi Kalenjar Tiroid


kelenjar tiroid sangat penting agar tubuh bisa menjalankan
kinerjanya dengan baik. Kelenjar ini memproduksi beberapa
hormon krusial yang berperan dalam mengendalikan emosi
hingga metabolisme.
Apabila kinerja kelenjar tiroid terganggu, beragam masalah
kesehatan dapat Anda alami. Salah satunya contohnya adalah
hormon tiroid yang berlebih atau terlalu sedikit dalam tubuh.
2.4 Kalenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah sebuah kelenjar endokrin di leher
yang memproduksi hormon paratiroid. Manusia biasanya
mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang biasanya terdapat
di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang
dekat dengan kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan
"paratiroid", atau, di kasus yang langka, di dalam kelenjar tiroid
itu sendiri atau di dada. Hormon paratiroid mengontrol jumlah
kalsium di darah dan di dalam tulang. Hormon Paratiroid bisa
menurun sangat rendah pada pasien post operasi
pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar
paratiroid yang akibatnya adalah penurunan kadar kalsium
dalam darah hipokalsemia. Hormon Paratiroid mengakibatkan :
peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan
reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di
Saluran cerna oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar
hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar fosfat
dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat
dalam darah.

2.4.2 Fungsi Kalenjar Paratiroid


Kelenjar paratiroid mempunyai fungsi penting yaitu sebagai
penghasil hormon paratiroid, yakni hormon peptida yang
fungsinya untuk mengatur kadar kalsium di darah dan tulan,
menurunkan fosfaat dalam darah, meningkatkan sekresi fosfat
dalam urin, dan juga meningkatkan pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol metabolit aktif dari vitamin D.
Terdapat dua efek yang dapat menjadikan konsentrasi kalsium
naik, yaitu:
Efek hormon paratiroid yang menjadikan terjadinya
penyerapan kalsium dan fosfat dari tulang.
Efek Hormon paratiroid dalam membuat berkurangnya
pengeluaran (eksresi) kalsium oleh ginjal.

2.5 kalenjar Adrenal


Kelenjar paratiroid mempunyai fungsi penting yaitu sebagai
penghasil hormon paratiroid, yakni hormon peptida yang
fungsinya untuk mengatur kadar kalsium di darah dan tulan,
menurunkan fosfaat dalam darah, meningkatkan sekresi fosfat
dalam urin, dan juga meningkatkan pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol metabolit aktif dari vitamin D.
2.5.1 Fungsi Kalenjar Adrenal
Kerja kelenjar adrenal di dalam tubuh diatur oleh organlainln,
salah satunya kelenjar pituitari di otak. Kelenjar adrenal terdiri
dari dua bagian utama, yaitu korteks adrenal (bagian luar) dan
medula adrenal (bagian dalam). Korteks adrenal bertanggung
jawab dalam memproduksi tiga jenis hormon, yaitu aldosteron
yang mengatur elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah,
kortisol yang mengontrol kadar gula darah dan metabolisme,
dan gonadokortikoid yang mengatur hormon seks. Jika korteks
adrenal berhenti berfungsi, maka proses metabolisme di dalam
tubuh pun akan terhenti dan mengakibatkan munculnya
penyakit.
adrenal berperan dalam mengeluarkan hormon epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (noradenalin) pada saat stres.
Kedua hormon ini memiliki fungsi yang serupa, yaitu bertugas
meningkatkan aliran darah ke otot, merangsang jantung
berdetak lebih cepat, mempersiapkan tubuh menghadapi
keadaan darurat, memicu pelepasan gula darah, meningkatkan
kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-sel
saraf di otak. Sementara itu, hormon norepinefrin secara klinis
biasanya dipakai untuk meningkatkan aliran dan tekanan darah
ketika tekanan darah dalam tubuh berada jauh di bawah
normal (syok).
2.6 Kalenjar Timus
Kelenjar timus memiliki peranan penting dalam sistem
kekebalan tubuh. Jika kelenjar timus tidak bekerja dengan baik,
maka sel kanker dan berbagai jenis mikroorganisme, seperti
bakteri, virus, parasit, dan jamur, akan dengan mudahnya
menyerang tubuh Anda.
Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak di tengah rongga
dada, tepatnya di belakang tulang dada dan di antara paru-
paru. Bentuknya menyerupai tabung kecil dan terdiri atas dua
bagian yang berukuran sama. Kelenjar timus ini ukurannya akan
berubah seiring bertambahnya usia.
anak-anak dan remaja, kelenjar timus akan lebih aktif dan
ukurannya akan lebih besar. Saat memasuki usia dewasa,
kelenjar ini akan mengecil, dan pada lansia, hampir seluruh
jaringan kelenjar timus akan tergantikan dengan jaringan
lemak.

2.6.2 Fungsi Kalenjar Timus


Kelenjar timus merupakan bagian penting dari sistem getah
bening (sistem limfatik) di dalam tubuh. Salah satu tugas
penting kelenjar timus bagi kesehatan adalah memproduksi sel
darah putih yang disebut limfosit-T atau sel T.
Sel tersebut merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh
yang berfungsi untuk melawan sel kanker dan mikroorganisme
penyebab infeksi, termasuk berbagai macam virus, seperti virus
Corona, yang masuk ke dalam tubuh.
Untuk menjaga kesehatan Anda, limfosit-T tidak bekerja
sendirian. Sel ini dibantu oleh sel darah putih lain yang disebut
limfosit-B. Limfosit-B diproduksi oleh sumsum tulang belakang
di dalam tubuh.
Sel darah putih ini bertugas mendeteksi zat tertentu, benda
asing, dan mikroorganisme yang dianggap berbahaya di dalam
tubuh, lalu memproduksi antibodi untuk melawannya.
Selain sel limfosit-T, kelenjar timus juga memproduksi hormon
thymosin yang bertugas untuk menunjang kerja sel limfosit-T
dalam melawan infeksi dan sel kanker. Beberapa jenis hormon,
seperti insulin dan melatonin
(hormon pengatur tidur), juga diproduksi oleh kelenjar ini, tapi
jumlahnya hanya sedikit.
cukup jarang terjadi, kelenjar timus berpotensi mengalami
kanker. Kanker pada kelenjar timus ini disebut thymoma.
Terkadang penyakit ini tidak bergejala, namun jika semakin
parah, penyakit thymoma ini dapat menimbulkan beberapa
gejala, seperti:
Nyeri dada
Sesak napas
Batuk kronis
Kesulitan menelan
Suara serak
Penurunan berat badan
Mudah lelah
Pembengkakan di wajah dan lengan

2.7 Kaplenjar Epifise


Kalenjar pineal (epifisis). Kalenjar menial berukuran sebesar
kacang tanah yang terletak di tengah otak.
Kalenjar ini menyekresikan hormon melatonin yang membantu
mengatur ritme tubuh sehari-hari, seperti jadwal tidur di
malam hari dan bagun di pagi hari.
Kalenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu
pankreas dan kalenjar kalamin

2.7.2 Fungsi Kalenjar Epifise


Kalenjar ini menghasilkan sekresi internal dalam membantu
pancreas dan kalenjar kalamin.

2.8 Kalenjar Pankreatika


Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan
atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa hormon atau
fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas
abdomen atau perut [1] dan bagian kaput/kepalanya
menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan
disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran
pankreas utama.

2.8.2 Fungsi Kalenjar Pankreatika


Beberapa fungsi dari pankreas adalah:
Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran
glukagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan
mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
Meregulasi gula darah Pengurangan kadar gula dalam darah
dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran
glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen
dan menyimpannya di dalam sel-selnya.

2.9 Kalenjar Kelamin


Kelenjar kelamin disebut juga dengan sebutan gonad. Kelenjar
kelamin pada perempuan disebut dengan ovarium, sementara
kelenjar kelamin pada pria disebut dengan testis. Adapun
ovarium tersebut adalah alat reproduksi wanita, sedangkan
testis adalah alat reproduksi pria. atau kelenjar seks atau
kelenjar reproduksi adalah kelenjar endokrin yang
menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu organisme.
Dalam betina dari spesies sel-sel reproduksi adalah sel telur,
dan pada jantan sel-sel reproduksi adalah sperma. Gonad laki-
laki, testis, menghasilkan sperma dalam bentuk spermatozoa.
Gonad wanita, indung telur, menghasilkan sel telur. Kedua
gamet ini, adalah sel-sel germinal haploid.

2.9.2 Fungsi Kalenjar Kelamin


Adapun fungsi kelenjar kelamin tentunya berbeda antara
wanita ( ovarium ) dan pria ( testis ) ya sobat, berIkut ini
ulasannya untuk anda.

Fungsi Kelenjar Ovarium


Sesuai dengan namanya, kelenjar ovarium ini mempunyai
fungsi sebagai kelenjar yang memproduksi sel – sel kelamin.
Selain itu, kelenjar kelamin ini juga berfunsi sebagai pemberi
sifat kewanitaan. Sifat lewanitaan maksudnya adalah pinggul
yang membesar, perkembangan glandula mamae, bahu sempit,
pertumbuhan payudara, dan lain sebagianya.
Fungsi Kelenjar Testis
Fungsi utamanya juga sebagai penghasil sel – sel kelamin,
misalnya saja seperti sperma. Selain itu mempunyai fungsi
sebagai penghasil hormon testosterone. Jika kelenjar ini tidak
dapat bekerja dengan baik, maka proses pembuahan pada sel
telur akan mengalami

BAB III
KESIMPULAN
sistem endokrin lah yang menghasilkan dan mengatur hormon-hormon tersebut, Quipperian.

Tidak hanya itu, dalam melakukan tugasnya, sistem endokrin berhubungan erat dengan sistem
saraf. Kedua sistem ini akan saling mengontrol serta memadukan satu sama lain sekaligus
menjaga homeostatis dalam tubuh manusia.

Sistem endokrin yang bekerja dengan sistem saraf lazim disebut sebagai
neuroendokrin.Kelenjar endokrin yang disebut juga sebagai kelenjar buntu karena bermuara
langsung ke dalam pembuluh darah ini akan mengekskresikan senyawa protein atau senyawa
steroid dalam bentuk getah yang disebut hormon.
Hormon bersama dengan sistem saraf amatlah penting dalam mengatur pertumbuhan,
keseimbangan internal reproduksi, bahkan tingkah laku manusia.

Ada beberapa kelenjar dalam sistem endokrin yang terbagi berdasarkan letaknya.

1. Kelenjar hipofisis (Pituitari)

2. Kelenjar tiroid (Gondok)

3. Kelenjar paratiroid (Anak gondok)

4. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)

5. Kelenjar pankreas (Pulau-pulau Langerhans)

6. Kelenjar gonad (Kelamin)

7. Kelenjar timus (kacangan)

8. Kelenjar epifise

DAFTAR PUSTAKA
Bertoni, E., P. M. Sprenkle, J. P. Hanifin, M. H. Stetson, and G. C. Brainard.

1992. Effect of Short Photoperiod on ATPase in the Testis of the

Immature Siberian Hamster. Biol Reprod 47: 509-513.

Bhaskaran, G., K. H. Dahm, P. Barrer, J. L. Pacheco, K. E. Peck, and M.

Muszynska-Pytel. 1990. Allatinhibin, a Neurohormonal Inhibitor of Juvenile Hormone Biosynthesis in


Manduca sexta. General and Comparative Endocrinology 78: 123–136.

Bowen, R. 2003. The Pineal Gland & Melatonin. http://www.vivo.colostate.

edu/hbooks/pathphys/endocrine/otherendo/pineal.html.
Dardente, H., D. G. Hazlerigg, and F. J. Ebling. 2014. Thyroid Hormone and Seasonal Rhythmicity.
Frontier in Endocrinology 5.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Gadot, M., A. Rafaeli, and S. W. Applebaum. 1987. Partial Purification and Characterization of Locust
Allatotropin I. Archives of Insect Biochemistry and Physiology 4: 213-223.

Goodman, H. M. 2010. Basic Medical Endocrinology. Elsevier Science.Grocock, C. A. 1980.

Effects of Age on Photo-Induced Testicular Regression, Recrudescence, and Refractoriness in the Short-
Tailed Field Vole Microtus agrestis. Biology of Reproduction 23: 15-20.

Hall, J. E. 2011. Guyton & Hall Physiology Review. Elsevier Health Sciences.

http://biologimediacentre.com/bioteknologi-5-membuat-insulin-dengan-bantuan-e-coli/.

http://science.taskermilward.org.uk/mod/Year%209/YrBiol/9Biol_10.htm

https://www.boundless.com/biology/textbooks/cellular-respiration-7/

regulation-of-cellular-respiration-79/regulatory-mechanisms-for-cellular-respiration-369-11595/Judy, K.
J., D. A. Schooley, L. L. Dunham, M. Hall, B. J. Bergot, and J. B. Siddall. 1973.

Isolation, Structure, and Absolute Configuration of a

New Natural Insect Juvenile Hormone from Manduca sexta.

Proceedings of the National Academy of Sciences 70: 1509-1513.

Anda mungkin juga menyukai