Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH TEKNOLOGI NUTRASETIKA

Kelompok 3 - Nutrasetika untuk Kesehatan Tulang

Disusun Oleh:

Asmiladita Pridilla 1606874892

Avira Tri Cahyani 1606874816

Fasya Fairuzia 1606874816

Rizky Clarinta Putri 1606923875

Sekar Arum Larasati 1606891091

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Nutrasetika untuk Kesehatan Tulang”. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Silvia Surini dan Ibu Ayun Erwinia yang telah membimbing dalam proses pembuatan
makalah ini. Penulis juga berterima kasih atas bantuan semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah memberikan dukungan moril maupun materi kepada penulis sehingga penulis
dapat membuat makalah ini dengan baik dan benar.

Penulis berharap informasi-informasi yang terdapat dalam makalah ini dapat berguna bagi
pembaca. Sebelumnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
maka penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun informasi yang kurang
berkenan di hati pembaca. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan
saran untuk memperbaiki makalah ini, Terima kasih.

Depok, 19 September 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 2
BAB II ISI .................................................................................................................................................... 3
2.1 Fisiologis dan Patofisiologis Tulang ................................................................................................ 3
2.2 Genistein .......................................................................................................................................... 10
2.3 Quercetin ......................................................................................................................................... 13
2.4 Resveratrol....................................................................................................................................... 17
2.5 Kurkumin ........................................................................................................................................ 20
2.6 Omega-3 Polyunsaturated (ω-3 PUFA) ........................................................................................ 25
2.7 Lignan (Sesamin) ............................................................................................................................ 29
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 31
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 31
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bone loss atau osteoporosis merupakan penyakit yang lambat berkembang akibat
disregulasi sitokin proinflamasi. Keropos tulang menyebabkan hampir 8,9 juta fraktur setiap
tahunnya. Di Amerika Serikat sendiri, terdapat sekitar 53 juta orang yang berisiko mengalami
keropos tulang. Selain itu, diperkirakan terdapat lebih dari 200 juta wanita yang menderita
osteoporosis dan pada 2025 diperkirakan akan terjadi tiga juta fraktur akibat keropos tulang,
yang akan menyebabkan pengeluaran pertahun meningkat menjadi $25.3 miliar. Ciri khas dari
osteoporosis adalah penurunan kepadatan serta kekuatan tulang. Ciri khas tulang yang sehat
adalah struktur nya yang seperti sarang lebah jika dilihat pada pemeriksaan specimen. Namun,
erosi pada struktur tulang akan mengarah pada meningkatnya diameter pori dari struktur
sarang lebah tersebut, sehingga tulang akan kehilangan kepadatannya dan akhirnya
kekuatannya.

Faktor-faktor seperti masalah kesehatan, gaya hidup, prosedur medis, dan obat-obatan
semuanya dapat berkontribusi terhadap keropos tulang. Selain itu, rheumatoid arthritis (RA),
lupus, penyakit radang usus (IBD), kanker payudara, kanker prostat, leukemia, limfoma,
penyakit Parkinson dan lain-lain juga dapat memicu terjadinya osteoporosis.

FDA sendiri telah menyetujui sejumlah obat untuk pencegahan keropos tulang, namun
kebanyakan obat-obat tersebut mahal dan memiliki banyak efek samping lainnya. Nutrasetikal
yang diidentifikasi dari makanan seperti butein, cardamonin, coronarin D curcumin, embelin,
gambogic acid, plumbagin, quecetin, reseveratrol, zerumbone dan lainnya, dapat memodulasi
jalur persinyalan sel dan reverse atau memperlambat proses osteoporosis (Pandey, et al. 2018).

Dengan mengetahui lebih dalam lagi senyawa-senyawa yang memiliki manfaat dalam
kesehatan tulang, serta bagaimana mekanisme kerja, dan contoh produk yang mengandung
senyawa tersebut, maka dapat membuka wawasan dan dapat memunculkan ide-ide untuk
pengembangan produk nutrasetika lainnya yang dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Senyawa apa aja yang dapat bermanfaat dalam kesehatan tulang?

1
2. Bagaimana karakteristik senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang?
3. Bagaimana mekanisme kerja senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang?
4. Bagaimana dosis, cara pakai, efek terapi, dan efek samping produk yang mengandung
senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui senyawa-senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang
2. Mengetahui karakteristik senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang
3. Mengetahui mekanisme kerja dari senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang
4. Mengetahui dosis, cara pakai, efek terapi, dan efek samping produk yang mengandung
senyawa yang bermanfaat dalam kesehatan tulang

2
BAB II
ISI

2.1 Fisiologis dan Patofisiologis Tulang


1. Sel Tulang
Integritas struktur dan bentuk tulang dipertahankan dengan penghilangan matriks tua
oleh osteoklas dan sinstesis tulang baru secara in situ oleh osteoblas. Tulang berada dalam
fase remodelling yang konstan, yang penting untuk pemeliharaan struktur dan fungsi
kerangka normal. Dengan demikian, ketidakseimbangan dapat menyebabkan penyakit,
seperti osteoporosis. Banyak jenis sel dan faktor-faktor yang terlibat dalam proses bone
remodelling. Osteoblas dan osteoklas merupakan dua sel utama yang berperan dalam
proses tersebut. Osteoklas bertanggung jawab terhadap resorpsi tulang yang sudah tua,
sedangkan osteoblas bertanggung jawab terhadap pembentukan tulang baru.
a. Osteoklas
Osteoklas merupakan sel berukuran besar yang terlarut dalam tulang, berasal dari
bone marrow, dan berhubungan dengan sel darah putih. Osteoklas terbentuk dari dua
atau lebih sel yang berfusi bersama sehingga osteoklas biasanya memiliki lebih dari
satu nukleus. Osteoklas ditemukan pada permukaan mineral tulang di sebelah tulang
yang larut. Osteoklas dapat mempengaruhi aktivitas osteoblas dengan isoform d2 dari
domain vacuolar (H+) ATPase (v-ATPase) V0 (Atp6v0d2), komponen pelengkap 3a,
semaforin 4d atau mikroRNA. Selain itu, sitokin yang dilepaskan dari maktriks tulang
yang mengalami resorpsi, seperti TGF-beta dan IGF-1 juga mempengaruhi aktivitas
osteoblas.
b. Osteoblas
Osteoblas merupakan sel-sel yang membentuk tulang baru. Osteoblas juga berasal
dari bone marrow dan berkaitan dengan sel struktural. Berbeda dari osteoklas,
osteoblas hanya memiliki satu nukleus. Untuk membentuk tulang, osteoblas harus
bekerja secara bersama-sama. Osteoblas menghasilkan tulang baru yang disebut
osteoid yang terbuat dari kolagen tulang dan protein lainnya. Lalu, osteoblas mengatur
deposisi kalsium dan mineral. Osteoblas ditemukan pada permukaan tulang baru.
Osteoblas dapat mengatur pembentukan osteoklas, diferensiasi, atau apoptosis melalui

3
berbagai jalur, seperti OPG/RANKL/RANK, LGR4/RANKL/RANK, Ephrin2/ephB4,
dan jalur Fas/FasL.

2. Bone Remodelling
Proses ini tergantung pada fungsi dari dua sel utama jaringan tulang, yaitu osteoklas
(resorpsi) dan osteoblast (osteogenik). Keseimbangan antara resorpsi dan osteogenik
tulang penting untuk mempertahankan massa tulang yang konstan.

Gambar. Proses Bone Remodeling


Terdapat empat fase utama dalam proses remodeling, yaitu fase aktivasi, fase
resorpsi, fase reverse, dan fase formasi (Rucci, 2008).
Fase Aktivasi
Kegiatan sehari-hari menyebabkan ketegangan mekanik terjadi pada kerangka.
Diperkirakan bahwa osteosit merasakan perubahan fisik tersebut dan menerjemahkannya
menjadi sinyal biologis yang memulai remodeling. Permukaan tulang diam (inaktif)
ditutupi oleh lining cells. Lining cells ini diaktifkan oleh input yang bermacam-macam,
yaitu beberapa faktor yang dilepaskan ke lingkungan mikro tulang seperti TNF-α, hormon
paratiroid, IL-6, IGF, dan vitamin D.
Akibatnya, lining cells akan meningkatkan ekspresi permukaan RANKL yang
akhirnya akan berinteraksi dengan reseptornya yaitu RANK yang diekspresikan oleh pre-
osteoklas. Interaksi ini akan memicu fusi dan diferensiasi pre-osteoklas menjadi osteoklas
multinuclear.
Fase Resorpsi

4
Osteoblas merespon sinyal yang dihasilkan oleh osteosit dan merekrut prekursor
osteoklas ke situs remodeling. Sedangkan sebagai tanggapan terhadap remodeling tulang
yang diinduksi oleh PTH, osteoblast menghasilkam kemokin MCP-1 (monocyte
chemoattractant protein-1) in vivo, yang merupakan chemoattractant untuk prekursor
osteoklas dan meningkatkan osteoklastogenesis yang diinduksi RANKL in vitro. Selain
perekrutan precursor osteoklas, ekspresi osteoblast dari sitokin osteoklastogenesis master,
CSF-1, RANKL, dan OPG juga dimodulasi sebagai respons terhadap PTH. Ekspresi OPG
berkurang, dan produksi CSF-1 dan RANKL ditingkatkan untuk mempromosikan
pembentukan osteoklas dan aktivitas selanjutnya.
CSF-1 mempromosikan proliferasi dan kelangsungan hidup precursor osteoklas
dan mengarahkan penyebaran, motilitas, dan organisasi sitoskeletal dalam sel matang.
RANKL juga mempromosikan proliferasi precursor osteoklas dan mengkoordinasikan
diferensiasi precursor osteoklas ke osteoklas multinuklear, meningkatkan aktivitas
resorpsi, dan memperpanjang umur sel dewasa.
Setelah berdiferensiasi dan aktif, osteoklas akan melekat ke permukaan tulang dan
mulai melarutkan tulang. Tahap ini membutuh dua tahap :
1. Pengasaman matriks tulang untuk melarutkan komponen anorganik. Asam yang
berperan dalam hal ini adalah tartrate-resistant acid phosphatase
2. Pelepasan enzim lisosom, seperti cathepsin K dan MMP 9 dimana keduanya
bertanggung jawab dalam degradasi komponen tulang.
Lalu, setelah menyelesaikan fungsinya, osteoklas akan mengalami apoptosis.
Fase Reverse
Reverse cells—perannya masih belum sepenuhnya diklarifikasi—berperan dalam
fase ini. Namun diketahui bahwa sel seperti makrofag (macrophage-like cells) memiliki
kemungkinan berfungsi dalam penghapusan puing-puing yang dihasilkan selama degradasi
matriks.
Fase Formasi
Resorpsi tulang yang sebelumnya terjadi mengarah pada pelepasan beberapa faktor
pertumbuhan, termasuk bone morphogenic proteins (BMPs), fibroblast growth factor
(FGFs), dan transforming growth factor β (TGF-β). Faktor-faktor ini bertanggung jawab
terhadap perekrutan osteoblast ke area yang ter-resorpsi. Osteoblas akan langsung

5
memproduksi matriks tulang baru, dimana yang awalnya belum terkalsifikasi disimpan
sebagai osteoid. Lalu, osteoblast akan mempromosikan mineralisasi sehingga proses
remodeling tulang selesai.
Kolagen tipe I adalah komponen organik utama tulang. Protein non-kolagen—
termasuk proteoglikan, protein glikosilasi seperti fosfatase alkalin nonspesifik, small
integrin-binding ligand (SIBLING), protein yang mengandung Gla (matriks protein Gla
dan osteolaksin), dan lipid— menyusun bahan organic yang tersisa. Untuk membentuk
bentuk akhirnya, hidroksiapatit di ‘incorporate’ ke dalam osteoid yang baru ini.

3. Penyakit dan Kelainan Tulang


a. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan menurunnya massa
tulang karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan
mikroarsitektur dari jaringan tulang sehingga menurunnya kekuatan tulang. Hal
tersebut membuat tulang mudah patah. Penyebab utama karena proses remodeling
tulang abnormal. Remodelling tulang berada dalam keseimbangan pada individu
berusia sekitar 30–40 tahun. Keseimbangan ini mulai terganggu dan lebih berat ke arah
penyerapan tulang ketika wanita mencapai menopause dan pria mencapai usia 60tahun.
Pada osteoporosis akan terjadi abnormalitas bone turnover, yaitu terjadinya proses
penyerapan tulang (bone resorption) lebih banyak dari pada proses pembentukan tulang
(bone formation). Peningkatan proses penyerapan tulang dibanding pembentukan
tulang pada wanita pascamenopause disebabkan karena defisiensi hormon estrogen,
yang lebih lanjut akan merangsang keluarnya mediator-mediator yang berpengaruh
terhadap aktivitas sel osteoklas, yang berfungsi sebagai sel penyerap tulang.
Osteoporosis merupakan penyakit terkadang tanpa gejala dan tidak terdeteksi, sampai
timbul gejala nyeri karena mikrofraktur atau karena patah tulang anggota gerak. Karena
tingginya morbiditas yang terkait dengan patah tulang, maka upaya pencegahan
merupakan prioritas.

6
b. Osteoarthritis
Dahulu, osteoarthritis dilihat sebagai penyakit yang mempengaruhi tulang rawan
articular. Namun, dewasa ini diketahui bahwa penyakit ini mempengaruhi seluruh
struktur sendi. Perubahan patologis yang terjadi pada sendi-sendi yang mengalami
osteoarthritis yaitu: fibrilasi dan degradasi tulang rawan articular; penebalan tulang
subkrondal; pembentukan osteofit; infalamasi pada synovium (synovitis); degenerasi
ligamen; dan hipertropi kapsul sendi.

Secara klinis, banyak pasien OA memiliki gejala inflamasi sendi, seperti kekakuan
pada pagi hari, panas, sakit atau nyeri, dan efusi sendi yang timbul, sebagian, dari
penebalan sinovial atau efusi cairan synovial. Demikian juga dengan synovitis yang
sekarang umum ditemukan pada OA.

7
Kerusakan sendi, yang paling sering terjadi pada individu dengan faktor risiko seperti
usia lanjut, cedera sendi sebelumnya, atau obesitas, memicu respons kekebalan yang
menghasilkan inflamasi kronis, inflamasi tingkat rendah dan, akhirnya, pengembangan
OA klinis. Mediator inflamasi yang terkait dengan OA termasuk sitokin, kemokin,
faktor pertumbuhan, adipokin, prostaglandin, leukotrien, oksida nitrat, dan
neuropeptida.

4. Mekanisme Nutrasetika Mengatasi Permasalahan Tulang

Sebuah penelitian baru-baru ini telah menjelaskan peran osteosit dalam remodeling
tulang. Sejumlah jalur pensinyalan yang terkait dengan osteoklastogenesis telah
ditemukan. Dengan demikian pemahaman setiap langkah dalam diferensiasi osteoclasts
(OC) penting untuk mengembangkan agen baru untuk mencegah bone loss. Remodeling
tulang adalah proses yang dinamis, yang dikendalikan oleh berbagai kemokin, faktor
pertumbuhan, dan faktor transkripsi. Agen yang berasal dari sumber daya alam
menginduksi pembentukan tulang atau menghambat proses resorpsi tulang. MSC, sel
punca mesenkim; FGF, faktor pertumbuhan fibroblast; BMP, protein morfogenetik tulang;

8
TGF-β, mentransformasikan faktor pertumbuhan-β; FGFR, reseptor faktor pertumbuhan
fibroblast; Runx-2, faktor transkripsi terkait runt 2; CFU-S, unit pembentuk koloni; M-
CSF, faktor stimulasi koloni makrofag; RANKL, aktivator reseptor ligan faktor kappa-B
nuklir.

Mekanisme nutrasetikal terkait dengan menekan bone loss


a. Pensinyalan RANKL
Berbagai nutraceutical telah terbukti menghambat kehilangan tulang dengan
memodulasi pensinyalan RANKL, beberapa di antaranya adalah resveratrol, curcumin,
quercetin, dan plumbagin. Menggunakan model in vitro dan hewan, penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa agen alami ini menghambat osteoklastogenesis
yang diinduksi oleh RANKL, menunjukkan bahwa agen alami memiliki potensi untuk
menghambat bone loss.
b. Pensinyalan NF-κB

9
Beberapa penelitian menggunakan model tikus yang direkayasa secara genetika
menunjukkan bahwa jalur NF-κB adalah kunci dalam perkembangan dan fungsi
osteoklas yang diinduksi oleh RANKL. RANKL dapat menginduksi aktivasi NF-BB
klasik dan alternatif dalam OC dan prekursornya. Penghapusan IKK2 pada tikus
transgenik menyebabkan osteoklastogenesis yang rusak pada prekursor OC sebagai
respons terhadap RANKL, TNF-α, atau IL-1β yang menjadi penyebab osteopetrosis
(pembentukan tulang berlebih) dan resistensi terhadap bone loss.

Dari studi yang disebutkan sebelumnya bahwa agen yang menghambat pensinyalan
NF-κB akan memiliki efek menguntungkan pada bone loss Beberapa nutraceutical
telah diidentifikasi misalnya resveratrol, curcumin, quercetin, withanolide, silibinin,
asam rosemarinic, obovatol, asam gambogic, wedelolactone, zerumbone, asam ursolat,
embelin, butein, silymarin, plumbagin, honokiol, fisetin, dan modul-modul berberine
jalur pensinyalan dengan demikian mengontrol kehilangan tulang.
c. Macrophage-Colony Stimulating Factor (M-CSF)

Peran M-CSF pada osteoklastogenesis tidak sepenuhnya dipahami. CSF


bekerja menginduksi RANK, TRAF2A, PI3-kinase, dan MEKK3. Selain itu, M-CSF
merangsang kelangsungan hidup prekursor osteoklas dengan aktivasi protein.
Meskipun demikian, penelitian tentang agen alami menunjukkan bahwa quercetin,
syringetin, asam caffeic dapat menghambat MSCs dengan memodulasi jalur PI3K
kinase.

d. Src
Src memainkan peran penting dalam osteoklastogenesis. Fungsi utama Src di dalam OC
adalah untuk menyetujui prosedur cepat dan pembongkaran podosom, struktur dasar yang
didasarkan pada integrasi khusus dari osteoklas dan sel-sel yang sangat motil lainnya.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa Src sangat penting untuk resorpsi
tulang.

2.2 Genistein
Fitoestrogen memiliki manfaat bagi tulang terutama pencegahan osteoporosis.
Fitoestrogen adalah senyawa dari tumbuhan yang memilik struktur kimia mirip estradiol.

10
Gugus C4’ dan C7 pada cincin fenol isoflavon serupa dengan gugus hidroksil estradiol
sehingga senyawa ini mampu berikatan pada reseptor estrogen (ER) (Thomas et al., 2011).
Fitoestrogen terdiri dari tiga golongan, salah satu di antaranya adalah isoflavon. Senyawa
isoflavon banyak terkandung dalam tumbuhan famili Leguminoseae atau kacang-kacangan.
Contoh kacang kedelai dan produk olahan hasil fermentasi kedelai yaitu tempe. Di Asia,
konsumsi harian isoflavon sebesar 15-50mg/hari sedangkan di Eropa hanya 2mg/hari.

Salah satu contoh isoflavon yang digunakan dalam formulasi suplemen tulang adalah
genistein. Genistein di tanaman berfungsi sebagai chemoattractant terhadap N2. Genistein
pertama kali diisolasi dari Genista tinctoria L. pada tahun 1899. Genistein [49,5,7-
trihydroxyisoflavone or 5,7-dihydroxy-3-(4-hydroxyphenyl) chromen-4-one] (C15H10O5)
adalah senyawa golongan isoflavon yang di alam berada dalam bentuk glikosida genistin.
Glikosida genistin mengalami hidrolisis oleh enzim beta glucosidase di usus menjadi aglikon
genistein dan glikon glukosa. Genistein bersifat tidak larut air.

Genistein di usus mengalami transformasi menjadi genistein glukuronida dan sulfat


oleh enzim t-uridine-5′-diphospho-glucuronosyltransferases (UGTs) dan enzim
sulfotransferases (SULTs). Transformasi ini membuat genistein tidak bisa berikatan di ER
Reseptor. Genistein selanjutnya diabsorpsi hampir 100% dan masuk ke pembuluh darah

11
dengan bantuan Multidrug Resistance associated Protein 3 (MRP3) transporter. Ekskresi
genistein dari tubuh melalui empedu dan ginjal (Yang et al., 2012).

Genistein diketahui memiliki efek dalam proses remodeling tulang. Osteoprotegerin


(OPG), adalah tumor necrosis factor yang mencegah bone resorpsi secara parakrin. OPG
adalah ligan dari RANK yang memiliki fungsi dalam menstimulasi diferensiasi osteoklas
sehingga terjadi resorpsi tulang. Ikatan OPG dengan RANK dapat menghambat diferensiasi
osteoklas karena RANKL tidak dapat berikatan dengan RANK. Genistein mampu
menstimulasi pembentukan OPG. Genistein juga menghambat Tyrosin Kinase C sehingga
mengganggu transport membran HCl osteoklas menyebabkan resorpsi terhambat. Diferensiasi
osteoklas juga dipengaruhi sitokin inflamasi salah satunya adalah IL-6. Genistein diketahui
dapat menurunkan sekresi IL-6. PTH berperan dalam regulasi RANKL, namun genistein dapat
menghambat efek paratiroid sehingga membuat resorpsi tulang terhambat.

Dosis rekomendasi untuk pencegahan penurunan bone mass density adalah


>40mg/hari. Dari Health Canada, dosis rekomendasi sebesar 75-125 mg AIE per hari. Dari
sebuah penelitian, dinyatakan konsumsi dengan dosis 54 mg/hari memberikan efek setara
dengan replacement hormone therapy (HRT). Dosis harian maksimum isoflavon belum
diketahui, namun pernah ada penelitian yang menunjukkan konsumsi hingga 65 mg /hari
bahkan 100mg/hari isoflavon dalam waktu 6 bulan masih dapat ditoleransi tubuh. Suplemen
dikonsumsi beberapa jam setelah atau sebelum mengonsumsi obat atau suplemen lain.
Konsumsi suplemen mengandung genistein minimal selama 6 bulan. Efek samping yang

12
muncul di antaranya adalah mual,muntah,nyeri lambung dan konstipasi. Konsumsi suplemen
bersama makanan dapat menurunkan efek samping.

Beberapa penelitian mengungkap ada interaksi antara genistein dan tamoxifen. Kedua
senyawa ini sama-sama mampu berikatan di reseptor estrogen. Tamoxifen diketahui
menghalangi genistein dalam menghambat efek paratiroid yang dapat membuat resorpsi
tulang. Kontraindikasi pada wanita dengan kanker payudara ataupun riwayat keluarga
menderita kanker tersebut. Bagi ibu hamil dan menyusui, belum ada data yang jelas. Sehingga
sebaiknya dihindarkan dari konsumsi suplemen mengandung genistein.

2.3 Quercetin
Nama quercetin (3,3’,4’,5,7-
pentahidroksiflavon) yang berasal dari
Bahasa latin “Quercetum” digunakan
pada tahun 1857, ketika flavonoid ini
diisolasi dari Pohon Oak (Quercus sp.).
Quercetin yang memiliki berat molekul
302,23 dan solubilitas air sebesar <0,1
g/100 ml pada suhu 21oC termasuk dalam
kelas flavonol yang tidak dapat diproduksi dalam tubuh manusia. Quercetin berwarna kuning,
kurang larut dalam air panas, cukup larut dalam alkohol dan lipid, dan tidak larut dalam air
dingin. Quercetin merupakan salah satu bioflavonoid yang paling banyak digunakan untuk
pengobatan gangguan metabolik dan inflamasi.

Quercetin paling banyak ditemukan dalam buah-buahan (terutama jeruk), sayuran


berdaun hijau serta banyak biji, soba, kacang, kulit, bunga, brokoli, minyak zaitun, apel,
bawang, teh hijau, anggur, anggur merah, dark cherry, dan berry seperti blueberry dan
cranberry. Konsentrasi flavonol tertinggi ditemukan dalam sayuran, seperti bawang dan
brokoli, buah-buahan seperti apel, ceri, dan beri, dan minuman seperti teh dan anggur merah.

13
Quercetin yang merupakan bentuk aglikon dari glikosida flavonoid telah digunakan
sebagai suplemen nutrisi dan dapat bermanfaat melawan berbagai penyakit. Beberapa efek
menguntungkan meliputi proteksi kardiovaskular, antitumor, anti-ulser, anti-alergi, antivirus,
antiinflamasi, antidiabetes, efek gastroprotektif, antihipertensi, imunomodulatori, antiinfeksi,
dan efek protektif terhadap bone loss.

Pada kesehatan tulang, flavonoid ini dipercaya dapat mengaktivasi osteoblast atau
menghambat diferensiasi OC sehingga dapat meregulasi metabolisme tulang. Quercetin
menginduksi diferensiasi OB dengan mengaktivasi Smad dan P38 MAPK. Selanjutnya,
penelitian telah menunjukkan bahwa quercetin menghambat osteoklastogenesis yang diinduksi
RANK L melalui penghambatan aktivasi NF-kB. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
suplemen quercetin dapat menghambat bone loss pada suatu model tikus ovariektomi. Seluruh
penelitian tersebut menyatakan bahwa flavonoid ini memiliki potensi yang besar untuk dapat
digunakan sebagai suplemen kesehatan tulang. Namun, uji klinis lebih lanjut dibutuhkan untuk
sepenuhnya menjelaskan kegunaan dari bahan alam ini.

14
Gambar. Struktur nutrasetika yang berhubungan dengan penekanan bone loss

Masyarakat dapat memperoleh quercetin melalui makanannya dengan mengonsumsi


beragam buah dan sayur setiap hari. Bawang yang memiliki kadar quersetin tertinggi
mengandung sekitar 300 mg per kilogram. Quercetin juga tersedia sebagai suplemen makanan
dalam bentuk serbuk dan kapsul. Masyarakat mengonsumsi suplemen untuk beberapa alasan,
meliputi meningkatkan imunitas, melawan inflamasi, melawan alergi, membantu kinerja
olahraga, dan menjaga kesehatan umum. Jika masyarakat menggunakan quercetin sebagai
suplemen, dosis paling umumnya adalah 500-1000 mg per hari.

Quercetin itu sendiri memiliki bioavailabilitas yang rendah, artinya tubuh menyerap
quercetin dengan buruk. Hal itulah yang menyebabkan suplemen dapat mengandung senyawa
lain, seperti vitamin C atau enzim pencernaan seperti bromelain, karena senyawa tersebut dapat
meningkatkan penyerapan.

15
Selain itu, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa quercetin memilik efek sinergis
ketika dikombinasikan dengan suplemen flavonoid lain, seperti resveratrol, genistein, dan
katekin.

Antioksidan alami yang ditemukan pada buah dan sayur dapat menjadi sangat
menguntungkan ketika dikonsumsi sebagai bagian dari makanan yang bernutrisi dan
seimbang. United States Food and Drug Administration (FDA) mengelompokkan quercetin
sebagai senyawa yang umumnya aman. Beberapa masyarakat melaporkan efek samping minor
ketika mengonsumsi dosis tinggi quercetin, seperti 1000 mg per hari, untuk jangka panjang.
Efek samping dapat berupa sakit kepala, mual, dan sensasi kesemutan.

Ketika dikonsumsi dalam bentuk makanan, quercetin aman untuk ibu hamil dan menyusui.
Namun, studi mengenai keamanan suplemen quercetin untuk ibu hamil dan menyusui masih
kurang sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum
mengonsumsi quercetin.

Sama halnya dengan suplemen lain, sebelum mengonsumsi quercetin disarankan untuk
berkonsultasi ke tenaga kesehatan karena quercetin dapat berinteraksi dengan beberapa obat,
seperti antibiotik dan obat tekanan darah.

Berikut merupakan contoh suplemen yang mengandung quercetin yang tersedia di pasaran.

1. Quercetin Pro

Manfaat : Berinteraksi dengan remodelling tulang osteoblas/osteoklas untuk membantu


kesehatan tulang optimal

Dosis : Quercetin 250 mg

16
Aturan Pakai : sehari satu kapsul dengan makanan atau sesuai arahan tenaga kesehatan
profesional
2. Revly Quercetin + Bromelain, 500 mg Quercetin dengan 150 mg Bromelain, 50 kapsul

Dosis: Quercetin (as Quercetin dihydrate) 500 mg

Aturan Pakai: Sebagai suplemen makanan, konsumsi 1 kapsul sampai 3 kali sehari pada
perut kosong.

2.4 Resveratrol
Sebagian besar wanita pascamenopause tahap awal menderita osteoporosis. Pada wanita
postmenopausal osteoporosis (PMOP) menunjukkan penurunan cepat dalam bone mineral
density (BMD) yang dapat disebabkan oleh defisiensi estrogen setelah menopause. Terapi
penggantian estrogen atau Estrogen Replace therapy (ERT) menjadi terapi yang paling umum
digunakan untuk pencegahan pascamenopause, namun memiliki risiko efek samping terkena
kanker payudara dan uterus sehingga penting untuk menemukan alternatif untuk estrogen bagi
wanita pascamenopause untuk mencegah osteoporosis. Osteoporosis merupakan kelainan
tulang yang ditandai dengan massa tulang yang rendah, kemunduran struktural, penurunan
kekuatan tulang, dan peningkatan risiko patah tulang.

Resveratrol (RES) merupakan senyawa polifenol (3,4 ′, 5-trihydroxystilbene) yang secara


alami terdapat dalam anggur merah dan berbagai makanan nabati seperti anggur, cranberry,
dan kacang-kacangan. RES memiliki sifat-sifat estrogenik, anti-inflamasi, antioksidan, dan
proliferatif yang dapat memengaruhi metabolisme tulang. Senyawa alami ini dianalogikan
dengan estrogen diethylstilbestrol sintetis dan memiliki aktivitas agonis / antagonis campuran

17
untuk reseptor estrogen-α dan β. Resveratrol terbukti memiliki efek menguntungkan pada
penyakit kardiovaskular dan osteoporosis pada wanita pasca-menopause karena aktivitas
antioksidannya.

Peningkatan osteoklastik dan penurunan aktivitas osteoblastik menghasilkan resorpsi tulang


dan hilangnya massa tulang. Perubahan ini telah terlibat dalam proses patologis pada rheumatoid
arthritis dan osteoporosis. Aktivator reseptor ligan NF-κB (RANKL), anggota superfamili TNF,
adalah mediator utama pengeroposan tulang. RANKL menginduksi aktivasi NF-κB, treatment
dengan resveratrol sepenuhnya menghambat aktivasi ini dan menekan aktivasi IκBα kinase dan
fosforilasi dan degradasi IκBα. Ekspresi RANKL up-regulated p300 (a histone acetyltransferase),
yang, mempromosikan asetilasi NF-κB. Resveratrol menghambat asetilasi yang diinduksi RANKL
dan translokasi nuklir dari NF-κB. Selain itu, aktivasi Sirt-1 (histone deacetylase) oleh resveratrol
menginduksi hubungan Sirt-1-p300 dalam sel yang diturunkan dari tulang dan preosteoblastik,
yang mengarah ke deasetilasi NF-BB yang diinduksi oleh RANKL, penghambatan aktivasi
transkripsi NF-κB, dan osteoklastogenesis.

18
Suplemen resveratrol dapat mengandung mulai dari kurang dari 1 miligram (mg) hingga
500 mg resveratrol per tablet atau kapsul, tetapi untuk mengetahui apakah ada dosis yang
aman dan efektif untuk pencegahan penyakit kronis pada manusia dapat dilihat dari dosis dan
juga interaksi obat.

Resveratrol tidak memiliki efek samping pada dosis jangka pendek (1,0 g). Pada dosis
2,5 g atau lebih per hari, efek samping dapat terjadi seperti mual, muntah, diare dan disfungsi
hati pada pasien dengan penyakit hati berlemak non-alkohol. Suplemen ini tidak memiliki efek
samping utama yang dinyatakan dalam uji klinis jangka panjang. Resveratrol telah ditemukan
aman dan dapat ditoleransi dengan baik hingga 5 g / hari, baik sebagai dosis tunggal atau
sebagai fraksi dari jadwal dosis beberapa hari.

Interaksi obat dapat terjadi pada resveratrol, yakni dapat menghambat agregasi
trombosit manusia secara in vitro. Secara teoritis, asupan tinggi resveratrol dapat
meningkatkan risiko memar dan perdarahan saat diminum dengan obat antikoagulan, seperti
warfarin (Coumadin) dan heparin; obat antiplatelet, seperti clopidogrel (Plavix) dan
dipyridamole (Persantine); dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), termasuk aspirin,
ibuprofen, diklofenak, naproksen, dan lainnya.

Contoh produk suplemen resveratrol :

Bahan:

19
Trans-Resveratrol 150mg dari 153mg 98% Ekstrak terstandar Akar Kering Jepang
Knotweed Polygonum Cuspidatum

Bahan - bahan lainnya:

Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) Shell Kapsul, Microcrystalline


Cellulose, Silicon Dioxide Magnesium Stearate (sumber nabati).

Manfaat / penggunaan:

• Dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh


• Antioksidan yang dapat membantu melindungi dari radikal bebas.
• Menjaga sistem kardiovaskular
• Menjaga kadar gula darah
• Membantu mendukung kesehatan kulit
• Menyeimbangkan resorpsi tulang dengan pembentukan tulang.
Cara pakai: 2 kapsul per hari setelah makan.

2.5 Kurkumin
Kurkumin merupakan senyawa polifenolic yang didapat dari kunyit atau turmeric
(Curcuma longa L.). Kunyit atau turmeric mengandung tiga senyawa utama golongan
Kurkuminoid, dimana kurkumin merupakan senyawa yang paling dominan (77%) dan paling
aktif secara biologis, diikuti oleh demetoksikurkumin (17%) dan bisdemetoksikurkumin (3%)

Gambar: Rumus kimia kurkumin dan derivatnya

20
Secara umum, kurkumin telah diketahui memiliki berbagai aktivitas terapeutik dan
aktivitas biologis termasuk antiinfeksius, antioksidan, antiinflamasi, trombosupresif,
antiartritis, kemopreventif, dan antikarsinogenik. Selain itu, kurkumin juga dapat
ditoleransi dengan baik oleh organisme bahkan setelah pemberian dosis tinggi. Akan tetapi,
aplikasi klinis dari kurkumin terhambat oleh kelarutan dan stabilitas fisikokimia yang
rendah, yang menghasilkan penyerapan yang buruk dan bioavailabilitas yang lemah pada
pemberian melalui rute oral.

Selain dari aktivitas yang telah disebutkan sebelumnya, kurkumin juga dikenal memiliki
aktivitas biologis terhadap tulang maupun penyakit yang mungkin terjadi pada tulang dan
sendi, diantaranya:

a. Efek kurkumin terhadap bone mass

Kurkumin dapat mempertahankan massa tulang dengan menghambat


osteoklastogenesis, yaitu dengan menghambat pelepasan HMGB1. HMGB1
merupakan protein yang dilepaskan dari makrofag sebagai respons terhadap stimulasi
RANKL dan diperlukan untuk osteoklastogenesis yang diinduksi RANKL secara in
vitro dan in vivo.

b. Efek kurkumin terhadap bone metastases

Tulang merupakan organ yang paling mudah termetastasis oleh jaringan kanker
atau tumor, sehingga menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman bagi penderitanya.
Kurkumin diketahui dapat menekan metastasis tulang oleh jaringan malignan dengan
mekanisme berikut.

Resorpsi osteoklas yang berlebihan berhubungan dengan keberadaan sel-sel tumor


yang mensekresi berbagai faktor osteolitik, sehingga secara progresif mengarah pada
perkembangan lesi tulang yang parah. Di antara faktor-faktor pertumbuhan yang
dilepaskan dari matriks tulang, TGF-b1 adalah yang paling berperan dalam
pertumbuhan dan invasi tumor. Selain penurunan proliferasi sel endotel dan
pembentukan koloni sel, curcumin menghambat ekspresi molekul adhesi yang
diinduksi TNF pada sel endotel, seperti (ICAM) -1, (VCAM) – 1, dan (ELAM) -1 yang

21
sangat penting untuk invasi dan metastasis sel tumor. Sifat anti-angiogenik dari
kurkumin dapat dimediasi sebagian oleh penghambatan siklik nukleotida
fosfodiesterase, yang sangat terlibat dalam pengaturan aktivitas sel endotel yang
diinduksi oleh VEGF.

Gambar: Efek kurkumin terhadap metastasis tulang

c. Efek Curcumin pada Osteoartritis

Osteoartritis telah didefinisikan sebagai penyakit degeneratif progresif pada


persendian yang melibatkan tulang rawan artikular, tulang subkondral, dan sinovium;
persendian di jari, pinggul, lutut, dan tulang belakang paling sering terkena. Studi in
vitro mengungkapkan bahwa curcumin menurunkan ekspresi penanda inflamasi seperti
IL-6 dan IL-8, 5-lipooxygenase dan COX-2.

Studi in vitro mengungkapkan bahwa curcumin menurunkan ekspresi penanda


inflamasi seperti IL-6 dan IL-8, 5-lipooxygenase dan COX-2. Curcumin juga dapat
mengurangi pembentukan spesies reaktif (oksigen dan nitrogen) yang bertanggung
jawab atas degradasi tulang rawan.

Meskipun tidak ada konsensus resmi tentang dosis kunyit atau kurkumin yang efektif,
berikut ini telah digunakan dalam penelitian dengan hasil yang menjanjikan:

22
• Untuk osteoartritis: 500 mg dua kali sehari selama 2-3 bulan.
• Untuk kolesterol tinggi: 700 mg dua kali sehari selama 3 bulan.
• Untuk kulit gatal: 500 mg tiga kali sehari selama 2 bulan.

Kurkumin dosis tinggi tidak direkomendasikan untuk jangka panjang karena penelitian
yang menyatakan keselamatan mereka kurang. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) telah menentukan 1,4 mg per pon (0–3 mg / kg) berat badan sebagai asupan harian
yang dapat diterima.

Informasi lain yang perlu diketahui tentang curcumin adalah:

• Interaksi : Curcuma longa berpotensi berinteraksi dengan


substrat CYP2D6 dan CYP3A.
• Reaksi yang merugikan : Uji klinis melaporkan beberapa reaksi yang
merugikan (misalnya, dispepsia, pruritus). Kasus dermatitis kontak dan anafilaksis
yang jarang dilaporkan.
• Toksikologi : Data klinis terbatas tersedia. Dosis rata-rata letal
oral (LD50) kurkumin pada tikus dan tikus lebih tinggi dari 2.000 mg / kg berat
badan.

Karena khasiatnya yang banyak dimanfaatkan untuk kesehatan, suplemen curcumin dari
ekstrak turmeric sudah banyak dipasarkan dengan berbagai claim untuk indikasi yang
berbeda dan kandungan yang sedikit berbeda antara satu produk dengan produk lain. Salah
satu contoh produk suplemen dengan curcumin terdapat diantara zat aktifnya adalah
suplemen dengan merek dagang Procosa®.

Gambar: Contoh produk suplemen curcumin

23
Gambar: Komposisi produk suplemen Procosa®

Produk ini menggunakan banyak campuran selain curcumin yang dapat


membantu menyehatkan tulang dan sendi. Selain itu, curcumin yang digunakan
merupakan fitosom yang diproduksi dengan nama dagang Meriva®, mengingat
bioavailabilitas yang cukup rendah dari curcumin sebagaimana yang telah disebutkan.

Claim yang disebutkan pada website resmi dari produsen produk suplemen Procosa®
adalah seperti pada gambar berikut.

24
2.6 Omega-3 Polyunsaturated (ω-3 PUFA)
Konsumsi reguler dari long-chain omega-3 polyunsaturated fatty acids (LCO3-PUFAs)
dapat memberikan keuntungan kesehatan terhadap kardiovaskular, aksi metabolic, dan
inflamasi. Asam lemak induk esensial, alpha-linolenic acid (ALA), biasanya dikonsumsi dari
sumber makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian (biji kenari, flaxseed atau biji rami, biji
chia), dan minyak dari tanaman (minyak flaxseed, minyak kanola, minyak kedelai).

Gambar. Konversi ALA menjadi EPA dan DHA, serta struktur asam lemak Omega 3

Konversi dari ALA menjadi eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid
(DHA) pada tubuh dilaporkan kurang efisien sehingga asam-asam lemak ini didapatkan dari
makanan. Sumber utama dari EPA dan DHA adalah produk yang berasal dari marine yaitu;
ikan berlemak seperti salmon, herring, mackerel, sardine; makanan yang diperkaya seperti
telur; atau suplemen seperti kapsul minyak ikan.

25
Gambar. Sumber ALA, EPA, dan DHA dari makanan

(NIH, 2019)

LCO3-PUFAs meningkatkan laju pembentukan tulang dan marker pembentukan tulang


pada in vivo dan in vitro. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya konsumsi makanan yang
mengandung LCO3-PUFA dapat menjadi vector yang cocok untuk mengurangi efek
degeneratif dan penyakit inflamasi tulang seperti osteoporosis.

EPA dan DHA diperlukan untuk mengoptimalkan osteoblastogenesis dan memperlambat


resorpsi tulang dengan mempengaruhi keseimbangan kalsium dan aktivitas osteoblast,
mengubah fungsi membrane, mengurangi sitokin inflamasi seperti interleukin-1 (IL-1),
interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosis factor alpha (TNF-alpha) atau memodulasi
peroxisome proliferators-activated receptor gamma (PPAR-gamma).

LC-PUFA terutama Omega 3 seperti EPA dan DHA berguna untuk metabolisme tulang.
Namun, mekanisme aksi seluler dari kerja LCO3-PUFA begitu kompleks dan melibatkan
modulasi dari metabolit asam lemak seperti prostaglandin, resolving dan protectin, sitokin,
growth factors, dan beberapa molecular signalling pathways. Terdapat beberapa mekanisme
LCO3-PUFA dalam meregulasi metabolisme tulang, termasuk penurunan pelepasan
prostaglandin E2 (PGE2) dan, faktor diferensiasi penting osteoklas, receptor-activated nuclear
kappa- ligand (RANKL). Lebih lanjut lagi, omega-3 dapat memodulasi jumlah sitokim
proinflamasi, meningkatkan produksi IGF1 dan meningkatkan pertambahan kalsium di tulang.

26
Gambar. Hubungan antara sitokin dan osteoklastogenesis
(Kajarabille, 2018)

Asupan makanan asam lemak esensial memainkan peran penting pada membrane sel dan
produksi dan berbagai macam sitokin oleh sel inflamasi. Asam lemak omega 6, terutama
arachidonic acid (AA), adalah sumber utama dari omega-6 eicosanoid yang diproduksi dari
oksigenasi AA oleh siklooksigenase, lipoksigenase, dan epoksigenase untuk produksi
prostaglandin, leukotriene, lipoksin, dan senyawa P-450. LCO3-PUFA dari makanan seperti
EPA dan DHA secara parsial menggantikan asam lemak omega 6, terutama AA, pada
membrane platelet, eritrosit, neutrophil, monosit, dan sel hati. Hal ini memicu perubahan pada
rasio asam lemak omega 6/omega 3 pada membrane dan perubahan pada fungsi mereka yaitu
penurunan produksi IL-1, IL-6, dan TNF-.

Konsumsi omega-3 dapat melindungi dari osteoporosis karena mereka dapat menghambat
osteoklastogenesis. Namun, dengan penuaan, mesenchymal stem cells (MSC) pada bone
marrow banyak yang terdiferensiasi menjadi adiposity, sehingga mengurangi jumlah
osteoblast. Produk turunan dari metabolisme omega 6 dan omega 3 dapat mempengaruhi
diferensiasi MSC menjadi osteoblast dan adiposit. Menurut rasio omega-6/omega-3 yang
dikonsumsi, jenis metabolit tertentu akan diproduksi serta memodifikasi beberapa proses
fisiologis. Secara umum, proses fisiologis yang melibatkan dua tipe asam lemak
polyunsaturated ini bertentangan satu sama lain. Jika eicosanoid yang merupakan turunan dari
omega-6 dianggap proinflamasi, sedangkan yang berasal dari omega-3 bersifat antiinflamasi.

27
Konsumsi omega-3 dengan dosis tinggi DHA dan/atau EPA sebesar 900 mg/hari EPA plus
600 mg/hari DHA dalam beberapa minggu dapat mengurangi fungsi imun akibat supresi
respons inflamasi. Sedangkan omega-3 pada dosis 2-15 g/hari dan/atau DHA dapat
meningkatkan waktu perdarahan akibat penurunan agregasi platelet. Namun berdasarkan
EFSA, konsumsi jangka panjang suplemen EPA dan DHA dengan dosis kombinasi hingga 5
g/hari dianggap aman. Dosis rekomendasi omega-3 oleh FDA adalah tidak melebihi 3 g/hari
kombinasi EPA dan DHA dimana untuk suplemen makanan yaitu 2 g/hari.

Efek samping dalam konsumsi omega-3 biasanya ringan, antara lain rasa tidak enak, bau
mulut, heartburn, mual, ketidaknyamanan GI, diare, sakit kepala, hinga keringat berbau.

Terdapat beberapa produk nutrasetika yang mengandung omega-3 dan bertujuan untuk
menunjuang kesehatan tulang.

Gambar. Contoh produk nutrasetika Omega-3

(Healthy Hey)

Produk berapa softgel dengan komposisi pada Flax Seed Oil:

Alpha Linolenic Acid (ALA) 250 mg

28
Vitamin E 25 mg

Asam lemak lain 115 mg

Asam lemak tersaturasi 60 mg

Linolenic Acid 50 mg

Komposisi lainnya: Gelatin, Gliserin, Sorbitol, Metil Paraben, Asam sorbat, Asam Fumarat,
dan purified water

Rekomendasi penggunaan: Sebagai suplemen kesehatan, konsumsi 1 softgel tiga kali sehari
dengan makanan atau berdasarkan arahan dokter.

2.7 Lignan (Sesamin)


Lignan adalah senyawa polifenol yang banyak terkandung dalam flaxseed. Lignan
termasuk fitoestrogen karena mampu berikatan di reseptor estrogen. Salah satu contoh
senyawa lignan adalah sesamin yang memiliki BM 354,5 gram/mol, larut di pelarut organik
atau minyak. Bentuk glikosida larut dalam air atau alkohol dan dapat dihidrolisis oleh asam.

Sesamin memiliki kemampuan untuk memicu diferensiasi osteoblast dengan


mengaktifkan jalur pensinyalan p38 dan ERK MAPK dan kemungkinan secara tidak langsung
mengatur perkembangan osteoklas melalui ekspresi OPG dan RANKL dalam osteoblast.
Maka dari itu, sesamin dapat menjadi agen fitokimia menjanjikan yang dapat dikembangkan
untuk suplemen terapi osteoporosis.

Asupan lignan biasanya tidak melebihi 1 mg per hari di sebagian besar populasi Western.
Perkiraan asupan lignan bervariasi dari sekitar 150 μg/hari (secoisolariciresinol dan

29
marairesinol) hingga sekitar 1600 μg/hari (secoisolariciresinol, matairesinol, lariciresinol,
pinoresinol, syringaresinol, medioresinol, enterolactone, enterodiol

Contoh produk :

• Suplemen makanan

Khasiat :

• Mengurangi peradangan pada persendian, tulang, dan otot.

• Sebagai antioksidan

Ingredients : Bahan ekstrak wijen hitam 200 mg (20 mg sesamin)

Cara pakai : Dosis setiap kali 1 kapsul sehari 2 kali setelah makan

Efek samping yang timbul dari konsumsi sesamin adalah alergi apabila konsumen
memiliki riwayat alergi kacang atau sesame seeds.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Produk nutrasetika dalam bentuk suplemen dapat dijadikan sebagai alternatif pada
pencegahan dan pengurangan keparahan penyakit. Suplemen nutrasetika juga menjadi salah
satu langkah efektif dan efisien untuk memperoleh khasiat suatu senyawa dari functional food.
Salah satu jenis suplemen yang sering digunakan adalah suplemen untuk kesehatan tulang.
Suplemen nutrasetika untuk kesehatan tulang umumnya memiliki efek protektif terhadap bone
loss. Zat aktif yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan tulang terdiri dari genistein,
kurkumin, quercetin, resveratrol, sesamin, dan omega-3. Zat aktif tersebut terdapat dalam
berbagai jenis pangan, hewani ataupun nabati. Pengkonsumsian suplemen nutrasetika yang
mengandung zat aktif tersebut secara teratur sesuai dosis dan aturan pakai yang dianjurkan
menjadi salah satu cara untuk mempertahankan kesehatan tulang.

Genistein yang termasuk dalam golongan fitoestrogen larut dalam pelarut organik dan
praktis tidak larut dalam air. Genistein dipercaya dapat meningkatkan bone mass density,
mencegah mild osteopenia, dan mencegah fraktur pada wanita postmenopause karena aksinya
dalam penurunan aktivitas osteoklas dengan peningkatan OPG, inhibisi tyrosin kinase, dan
penurunan ekspresi IL-6. Dosis harian genistein yang direkomendasikan adalah lebih dari 40
mg/hari dan dikonsumsi beberapa jam sebelum ataupun sesudah konsumsi obat/suplemen
lain, dikonsumsi bersamaan ataupun setelah makan, dan dikonsumsi minimal 6 bulan. Salah
satu produk genistein yang beredar terdapat dalam bentuk kapsul yang dikonsumsi 1-2 kali
sehari dan diberikan setelah makan. Efek samping yang terjadi dapat berupa mual, muntah,
iritasi lambung, nyeri lambung, dan konstipasi.

Quercetin yang berupa serbuk berwarna kuning sangat mudah larut dalam air (< 0,1
g/100 ml) pada suhu 21oC. Quercetin memiliki bioavailabilitas yang rendah dan menghasilkan
efek sinergis ketika dikombinasikan dengan flavonoid lain. Quercetin dipercaya memiliki efek
protektif terhadap bone loss karena aksinya dalam mengaktivasi osteoblast atau menghambat
diferensiasi osteoklas. Dosis umum quercetin dalam bentuk suplemen adalah 500 – 1000 mg
per hari. Produk quercetin yang tersedia di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul yang

31
dikonsumsi sehari satu kali dengan makanan. Pada dosis tinggi, quercetin dapat menyebabkan
efek samping berupa sakit kepala, mual, dan sensasi kesemutan.

Resveratrol dipercaya dapat menjaga kesehatan tulang karena memiliki sifat-sifat


estrogenik, anti-inflamasi, antioksidan, dan proliferatif yang dapat memengaruhi metabolisme
tulang. Selain itu, Resveratrol terbukti memiliki efek menguntungkan untuk osteoporosis pada
wanita pasca-menopause karena aktivitas antioksidannya. Efek tersebut disebabkan oleh aksi
resveratrol dalam peningkatan ekspresi sitokin yang menghasilkan peningkatan kualitas
jaringan tulang serta efek penghambatan resveratrol pada ekspresi dan/atau produksi sitokin
dapat meningkatkan aktivitas osteoklas dan menghasilkan pengurangan resorpsi tulang.
Asupan oral 75 mg resveratrol dua kali sehari selama 14 minggu dapat mengurangi persepsi
nyeri tulang pada wanita pasca menopause. Produk resveratrol yang tersedia di pasaran
terdapat dalam bentuk kapsul yang dikonsumsi 2 kali sehari setelah makan dengan segelas air.
Pada dosis tinggi (2,5 g atau lebih per hari), efek samping dapat terjadi seperti mual, muntah,
diare, dan disfungsi hati pada pasien dengan penyakit hati berlemak non-alkohol.

Curcumin memiliki sifat kelarutan dan stabilitas fisikokimia yang rendah. Curcumin
dipercaya dapat mempertahankan massa tulang dengan menghambat osteoklastogenesis.
Curcumin juga dapat mengurangi pembentukan spesies reaktif yang menyebabkan degradasi
tulang rawan. Saat ini, tidak ada konsensus resmi terkait dosis kurkumin efektif, tetapi
berdasarkan penelitian, dosis kurkumin untuk osteorartritis adalah 500 mg yang dikonsumsi
dua kali sehari selama 2-3 bulan. Produk curcumin yang tersedia di pasaran terdapat dalam
bentuk tabet yang dikonsumsi 3 kali sehari dengan makanan. Efek samping yang terjadi dapat
berupa dyspepsia dan pruritus.

Omega-3 Polyunsaturated (ω-3 PUFA) dipercaya dapat meningkatkan laju


pembentukan tulang dan marker pembentukan tulang, serta mengurangi efek degeneratif dan
penyakit inflamasi tulang seperti osteoporosis. Efek tersebut dikarenakan aksinya dalam
penurunan pelepasan prostaglandin E2 (PGE2) dan receptor-activated nuclear kappa-
ligand (RANKL), memodulasi jumlah sitokin proinflamasi, meningkatkan produksi IGF-1,
dan meningkatkan pertambahan kalsium di tulang. Dosis rekomendasi suplemen omega 3
dari FDA adalah 2 g/hari. Produk omega 3 yang tersedia di pasaran terdapat dalam bentuk
softgel yang dikonsumsi 3 kali sehari dengan makanan. Efek samping yang umum dilaporkan

32
dari suplemen omega-3 dapat berupa rasa tidak enak, bau mulut, heartburn, mual,
ketidaknyamanan GI, diare, sakit kepala, dan keringat bau.

Sesamin yang termasuk golongan lignan merupakan senyawa yang larut dalam pelarut
organik dan bentuk glikosidanya larut dalam air atau alkohol dan dapat dihidrolisis oleh asam.
Sesamin dipercaya dapat menjaga kesehatan tulang karena aksinya yang memicu diferensiasi
osteoblast dengan mengaktifkan jalur pensinyalan p38 dan ERK MAPK. Asupan lignan
biasanya tidak melebihi 1 mg per hari dan dapat dikonsumsi setelah makan. Produk sesamin
yang tersedia di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul yang dikonsumsi 2 kali sehari setelah
makan. Efek samping yang terjadi dapat berupa reaksi alergi pada konsumen yang memiliki
riwayat alergi terhadap kacang/ sesame seed.

3.2 Saran
Penelitian mengenai komoditi pangan menjadi sediaan nutrasetika harus dikembangkan
lagi sehingga menjadi salah satu alternatif yang dapat menjadi pilihan sediaan farmasi yang
dapat digunakan oleh masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh.

33
DAFTAR PUSTAKA

Bone Cells. (2019). Retrieved 8 October 2019, from


https://depts.washington.edu/bonebio/bonAbout/bonecells.html

BoneKEy Reports 5, Article number: 793 (2016). doi: 10.1038/bonekey.2016.20

Chen, X., Wang, Z., Duan, N., Zhu, G., Schwarz, E., & Xie, C. (2017). Osteoblast–osteoclast
interactions. Connective Tissue Research, 59(2), 99-107. doi:
10.1080/03008207.2017.1290085

Healthy Hey. Diakses melalui https://www.healthyhey.com/products/healthyhey-flaxseed-oil-


with-vitamin-e-500-mg-omega-3-support-heart-health-90-softgels pada 10 Oktober pukul
17:57 pm

Kajarabille, Naroa et al. (2013). A New Insight to Bone Turnove: Role of omega-3 Polyunsaturated
Fatty Acids. University of Granada, Spain: Scientific World Journal.

Lavado-Garcia, Jesus. (2018). Long-chain omega-3 polyunsaturated fatty acid dietary intake is
positively associated with bone mineral density in normal and osteopenic Spanish women.
University of Extremadura: Cacered, Spain.

Lin, Qian., et all. (2001). Effects of Resveratrol on Bone Mineral Density in Ovarectomized Rats.
Retrieved 19 September 2019 from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3614578/.

National Institues of Health. (2019). Diakses melalui


https://ods.od.nih.gov/factsheets/Omega3FattyAcids-HealthProfessional/ pada 19
September 22:56 pm

Oršolić, N., Jeleč, Ž., Nemrava, J., Balta, V., Gregorović, G., & Jeleč, D. (2018). Effect of
Quercetin on Bone Mineral Status and Markers of Bone Turnover in Retinoic Acid-Induced
Osteoporosis. Polish Journal Of Food And Nutrition Sciences, 68(2), 149-162. doi:
10.1515/pjfns-2017-0023

34
Pandey, M. K., Gupta, S. C., Karelia, D., Gilhooley, P. J., Shakibaei, M., & Aggarwal, B. B.
(2018). Dietary nutraceuticals as backbone for bone health. Biotechnology Advances, 36(6),
1633–1648. doi:10.1016/j.biotechadv.2018.03.014

Pandey, M., Gupta, S., Karelia, D., Gilhooley, P., Shakibaei, M., & Aggarwal, B. (2018). Dietary
nutraceuticals as backbone for bone health. Biotechnology Advances, 36(6), 1633-1648. doi:
10.1016/j.biotechadv.2018.03.014

Parasuraman, S., Anand David, A., & Arulmoli, R. (2016). Overviews of biological importance of
quercetin: A bioactive flavonoid. Pharmacognosy Reviews, 10(20), 84. doi: 10.4103/0973-
7847.194044

Procosa | FULL Prescribing Information | PDR.net. (2019). Retrieved 19 September 2019, from
https://www.pdr.net/full-prescribing-information/Procosa-glucosamine-hydrochloride-
magnesium-sulphate-manganese-gluconate-meriva-bioavailable-curcumin-complex-
potassium-sulphate-vitamin-C--calcium-ascorbate--597

Quercetin Pro | Beyond Health. (2019). Retrieved 4 October 2019, from


https://beyondhealth.com/quercetin-pro.html

Robinson, W., Lepus, C., Wang, Q., Raghu, H., Mao, R., Lindstrom, T., & Sokolove, J. (2016).
Low-grade inflammation as a key mediator of the pathogenesis of osteoarthritis. Nature
Reviews Rheumatology, 12(10), 580-592. doi: 10.1038/nrrheum.2016.136

Salehi, B., Mishra, A., Nigam, M., Sener, B., Kilic, M., Sharifi-Rad, M., … Sharifi-Rad, J.
(2018). Resveratrol: A Double-Edged Sword in Health Benefits. Biomedicines, 6(3),
91. doi:10.3390/biomedicines6030091

The Micronutrient Information Center. Resveratrol. Retrieved from


https://lpi.oregonstate.edu/mic/dietary-factors/phytochemicals/resveratrol.

Tou, J. C. (2015). Resveratrol supplementation affects bone acquisition and osteoporosis: Pre-
clinical evidence toward translational diet therapy. Biochimica et Biophysica Acta (BBA) -
Molecular Basis of Disease, 1852(6), 1186–1194. doi:10.1016/j.bbadis.2014.10.003

35
Turmeric Dosage: How Much Should You Take Per Day?. (2019). Retrieved 19 September 2019,
from https://www.healthline.com/nutrition/turmeric-dosage

Turmeric Uses, Benefits & Dosage - Drugs.com Herbal Database. (2019). Retrieved 19 September
2019, from https://www.drugs.com/npp/turmeric.html

What Is Quercetin? Benefits, Foods, Dosage, and Side Effects. (2019). Retrieved 19 September
2019, from https://www.healthline.com/nutrition/quercetin#safety-and-side-effects

Wong, R., & Rabie, A. (2008). Effect of quercetin on bone formation. Journal Of Orthopaedic
Research, 26(8), 1061-1066. doi: 10.1002/jor.20638

Zhou, Z., Han, J., Xi, C., Xie, J., Feng, X., & Wang, C. et al. (2008). HMGB1 Regulates RANKL-
Induced Osteoclastogenesis in a Manner Dependent on RAGE. Journal Of Bone And
Mineral Research, 23(7), 1084-1096. doi: 10.1359/jbmr.080234

36
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Merianda:
a. Pada omega 3, berapa persentase EPA dan DHA & mana yang lebih dominan?
Jawab: Menurut Goyens et al., konversi ALA menjadi ~7% untuk EPA, tetapi
hanya 0,013% untuk DHA, sedangkan menurut HUssein et al. bahwa konversi
ALA hanya 0,3% menjadi EPA dan <0,01% untuk DHA. Untuk mendapatkan
efek kesehatan pada tubuh oleh omega-3, disarankan untuk mengkonsumsi 8-12
ons seafood per minggu, dimana jumlah tersebut setara dengan ~300 - 900 mg
EPA + DHA perhari.
b. Dosis resveratrol terdapat dalam rentang; apakah dosis tersebut dari dokter?
Dalam rentang itu, dosis mana yang dapat berkhasiat?
Jawab: Suplemen resveratrol dapat mengandung mulai dari kurang dari 1-500 mg
resveratrol per kapsul, tetapi untuk mengetahui apakah ada dosis yang aman dan
efektif untuk pencegahan penyakit kronis pada manusia dapat dilihat dari dosis dan
juga interaksi obat.
Resveratrol sebagai pengobatan pada kesehatan tulang efektif digunakan pada
rentang 1-500 mg. Efek samping dari penggunaan resveratrol jangka pendek >2,5
g/hari dapat terjadi seperti mual, muntah, diare dan disfungsi hati pada pasien
dengan penyakit hati berlemak non-alkohol.

Referensi:

Swanson, Danielle. (2012). Omega-3 Fatty Acid EPA and DHA: Health Benefits Throughout Life. New
York: Advances in Nutrition

37

Anda mungkin juga menyukai