Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM ENDOKRIN

DOSEN PEBIMBING:

NUR INSANI, S.ST, M.Biomed

NASRAZUHDY

MOHD SYUKRI, S.Kep, Ners, M.Kep

Ns. DEWI MASYITAH, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB

HIPNAWI, SST, M.Bmd

DISUSUN OLEH:

TiIA GITA CAHYANI (PO71200190068)

POLTEKKES JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dengan judul “Sistem Endokrin“

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pebimbing mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 26 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin .............................................................................. 2


2.2 Fungsi Sistem Endokrin ...................................................................................................... 13
2.3 Mekanisme Kerja Hormon .................................................................................................. 13

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tubuh manusia diatur oleh beragam senyawa kimia. Sistem kelenjar endokrin merupakan
salah satu sistem utama pada tubuh yang mengoordinasikan senyawa-senyawa kimia tersebut.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam
tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem
endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. Kinerja sistem endokrin berdampak kepada
hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi di tubuh manusia. Cabang kedokteran yang
mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu
kedokteran yang cakupannya lebih luas dibandingkan dengan penyakit dalam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi dan fisisologi sistem endokrin ?
2. Apa fungsi sistem endokrin ?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana anatomi dan fisisologi sistem endokrin
2. Untuk mengetahui fungsi sistem endokrin
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja hormon

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia
(hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu
(sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan
limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Permukaan sel kelenjar
menempel pada dinding stenois/kapiler darah. Hasil sekresinya disebut hormon. Hormon
merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh organ yang memiliki efek regulatorik spesifik
terhadap aktivitas organ tertentu, yang disekresi oleh kelenjar endokrin, diangkut oleh darah ke
jaringan sasaran untuk memengaruhi/mengubah kegiatan alat/jaringan sasaran. Hormon yang
dihasilkan ada yang satu macam hormon (hormon tunggal) di samping itu ada yang lebih dari
satu (hormon ganda). Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama
dengan sistem saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ
tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.

Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam
aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap (responsive cells) tempat terjadinya khasiat
itu (menurut Starling). Kekhususan yang dikaitkan dengan hormon adalah bahwa hormon adalah
zat kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah
yang sangat sedikit. Hormon yang dihasilkan langsung disekresikan ke dalam pembuluh darah,
dan di salurkan langsung ke tempat yang membutuhkan. Setibanya di tempat organ tujuan,
hormon melakukan kegiatan spesifik mengatur proses metabolisme dari organ tujuan.

2
A. Hipofise (Pituitari)

Kelenjar hipofise atau kelenjar pituitari, di kedokteran sering disebut sebagai kelenjar utama
atau master gland. Kelenjar ini, bersama-sama dengan kelenjar hipotalamus dan kelenjar
pineal, terletak di otak besar. Kelenjar hipofise merupakan sistem kontrol kapasitas seluruh
sistem energi kesehatan manusia. Di kelenjar ini pula dikontrol sistem pertahanan tubuh. Oleh
karena itu sedikit saja terjadi gangguan di kelenjar ini, pengaruhnya terhadap fungsi
tubuh menjadi sangat nyata.

Salah satu fungsi pertahanan tubuh kita adalah dengan "menangkap" penyakit ketika masuk
melalui jalan nafas. Jika terdeteksi keberadaan suatu sumber penyakit masuk ke tubuh kita,
dengan segera di tenggorok ditimbulkan sistem penangkapan virus yang berupa pilek, dan jika
ada suatu penyakit yang sudah terlanjur masuk ke paru-paru, sistem pertahanan kita memaksa
kita agar batuk-batuk untuk mengeluarkan penyakit dari paru-paru. Tapi jika setelan di sistem
energi hipofise terlalu besar, kita menjadi alergi. Kelenjar ini mempunyai diameter sekitar 1 cm
dan menempati suatu cela di dalam tulang sfenoid yang disebut sella tursika. Tulang kecil ini
terletak pada dasar tulang tengkorak, di belakang hidung, di atas sinus udara sfenoid. Kelenjar
tersebut menggantung dari hipotalamus, suatu massa jaringan saraf yang membentuk lantai
ventrikel ke tiga.

Pada manusia kelenjar ini mempunyai dua bagian utama yang mempunyai asal dan fungsi
yang berbeda.
1. Hipofisis anterior yang mengontrol kelenjar endokrin lain mempunyai asal dari pertumbuhan
keluar lapisan faring primitif pada embrio. Berikut adalah hormon – hormon yang dihasilkan
oleh hipofise anterior:

3
a. Tirotropin (Tyroid Stimulating Hormone) adalah glikoprotein yang menyebabkan pelepasan
tiroksin dan pembesaran kelenjar tiroid. Dalam keadaan tidak berfungsinya tiroid, kadarnya
berkurang ke kadar yang rendah.
b. Adrenokortikotrofik Hormon (ACTH) adalah polipeptida sederhana yang menyebabkan
pelepasan kortiko steroid dari korteks kelenjar suprarenal. Pembentuk ACTH yang
berlebihan oleh tumor basofil menyebabkan Sindrom Cushing.
c. Follice stimulating hormone (FSH) dan Liteinising hormon (LH) adalah glikoprotein yang
bekerja dalam peristiwa untuk memastikan aktifitas siklus ovarium, dan menyebabkan LH
untuk menghasilkan hormon-hormon seks. LH juga bereaksi untuk menstimulasi sel-sel
interstisial dari testis pria untuk menghasilkan testosteron.
d. Hormon pertumbuhan (GH) adalah protein yang bekerja pada keseluruhan tubuh untuk
menstimulasi pertumbuhan. Hormon ini menjamin frekuensi yang tepat dari pembentukan
protein. Tumor hipofisis yang menghasilkan GH dapat terjadi. Pada masa kanak-kanak hal
ini menyebabkan Gigantisme. Pada orang dewasa hal ini mengarah pada akromegali dengan
pertumbuhan rahang, tangan, dan visera yang berlebihan. Kerusakan hipofisis yang terjadi
pada masa kanak-kanak menyebabkan dwarfisme.
e. Prolaktin (P) adalah protein yang menstimulasi pertumbuhan dan aktifitas sekretori pada
payudara selama kehamilan dan laktasi. Hormon ini bekerja secara bersamaan dengan
hormon-hormon seks lainnya.
2. Hipofisis posterior adalah pertumbuhan ke bawah dari otak depan (forebrain). Sel-sel ini
disebut pituisit dan bekerja sebagai struktur penunjang bagi ujung-ujung saraf. Sekresi hormon
berlangsung hampir normal. Hormon ini disintesis dalam badan sel dan selanjutnya bergabung
dengan protein pembawa untuk mencapai kelenjar yang membutuhkan. Kelenjar ini terletak pada
nukleus supraoptik dan paraventrikular hipotalamus dan selanjutnya dibawah ke kelenjar
hipofise posterior di dalam aksoplasma serat-serat neuron yang berjalan dari hipotalamus.
Hormon-hormon kelenjar hipotalamus posterior.
a. Hormon antidiuretik (ADH) dibentuk di dalam nukleus supraoptik yang mengandung asam
amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan permeabilitas duktus dan mereabsorpsi
sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh, mempermudah difusi bebas air dari tubulus
cairan tubuh kemudian diabsorpsi secara osmosis. Bila cairan ekstraselular menjadi terlalu
pekat maka cairan ditarik dengan proses osmosis ke luar dari sel osmoreseptor sehingga

4
mengurangi ukuran sel dan menimbulkan sinyal saraf dalam hipotalamus yang menyekresi
ADH tambahan. Sebaliknya, bila cairan ekstraselular terlalu encer maka air bergerak melalui
osmosis dengan arah berlawanan dan masuk ke dalam sel. Keadaan ini akan menurunkan
sinyal saraf untuk menurunkan sekresi ADH. Salah satu rangsangan yang menyebabkan
sekresi ADH menjadi kuat adalah penurunan volume darah. Keadaaan ini terjadi secara hebat
saat volume darah turun 15-25% dengan kecepatan sekresi meningkat 50 kali dari normal.
b. Oksitosin hormon dibentuk dalam nukleus paraventrikel dan merupakan salah satu zat yang
dapat menimbulkan kontraksi pada uterus dalam keadaan hamil. Rangsang sangat kuat
terutama pada akhir kehamilan. Efek oksitosin selama masa persalinan meningkat pada
stadium akhir kehamilan sehingga menimbulkan sinyal saraf melewati hipotalamus. Efek ini
akan membantu dalam proses persalinan. Oksitosin juga mempunyai peranan penting dalam
proses pembentukan laktasi sehingga menyebabkan timbulnya pengiriman air, susu, dari
alveoli ke duktus sehingga dapat dihisap oleh bayi.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya ialah
mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan
Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal metabolisme Darah ke kelenjar tiroid
dibekalkan oleh arteri superior thyroid yang merupakan cabang pertama arteri external
carotid(ECA). Arteri ini menembusi pretracheal fascia sebelum sampai ke bahagian superior pole
lobe kelenjar tiroid. Saraf laryngeal terletak berhampiran(di belakang) arteri ini, jadi jika dalam
pembedahan tiroidektomi, kemungkinan besar saraf ini terpotong jika tidak berhati-hati.

5
Kelenjar tiroid juga dibekalkan oleh arteri inferior thyroid yang merupakan cabang daripada
thyrocervical trunk(cabang daripada arteri subclavian). Dalam 3% populasi manusia, terdapat
satu lagi arteri ke kelenjar tiroid, yaitu arteri thyroid ima.ma (pengeluaran tenaga) manusia.
Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon tiroid adalah sebagai berikut:
1. Transpor aktif iodida (senyawa yodium) dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel –
folikel. Proses ini dibntu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar tiroid, iodida dioksidasi sehingga menjadi iodin yang aktif dan dibantu oleh
TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan peroksidase. Reaksi
ini terjadi dalam molekul trigobulin dan membentuk iodotironin, di antaranya T4
(tetraiodothironin) dan T3 (triidothironin) yang terikat pada tirosin, dalam kelenjar tiroid
didapat dalam bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir adalah pelepasan iodothironin yang bebas ke dalam darah. Setelah trigobulin
dipecah, hidrolisis suatu protesi T4 dan T3 bebas dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam
darah.

Fungsi hormon tiroid


a. Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh, penggunaan energi
total.
b. Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan mempengaruhi beberapa reaksi metabolik dalam
tubuh.
c. Menambah sintesis asam ribonukleat (RNA) dan protein suatu aksi yang mendahului
meningginya basal metabolisme.
d. Dalam konsentrasi tinggi, keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein berkurang.
e. Menambah produksi panas dan menyimpan energi yang didapatkan pada konsentrasi hormon
tiroid yang tinggi.
f. Absorpsi intestinal dari gluklosa bertambah lancar oleh hormon tiroid yang memungkinkan
faktor toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme.

6
C. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel di bagian posterior dari masing-masing lobus kelenjar tiroid.
Berjumlah empat buah terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher.
Menghasilkan parathormon (PTH) untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan
ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal,
dan pelepasan kalsium dari tulang
Fungsi kelenjar paratiroid
a. Memelihara konsentrasi ion – kalsium yang tetap dalam plasma dan ddalam batas yang
sempit meskipun terdapat variasi – variasi yang luas.
b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal yang mempunyai efek terhadap
reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
c. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
d. Jika pemasukan kalsium berkurang maka hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
e. Dapat menstimulasi dan mentranspor kalsium dan fosfat melalui membran dari mitokondria.

D. Kelenjar Pienalis

Terletak di dekat otak, tepatnya di atas otak kecil. Berbentuk kecil, merah seperti sebuah
cemara. Menghasilkan dua hormon yaitu melatonin (bioritme pengaturan jam tidur) dan
serotonin (neurotransmiter yang aktif pada saat kita tidur)
Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar
kelamin yang berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh mata.
Kelenjar ini menyekresi melatonin dan zat lain yang serupa dan melewati aliran darah atau cairan

7
ventrikel III ke glandula hipofise anterior. Kelenjar ini juga menghambat sekresi hormon
gonadotropin dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi (kembali ke ukuran normal).

E. Kelenjar Timus

Timus terletak dibelakang sternum, didepan paru – paru dan jantung. Timus sangat
penting dalam perkembangan sitem limfatik. Timus mempunyai korteks yang terbungkus
sempurna dengan limfosit, dan medulla yang terdiri atas massa jarang dari sel-sel epitel. Sel-sel
epitel membentuk faktor “faktor humorik timik” yang menstimulasi sel-sel limfosit diseluruh
tubuh untuk membelah dan mengembangkan kemampuan mengenali dan menyerang benda
asing. Stuktur timus relative besar dan seperti daging pada masa bayi. Dan timus menjadi lebih
kecil setelah masa pubertas dan pada kehidupan dewasa.
Banyak respons-respons terhadap benda asing, semata-mata respons terhadap jaringan
yang ditransplantasikan ada banyak infeksi yang dimediakan, bukan oleh anti bodi yang larut
bersirkulasi tetapi oleh sel-sel. Sel-sel yang terlihat adalah limfosit. Asal perkembangan dari sel-
sel ini adalah didalam timus dalam kehidupan embrionik dan awal masa bayi. Dari tempat
asalnya ini sel-sel tersebut bermigrasi untuk menetap dalam jaringan limfoid diseluruh
tubuh. Pada tahap ini, timus penting untuk pertahanan hidup, kematian karena infeksi terjadi
setelah pengangkatan timus. Timus terus berlanjut untuk memberikan sumber minor limfosit dan
menghasilkan faktor-faktornya setelah tahp ini, tetapi setelah masa kanak-kanak system limfoid
menetap dan pengangkatan timus hanya memberikan dampak kerusakan kecil pada imunitas.

8
 Fisiologi kelenjar timus
Kelenjar timus adalah suatu sumber sel yang mempunyai imunologis. Sumber hormon
timik mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial
imonologis dalam banyak jaringan lain. Kemampuan itu mengaktifkan pertubuhan badan
sehingga pertumbuhan sangat meningkat pada masa bayi sampai masa remaja dan setelah masa
dewasa pertumbuhan akan bekurang sehingga mengurangi aktifitas kelamin.
 Kelainan pada kelenjar timus
1) Hiperplasi. Ditandai dengan adanya limfoid, folikel didalam medulla, dalam keadaan
normal tidak terdapat folikel limfoid. Hiperflasi merupakan kelainan pada otonium yang
reaksinya mempengaruhi neuromuscular grave shingga memudahkan seseorang terserang
penyakit dan daya imun berkurang.
2) Timoma Tumor. Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang ganas
yang memiliki sel epithelial neoplastik. Tumor menekan alat sekelilingnya sehingga
menimbulakan sesak nafas, batuk, dan nyeri ketika menelan.

F. Kelenjar Adrenal / Suprarenal / Anak Ginjal

Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks
suprarenal) dan bagian tengah (medula suprarenal).
Pada korteks dapat diidentifikasikan 3 zona jaringan terpisah :
a. Zona Glomerulosa, terbentuk dari sekelompok sel-sel kecil yang mensekresi
mineralokortikoid.
b. Zona fasikulata (masa terbanyak) terbentuk atas sel-sel kolumna yang mensekresi
glukokortikoid (dan sebagian hormone seks).

9
c. Zona Retikularis, jaringan tak teratur dari sel-sel sisanya yang dapat digunakan dalam
keadaan darurat.
Medulla Suprarenal terdiri atas massa kecil sel-sel kromafin dengan sinus-sinus vena
diantaranya. Medulla suprarenal berasal dari jaringan saraf premitif, dan secara fungsi
berhubungan dengan system saraf autonom, medulla suprarenal mensekresi adrenalin dan
noradrenalin. Medulla suprarenal tidak penting dalam kehidupan.
Salah satu hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin yang berfungsi mengubah
glikogen menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin.
Walaupun bekerja berlawanan tapi tujuannya sama, yaitu untuk mengatur kadar gula dalam
darah tetap stabil. Apabila kita terkejut/takut anak ginjal memproduksi hormon adrenalin yang
mengakibatkan denyut jantung meningkat.
Hipofungsi kelenjar adrenal mengakibatkan penyakit addison dengan gejala timbul
kelelahan, berkurangnya nafsu makan, mual, muntah, dan meningkatnya pigmen melanin.
Sedangkan hiperfungsi adrenal menyebabkan tumor kelenjar adrenal dengan akibat penyakit
“Sindrom Cushing” dengan gejala : badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti bulan
purnama, punuk lembu di punggung dan perutnya menggantung. Selain itu, kulit wajah
memerah, hipertensi dan ketahanan terhadap stres menurun.
Hormon dan fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal, yaitu :
1. Bagian Korteks Menghasilkan :
a. Hormon glukokortikoid (kortikosteroid/kortison) Fungsinya menurunkan metabolisme
hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, mengurangi
kekebalan.
b. Hormon Mineralokortikoid Fungsinya meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan
Na+ dan Ce- dalam tubuh, regulasi air.
2. Bagian Medula Menghasilkan :
a. Hormon Adrenalin Fungsinya mempercepat kerja jantung, menaikkan tekanan darah,
mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan gula darah,
mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
b. Hormon Non Adrenalin Fungsinya menurunkan tekanan darah dan denyut jantung,
biasanya adrenalin dan non adrenalin bekerja antagonis.

10
G. Kelenjar Kelamin
1. Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan
dirangsang oleh FSH.
a. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder
pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
b. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang
sudah dibuahi.
2. Testis
Testis pada mamalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal),
tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus. Testis mensekresikan hormon testosterone yang
berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda
kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH.
Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang
berasal dari hipotalamus.

H. Kelenjar Pankreas

Kelenjar Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti:
1. Insulin yang dihasilkan sel beta

11
2. GHS yang dihasilkan sel epsilon
3. GHIH yang dihasilkan sel delta
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari). Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar
gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula
dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel
pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi
glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
Pankreas adalah kelenjar panjang yang agak menyempit. Letaknya di belakang usus
duabelas jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut kepulauan Langerhans. Kepulauan
Langerhans ini menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang digunakan untuk mengatur
jumlah gula dalam darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen
untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat ketika tubuh membutuhkan
tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hati akan diubah oleh glukagon menjadi
glukosa yang dapat digunakan sebagai energi tambahan.
Pankreas juga mengandung sel yang menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas
adalah getah pencernaan yang mempunyai peran penting dalam mengolah tiga kelompok bahan
makanan organik utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama
terdiri dari air, bikarbonat, dan enzim yang dapat dibedakan atas enzim tripsin, enzim amilase,
serta enzim lipase.
Getah pankreas dialirkan ke usus duabelas jari melalui dua saluran di sepanjang pankreas.
Pada usus duabelas jari, bikarbonat menetralisir chymus asam. Tripsin bekerja atas protein dalam
makanan dan membantu menyempurnakan proses pencernaan makanan di dalam lambung
bersama-sama dengan enzim pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Amilase berperan dalam
melanjutkan proses pemecahan karbohidrat yang telah dimulai oleh enzim ptyalin dalam air
ludah. Sementara itu, lipase mempunyai peran yang tak kalah penting dalam proses pemecahan
lemak.

12
2.2 Fungsi Sistem Endokrin
Masing-masing kelenjar yang ada dalam tubuh mempunyai fungsi yang berbeda-beda
tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar
endokrin yaitu ialah :

1. Penghasil Hormon
Kelenjar endokrin berperan dalam menghasilkan berbagai macam jenis hormon yang
nantinya akan disalurkan ke darah apabila dibutuhkan oleh jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol Aktivitas
Kelenjar endoktrin berperan dalam mengontrol aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat
berfungsi dengan normal dan maksimal.
3. Merangsang Aktivitas
Kelenjar endoktrin juga berperan dalam merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk
kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.
4. Pertumbuhan Jaringan
Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan
tersebut berfungsi maksimal.
5. Mengatur Metabolisme
Kelenjar endoktrin juga berperan dalam mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi
tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.
6. Metabolisme Zat
Kelenjar endoktrin berperan dalam mempengaruhi fungsi metabolisme lemak, vitamin,
metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.

2.3 Mekanisme Kerja Hormon


Pekerjaan hormon adalah interaksi hormon dengan makromolekul spesifik yang disebut
resepto hormon dalam sel jaringan. Reseptor hormon berada di permukaan sel (cell surface
receptor) dan dalam sitoplasma sel (intercellular receptor). Reseptor tersebut membentuk suatu
kompleks hormon reseptor yang akan memengaruhi sel.
Fungsi dari reseptor adalah:
1. Mengenal hormon yang diperlukan sel

13
2. Reseptor dan hormon membentuk suatu kompleks hormon reseptor
3. Kompleks hormon mengaktifkan sel yang bersangkutan untuk aksi biokemis di dalam sel

Pada taraf akhir dari kerja hormon adalah interogator di dalam metabolisme dalam organ
tujuan. Jika respons yang diberikan oleh target organ, maka akibat pemberian dari satu hormon
respons yang diberikan makin jelas terlihat pada setiap tahap berikutnya. Dalam melaksanakan
kerjanya, hormon-hormon saling bekerja sama bergantung pada intensitas kerja masing-masing
hormon.

Dalam keadaan fisiologis, hormon di dalam peredaran darah mempunyai mekanisme


pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum dalam menjaga
keseimbangan dalam organ tujuan yang berada di bawah pengaruhnya. Mekanisme pengaturan
ini disebut sistem umpan balik negative. Misalnya, hipofise terhadap hormon seks yang
dihasilkan oleh gonad hipofise pars anterior menghasilkan gonadotropin, merangsang kelenjar
gonad untuk menghasilkan hormon seks. Bila hormon seks dalam peredaran darah mencapai
keadaan yang melebihi sehingga produksi hormon lebih tinggi, hormon seks akan menghambat
hipofise untuk mengurangi produksi hormon gonadotropin sehingga hormon seks menurun
mencapai kadar optimum.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostatis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi. Pada sistem
endokrin ini terdapat beberapa kelenjar diantaranya hipofisis anterior posterior, kelenjar thyroid,
empat kelenjar parathyroid, dua kelenjar edrenal, pulau langerhans, dua ovarium, dua testis,
kelenjar pineal, kelenjar timus. Mekanisme kelenjar endokrin pertama akan mengeluarkan
hormone bila ada stimulus atau rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut
oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut
akan merespon.

B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk
itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2011.Anatomi Fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan dan


kebidanan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/07/sistem-endokrin-resume-anfisman.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin

16

Anda mungkin juga menyukai