ANTIDIABETES
Disusun oleh :
Kelompok 2
Benson 1606876960
Charisa Diah Iswari 1606875011
Hamida Fatimah Zahra 1606924253
Salsabiela Haz 1606923856
Theodora Rachel 1606879760
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Sediaan
Nutrasetika. Makalah ini diharapkan dapat memberikan penjelasan serta informasi
lebih dalam mengenai ”Nutrasetika untuk Pasien Diabetes”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengalami banyak kesulitan dan
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Oleh sebab itu, penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama
kepada dosen pengampu mata kuliah Teknologi Sediaan Nutrasetika, Ibu Silvia
Surini M.Pharm.Sc., Ph.D. dan Ibu Ayun Erwina Arifianti M.Farm., Apt. yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penyusun maupun para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1Model Aksi kayu manis polifenol (CP) dalam jalur transduksi sinyal
insulin yang mengarah ke efek menguntungkan pada orang dengan
resistensi insulin (Cao et al, 2007)...........................................................9
Gambar 2 Struktur polimer procyanidin type A pada cinnamon yang dapat
meningkatkan aktivitas insulin .............................................................. 11
Gambar 3 Ekstrak air dari cinnamon meningkatkan aktivitas insulin secara in vitro.
Grafik bar pertama di setiap level insulin hanya menunjukkan insulin
(tanapa penambahan fraksi cinnamon). Bar kedua (abu-abu)
menunjukkan fraksi cinnamon yang dimurnikan (7mg/ml) .................. 12
Gambar 4 Efek signfikan dari cinnamon pada glukosa (a) dan kolestrol (b) dari
pasien DM tipe 2 yang mengonsumsi obat sulfonylurea. ...................... 13
Gambar 5 Struktur Flavonoid................................................................................. 23
Gambar 6 Struktur Flavonoid O-glikosida dan Flavonoid C-glikosida ................. 24
Gambar 7 Mekanisme Kerja Flavonoid C-glikosida sebagai antidiabetes............. 25
Gambar 8 Pengobatan Dieckol Menginduksi Peningkatan dari Fosforilasi Baik
AMPK dan Akt Tergantung Dosis ........................................................ 28
Gambar 9 Hasil Pengamatan Berat Badan Tikus dan Kadar Glukosa Darah selama
Percobaan............................................................................................... 29
Gambar 10 Efek dari Dieckol pada Tingkat Insulin Darah .................................... 30
Gambar 11 Barberry............................................................................................... 31
Gambar 12 Berberin ............................................................................................... 32
Gambar 13 Mekanisme translokasi GLUT4 (Hu, 2010) ........................................ 34
Gambar 14 Mekanisme Aksi Berberin (Prabhakar, 2011) ..................................... 34
Gambar 15 Contoh Produk Supplemen dari Berberis vulgaris .............................. 35
Gambar 16 Struktur kimia oleuropein (Fujiwara et al., 2017) ............................... 36
Gambar 17 Pengaruh oleuropein terhadap uptake glukosa .................................... 36
Gambar 18 Produk oleuropein : Olive Leaf dair NusaPure ................................... 37
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1
e. Bagaimana efek terapi dan efek samping dari bahan alam tersebut?
f. Bagaimana contoh produk bahan alam yang telah beredar di pasaran?
2
BAB 2
ISI
2.1. Pendahuluan
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, resistensi insulin
(sensitifitas), ataupun keduanya (Kumar, 2013). Hal ini terkait dengan kelainan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat mengakibatkan
komplikasi. Berikut merupakan klasifikasi tipe diabetes melitus (Katzung,
2012):
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini disebabkan oleh destruksi sel beta pankreas yang
disebabkan oleh autoimun. Tipe 1 dikenal juga sebagai insulin-dependent
diabetes melitus (IDDM). Penghancuran sel beta pada diabetes Tipe 1
dihasilkan dari interaksi faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan
termasuk infeksi virus (terutama enterovirus), paparan mikroorganisme
menular (seperti Helicobacter pylori), paparan protein susu sapi dan
kurangnya vitamin D.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes tipe ini disebabkan oleh resistensi terhadap insulin, sehingga
reseptor tidak mampu merespon insulin secara normal. Tipe 2 dikenal juga
sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) dan merupakan
penyakit kompleks multifaktor. Faktor lingkungan seperti gaya hidup dan
pola makan dapat menjadi faktor resiko terjadinya diabetes tipe ini.
3. Diabetes Mellitus Tipe 3
Diabetes mellitus yang disebabkan oleh naiknya kadar glukosa dalam darah
karena penyebab spesifik lainnya. Contoh penyebabnya yaitu
pankreatektomi, pankreatitis, penyakit-penyakit nonpankreatik,
penggunaan obat, dan lain-lain.
4. Diabetes Mellitus Tipe 4 (Gestasional DM)
Gestational diabetes mellitus adalah suatu keadaan abnormal level gula
darah yang terjadi pada saat masa kehamilan.
3
Menurut WHO tahun 2013, sebanyak 80% penderita diabetes melitus di
dunia berasal dari negara berkembang, salah satunya yaitu Indonesia. Indonesia
menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah pasien diabetes mellitus
dengan prevalensi 6,67% dari total penduduk sebanyak 258 juta (IDF, 2015).
Kejadian diabetes melitus di Indonesia merupakan penyebab kematian
tertinggi nomor 3 setelah penyakit stroke dan jantung (Kemenkes RI, 2014).
Diabetes tipe 2 merupakan 90% penyebab dari seluruh diabetes (Depkes,
2014).
4
Situs aksi terapi pengobatan DM Tipe 2
Gambar 1Model Aksi kayu manis polifenol (CP) dalam jalur transduksi
sinyal insulin yang mengarah ke efek menguntungkan pada orang
5
dengan resistensi insulin (Cao et al, 2007)
1. CP aktivasi reseptor insulin dengan cara meningkatkan fosforilasi
insulin dan dengan mengurangi aktivitas fosfatase (PTP-1B :
Phophotyrosine phosphatase) yang menonaktifkan reseptor
2. CP meningkatkan jumlah reseptor insulin dan protein GLUT4
3. CP meningkatkan aktivitas glikogen sintase dan akumulasi glikogen
4. CP mengurangi aktivitas glikogen sintetase kinase-3 (GSK-3)
5. CP meningkatkan jumlah protein tristetraprolin (TTP) dan
6. CP dapat meningkatkan aktivitas TTP dengan mengurangi
fosforilasi melalui penghambatan aktivitas GSK3
Penghambatan terhadap PTP-1B (enzim yang berfungsi untuk
defosforilasi reseptor insulin) bersifat spesifik, dikarenakan tidak ada
penghambatan terhadap alkaline fosfatase. PTP-1B secara khusus
mendefosforilasi suatu fosfopeptida dari subunit reseptor β insulin
(Imparl-Radosevich et al. 1998).
Campuran Cinnamon dan Madu memiliki efek kesehatan yang
menguntungkan. Meskipun madu memiliki rasa manis, tetapi jika
digunakan pada dosis yang tepat sebagai obat, maka tidak
membahayakan pasien diabetes. Campuran ini menghasilkan efek
pembersihan dalam sistem pencernaan, yang akan mengeliminasi
parasit, jamur, dan bakteri. Mikroorganisme dapat memperlambat
proses pencernaan sehingga dapat menyebabkan penumpukan racun.
Pembersihan akan menurunkan berat badan, sehingga menghilangkan
faktor risiko diabetes mellitus. Campuran ini diketahui bisa menurunkan
waktu dan kecepatan pengosongan lambung sehingga secara signifikan
mengurangi kadar gula darah setelah makan.
2.2.2. Komponen Cinnamon
Konstituen utama pada kulit kayu manis adalah minyak
cinnamon yang utamanya mengandung asam sinamat, sinnamaldehid,
dan sinamat alkohol. Sinnamaldehid paling banyak yaitu rentang
konsentrasi dari 6000-30.000 ppm. Aktivitasnya dapat sebagai anestesi,
antibakteri, anti inflamasi, anti borok, antivirus, inhibitor COX-2,
hipotensi, tranquilizer, dll. Sinnamaldehid juga menunjukkan aktivitas
menurunkan kadar glukosa dan lipid pada tikus, meningkatkan sirkulasi
6
insulin, menurunkan HbA1c, dan mengembalikan aktivitas enzim plasma
termasuk aspartat aminotransferase, alanin aminotransferase, laktat
dehidrogenase, dan fosfatase alkali dan asam (Subash et al, 2007).
Sinnamaldehid sebagai agonis TRPA1 pada sel epitelial lambung pada
tikus mengurangi asupan makanan kumulatif dan tingkat pengosongan
lambung.
Asam Sinamat dan derivatnya juga dilaporkan memiliki varietas
aktivitas farmakologi termasuk antioksidan dan efek antihiperglikemik.
3,4-Di(OH)-cinnamate dan 3,4-di(OH)-hydroxycinnamate menurunkan
kolestrol dan trigliserida pada tikus sebagai HMG-CoA reductase hati.
Anderson et al. (2004) menyatakan bahwa aktivitas potensial insulin in
vitro dalam kayu manis ada dalam fraksi air. Ekstrak air dari “kayu manis
bekas”, di mana banyak komponen organik yang ditemukan dalam kayu
manis, termasuk sinnamaldehid yang dihilangkan ketika minyak kayu
manis diekstraksi dari seluruh kayu manis, dimana pada dasarnya
memiliki aktivitas mempotensiasi insulin in vitro yang sama seperti
ekstrak dari kayu manis sebelum minyak kayu manis dihilangkan. Isolasi
dan karakterisasi dilakukan dari senyawa potensial insulin yang terdapat
dalam ekstrak air kayu manis. Struktur kelas senyawa polifenol kayu
manis yang larut dalam air yang ditunjukkan untuk menampilkan
aktivitas potensial insulin dapat dilihat pada gambar di bawah
7
Gambar 2 Struktur polimer procyanidin type A pada cinnamon yang
dapat meningkatkan aktivitas insulin
8
jumlah kapsul untuk setiap grup berbeda-beda).
Gambar 4 Efek signfikan dari cinnamon pada glukosa (a) dan kolestrol
(b) dari pasien DM tipe 2 yang mengonsumsi obat sulfonylurea.
Nilai pada Gambar xx hanya pada 10 orang yang menerima
cinnamon 1 gram dan grup plasebo 10 orang. Tidak ada perubahan
signfikan pada tiga grup plasebo. Nilai setelah 20 hari pembersihan dari
cinnamon (hari ke 40-60), kembali ke baseline tetapi masih secara
signifikan lebih rendah dari nilai-nilai pada awal penelitian. Hasil ini
pada dasarnya mengkonfirmasi efek kayu manis karena hasil kelompok
2 dan 3 mengikuti pola yang sama dengan kelompok 1 baik grup yang
menerima kayu manis maupun plasebo.
Dosis pemakaian campuran cinnamon dan madu yaitu ½ sendok
9
teh kayu manis dengan 1 sendok teh madu (1:2) . Campuran ini
dikonsumsi dengan cara :
2.3. Fenugreek
Biji dari Fenugreek (Trigonella foenum-graecum) digunakan sebagai agen
antidiabetes pada pengobatan tradisional. Pembuktian aktivitas antidiabetes
dari fenugreek telah dicoba pada berbagai hewan studi seperti tikus, mencit,
kelinci dan anjing, dimana konsumsi oral bijinya atau ekstrak secara konsisten
menunjukkan efek hipoglikemik. Biji Fenugreek merupakan sumber serat
makanan yang sangat baik, seratnya bisa mencapai 51,7% yang terdiri atas
19,2% serat mucilago dan 32,5% serat netral, dan oleh karena itu bermanfaat
sebagai antidiabetes
2.3.1. Mekanisme Kerja
Mekanisme dari fenugreek sebagai antidiabetes diketahui dari studi
terhadap hewan, yaitu :
(1) Kemampuan serat makanan untuk memperlambat pengosongan
lambung (serat dapat langsung mengganggu absorpsi glukosa),
(2) Menekan pelepasan GIP (Peptida penghambat lambung), dimana
fungsi dari GIP yaitu menurunkan pelepasan asam lambung dan
motilitas, sehingga jika GIP dihambat, motilitas & asam meningkat.
(3) Menekan pelepasan insulinotropic hormon, dimana normalnya
hormon ini dilepaskan dari usus halus yang akan meningkatkan
pelepasan insulin setelah asupan makanan. Hormon insulinotropic adalah
anggota dari keluarga hormon incretin, di mana anggota utama lainnya
adalah hormon peptida seperti glukagon 1
11
2.3.2. Komponen Fenugreek
Efek hipoglikemik dari fenugreek awalnya
dikaitkan dengan alkaloid utamanya, yaitu
Trigonelin dan fraksi yang kaya alkaloid.
Kandungan Trigonelin sebesar 0,1-0,15% dari
berat biji. Trigonelin adalah derivat vitamin B3
dengan rasa pahit. Pada biji kopi hijau,
Gambar xx : Struktur
Trigonelin kandungannya sebesar 0,6%-1%. Ketika biji kopi
dipanggang pada suhu 230⁰C, sekitar 85%
trigonelline dipecah menjadi asam nikotinat.
Kemudian, sekarang ini diyakini bahwa selain efek dari alkaloid ,
serat sebesar 52% pada fenugreek berperan menurunkan kadar gula. Gel-
forming dietary fiber (Serat yang larut) yang mengurangi pelepasan
hormon insulinotropic dan gastric inhibitory polypeptides. Selain itu, 4-
Hydroxy isoleucine yang diisolasi dari biji fenugreek dapat
meningkatkan glukosa-induksi pelepasan insulin dari islet langerhans
yang diisolasi dari tikus dan manusia.
2.3.3. Dosis dan Cara Pakai
Madar dan Arad (1989) mengamati bahwa terdapat penurunan
signifikan glukosa darah tanpa perubahan nilai insulin pada pasien DM
tipe 2 yang diberikan 15 gram fenugreek per hari. Pada pasien DM tipe
1, administrasi 25 gr/hari biji fenugreek meningkatkan profil glukosa
plasma dan glikosuria, dan mengurangi kebutuhan insulin setelah 8
minggu pengobatan. Dalam percobaan jangka panjang, 100 gr biji
fenugreek yang dihilangkan lemaknya diberikan kepada penderita
diabetes tipe 1 selama 10 hari , hasilnya terjadi pengurangan nilai glukosa
puasa dan urinasi glukosa, dan meningkatkan toleransi glukosa, nilai
serum kolestrol juga berkurang signifikan.
Konsumsi fenugreek (10 gr) 3 jam sebelum beban glukosa (1
gr/kg) oleh sukaralewan puasa menghasilkan efek hipoglikemik yang
signifikan pada individu diabetes, sementara itu tidak berpengaruh pada
individu normal. Biji Fenugreek dimasukkan ke dalam makanan harian
12
sebesar 25-50 gram dapat menjadi terapi suportif yang efektif dalam
memanajemen diabetes.
Berbagai cara mengonsumsi fenugreek untuk mendapatkan
keuntungan maksimal (Rupani M.K, 2017), yaitu (1) Keringkan biji
fenugreek dengan api sedang-tinggi selama satu hingga dua menit, aduk
sesering mungkin dan tambahkan 1 sendok teh di atas kari, salad, dan
hidangan tumis, atau (2) Rendam 1 sendok teh semalaman dalam air dan
teguk keesokan paginya dengan 1 gelas air, atau (3) Tumbuhkan biji
fenugreek dengan merendamnya dalam air semalaman, simpan di dalam
toples yang ditutup dengan kain selama beberapa hari sampai tunas kecil
muncul. Biji fenugreek yang tumbuh dapat ditambahkan ke semua jenis
salad, atau (4)Jika daun fenugreek segar, dapat ditambahkan ke roti,
paratha, dosas, dan idlis
Tabel 1 Efek dari Trigonelline pada Diabetes dan Komplikasinya secara In Vivo
dan In Vitro
Properties Model Species/ Dose Effects
Exposure
1.Hypoglycemi Type 2 Male KK-Ay/Ta 0.056% of the (1) Peningkatan
c Effect Diabetic Jcl and Diet for 28 Days toleransi glukosa
Mice C57BL/6J mice pada pasien DM
(6 weeks old) dengan obesitas pada
hari 22-23;
(2) Peningkatan rasio
glukokinase hati /
glukosa 6-fosfatase &
13
penurunan serum
TNF-α
Streptozocin- Sprague-Dawley 50 mg/kg (i.g.) Secara Progresif
and Rats for 28 days menurunkan level
highcarbohyd (180-220 g) glukosa
rate/
high-fat
diet-induced
Type 2
diabetes
Alloxan- Sabra Albino Rats 250 or 1000 Efek hipoglikemik
induced mg/kg via a ringan dan sementara
Diabetes stomach tube or
in the
drinking water
2 Inhibition of In vitro using New Zealand IC50=19 mM Inhibition of
intestinal rabbit White Rabbit intestinal sodium-
glucose intestinal dependent
uptake brush border glucose uptake
membrane
vesicles
3 Increased Laki-laki 15 laki-laki 500 mg/kg (i.g.) Pengurangan glukosa
glucose obesitas obesitas (Mean 15 min darah, tidak
tolerance age following a 2 h, berpengaruh pada
39.9±16.5 years 75 g OGTT AUC glukosa selama
and body mass OGTT
index 27.6±2.2
kg/m2)
Non-obese Male Wistar 0.056% of the Menurunkan kadar
type 2 (Normal Control) diet for 43 glukosa antara 15-60
diabetic rats and GK rats (8 Days menit OGTT
weeks old) dibandingkan dengan
14
kontrol, yaitu
meningkatkan
toleransi glukosa
4. Improved Non-obese Male Wistar 0.056% of the Peningkatan kadar
insulin type 2 (Normal Control) diet for 43 insulin setelah 15
resistance diabetic rats and GK rats (8 Days menit OGTT,
and _ cell weeks old) penurunan bertahap
regeneration selama 120 menit
berikutnya (tidak
seperti peningkatan
bertahap yang diamati
pada tikus kontrol)
Type 2 Male KK-Ay/Ta 0.056% of the Pengurangan insulin
Diabetic Jcl and diet for 28 serum puasa
Mice C57BL/6J mice Days
(6 weeks old)
Overweight 15 overweight 500 mg/kg (i.g.) Penurunan level
Men men (Mean age 15 min insulin, tidak berefek
39.9±16.5 years) following a 2 h, pada AUC selama
75 g OGTT OGTT
15
5. Incretin Overweight 15 Overweight 500 mg/kg (i.g.) No effect on overall
men Men (Mean age 15 min glucagon-like
39.9±16.5 years) following a 2 h, peptide-1
75 g OGTT or gastric inhibitory
peptide secretion
pattern following an
OGTT
6. Non-obese Male Wistar 0.056% of the (1) Mengurangi
Hypolipidemic type 2 (Normal diet for 43 trigliserida serum dan
Effect diabetic rats Controls) and Days hati
Goto-Kakizaki ; (2) Mengurangi
(GK) rats (8 Penurunan aktivitas
weeks old) sintase asam lemak
hati dan peningkatan
aktivitas transferase
karnitin palmitoil dan
glukokinase hati
Type 2 Male KK-Ay/Ta 0.056% of the Mengurangi
Diabetic Jcl and diet for 28 trigliserida di hati dan
Mice C57BL/6J mice Days jaringan adiposa
(6 weeks old)
Streptozocin- Sprague-Dawley 50 mg/kg (i.g.) Mengurangi total
and rats (180-220 g) for 28 days serum kolestrol dan
highcarbohyd trigliserida
rate/
high-fat
diet-induced
Type 2
diabetes
Rats (Model Rats (Strain and Dose and route Penurunan kadar
not weight not of kolestrol total dan
provided) provided) kolestrol bebas
16
administration
not provided
7. Antioxidant HT-29 cells HT-29 cells ≥30 μM (24 h Diminished cellular
Effect incubation) ROS
level
Streptozocin- Sprague-Dawley 50 mg/kg (i.g.) Mengurangi
and high rats (180-220 g) for 28 days kandungan
carbohydrate/ malonaldehid dan
high-fat nitrat oksida dan
diet-induced meningkatkan
Type 2 superoxide dismutase,
diabetes katalse, glutation, dan
aktivitas nitrat oksida
sintase diinduksi di
pankreas
17
disebabkan oleh
keracunan piridoksin
2.3.5. ContohProduk
Kandungan :
1.Biji Fenugreek 600mg
2.Vegetable Cellulose
3.Tepung Beras
4.Kalsium Silikat
18
Fenugreek Safina Kemasan : Dus, Botol @30, Rp. 45.000
50, 60 & 100 kapsul
Kandungan :
Trigonella foenum-graceum
semen ekstrak
2.4. Flavonoid
2.4.1 Pendahuluan Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang memiliki 15 atom karbon,
terdiri dari dua cincin benzena (C6) yang dihubungkan menjadi satu oleh
rantai linier dari tiga atom karbon (C3) dan membentuk susunan C6-C3-
C6. Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida.
Penyebaran jenis flavonoid terbesar yaitu pada Angiospermae, sedikit
pada Klorofita, jumlahnya terbatas pada golongan tingkat kerumitan
Briofita atau yang lebih tinggi. Flavonoid dapat ditemukan pada buah,
sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herbal, rempah- rempah, serta
produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh,
coklat, anggur merah, dan obat herbal.
20
glucosidase dari vitexin dan isovitexin yang diisolasi dari daun Ficus
deltoidea telah dikonfirmasi dalam penelitian in vivo (Choo et al., 2012).
Pada tikus normoglikemik dan tikus diabetes yang diinduksi sukrosa,
vitexin dan isovitexin sangat mengurangi kadar glukosa darah
postprandial. Dosis yang diperlukan untuk penurunan kadar glukosa
darah postprandial yang signifikan adalah 1 mg/kg vitexin atau isovitexin
(dosis tiga kali lebih rendah daripada dosis akarbose) pada tikus
normoglikemik. Sedangkan, pada tikus diabetes yang diinduksi sukrosa
dosis yang diperlukan adalah 50 mg/kg vitexin (dosis sepuluh kali lebih
tinggi daripada akarbose) dan 20mg/kg isovitexin (dosis empat kali lebih
tinggi daripada akarbose) (Choo et al., 2012). Selain penghambatan-
glucosidase, aktivitas antidiabetes yang dimiliki oleh flavonoid-C-
glikosida adalah penghambatan AGEs, penghambatan aldosa reduktase,
penghambatan protein tirosin fosfatase, menstimulasi penyimpanan
glikogen, dan aktivasi pensinyalan insulin.
21
2.4.4.Contoh Produk
22
Gambar Produk
25
Terlihat bahwa tingkat insulin secara signifikan lebih rendah diamati
pada kelompok yang diperlakukan dengan dieckol. Pengaruh terhadap
penurunan tingkat insulin tergantung pada dosis.
26
- Dosis:
o Sebagai dietary supplement, 1-3 kapsul 2x sehari sebelum
makan
o Jangan melebihi 6 kapsul dalam 24 jam
o Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 12 tahun,
kecuali dengan pengawasan tenaga klinis.
- Efek samping
o Dapat menyebabakan cacat lahir dan kerusakan reproduksi
lainnya.
2.6. Berberin
Berberine (BBR) adalah produk alami dari garam amonium kuaterner dari
kelompok alkaloid isoquinoline (2,3-methylenedioxy-9,10-
dimethoxyprotoberberine chloride; C2OH18NO4+) dan memiliki massa molar
336,36122 g / mol. Genus Berberis terdiri dari sekitar 450-500 spesies yang
memiliki sumber alami utama berberin. Tumbuhan dari genus ini digunakan
untuk anti-inflamasi, diabetes, sembelit, dan kondisi patologi lainnya. Berberin
juga banyak terdapat pada kulit kayu, daun, ranting, rimpang, akar, buah, dan
batang di spesies tanaman obat, termasuk Argemone mexicana, Berberis
vulgaris, Berberis aristata, B. aquifolium, dan Coscinium fenestratum. Salah
satu dari tanaman tersebut, Berberis vulgaris (Barberry), biasanya
ditambahkan pada masakan timur tengah dan dikenal sebagai Zereshk polow.
Gambar 11 Barberry
27
Gambar 12 Berberin
Efek Terapi
Efek terapi tersebut dibuktikan melalui beberapa penelitian. Penelitian
pada hewan telah menunjukkan efek hipoglikemik yang menjanjikan, dan
beberapa mekanisme telah dikemukakan untuk aktivitas antidiabetik berberin,
termasuk peningkatan sensitivitas insulin, mengaktifkan jalur AMPK
adenosin, menginduksi sekresi protein seperti inkretin dalam usus,
menghambat glukoneogenesis dalam hati, meningkatkan transporter glukosa,
dan meningkatkan ekspresi mRNA reseptor lipoprotein densitas rendah di
hati. Pada penelitian lain, pemberian berberin intragastrik (100 dan 200 mg /
kg) pada tikus diabetes menurunkan kadar glukosa darah puasa dan kolesterol
total, trigliserida dan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL-C) dalam
serum dan memblokir peningkatan kadar superoksidase dismutase (SOD) dan
glutathione peroksidase (GSH-px). Beberapa mekanisme lain yaitu
meningkatkan translokasi GLUT4 dalam adiposit dan meningkatkan aktivitas
AMPK.
Berdasarkan penelitian secara klinis dengan memberikan Berberin (1,5 gram/hari)
bahwa berberin dengan modifikasi gaya hidup lebih efektif dalam hal menurunkan
kadar gula darah puasa dibandingkan dengan intervensi gaya hidup saja atau
ditambah plasebo. Selain itu berberin memiliki efek yang jauh lebih baik dalam
mengurangi kadar PPG (kadar gula darah postprandial) dan HbA1c. Sehubungan
dengan menurunkan glukosa dan HbA, Berberin dapat meningkatkan kontrol
glukosa darah. Kontrol ini diamati ketika berberin dibandingkan dengan terapi
antidiabetik Metformin. Selain itu, berberin menunjukkan efek hipoglikemik
tambahan ketika dikombinasikan dengan agen antidiabetes. Hasil ini
menunjukkan bahwa berberin memiliki efek hipoglikemik potensial, yang
28
tampaknya sama efektifnya dengan hipoglikemik oral konvensional.
Harga suplemen berberin yang relatif rendah, dibandingkan dengan obat lini
pertama lainnya, merupakan keuntungan bagi pasien diabetes dengan keadaan
sosial ekonomi yang buruk dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan lain
adalah bahwa berberin tidak menunjukkan reaksi merugikan yang serius. Namun,
banyak uji klinis telah dilakukan memiliki kualitas metodologi yang rendah dan
jumlah peserta. Uji klinis yang lebih terkontrol dan dirancang secara ilmiah
diperlukan untuk menentukan efek anti-hiperglikemik berberin.
Mekanisme Kerja
Banyak penelitian menunjukkan bahwa berberin menurunkan gula darah,
melalui mekanisme berikut
Penurunan tingkat ATP melalui penghambatan fungsi mitokondria di
hati, yang mungkin menjadi penyebab penghambatan glukoneogenesis
oleh berberin. Berberin dapat menjadi aktivator AMP-activated protein
kinase (AMPK). AMPK adalah sistem persinyalan dalam sel dan
bertindak sebagai fuel gauge dengan memantau tingkat energi seluler,
mis., Rasio AMP / ATP. Aktivasi AMPK dikenal untuk meningkatkan
sensitivitas insulin dan mengatur fungsi mitokondria
Berberin juga bertindak sebagai inhibitor a-glukosidase. a-glukosidase
adalah enzim usus yang memecah karbohidrat menjadi monosakarida.
Penghambatan enzim akan menyebabkan berkurangnya penyerapan
karbohidrat makanan.
Dengan adanya insulin, berberin menunjukkan efek sinergis pada
konsumsi glukosa yang diinduksi insulin dan pengambilan glukosa.
Berberin terbukti menginduksi translokasi transporter glukosa tipe 4
(GLUT4) atau meningkatkan level protein GLUT4 di beberapa penelitian.
29
Gambar 13 Mekanisme translokasi GLUT4 (Hu, 2010)
30
dalam tubuh mereka.
Contoh Produk
Berberine memiliki beberapa manfaat, yaitu menjaga kesehatan
kardiovaskular dan membantu menjaga kadar gula darah yang sehat. Dalam
sediaan tersebut mengandung 500 mg Berberine denga nisi satu kemasan 60
kapsul. Suplemen ini diminum sehari tiga kali 500 mg.
Gambar 15 Contoh
Gambar Produk
2.6.1.4.
Supplemen dari Berberis vulgaris
Efek Samping
Sebagian besar penelitian tidak menemukan efek samping serius dari
berberin. Namun, bisa menyebabkan efek samping pencernaan, seperti sakit
perut, sembelit, atau mual. Berberin juga dapat menyebabkan ruam atau
sakit kepala pada beberapa orang. Hasil penelitian pada hewan dan in vitro
telah membuktikan potensi berberin untuk menginduksi gangguan dan
ulserasi GI, neurotoksisitas, dan kardiotoksisitas pada dosis tertentu.
2.7. Oleuropein
Oleuropein adalah senyawa golongan polifenol yang berasal dari daun
tanaman olive (Olea europaea) dari family Oleaceae. Senyawa ini merupakan
senyawa secoiridoid, yaitu senyawa yang biasanya berikatan dengan glikosida
dan diproduksi dari metabolit sekunder terpen. Oleuropein bertanggung jawab
31
terhadap rasa pahit dan aroma tajam dari daun tanaman olive (Fujiwara et al.,
2017). Berikut adalah struktur kimia dari oleuropein.
32
Gambar di atas merupakan pengaruh pemberian oleuropein pada sel C2C12
terhadap uptake glukosa, dimana Ctrl adalah kontrol, Ole1 adalah penggunaan
oleuprolein sebanyak 1 µM, Ole10 adalah penggunaan oleuprolein sebanyak
10 µM, Ole100 adalah penggunaan oleuprolein sebanyak 100 µM, dan Ins
adalah penggunaan insulin.
Salah satu produk oleuropein adalah Olive Leaf dari NusaPure. Produk ini
berisi 60 kapsul yang mengandung 50% oleuropein dengan berat 750 mg per
kapsul. Harga produk ini adalah sekitar US$ 14 atau sekitar Rp 200.000,00.
Petunjuk penggunaan produk ini adalah sehari satu kali satu kapsul
Tidak ada petunjuk resmi untuk dosis ekstrak daun olive yang digunakan,
tetapi biasanya digunakan 500-1000 mg ekstrak daun olive standar per hari. US
Food and Drug Administration (FDA) tidak memonitor dosis atau kualitas
herba dan suplemen, sehingga data ilmiah terhadap efek samping atau
keamanan jangka panjang (long-term safety) masih sangat terbatas (Kandola,
2019). Sebuah studi (Susalit et al., 2011) menyatakan bahwa kemungkinan efek
samping yang terjadi adalah ketidaknyamanan otot dan sakit kepala.
33
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diabetes melitus (DM) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah
penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh
banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk
memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan
berkurangnya aksi kerja dan produk insulin atau keduanya, yang
mengakibatkan naiknya kadar glukosa darah. Hiperglikemia juga dianggap
sebagai sebagai penyebab utama komplikasi yang berhubungan dengan
penyakit arteri koroner, kardiovaskular, gagal ginjal, komplikasi neurologis
dan kematian dini.
Pada makalah ini, penulis membahas beberapa bahan alam yang dapat
dijadikan sebagai produk nutrasetika untuk pasien diabetes, antara lain
cinnamon cassia, fenugreek, flavonoid, rumput laut coklat (Ecklonia cava),
Berberin dieckol, oleuropein, dan lain sebagainya. Produk-produk nutrasetika
tersebut dilengkapi dengan mekanisme kerja bahan alam dalam mengobati
penyakit DM tipe 2, dosis, efek terapi, dan contoh produk bahan alam yang
telah beredar dipasaran.
3.2.Saran
Ditinjau dari perkembangan teknologi dan rasa ingin tahu yang besar
terhadap potensi bahan alam sebagai pengobatan diabetes, penelitian mengenai
bahan alam menjadi sediaan Nutrasetika tersebut harus digali dan
dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu alternatif yang
dapat dijadikan sebagai pilihan sediaan farmasi yang dapat digunakan di
kalangan masyarakat.
34
DAFTAR PERTANYAAN
1. Lisani Syukriani: Contoh flavonoid yang paling sering digunakan berasal
dari tanaman apa?
36
DAFTAR PUSTAKA
Annunziata, G., Maisto, M., Schisano, C., Barrea, L., Ciampaglia, R., & Narciso,
V. et al. (2018). Oleuropein as a novel anti-diabetic nutraceutical. Retrieved 19
September 2019, from https://lupinepublishers.com/diabetes-obesity-
journal/fulltext/oleuropein-as-a-novel-anti-diabetic-nutraceutical-an-
overview.ID.000113.php
Berberine. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-1126/berberine
diakses pada tanggal 19 September 2019.
Berry. Jennifer., Cochrane, Zara. 2019. Everything you need to know about
Berberine. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325798.php diakses
pada tanggal 19 September 2019.
Dong, H., Wang, N., Zhao, L., & Lu, F. (2012). Berberine in the Treatment of Type
2 Diabetes Mellitus: A Systemic Review and Meta-Analysis. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine, 2012, 1–
12.doi:10.1155/2012/591654
Fujiwara, Y., Tsukuhara, C., Ikeda, N., Sone, Y., Ishikawa, T., & Ichi, I. et al.
(2017). Oleuropein improves insulin resistance in skeletal muscle by
promoting the translocation of GLUT4. Retrieved 19 September 2019, from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5703779/
Hu, Xiaofei., et. al. (2018). Berberine is a potential therapeutic agent for metabolic
syndrome via brown adipose tissue activation and metabolism regulation. Am
J Transl Res 2018;10(11):3322-3329
Imenshahidi, M., & Hosseinzadeh, H. (2019). Berberine and barberry (Berberis
vulgaris ): A clinical review. Phytotherapy Research.doi:10.1002/ptr.6252
Kandola, A. (2019). Olive leaf extract: Health benefits, dosage, and side effects.
Retrieved 19 September 2019, from
https://www.medicalnewstoday.com/articles/324878.php
Kang, M., Wijesinghe, W., Lee, S., Kang, S., Ko, S., & Yang, X. et al. (2012).
Dieckol isolated from brown seaweed Ecklonia cava attenuates type ІІ
diabetes in db/db mouse model. Food and Chemical Toxicology 53 (2013)
294-298. https://dx.doi.org/101016/j.fct.2012.12.012
Katzung, B. (2018). Basic & Clinical Pharmacology. 14th ed. New York, N.Y.:
McGraw-Hill Education LLC.
Prabhakar, P. K., & Doble, M. (2011). Mechanism of action of natural products
used in the treatment of diabetes mellitus. Chinese Journal of Integrative
Medicine, 17(8), 563–574.doi:10.1007/s11655-011-0810-3
Susalit, E., Agus, N., Effendi, I., Tjandrawinata, R. R., Nofiarny, D., Perrinjaquet-
Moccetti, T., & Verbruggen, M. (2011). Olive (Olea europaea) leaf extract
effective in patients with stage-1 hypertension: Comparison with Captopril.
37
Phytomedicine, 18(4), 251–258. doi:10.1016/j.phymed.2010.08.016
Wei, X., Wang, C., Hao, S., Song, H., & Yang, L. (2016). The Therapeutic Effect
of Berberine in the Treatment of Nonalcoholic Fatty Liver Disease: A Meta-
Analysis. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2016, 1–
9. doi:10.1155/2016/3593951
Yin, J., Ye, J., & Jia, W. (2012). Effects and mechanisms of berberine in diabetes
treatment. Acta Pharmaceutica Sinica B, 2(4), 327–
334. doi:10.1016/j.apsb.2012.06.003
Zhang, Q., Xiao, X., Feng, K., Wang, T., Li, W., Yuan, T., Wang, H.
(2011). Berberine Moderates Glucose and Lipid Metabolism through
Multipathway Mechanism. Evidence-Based Complementary and Alternative
Medicine, 2011, 1–10. doi:10.1155/2011/924851
38