Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KODIFIKASI TERKAIT SISTEM PENCERNAAN DAN

ENDOKRIN (A-F)
KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN

Dosen : Yeti Suryati, S.Kep., Ners., M. M. Pd.

Disusun Oleh :
Laili Sania Hurin Auliadina
E712111021
KELAS A

POLITEKNIK TEDC BANDUNG


REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kelainan Pada Sistem Endokrin”.
Dalam penulisan makalah ini, saya memiliki sedikit hambatan dan tantangan
akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak tantangan dapat teratasi. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya, karena setiap manusia tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar kedepannya saya dapat membuat makalah dan menyelesaikannya
dengan baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Bandung, 19 Mei 2022

Laili Sania H. A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
I.I Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Anatomi Sistem Endokrin....................................................................................2
2.2 Kelainan Pada Sistem Endokrin.........................................................................10
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi
hormon. Kelenjar pada sistem endokrin disebut juga sebagai kelenjar endokrin.
Kelenjar ini akan mengeluarkan hormon langsung menuju aliran darah untuk
mempengaruhi kerja organ atau jaringan lain di tubuh kita. 
Hormon sendiri merupakan senyawa organik di dalam aliran darah yang
bergerak membawa pesan kimiawi menuju sel-sel atau jaringan tubuh. Meskipun
hormon ini mengalir bebas di dalam aliran darah, tapi sifat kerja hormon itu
spesifik. Jenis hormon tertentu hanya dapat mempengaruhi aktivitas kerja sel-sel
target, jika sel-nya memiliki reseptor yang sesuai. Pengaruh hormon terhadap
jaringan tubuh dapat terjadi dalam waktu singkat hingga beberapa tahun.
Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah
manusia tanpa harus melalui saluran (duktus). Sistem endokrin terbagi menjadi
beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu kesatuan disebut dengan sistem
endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari beberapa kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan satu macam
hormon/tunggal, dan ada juga yang menghasilkan beberapa hormon/ganda.

1.2 Rumusan Masalah


a). Apa saja anatomi sistem endokrin ?
b). Apa saja kelainan-kelainan pada sistem endokrin ?

1.3 Tujuan Penulisan


a). Untuk mengetahui anatomi sistem endokrin
b). Untuk mengetahui kelainan-kelainan pada sistem endokrin

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin terdiri atas 7 macam yaitu hipofisis (pituitari), tiroid,


paratiroid, timus, adrenal, pankreas, dan gonad (ovarium dan testis). Ketujuh
macam ini dibedakan berdasarkan letaknya.
-Hipofisis nama lainnya Pituitari letaknya melekat dibagian dasar hipotalamus.
-Tiroid nama lainnya kelenjar gondok letaknya di bawah laring.
-Paratiroid nama lainnya kelenjar anak gondok letaknya di belakang tiroid

2
3

-Adrenal nama lainnya Suprarenalis/Kelenjar anak ginjal letaknya di kutub atas


ginjal.
-Pankreas nama lainnya pulau-pulau Langerhans letaknya di bawah lambung.
-Gonad nama lainnya Kelenjar reproduksi letaknya pada wanita (ovarium)
dibawah perut, pada pria (testis) dibuah zakar dalam skrotum.
-Timus nama lainnya kacangan letaknya di bagian posterior toraks di atas jantung.
1. Kelenjar Hipofisis (Pituitary)
Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena
menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar
endokrin lainnya) terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis ini dibagi
menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior), bagian
tengah (central), dan juga bagian belakang (posterior). Kelenjar hipofisis juga
bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ dalam otak) untuk mengendalikan
organ-organ dalam tubuh. Hipofisis nama lainnya Pituitari letaknya melekat
dibagian dasar hipotalamus.
Kelenjar pituitari ada di dalam otak, tepatnya di bawah hipothalamus. Hormon
yang diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah,
produksi dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya.
Kelenjar ini meliputi kelenjar anterior dan posterior, masing-masingnya memiliki
jenis sekresi yang berbeda. Kelenjar Hipofisis terdiri dari:

a. Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise)

1) Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme


protein dan lemak serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot.

2) Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan


perkembangan dari kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk
merangsang sekresi tiroksin.

3) Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk mengontrol


perkembangan dan pertumbuhan aktifitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid (hormon untuk
metabolisme karbohidrat).
4

4) Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum


(kelenjar endokrin sementara pada ovarium) sehingga dapat menghasilkan
progesteron (hormon perkembangan dan pertumbuhan primer pada wanita)
dan air susu ibu.

5) Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan


folikel dalam ovarium (siklus mentruasi), menghasilkan hormon estrogen
(pertumbuhan dan perkembangan sekunder pada wanita), dan menghasilkan
progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon gonadotropin
berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis (siklus pembentukan
sperma pada pria) serta merangsang sel-sel interstitial testis untuk
menghasilkan hormon androgen dan testosterone.

b. Kelenjar Hipofisis Tengah (Central), Kelenjar hipofisis bagian tengah


hanya memproduksi satu hormon yang disebut dengan Melanosit Stimulating
Hormon (MSH). Hormon ini bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada
kulit manusia. Semakin banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin
hitam kulit seseorang.

c. Kelenjar Hipofisis Belakang (Neurohipofise)

1) Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang berfungsi untuk


mempengaruhi proses reabsorpsi urin pada tubulus distal ginjal guna
mencegah terlalu banyak urin yang keluar.

2) Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos yang


terdapat di uterus (alat reproduksi dalam wanita).

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid adalah organ berbentuk seperti kupu-kupu di tenggorokan, di


bawah jakun atau laring dan sangat penting bagi kesehatan manusia. Tiroid adalah
bagian dari sistem endokrin, yang terdiri dari sekumpulan kelenjar. Kelenjar-
kelenjar itu memproduksi hormon yang mengatur suasana hati dan berbagai fungsi
tubuh.
Kelenjar tiroid memiliki lebar 5 centimeter dan berat antara 20 sampai 60
gram. Kelenjar itu terentang di bagian depan leher di bawah kotak suara. Seperti
5

kupu-kupu, kelenjar memiliki dua sayap yang disebut lobus dan melingkari
saluran udara. Sayap-sayap itu dihubungkan oleh isthmus. Kelenjar tiroid dapat
distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.
Tiroid (Kelenjar Gondok) menghasilkan tiga hormon
yaitu tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin. Fungsi ketiga hormon tersebut
dirangkum dalam infografik berikut.

a). Hormon Tiroksin (T4)


Hormon tiroksin adalah hormon tiroid pertama yang diproduksi oleh tubuh
setelah kelenjar ini menerima yodium. Saat dikeluarkan ke aliran darah,
hormon ini masih dalam bentuk tidak aktif.
Tiroid membuat dua hormon yang dikeluarkan ke dalam aliran darah, salah
satunya adalah hormon tiroksin (T4). Kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroksin yang berfungsi untuk mengontrol cara kerja jantung, metabolisme,
kesehatan otot, tulang, serta perkembangan otak.Perlu Anda ketahui pula
bahwa hormon tiroksin mengandung empat atom yodium, sehingga disebut
sebagai T4.
Ketika mencapai organ lain seperti ginjal dan hati lah hormon T4 akan diubah
menjadi bentuk aktifnya, yaitu triiodotironin atau yang biasa disebut sebagai
hormon T3.
Fungsi hormon tiroksin (T4) yaitu, Mengatur pembakaran kalori di tubuh,
sehingga bisa memengaruhi kenaikan dan penurunan berat badan,
Memperlambat atau mempercepat detak jantung, Meningkatkan atau
menurunkan suhu tubuh, Mengatur kecepatan pencernaan makanan,
Mengontrol kontraksi otot, Mengatur kecepatan pergantian sel mati.

b). Hormon Triidotironin (T3)


Beberapa hormon tiroksin mengubah diri menjadi triiodothyronine. Ini adalah
hormon yang mengandung tiga atom yodium sehingga disebut sebagai
T3.Jadi, di dalam sel dan jaringan tubuh, hormon T4 berubah menjadi T3.
Hormon triiodothyronine secara biologis aktif dan memengaruhi aktivitas
semua sel dan jaringan tubuh.
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir
bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin
(Hipotiridisme), maka tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering
dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu banyak (Hipertiroidisme),
6

tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan
berkurang.
Saat kita mengonsumsi makanan yang mengandung yodium, tubuh
menyerapnya dan kelenjar tiroid akan menjadikan bahan tersebut sebagai
bahan baku pembuatan hormon tiroid.
Hormon tiroid yang sudah jadi kemudian disimpan di kelenjar yang sama, dan
akan dikeluarkan saat dibutuhkan. Kerja kelenjar tiroid, termasuk hormon
yang ada di dalamnya, diatur oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari dalam
otak.

c). Hormon Kalsitonim


Hormon calcitonin juga biasa disebut sebagai sel C. kelenjar tiroid
menghasilkan hormon kalsitonin yang berfungsi untuk membantu mengatur
kadar kalsium dan fosfat dalam darah.Kalsitosin akan menurunkan pelepasan
kalsium dari tulang dengan mengurangi aktivitas osteoklas, yaitu sel yang
berfungsi memecah tulang.Di saat bersamaan, hormon yang juga
disebut thyrocalcitonin ini akan meningkatkan pembentukan tulang oleh sel-
sel esteoblas. Dengan begitu, kalsium akan bergerak efektif ke dalam
tulang. Fungsi Kalsitonin adalah menjaga keseimbangan kalsium dan darah.

3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar Paratiroid adalah kelenjar endoktrin yang berfungsi untuk
mensekresikan hormon paratiroid. Kelenjar paratiroid biasanya terletak di leher
dan manusia mempunyai empat buah kelenjar paratiroid.
Kelenjar ini disebut paratiroid karena letaknya di belakang kelejar tiroid,
hormon paratiroid yang dihasilkan oleh kelenjar ini berfungsi untuk mengontrol
kadar kalsium di darah dan tulang. Kelenjar ini akan terus berproduksi secara
konstan hingga seseorang mencapai usia 30 tahun.
Fungsi utama kelenjar paratiroid ialah memproduksi hormon parathormon
(PTH), hormon ini merupakan hormon peptida yang berfungsi untuk mengatur
kadar kalsium di dalam darah dan tulang. Selain itu hormon ini juga dapat
menurunkan fosfat dalam darah serta meningkatkan sekresi fosfat dalam urin.

a). Hormon Parathormon (PTH)


Hormon parathormon adalah hormon yang dibentuk oleh kelenjar paratiroid.
7

Hormon ini berupa suatu protein atau peptide lurus. Hormone ini berperan
penting dalam metabolism kalsium.
Organ sasaran utamanya adalah tulang dan ginjal. Hormon ini menyebabkan
penyerapan tulang, sehingga kalsium dan fosfat masuk kedalam cairan
ekstrasel dan kemudian kedalam darah. Pada ginjal, efeknya mencegah
pengeluaran kalsium dan meningkatkan pengeluaran fosfat.
Fungsi hormon parathormon (PTH) :
a. Membebaskan simpanan kasium dari tulang
b. Meningkatkan absorpsi kalsium dari usus
c. Meningkatkan reabsorpsi kalsium dari urin oleh ginjal
d. Menyimpan kalsium ke dalam tulang
e. Mencegah absorpsi kalsium oleh usus
f. Mencegah reabsosrpsi kalsium sehingga kadar kalsium kembali normal.

4. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terdiri atas dua lobus berwarna kemerah-merahan. Pada bayi
yang baru lahir, bentuk kelenjar timus sangat kecil, beratnya hanya sekitar 10
gram. Kemudian, ukurannya akan bertambah besar pada masa remaja/pubertas,
menjadi sekitar 30-40 gram. Namun, setelah dewasa kelenjar timus
akan berangsur-angsur menyusut.
Hormon yang dihasilkan :
a). Timopoietin dan Timulin, berfungsi dalam proses perubahan set T
(produksi sel darah putih) menjadi sel-sel spesifik. berfungsi untuk melawan
sel kanker dan mikroorganisme penyebab infeksi, termasuk berbagai macam
virus, seperti virus Corona, yang masuk ke dalam tubuh. limfosit-T tidak
bekerja sendirian. Sel ini dibantu oleh sel darah putih lain yang disebut
limfosit- B. Limfosit-B diproduksi oleh sumsum tulang belakang di dalam
tubuh.
Sel darah putih ini bertugas mendeteksi zat tertentu, benda asing, dan
mikroorganisme yang dianggap berbahaya di dalam tubuh, lalu memproduksi
antibodi untuk melawannya.
b). Timosin, menguatkan respons imun dengan menstimulasi pembentukan
sel T. thymosin yang bertugas untuk menunjang kerja sel limfosit-T dalam
melawan infeksi dan sel kanker. Beberapa jenis hormon, seperti insulin dan
8

melatonin (hormon pengatur tidur), juga diproduksi oleh kelenjar ini, tetapi
jumlahnya hanya sedikit.

5. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal disebut juga Suprarenalis / Kelenjar anak ginjal terletak pada
kedua ginjal yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan
bagian dalam (medula). 
a). Bagian kelenjar Adrenal, menghasilkan hormon :
- Korteks Mineral, berfungsi menyerap natrium darah dan mengatur
reabsorpsi air pada ginjal.
- Glukokortikoid, berfungsi mengubah protein menjadi glikogen dalam hati.
- Androgen, berfungsi membentuk sifat kelamin sekunder pria.
b). Bagian Medula, menghasilkan hormon :
- Adrenalin / Epinefrin, berfungsi mengubah glikogen dalam otot
menjadi glukosa dalam darah dan meningkatkan kerja saraf simpatik,
salah satunya saraf yang mempengaruhi kerja jantung.
- Nor-Adrenalin / Nor-Epinefrin, berfungsi bekerja sama dengan hormon
kortisol dan adrenalin dalam mengatur reaksi tubuh terhadap kondisi stres.
c). Bagian Korteks , memproduksi hormon :
- Aldosteron, hormon yang mengatur elektrolit dalam tubuh dan tekanan
darah.
- Kortisol, hormon yang mengontrol kadar gula darah dan metabolism.
- Gonadokortikoid, hormon yang mengatur hormon seks, yaitu estrogen,
progesteron, dan testosterone.

6. Kelenjar Pankreas
Pada organ pankreas, tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya akan
pembuluh darah. Kelompok kecil sel-sel inilah yang disebut sebagai kelenjar
9

pankreas atau pulau-pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan dua


hormon yaitu insulin dan glukogen.
Pankreas adalah salah satu organ yang terletak di belakang rongga perut
dengan panjang sekitar 12–18 cm. Organ yang bentuknya memanjang ini bisa
saja mengalami gangguan. Jika fungsi pankreas terganggu atau rusak, bisa timbul
masalah pada pencernaan dan penyakit lain, misalnya diabetes.
Kelenjar pankreas memiliki kedua fungsi eksokrin dan endokrin. Pankreas
menghasilkan berbagai hormon yang mengendalikan metabolisme glukosa tubuh.
Dengan fungsi endokrin, pankreas mensekresikan insulin, glukagon,
somatostatin.
Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar pankreas :
a). Insulin, berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot
(glikogen) di hati, sehingga kadar gula darah menurun.
b). Glukogen, berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa, sehingga kadar
gula darah meningkat.

7. Kelenjar Gonad (Ovarium dan Testis)


Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya yang
berhubungan dengan alat reproduksi manusia. Kelenjar ini terletak di bagian alat
reproduksi pria dan wanita. Jika pada pria, terdapat di testis, dan wanita terdapat
di ovarium. Ada beberapa macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini,
yaitu:
a. Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan
alat reproduksi sekunder wanita seperti perkembangan payudara, perkembangan
pinggul, dan lain-lain.
b. Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan
alat reproduksi primer wanita, seperti perkembangan uterus, dan lain-lain.
c. Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan
primer pada pria, seperti pembentukan sperma.
d. Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
sekunder pria, seperti perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.
10

2.2 Kelainan Pada Sistem Endokrin


Dalam menjalankan fungsinya, kelenjar endokrin juga akanbmengalami
peningkatan ataupun penurunan dalam memproduksi hormon- hormon tubuh. Hal
ini juga yang akan menyebabkan penyakit-penyakit pada manusia. Berikut adalah
kelainan pada sistem endokrin :
1. Hypothyroidism
Hipotiroidisme adalah kekurangan atau hormon tiroid yang terlalu kecil yang
biasanya disebabkan oleh tiroiditis Hashimoto. Tiroiditis Hashimoto adalah
kelainan kronis yang disebabkan oleh antibodi abnormal yang menyerang
kelenjar tiroid. Hipotiroidisme juga dapat disebabkan oleh penurunan produksi
hormon perangsang tiroid (TSH) dari kelenjar pituitary, efek samping operasi,
pembengkakan kelenjar tiroid dan pengobatan hipertiroidisme.
2. Hyperthyroidism
Ini adalah kelebihan produksi T3 dan T4 oleh kelenjar tiroid yang dapat
disebabkan oleh penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang
kelenjar tiroid. Penyebab lainnya bisa berupa tumor jinak (adenoma), yang
berakibat pada kelenjar tiroid yang membesar (gondok), atau kelebihan
produksi hormon perangsang tiroid (TSH) oleh kelenjar pituitari, yang
disebabkan oleh tumor pituitari.
3. Gondok Biasa
Kurangnya yodium pada makanan pasien (endemik, gondok sederhana)
menyebabkan kelenjar tiroid menjadi membesar. Ini terlihat kurang hari ini karena
yodium ditambahkan ke garam meja. Kelenjar tiroid juga bisa diperbesar dengan
menelan sejumlah besar obat goitrogenik atau makanan goitrogenik yang
menurunkan produksi tiroksin (goitrogenik), seperti stroberi, kol, kacang tanah,
kacang polong, persik, dan bayam. Hal ini menyebabkan gondok sederhana
sporadis. Gondok sederhana tidak disebabkan oleh peradangan atau neoplasma.
4. Hypopituitrism
11

Hipopituitarisme terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu mengeluarkan


hormon pituitari normal. Penyebab utama adalah tumor hipofisis, suplai darah
yang tidak adekuat ke kelenjar pituitary, infeksi, terapi radiasi, atau operasi
pengangkatan sebagian kelenjar pituitari. Sekunder, penyebabnya mempengaruhi
hipotalamus, yang mengatur kelenjar pituitary.
5. Hyperpituitarism (Akromegali dan Gigantism)
Kelenjar pituitari menghasilkan hormon pertumbuhan yang berlebihan. Jika
hiperpituitarisme terjadi sebelum penutupan epifisis, pasien (bayi dan anak-anak)
memiliki gigantisme, sehingga terjadi pertumbuhan berlebih dari semua jaringan
tubuh. Jika hiperpituitarisme terjadi setelah penutupan epifisis, yang jarang terjadi,
pasien memiliki akromegali, mengakibatkan penebalan tulang, pertumbuhan lebat
(pertumbuhan melintang), dan organ yang membesar (visceromegaly).
6. Hyperprolactinemia
Ini adalah produksi hormon prolaktin berlebih yang mempromosikan laktasi.
Sekresi berlebihan biasanya disebabkan oleh tumor pituitari (prolaktinoma) dan
mungkin juga disebabkan oleh hipotiroidisme, penyakit ginjal kronis, dan obat-
obatan yang mempengaruhi kelenjar pituitary.
7. Diabetes Insipidus
Entah penurunan produksi hormon antidiuretik (ADH) oleh hipotalamus atau
peningkatan ADH oleh kelenjar pituitari menyebabkan penurunan kemampuan
ginjal untuk mengkonsentrasikan urine. Hal ini menyebabkan pembuangan urine
dalam jumlah besar. Pasien kemudian minum sejumlah besar cairan untuk
menggantikan output urin yang meningkat.
8. Sindrom Sekresi Hormon Antidiurik yang tidak tepat (SIADH)
Sindrom sekresi hormon antidiurik yang tidak tepat (SIADH) disebabkan oleh
terlalu banyak ADH yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari posterior. Hormon
antidiuretik (ADH) bertanggung jawab untuk mengendalikan jumlah air yang
diserap kembali oleh ginjal; Ini mencegah hilangnya terlalu banyak cairan. Bila
terlalu banyak air terdeteksi, produksi atau sekresi dihentikan. SIADH mungkin
disebabkan oleh kerusakan hipotalamus atau hipofisis, radang otak, beberapa obat
seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), karbamazepin, siklofosfamid,
dan klorpropamida. Kanker tertentu, terutama paru-paru, bisa menghasilkan ADH.
9. Penyakit Addison’s
12

Penyakit addison adalah sekresi kortikosteroid yang tidak mencukupi dari


korteks adrenal. Penghancuran autoimun kelenjar adrenal dan tuberkulosis adalah
dua penyebab umum penyakit addison.

10. Cushing’s Syndrome


Korteks adrenal mengeluarkan kelebihan glukokorticoid atau kelenjar
hipofisis yang kelebihan hormone adrenocorticotropic (ACTH) sebagai akibat dari
tumor hipofisis, tumor adrenal atau dari terapi glukokortoid yang terus berlanjut.
11. Aldosteronisme Primer ( Sindrom Conn )
Korteks adrenal mensekresikan aldosteron dalam jumlah berlebihan yang
disebabkan oleh tumor adrenal, korteks adrenal yang tidak berfungsi, atau sumber
diluar kelenjar adrenal yang memproduksi aldosteron. Beberapa obat seperti
calcium channel blocker dapat menurunkan kadar aldosteron, yang bisa
membingungkan diagnosis.
12. Pheochromocytoma
Sebuah tumor pada adrenal medulla yang menyimpan epinephrine dan
norepiferin dalam jumlah yang berlebihan.
13. Hypoparathyroidisme
Hipoparatiroidisme berkurang fungsi kelenjar paratiroid yang menyebabkan
tingkat rendah hormon paratiroid (PTH), yang menyebabkan hypocalcemia.
Penyebab utama hipoparatiroidisme adalah penghancuran kelenjar oleh penyebab
autoimun. Paratiroidektomi tidak lagi menjadi penyebab utama, karena operasi
sekarang hanya menghilangkan kelenjar yang tidak berfungsi. Kadang kelenjar
dapat diangkat secara tidak sengaja selama tiroidektomi.
14. Hyperparathyroidisme
Aktivitas berlebihan kelenjar paratiroid yang disebabkan oleh tumor
menghasilkan terlalu banyak PTH, mengakibatkan hiperkalsemia dan hipofosti.
Kelebihan kalsium diserap kembali oleh ginjal dan bisa mengakibatkan batu
ginjal. Namun, kerusakan pada mekanisme umpan balik mencegah deteksi kadar
kalsium berlebihan dalam darah, sehingga gagal menyesuaikan sekresi PTH.
Tumor paratiroid biasanya jinak
13

15. Diabetes Mellitus


Tubuh kita mengubah makanan tertentu menjadi glukosa, yang merupakan
pasokan energi utama tubuh. Insulin dari sel beta pankreas diperlukan untuk
mengangkut glukosa ke dalam sel yang digunakan untuk metabolisme sel.
Diabetes mellitus terjadi ketika sel beta tidak mampu menghasilkan insulin
(diabetes mellitus tipe I) atau menghasilkan jumlah insulin yang tidak mencukupi
(diabetes mellitus tipe II). Akibatnya, glukosa tidak masuk sel namun tetap berada
dalam darah. Peningkatan kadar glukosa dalam sinyal darah ke pasien untuk
meningkatkan asupan cairan pada saat singkat untuk membersihkan glukosa dari
tubuh dalam urin. Pasien kemudian mengalami rasa haus dan kencing yang
meningkat. Sel menjadi kelaparan untuk energi karena kurangnya glukosa dan
memberi isyarat kepada pasien untuk makan, menyebabkan pasien mengalami
peningkatan rasa lapar. Ada tiga jenis diabetes melitus:
1) Tipe 1, yang dikenal sebagai insulin-dependent (IDDM), di mana sel beta
dihancurkan oleh proses autoimun,
2) Tipe II, yang dikenal sebagai dependent non-insulin (NIDDM), di mana sel beta
menghasilkan kekurangan Insulin dan,
3) Gestational diabetes mellitus, yang terjadi selama kehamilan.

16. Sindrom Metabolik (Sindrom X/ Sindrom Dismetabolik)


Sindrom ini memiliki kumpulan gejala yang meliputi glukosa darah tinggi,
obesitas, tekanan darah tinggi, dan trigliserida tinggi berdasarkan riwayat keluarga.
Sel beta di pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup, sehingga hati
menghasilkan kadar glukosa yang lebih tinggi. Pasien juga resisten terhadap
insulin. Sindrom ini menyebabkan penyakit kardiovaskular.
(Swawikanti, 2021) (book, 2021)
14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang


bertugas untuk melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi
untuk mengatur seluruh kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai
dengan yang dibutuhkan organ tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini
langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia tanpa harus melalui
saluran (duktus). Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar, tersebar di
seluruh tubuh. Kelenjar melepaskan hormon yang merupakan pembawa pesan
kimiawi, zat yang mengendalikan dan mengatur aktivitas sel dan organ target.

Di dalam tubuh manusia, terdapat 7 kelenjar endokrin yang masing-


masing berperan dalam menghasilkan hormon-hormon tertentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Berikut adalah 7 kelenjar tersebut, yaitu:

1. Kelenjar Hipofisis

2. Kelenjar Tiroid

3. Kelenjar Paratiroid

4. Kelenjar Timus

5. Kelenjar Adrenal

6. Kelenjar Pankreas

7. Kelenjar Gonad (Ovarium dan Testis)

15
DAFTAR PUSTAKA

book, e. (2021, Feb 3). KLASIFIKASI, KODIFIKASI PENYAKIT DAN MASALAH


TERKAIT: ANATOMI, FISIOLOGI, PATOLOGI, TERMINOLOGI MEDIS
DAN TINDAKAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER, RESPIRASI DAN
MUSKULOSKELETAL. Retrieved from ebook.poltekkestasikmalaya.ac.id:
http://ebook.poltekkestasikmalaya.ac.id/2021/02/03/klasifikasi-kodifikasi-
penyakit-dan-masalah-terkait-anatomi-fisiologi-patologi-terminologi-medis-
dan-tindakan-pada-sistem-kardiovaskuler-respirasi-dan-muskuloskeletal/
Swawikanti, K. (2021, Jun 26). Macam-Macam Kelenjar Endokrin dan Hormon yang
Dihasilkan. Retrieved from www.ruangguru.com:
https://www.ruangguru.com/blog/sistem-endokrin

iii

Anda mungkin juga menyukai