id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sawo
a. Taksonomi
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Familia : Sapotaceae
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
b. Distribusi
dan dibawa oleh bangsa Spanyol dari tempat asalnya. Ditempat asalnya,
tanaman ini disebut sebagai zapotilo dari bahasa Spanyol (Orwa et al,
2009).
c. Morfologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
keluhan penyakit pernafasan. Selain itu, bagian daun yang telah tua
demam, dan diare. Kulit dari batang kayu tanaman sawo dapat direbus
commit to user
diare dan disentri. Sedangkan bagian biji buah yang dihaluskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
bagian dari tanaman sawo telah cukup banyak dilakukan. Efek anti
pada tikus yang disuntik dengan dosis.bahan ekstrak sebesar 500 mg/kg
intestinal. Selain itu, dalam penelitian yang sama juga didapatkan hasil
yang berasal dari kandungan flavanoid dan alkaloid pada daun tanaman
sawo (Yegash et al, 2011). Bagian daun dari tanaman sawo juga diteliti
acetone (Mital et al, 2012). Efek dari ekstrak daun sawo terhadap
penurunan suhu tubuh dari hewan coba (Amlan et al, 2013). Penelitian
yang hampir sama dengan efek yang didapatkan pada obat standar
piperazine (Hoskeri et al, 2012). Pada bagian akar tanaman sawo juga
(Sakala et al, 2013). Bagian bunga tanaman sawo juga telah diteliti
buah sawo yang umum dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu
ektraksi dengan menggunakan etanol 80% selama 2 jam pada suhu 40-
0
C (Woo et al, 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
e. Kandungan Kimia
bahan tambahan dan hasil produksi tanaman dalam melindungi diri dari
serangan bakteri, jamur, dan virus, proses interaksi antar tanaman, serta
manusia dengan zat yang dapat memiliki efek racun bagi tubuh (Alan et al,
2006).
1) Flavonoid
besar pada lapisan epidermis daun dan kulit buah. Fungsi dari
commit topengobatan.
dalam berbagai aplikasi user Flavonoid memiliki efek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
merah dan sel darah putih yang segar ke daerah luka untuk
(Hasanoglu et al, 2001; Zeid et al, 2007). Lebih jauh, efek dari
2) Saponin
(Alan et al, 2006). Walau dapat bersifat racun, efek dari saponin
3) Tanin
tanin yang dapat berfungsi sebagai zat perekat antar jaringan akan
kontraksi luka
2. Anatomi Kulit
bagian tubuh paling luas dari keseluruhan organ yang dimiliki manusia.
Dengan luas permukaan kulit yang mencapai 1,2 hingga 2,3 m2 pada tubuh
manusia dewasa, berat kulit dapat mencapai 16% dari berat total tubuh
manusia. Kulit sebagai organ terluar dan berfungsi sebagai salah satu
dan lapisan subkutan atau hipodermis. Setiap lapisan memiliki fungsi dan
anatomi yang berbeda-beda. Pada lapisan epidermis tersusun atas epitel pipih
berlapis pada bagian terluar, kemudian pada lapisan dermis terdiri dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
jaringan pengikat dan pada lapisan subkutan atau hipodermis terdiri dari
a. Epidermis
100 mikrometer pada kulit tipis dan 400 hingga 600 mikrometer pada
kulit tebal. Lapisan epidermis yang tersusun atas epitel pipih berlapis
semakin tua akan mendekati lapisan terluar pada akhir siklus pergantian
sel yang kemudian akan terkelupas sebagai lapisan paling luar dari
(Eroschenko, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
b. Dermis
2010).
2) Stratum retikulare
stratum retikulare tidak memiliki batas yang jelas dan pada bagian
3) Hipodermis
atasnya. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar untuk dapat
3. Luka
kulit manusia dan menjadi penyebab paling sering terjadinya luka pada kulit.
Kulit dan organ lunak lainnya akan bereaksi terhadap gaya mekanis dengan
berbagai jenis cedera yang dapat terjadi. Dari trauma mekanis dapat
mengakibatkan jenis luka pada kulit seperti abrasi, kontusio, laserasi, luka
insisi, dan luka tusuk (Kumar dkk, 2007). Khusus pada kulit, luka insisi
merupakan jenis luka yang paling sering terjadi. Luka insisi atau luka sayat
pada kulit sering terjadi karena proses terjadinya luka yang cukup cepat. Luka
insisi yang disengaja dapat dicontohkan pada saat tindakan operasi medis
al, 2007).
Apabila luka pada kulit ini dibiarkan, akan menjadi area terbuka yang
dari infeksi terhadap luka pada kulit yang diakibatkan oleh luka insisi Secara
melibatkan berbagai mediator, sitokin, dan sel yang berbeda-beda fungsi yang
terjadi perlukaan dengan peran penting dari komponen darah yang mengalir
pembekuan darah segera setelah terjadi kontak dengan kolagen dan elemen
proliferasi juga telah dimulai dengan mitosis sel-sel epidermis dan migrasi sel
2007)
dan kapiler baru yang terletak di matriks ekstra sel longgar. Fungsi dari
Pada hari ke-5, serabut kolagen akan nampak jelas disertai diferensiasi
epidermis secara normal (Kumar et al, 2007). Pada akhir minggu pertama
awal. Proses maturasi sendiri terdiri atas penyerapan kembali jaringan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
banyak dihasilkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
5. Fibroblast
2008).
reseptor. sifat reseptor yang dapat memacu atau menghambat aktivasi sel
sesuai dosis rangsang yang didapat disebut sifat bifasik (Kanzaki et al, 1998).
lingkungan yang cukup lembab dan cukup kolagen. Produksi kolagen oleh
proses penyembuhan luka justru akan merusak kolagen terbentuk dan masih
kering. Kondisi lingkungan luka yang kering dengan jumlah kolagen yang
sedikit ini berakibat proliferasi fibroblast terhambat pada awal fase proliferasi
luka yang kurang tepat. Hal ini meliputi kesalahan yang terjadi dalam
obat-obat sitotoksik, terapi steroid jangka panjang, dan radio terapi (Clarke et
al, 2000).
proliferasi dan migrasi sel untuk penyembuhan luka yang terjadi dalam
luka akan dibuang oleh jaringan dalam proses penyembuhan luka. Namun,
luka ikut terkelupas sehingga fase inflamasi menjadi lebih panjang (Morison,
2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
serta benda asing dapat menjadi sumber infeksi . Proses terjadinya infeksi di
daerah luka akan memperberat proses penyembuhan luka (Harris dan Freaser,
2004).
proses tersebut. Jika terjadi trauma berulang pada luka dapat merusak
pembuluh darah baru yang terbentuk. Kondisi ini akan fase inflamasi kembali
kurangnya berbagai zat gizi yang diperlukan, seperti protein dan vitamin.
Kebutuhan protein dan kalori pada orang dengan luka akan lebih tinggi dari
penyembuhan luka dengan daya regang yang kecil dan menyebabkan luka
tersebut akan mudah untuk terbuka kembali oleh trauma ringan yang
sistem imun menjadi tidak efisien. Proses infeksi yang terjadi dalam luka
proses penyembuhan luka dan memicu timbulnya infeksi endogen pada luka
(Morison, 2004).
yang diberikan dalam penanganan luka sejak awal proses hingga akhir proses
produk dan bahan dalam perawatan luka, serta evaluasi berkala terhadap
hambatan dan tidak sesuai maka akan menghambat proses penyembuhan luka
jangka panjang, dan penerapan radio terapi. Jenis obat-obat sitotoksik dapat
2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
7. Ekstraksi
Proses pembuatan ekstraksi dari buah sawo adalah melalui proses
isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tanaman akan
terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara
di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam
sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan
dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan
8. Tikus Putih
1995).
bahwa banyak gen tikus relatif mirip dengan manusia. Tikus putih sebagai
commit to user
binatang menyusui (mamalia) juga dijadikan salah satu indikator alasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
cocok untuk digunakan dalam eksperimen massal. Selain itu tipe bentuk
badan tikus kecil, mudah dipelihara dan obat yang digunakan di badannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
B. Kerangka Pemikiran
Luka Sayat
Ekstrak Buah
(Menggunakan Pisau Bedah) Sawo
Fase Inflamasi
Antibakteri
Fase Homeostasis
Fase Proliferasi
Meningkatan Proliferasi
Fibroblast TGF β Saponin
Meningkatan Migrasi
Fibroblast Proteolitik
Meningkatan Jumlah
Fibroblast
Mempercepat Kolagenasi Angiotensin Tanin
Mempercepat Angiogenesis
Fase Remodeling
Menghambat
Perbaikan Jaringan
Memacu
C. Hipotesis
dalam peningkatan proliferasi dan jumlah sel fibroblast pada proses penyembuhan
commit to user