Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN

MINUM OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS


TIPE 2 DI PROLANIS DESA JASEM KECAMATAN
NGORO KABUPATEN MOJOKERTO

PEMBIMBING :
Prof. Dr. H. Rika Subarniati T., dr., SKM
ANGGOTA KELOMPOK

• Erna Nur Aprilia 15710062


• Idfian Feranta Adi 15710140
• Ivan Roy Christy 15710150
• Anggita Maharani Putri 15710195
• Made Aryana Purwa D 15710200
LATAR BELAKANG
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2012) : Diabetes
mellitus merupakan penyakit terbanyak nomor dua
setelah hipertensi yakni sebanyak 102.399 kasus.

Kejadian Diabetes Mellitus pada tahun 2016 di


Puskesmas Ngoro tercatat sebanyak total 1.021 kasus
dengan 440 kasus baru, sedangkan antara bulan
Januari sampai Juni 2017 tercatat sebanyak 684
kasus.

3
LATAR BELAKANG
Sebagian besar penderita diabetes mellitus tidak
paham tentang tujuan terapi diabetes mellitus.

Keberhasilan terapi DM sangat dipengaruhi oleh


kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan,
sedangkan kegagalan terapi dapat disebabkan
kurangnya pengetahuan pasien.

PROLANIS dilaksanakan setiap bulan pada hari Jum’at


minggu ketiga, bertempat di Desa Jasem dan dihadiri
seluruh pasien dari 13 desa di Kecamatan Ngoro.
4
RUMUSAN MASALAH
• Adakah hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan minum obat pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di prolanis Desa Jasem
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto?
TUJUAN
• Tujuan Umum
Menganalisis hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan minum obat pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di Prolanis Desa Jasem
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
Tujuan Khusus

Mengidentifikasi karakteristik pasien yang mengikuti


Prolanis di desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten
Mojokerto.

Mengidentifikasi tingkat pengetahuan mengenai


diabetes mellitus tipe 2 dan komplikasinya pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 di Prolanis desa Jasem,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

7
Tujuan Khusus

Mengidentifikasi kepatuhan minum obat pada pasien


diabetes mellitus tipe 2 di Prolanis desa Jasem,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan


kepatuhan minum obat pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 di Prolanis desa Jasem, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto.

8
MANFAAT
• Memberikan informasi mengenai komplikasi dan pengobatan diabetes
mellitus sehingga dapat merubah atau meningkatkan kepatuhan
Masyarakat minum obat.

• Memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kepatuhan minum


obat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 sehingga dapat dijadikan
Institusi
Terkait dasar dalam pengambilan kebijakan.

• Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam


Peneliti
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat.

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar dan acuan
Peneliti Lain
bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGETAHUAN

• Definisi
Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya) (Arba’in,
2011).
Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan
(Rogers, 1974)

Awareness Interest Evaluation

Trial Adaption
Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

• Pendidikan
Internal • Pekerjaan
• Umur

• Lingkungan
Eksternal • Sosial Budaya
DIABETES MELLITUS
• Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
(American Diabetes Association, 2010).
Klasifikasi (ADA, 2009)

Diabetes Diabetes
mellitus tipe 1 mellitus tipe 2

Diabetes Diabetes
mellitus tipe mellitus
lain gestasional
Faktor Risiko
• Riwayat keluarga dengan DM, umur ≥ 45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi
dengan berat badan lahir bayi > 4000 gram atau riwayat pernah menderita
diabetes melitus gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<
Tidak Dapat 2,5 kg).
Dirubah

• IMT ≥ 25kg/m2 atau lingkar perut ≥ 80 cm pada wanita dan ≥ 90 cm pada laki-
laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat.
Dapat
Dirubah

• Penderita polycystic ovarysindrome, memiliki riwatyat toleransi glukosa


terganggu atau glukosa darah puasa terganggu sebelumnya, memiliki riwayat
penyakit kardiovaskuler seperti stroke, penyakit jantung koroner, konsumsi
alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan
Lain kafein.
Gejala Klinis
Kronis

• Kesemutan.
Akut • Kulit terasa panas atau seperti
tertusuk tusuk jarum.
• Poliphagia • Rasa kebas di kulit.
• Polidipsia • Kram.
• Poliuria • Mudah mengantuk.
• Berat badan turun dengan cepat (5- • Pandangan mulai kabur.
10 kg dalam waktu 2-4 minggu) • Gigi mudah goyah dan mudah lepas.
• Mudah lelah. • Kemampuan seksual menurun.
• Pada ibu hamil sering terjadi
keguguran atau kematian janin
dalam kandungan atau dengan bayi
berat lahir lebih dari 4 kg.
Kriteria Diagnosis DM (Perkeni, 2015)
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam, atau

Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi


Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram, atau

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan


klasik, atau

Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5%


Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis
diabetes dan prediabetes

HbA1c (%) Glukosa darah Glukosa plasma 2 jam


puasa (mg/dL) setelah makan(mg/dL)

Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 ≥ 200

Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199

Normal < 5,7 <100 < 140


Penatalaksanaan

Diet Olahraga

Pendidikan Terapi
Kesehatan Farmakologis
Komplikasi
Akut Kronis

• Hipoglikemia. • Komplikasi
• Ketoasidosis makrovaskuler
diabetik. seperti penyakit
• Sindrom HHNK arteri
(Hiperosmolar Non koroner/jantung
Ketotik). koroner.
• Komplikasi
mikrovaskuler
seperti retinopati
diabetik.
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS
• Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 di Prolanis Desa Jasem
H0 Kecamatan Ngoro Mojokerto.

• Ada hubungan antara pengetahuan dengan


kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 di Prolanis Desa Jasem
H1 Kecamatan Ngoro Mojokerto.
METODE PENELITIAN

• Jenis penelitian ini merupakan


Jenis penelitian analitik observasional.
Penelitian

• Desain penelitian ini menggunakan


Desain pendekatan cross sectional.
Penelitian
Populasi dan Sampel

• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Populasi pasien Diabetes Mellitus tipe 2 peserta Prolanis


di Desa Jasem wilayah Puskesmas Ngoro
Kabupaten Mojokerto sebanyak 42 orang.

• Penetuan Besar sampel dalam penelitian ini

Sampel diambil dengan menggunakan metode total


sampling. Pada penelitian ini jumlah sampel
yang akan diambil adalah 42 responden.

25
Variabel penelitian

Variabel Variabel
Terikat Bebas

Kepatuhan Pengetahuan
minum obat pasien

26
Definisi Operasional
Analisis

Univaria • Analisis univariat dalam


penelitian ini dilakukan dengan
t menghitung distribusi frekuensi.

• Analisis bivariat dalam


Bivariat penelitian ini dilakukan dengan
uji korelasi Spearman.
ANALISIS UNIVARIAT
Pengetahuan tentang Diabetes Mellitus tipe 2

70.00%

60.00% 0.59

Pengetahua Frekuensi Persentase


n
50.00%
Kurang 2 5%

Cukup 15 36% 40.00%


36.00%
Kurang

Baik 25 59% Cukup


Baik
30.00%

Total 42 100%
20.00%

10.00%
0.05

0.00%
Kurang Cukup Baik
Kepatuhan Minum Obat
80.00%

70.00%
0.67
Kepatuhan Frekuensi Persentase
60.00%
Rendah 28 67%
50.00%
Sedang 8 19%
Rendah
40.00%
Sedang
Tinggi 6 14% Tinggi

30.00%
Total 42 100%
20.00% 19%

0.14

10.00%

0.00%
Rendah Sedang Tinggi
Karakteristik Responden
120%
Usia
Usia Frekuensi Persentase 0.98
100%

12-25 tahun 0 0%

80%

26-45 tahun 1 2%
12-25 tahun
60%
26-45 tahun
>45 tahun 41 98% >45 tahun

Total 42 100% 40%

20%

2.00%
0%
0
12-25 tahun 26-45 tahun >45 tahun
Jenis Kelamin
90%

80% 0.79

Jenis Frekuensi Persentase 70%


Kelamin
60%
Perempuan 33 79%
50%
Laki-laki 9 21% Perempuan
Column1
40%
Total 42 100%
30%

21.00%
20%

10%

0%
Perempuan Laki-laki
Jumlah anak
60.00%

0.5
Jumlah Frekuensi Persentase 50.00%

Anak
40.00%
40.00%
1 4 10%

2 17 40%
1 anak
30.00%
2 anak
>2 21 50% > 2 anak

Total 42 100% 20.00%

0.1
10.00%

0.00%
1 anak 2 anak > 2 anak
Pekerjaan
60.00%

Pekerjaan Frekuensi Persentase 50.00%


0.5

IRT 21 50%
40.00%

Petani 12 28%
Ibu Rumah Tangga

Pensiunan 5 12% 30.00% 28%


Petani
Pensiunan
Lain

Lain 4 10%
20.00%

Total 42 100%
0.12
0.1
10.00%

0.00%
Ibu Rumah Tangga Petani Pensiunan Lain
Pendidikan
70%

Pendidikan Frekuensi Persentase 62.00%


60%

Tidak 3 7%
Sekolah 50%

SD 26 62%
40%

SMP 8 19%
Tidak sekolah
30%
SMA 3 7% SD
SMP
SMA
Sarjana 2 5% 20% 0.19 Sarjana

Total 42 100%
10%
0.07 0.07
0.05

0%
Tidak sekolah SD SMP SMA Sarjana
Lama Menderita DM
50%

45% 44.00%
Lama Frekuensi Persentase
Menderita 40%
DM
0.36
35%

≤ 3 tahun 15 36%
30%

3-5 tahun 19 44% ≤ 3 tahun


25% 3-5 tahun
6-10 tahun
6-10 tahun 4 10% > 10 tahun
20%

> 10 tahun 4 10% 15%

Total 42 100% 10%


0.10.1

5%

0%
≤ 3 tahun 3-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun
Keturunan
70%

62.00%
60%

Keturunan Frekuensi Persentase


50%

Ada 16 38%
40% 0.38

Tidak ada 26 62% Ada


1-5 meter
30%

Total 42 100%
20%

10%

0%
Ada Tidak ada
ANALISIS BIVARIAT
• Nilai p menunjukkan hasil 0,677 (> 0,05) maka,
korelasi dianggap tidak signifikan, sehingga
pada penelitian ini didapatkan hasil : “Tidak
ada hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 di Prolanis Desa Jasem
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto”.
PEMBAHASAN
Keberhasilan terapi DM sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien
dalam menjalankan pengobatan, sedangkan kegagalan terapi dapat
disebabkan kurangnya pengetahuan pasien.

Sebagian besar responden berpendidikan SD namun memiliki


pengetahuan tentang DM tipe 2 yang baik. Hal ini dikarenakan
penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas
Ngoro berhasil. Namun, penjelasan yang didapatkan pasien masih
belum lengkap, sehingga pengetahuan ini kurang berpengaruh
terhadap kepatuhan responden dalam minum obat.

Kepatuhan minum obat yang rendah ini ditakutkan akan


menyebabkan kadar gula darah pasien tidak terkontrol.
PEMBAHASAN

Puskesmas sebaiknya membentuk Pengawas Minum Obat (PMO) dan


kader kesehatan.

Membuat kegiatan agar pasien menjadi lebih aktif dan produktif.

Meskipun dalam penelitian ini tidak didapatkan hubungan, ada faktor


lain yang mungkin mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum
obat antara lain faktor lingkungan (sosial, fisik, budaya), karakteristik,
faktor genetik, faktor sikap dan tindakan serta pelayanan kesehatan.
KESIMPULAN
Sebagian besar responden adalah perempuan usia > 45 tahun dengan
jumlah anak ≥ 2, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berpendidikan SD.
Rata-rata responden menderita DM selama kurang dari 3 tahun sampai 5
tahun dan tidak memiliki riwayat keluarga dengan DM.

Peserta Prolanis Desa Jasem memiliki pengetahuan yang baik


mengenai Diabetes Mellitus tipe 2, namun masih banyak yang
tidak patuh dalam minum obat.

Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan


minum obat pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Prolanis Desa
Jasem Kecamatan Ngoro Mojokerto.
SARAN
Kepada instansi terkait diharapkan memberikan penyuluhan dengan materi yang
lebih menekankan pada pola hidup yang baik, target BMI serta kadar gula darah
yang harus dicapai dan dipertahankan, serta gejala awal dari komplikasi DM tipe 2.

Kepada instansi terkait untuk melakukan pendekatan dan pelatihan kepada


keluarga terdekat pasien untuk berperan sebagai pengawas minum obat

Kepada instansi terkait untuk membentuk kader yang akan mengevaluasi kerja
PMO serta mengadakan kegiatan agar pasien yang sebagian besar adalah ibu
rumah tangga yang memiliki aktivitas terbatas agar menjadi lebih aktif dan
produktif.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan faktor lain dengan


kepatuhan minum obat pada penderita DM tipe 2 di Prolanis Desa Jasem
dengan variabel yang belum diteliti pada penelitian ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai