Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

MORFOLOGI TUMBUHAN

Di susun oleh :
OKTARINA 16334007
ASIYAH 16334008
YOS SURYANA 16334009

Dosen Pembimbing :
Vilya Syafriana, S.Si., M.Si
Saiful Bahri, S.Si., M.Si
Drs. Adrizal
Dra. Tatat Hayati, Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
TEORI DASAR ......................................................................................................................... 3
A. MORFOLOGI DAUN LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP ...................................... 3
B. PANGKAL DAUN DAN UJUNG DAUN..................................................................... 4
C. BANGUN DAUN , TEPI DAUN, PERTULANGAN DAUN ....................................... 5
D. TATA LETAK DAN KOMPOSISI DAUN ................................................................. 10
E. BUNGA LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP .......................................................... 13
F. BUAH ( FRUCTUS ).................................................................................................... 15
BAB II...................................................................................................................................... 17
PEMBAHASAN PRAKTIKUM MORFOLOGI .................................................................... 17
A. MORFOLOGI DAUN LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP .................................... 17
B. PANGKAL DAUN DAN UJUNG DAUN................................................................... 19
C. BANGUN DAUN, TEPI DAUN, PERTULANGAN DAUN ...................................... 23
D. TATA LETAK DAUN (Phyllotaxis)............................................................................ 26
E. BUNGA LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP .......................................................... 30
F. BUAH ( Fructus ).......................................................................................................... 32
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 38
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................. 39

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 1


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Botani Farmasi “
Morfologi Tumbuhan” dengan baik.
Laporan Praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Botani
Farmasi di Institut Sains dan Teknologi Nasional. Laporan praktikum ini berisi keterangan
tentang morfologi tumbuhan disertai gambar bagian-bagian yang diamati.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Tatat Hayati, Apt.
2. Bapak Drs. Adrizal
3. Bapak Saiful Bahri, S.Si., M.Si.
4. Ibu Vilya Syafriana, S.Si., M.Si.
selaku dosen yang membimbing kami saat melakukan praktikum botani farmasi, serta rekan-
rekan praktikum botani farmasi.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu kami meminta maaf bila ada kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan.

Jakarta, Februari 2017

Penyusun

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 2


BAB I

TEORI DASAR

A. MORFOLOGI DAUN LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP


Untuk menemukan identitas suatu tumbuhan dapat dengan menggunakan
kunci kunci determinasi yang diperlihatkan oleh daun, bunga, buah, dan lain lain.
Sifat umum dari daun merupakan bagian/organ tumbuhan yang berfungsi membentuk
makanan (fotosintesa), respirasi dan transpirasi. Karena daun tersebut menunjukan
suatu pola yang khas, maka daun mempunyai nilai yang penting dalam taksonomi
tumbuhan. Daun terdiri dari bagian utama dan bagian tambahan.
Bagian utamanya adalah :
a) Helai daun (Lamina)
b) Tangkai daun (Petiolus/petiole)
c) Pelepah daun /upih daun (Vagina)
Sedangkan bagian tambahannya adalah :

a) Daun penumpu (Stipula)


b) Lidah daun (Ligula)
c) Bumbung (Ochrea)
Tumbuhan yang mempunyai semua bagian utamanya disebut daun lengkap
(folium completus), contohnya daun pisang (Musa paradisiaca ) sedangkan yang hanya
mempunyai helai daun dan tangkai daun atau pelepahnya saja disebut daun tidak
lengkap (folium incompletus). Umumnya terdapat pada daun dikotil.

Ada juga daun yang hanya mempunyai tangkai daun saja, tetapi tangkai tersebut
melebar bentuknya menyeruoai lembaran daun, hal ini dinamakan phyllodia/daun
semu, contohnya Acacia auriculiformis.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 3


B. PANGKAL DAUN DAN UJUNG DAUN
Pangkal Daun merupakan bagian dari daun yang letaknya terdekat dengan
tangkai daun, disebut juga sebagai basis. Sedangkan bagian daun yang letaknya paling
ujung dari tangkai daun disebut sebagai apex.

Tipe pangkal daun (basis folii) antara lain :


a) Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset,
belah ketupat, dll
b) Meruncing (acuminatus), biasanya pada daun bulat telur terbalik/daun bangun
sudip.
c) Tumpul (obtusus), pada daun bangun bulat telut, jorong.
d) Membulat (rotundatus), pada bangun bulat telur, bulat, dan jorong.
e) Rompang atau Rata (truncates), pada daun bangun segitiga, delta, tombak, dll
f) Berlekuk (emarginatus), pada daun bangun jantung, ginjal, anak panah.
g) Auriculatus , bentuknya seperti telinga, ujung daun pada bangun dasar kecil
kecil.
Tipe ujung daun (apex folii) antara lain :
a) Runcing (acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi
sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu
sudut lancip (<90°). Biasa terdapat pada daun daun dengan bangun bulat
memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat, dll.
b) Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung
daun Nampak sempit, panjang, dan runcing.
c) Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang,
cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul
(>90°), biasa terdapat pada daun bangun bulat telur terbalik/sudip.
d) Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk
sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur,
terdapat pada daun yang bulat/jorong dan daun bangun ginjal.
e) Romping (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata.
f) Terbelah (rotusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang
kadang amat jelas, kadang kadang terbelahnya. Ujung hanya akan kelihatan
jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 4


g) Berduri (mukronatus), jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang
runcing keras, merupakan suatu duri.

Gambar 1.1 Tipe Ujung daun Gambar 1.2 Tipe Pangkal daun

C. BANGUN DAUN , TEPI DAUN, PERTULANGAN DAUN


Bangun daun dapat dikelompokkan dalam 4 bagian yaitu :

I. Bagian yang terlebar berada didekat puncak daun (apex), antara lain :

a) Bangun bulat telur terbalik (obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi
bagian yang lebar terdapat didekat ujung daun.
b) Bangun jantung terbalik (obcordatus)
c) Bangun daun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus).
d) Bangun sudip atau bangunan spatel (spathulatus ), yaitu seperti bangun
bulat telur terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang,mis.daun tapak
liman ( elephantopus scaber ).

II. Bagian yang terlebar berada ditengah – tengah.Terbagi:

a) Bundar ( orbicularis/circularis ), bila panjang : lebar =6:5


b) Perisai/tameng ( petatus ), 5amper seperti orbicularis tapi tangkai
ditengah daun
c) Lonjong ( ovalis/ellipticus ),bentuk sepreti ellips dan ujungnya
runcing, p :1=2:1, dengan pinggiran melengkung sama di tengah
d) Memanjang ( oblongua ) yaitu jika p:1=21 /2-3:1

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 5


e) Lancet ( lanceolatus/anguste ellipticus ) yaitu bangun ellips yang
sempit, kedua ujungnya runcing, p:1=6:1 atau 3:1. Bentuk ini mungkin
peralihan dari bentuk ellips ke oblongus.

III. Bagian yang terlebar berada dibawah/dasar daun, terbagi atas :

a) Yang mempunyai lekukan, terbagi 5 tipe :

1. Jantung ( cordatus/cordiformis ), mempunyai dua lekukan pada


dasar
2. Anak panah ( sagittatus ), ujungnya runcing juga dasarnya
3. Tombak ( hastatus ), 6amper seperti sagittatus, tapi pada dasarnya
agak mendatar
4. Telinga ( auriculatus ), seperti hastatus tapi pada dasarnya agak
membulat
5. Ginjal ( reniformis ), daun yang pendek lebar dengan ujung
tumpul/membulat dan pangkalnya berlekuk dangkal

b) Yang tidak berlekuk/rata, terbagi atas 4 tipe :

1. Bulat telur ( ovatus )

2. Segitiga ( triangularis )
3. Delta ( rhomboideus )

IV. Helaian daun dari pangkal sampai ujungnya sama besar lebarnya,terbagi 5 tipe
yaitu :

a) Jarum ( acarorus/aciculatus ), daunnya meruncing panjang dan kaku


b) Paku ( subulatus ), penampangnya bulat dengan ujung yang runcing
dan helaian daunnya kaku serta sempit
c) Pedang/belati ( ensiformis/glaidiatus ), bagian tengahnya tebal
sedangkan bagian pinggirnya tipis/pipih
d) Garia ( linearis ), berupa daun dengan penampang pipih dan panjang
e) Pita ( ligularis/ligulatus ), hampir serupa garis tapi lebih panjang dan
lebih besar

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 6


Gambar 1.3 bentuk helaian daun (sircumscriptio)
Tepi daun/pinggiran daun ( margo folii ), dapat digunakan sebagai tanda tanda
identifikasi tumbuhan karena mempunyai cirri-ciri yang khas. Ada beberapa macam
tipe antara lain :
1. Rata ( integer )
2. Bergerigi ( serratus ), sinus/lekukannya sama dengan angulus/tonjolannya
yang tajam .
3. Gigi (dentatus), sinusnya tumpul tapi angulusnya tajam
4. Beringgit (crenatus), merupakan kebalikan dari bentuk gigi, sinusnya tajam
tapi angulusnya tumpul.
5. Berombak / bergelombang (repandus), sinus dan angulusnya tumpul.
6. Erosus , mempunyai pinggiran bentuk gigi yang tidak teratur seperti dimakan
binatang.
7. Keriting (crispus), pinggir daun terbelah dan melingkar atau keriting.
8. Berbulu-bulu halus (ciliates).

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 7


Gambar 1.4 bentuk tepi daun (margo folii)

Pertulangan daun

Tulang daun terdiri dari bagian bagian sebagai berikut :

1. Ibu tulang daun (costae), tulang yang terbesar, merupakan kelanjutan tangkai
daun. Umumnya letaknya di tengah-tengah lembaran daun, sehingga
lembaran daun menjadi simetris, tapi ada juga yang membaginya tidak
simetris.
2. Cabang tulang utama (nervus lateralis), tulang yang lebih kecil dari ibu tulang
daun, biasanya berpeangkal pada ibu tulang. Cabang tulang yang langsung
berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang ke satu, pada cabang ini bila
tumbuh cabang lagi disebut cabang ke dua, dan seterusnya.
3. Urat daun (venation), cabang dari pertulangan daun yang paling kecil dan
biasanya terbentuk seperti jala.

Pertulangan daun terbagi menjadi beberapa tipe yaitu:

1. Sejajar ( rectinervis ), tulang tulangnya memanjang sejajar dengan tepi daun


dan bertemu pada ujung daunnya. Biasanya terdapat pada daun berbentuk
pita/garis seperti pada Graminae antara lain jagung. Tipe sejajar ini disebut

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 8


juga sebagai tipe tertutup, karena tulangnya sejajar dan dihubungkan oleh urat
daun yang melintang sehingga terbentuk system yang tertutup.
2. Melengkung (curvinervis), yaitu bila hanya satu tulang yang besar ditengah
tengah daun dan beberapa tulang lainnya melengkung mengikuti tepi daun
yang tersebar dari tangkai daun dan bertemu lagi pada ujung daun. Tulang ini
ada yang keluar dari satu tempat dan ada juga dari beberapa tempat.
3. Ruptinervis, bila dari tulang lurus ini terputus dalam interval.
4. Menyirip (penninervis), bila tulangnya pinnatus bentuk sirip. Daun hanya
mempunyai satu ibu tulang yang berada ditengah lembaran daun dan dari sini
tumbuh cabang tulang ke kiri dan ke kanan sehingga menyerupai sirip.
Keluarnya cabang ini ada yang dari satu titik dan ada dari titik yang
berlainnan.
5. Menjari (palminervis), dari dasar daun tumbuh beberapa tulang daun yang
arahnya tersebar dari satu titik sehingga membentukseperti jari jari tangan.
6. Campuran menjari dan menyirip (palmi-penninervis).

Gambar 1.5 jenis tulang-tulang daun

Gambar 1.6 susunan tulang-tulang daun

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 9


D. TATA LETAK DAN KOMPOSISI DAUN
Tata letak daun

Tipe Tata letak daun (phyllotaxy)

1. Bersilangan (opposite)
2. Berlingkar (whorled/verticillate)
3. Berganti (alternate)
4. Berhadapan menyilang (folia decussatus)
5. Berbentuk bintang tiga , bertabur bintang (folia stellatus)
6. Ternatus
7. Susun genting (folia imbricatus)
8. Rosulatus/rosularis
9. Fasciculatus
10. Berselang seling (folia distichua, bifarius)
11. Squarrosus

Gambar 1.7 tata letak daun

Gambar 1.8 tata letak daun

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 10


Komposisi Daun
Komposisi daun yang dimaksud dalam hal ini adalah keberadaan helai daun
pada tangkainya. Jika pada tangkai daun hanya terdapat satu helai daun, daun tersebut
disebut daun tunggal (simple leaf dan jika terdapat lebih dari satu helai disebut daun
majemuk ( compound leaf). Tanda untuk membedakan daun tunggal dan daun
majemuk adalah adanya kuncup bunga pada ketiak daun. Daun majemuk, apabila
pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun. Yang dimaksud dengan tangkai
adalah bagian daun yang melekat langsung pada daun. Tangkai daun (Pinnatae)
(cabang daun pertama) terjadi dengan melahirkan tangkai daun )canbang yang kedua
(bipinnate) baru berulang bisa sampai ke- percabangan yang ketiga (tripinate).
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan
dalam 4 golongan, yaitu:

a) Daun majemuk menyirip (pinnatus)


Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat
dikanan kiri ibu tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Daun majemuk menyirip dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam:
1. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus) : daun jeruk
2. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) : daun asam
3. Daun majemuk menyirip gasal: mawar, pacar cina
Daun majemuk menyirip (pinnatus) berdasarkan kedudukan anak daun
1. Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan,
2. Menyirip berseling, yaitu jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling
3. Menyirip berselang seling (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak daun pada
ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan
anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (Solanumlycopersicum
L.)
Daun Majemuk Ganda
Pada daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak langsung
duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Dalam hal
demikian, dan majemuk lalu dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk
ganda. Biasanya hanya daun majemuk menyiriplah yang dapat mempunyai sifat
demikian, oleh sebab itu apabila ada daun majemuk ganda, maka biasanya adalah
daun majemuk yang menyirip.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 11


Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun
pada cabang tingkat beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk
menyirip ganda dapat dibedakan dalam:
1. Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat
satu ibu tangkai,
2. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak – anak daun duduk pada cabang
tingkat dua dari ibu tangkai,
3. Majemuk menyirip ganda empat,
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun menyirip ganda dibedakan lagi dalam:
1. Daun menyirip ganda sempurna , yaitu jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk pada
ibu tangkai.
2. Daun menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung
pada ibu tangkainya.
Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang
menyirip gasal saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.

Gambar 1.10 Compound pinnate

b) Daun majemuk menjari (palmatus)


Daun majemuk menjari ialah daun majemuk yang semua anak daunnya
tersusun memencar pada ujung ibu tangkai. Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun
majemuk menjari dapat dibedakan
1. Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun,
misalnya daun nam-nam (cynometra caulifora L.)
2. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun,
misalnya pada pohon para (Hevea brasiliensis Mueli)
3. Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak
daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentandra Gaertn)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 12


4. Daun majemuk menjari ganda
Daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus) : Aegopodium,
Aquilegia vulgaris.

Gambar 1.9 Compound palmate

c) Daun majemuk bangun kaki (pedatus)


Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak
daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak
daun yang disampingnya : Arisaema filiforme (Araceae).
d) Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai
cabang – cabang. Pada ibu tangkai, terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip.
Contoh daun majemuk campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)

E. BUNGA LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP

Bunga adalah ranting atau bagian dari batang dengan ruas ruasnya memendek
serta daunnya mengalami perubahan bentuk, warna serta fungsinya.
Struktur bunga lengkap (flos completes) terdiri atas :
1. Kelopak (calyx)
2. Tajuk/mahkota (corolla)
3. Benang sari (stamen)
4. Putik (pistillum)
Bila salah satu bagian/lebih tidak ada,maka disebut sebagai bunga tidak
lengkap (flos incompletus).

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 13


Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai putik dan benang sari,
sedangkan bunga tidak sempurna adalah yang tidak benang sari/putik. Oleh karena itu
bunga tidak sempurna adalah bunga berkelamin satu (unisexual), sedangkan bunga
sempurna adalah bunga bisexual (hermaprodit). Bunga dapat dibagi dalam tipe
simetris :

 Radial simetris (actinomorphus = regularis)


a) Bintang (rotatus)
b) Tabung (tubulosus)
c) Terompet (hypocrateriformis)
d) Cawan/periuk (urceolatus)
e) Corong (infundibuliformis)
f) Lonceng (campanulatus)
 Bilateral simetris (zygomorphus)
a) Bertaji (calcaratus)
b) Berbibir (labiatus)
c) Bertopeng (personatus)
d) Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
e) Seperti pita (ligulatus)
 Asimetri/asymetrus
Bentuk inflorescentia (karangan bunga) dari berbagai jenis tanaman tergantung
kepada cara bercabangnya tangkai utama, terbagi 2 bentuk pokok :
1. Bunga tak terbatas (inflorescentia racemosa = centripetala = botryoides), dengan
tanda tanda sebagai berikut :
a) Tangkai utama biasanya panjang dan tidak memepunyai bunga pada
ujungnya.
b) Tangkai utama berturut-turut membentuk anak tangkai/cabang-cabang
dari pangkal ujung/dari bawah keatas.
c) Jumlah anak tangkai yang terbentuk pada sebuah poros bunga biasanya
tidak terbatas/banyak.
d) Tangkai utama biasanya lebih panjang dari anak tangkai.
e) Mekar bunga mulai dari bawah ke atas/dari luar ke dalam.
f) Bunga yang paling tua (lebih dulu mekar) terletak paling bawah/paling
jauh dari poros.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 14


2. Bunga terbatas (inf. Cymosa = centrifuga )
a) Pada ujung tangkai utama selalu terdapat sebuah kuncup bunga yang
menyebabkan tangkai utama tidak dapt tumbuh terus keatas.
b) Bunga pada ujung tangkai utama akan mekar lebih dulu daripad bunga
lainnya.
c) Tangkai utama lebih pendek dari anak tangkai.
d) Tangkai utama hanya membentuk anak tangkai sedikit.
e) Cara anak tangkai bercabang tidak berbeda dari tangkai utama.

F. BUAH ( FRUCTUS )

Buah asalnya dari bakal buah (ovarium ) yang sudah dibuahi tumbuh menjadi
bakal buah dan bakal biji yang biasanya ada didalam akan tumbuh menjadi biji.
Buah angiospermae, umumnya dikatakan sebagai bakal buah yang masak.

Buah ini dibagi menjadi 2 tipe yaitu:


1. Buah sejati, terbagi menjadi:
 Buah sejati tunggal
 Buah sejati majemuk
2. Buah semu/palsu.
Kedua macam buah ini dapat merupakan buah kering/berdaging, merekah
(dehiscent) dan ada juga yang tidak merekah (indehiscent).
Buah sejati tunggal dapat dibagi menjadi :
A. Buah kering tidak merekah, terdiri atas :
a) Buah longkah/kurung (achenium)
b) Buah bersayap (samara)
c) Buah keras (nux/nut)
B. Buah kering merekah, terdiri atas:
a) Buah polong (legumen)
b) Buah bumbung (folliculus)
c) Buah kotak sejati (capsul)
d) Buah belah (schizocarpium)
e) Buah kendaga (rhegma)
C. Buah berdaging, terdiri atas :

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 15


a) Buah batu (drupa)
b) Buah empulur (pomum)
c) Buah buni (bacca/berry)
d) Buah jeruk (hesperidium)
 Flavedo = lapisan terluar berwarna hijau, lalu kuning.
 Albedo = lapisan tengah, bersifat seperti busa.
 Lapisan dalam bersekat-sekat, terbentuk dari beberapa ruangan
e) Buah mentimun (pepo)
f) Buah delima (balausta)
g) Buah lobak (siliqua)
h) Buah padi (caryosis)
Buah sejati majemuk/berganda, yang terbentuk oleh kedua/lebih putik
yang terdapat pada dasar bunga yang sama, terbagi atas :
a. Buah aggregate
b. Buah multiple
Buah semu majemuk ialah buah semu yang berasal dari bunga
majemuk, buahnya nampak seperti satu buah. Buah semu berganda ialah buah
yang asalnya dari satu bakal buah.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 16


BAB II

PEMBAHASAN PRAKTIKUM MORFOLOGI


A. MORFOLOGI DAUN LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP
1. Mangga ( Mangifera indica )
Folium incompletus = Daun tidak lengkap, hanya ada petiolus dan lamina.

2. Jambu Biji ( Psidium guajava )


Folium incompletus = daun tidak lengkap, hanya ada petiolus dan lamina.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 17


3. Talas hias ( Caladium bicolor )

Folium completus = Daun lengkap, memiliki pelepah, petiolus, lamina

4. Akasia ( Acacia auriculiformis )

Memiliki daun semu, phyllodia = tangkai daun yang lebar menyerupai lembaran
daun.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 18


B. PANGKAL DAUN DAN UJUNG DAUN
1. Oleander ( Nerium oleander )

Apex folii = Acutus ( runcing )


Basis folii = Acutus ( runcing )

2. Durian ( Durio zibethinus )

Apex folii = Acuminatus (meruncing)


Basis folii = Acutus (runcing)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 19


3. Mangkokan ( Nothopanax scutellarium )
Apex folii = Apiculate / Rotundatus (membulat)
Basis folii = Emarginatus (berlekuk)

4. Bayam duri ( Amaranthus spinosus )

Apex folii = Retusus ( terbelah )


Basis folii = Acutus ( runcing )

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 20


5. Daun kupu-kupu ( Bauhinia purpurea )

Apex folii = Retusus (terbelah)


Basis folii = Emarginatus (berlekuk)

6. Beluntas ( Pluchea indica )

Apex folii = Acutus (runcing)


Basis folii = Acutus (runcing)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 21


7. Miana / Iler ( Coleus sp )
Apex folii = Acutus (runcing)
Basis folii = Acutus (runcing)

8. Waru ( Hibiscus tiliaceus )

Apex folii = Acuminatus ( meruncing )


Basis folii = Emarginatus ( berlekuk )

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 22


C. BANGUN DAUN, TEPI DAUN, PERTULANGAN DAUN
1. Sirih ( Piper betle )

Circumscriptio = Cordatus (jantung)

Margo folii = Integer (rata)

Nervatio = Carvinervis (melengkung)

2. Kayu manis ( Cinnamomum zeylanicum )


Circumscriptio = Ovalis/Ovatus (lonjong)
Margo folii = Integer (rata)
Nervatio = Curvinervis (melengkung)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 23


3. Oleander ( Nerium oleander )

Cicrcumscriptio = Lanceolatus ( lanset )


Margo folii = Integer ( rata )
Nervatio = Penninervis ( menyirip )

4. Nangka ( Artocarpus heterophyllus )

Circumscriptio = Ovatus ( bulat telur )


Margo folii = Integer ( rata )
Nervatio = Penninervis ( menyirip )

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 24


5. Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis )

Circumscriptio = Ovatus ( bulat telur )


Margo folii = Serratus ( bergerigi )
Nervatio = Palmi-Penninervis ( menyirip menjari )

6. Singkong ( Manihot esculenta )

Circumscriptio = Ovatus ( bulat telur )


Margo folii = Integer ( rata )
Nervatio = Palminervis ( menjari )

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 25


7. Pinus ( Pinus merkusii )
Circumscriptio = Acerosus ( jarum )

D. TATA LETAK DAUN (Phyllotaxis)


1. Jeruk bali ( Citrus maxima )

Unifoliolatus (daun majemuk menyirip satu)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 26


2. Mawar ( Rosa sp )
Imparipinnatus (daun majemuk menyirip ganjil)

3. Kembang merak ( Caesalpinia pulcherrima )


Bipinnatus (daun majemuk menyirip rangkap dua)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 27


4. Kelor ( Moringa oleifera )
Triternatus (daun majemuk menyirip rangkap tiga)

5. Karet / Para ( Hevea brasiliensis )


Septemfoliolatus (beranak daun tujuh)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 28


6. Kapuk / Randu ( Ceiba pentandra )
Polyfoliolatus (anak daun lebih dari tujuh)

7. Soka ( Ixora javanica )


Folio decussatus (berhadapan menyilang)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 29


8. Oleander ( Nerium oleander )
Verticillate (berlingkar)

E. BUNGA LENGKAP DAN TIDAK LENGKAP


1. Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis )
Bunga lengkap ( Flos completus )

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 30


2. Soka ( Ixora javanica )
Flos Inflorescentia cymosa (perbungaan terbatas)

3. Kembang merak ( Caesalpinia pulcherrima )


Flos Inflorescentia racemosa (perbungaan tak berbatas)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 31


4. Bakung ( Crinum asiaticum )
Perigonium ( tenda bunga  antara tajuk dan kelopak tidak dapat dibedakan )

F. BUAH ( Fructus )
1. Asam jawa ( Tamarindus indica )
Buah legumen (buah polong)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 32


2. Kacang tanah ( Arachis hypogaea )
Buah legumen (buah polong)

3. Apel ( Pyrus malus )


Buah pomum (buah empulur)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 33


4. Jarak pagar ( Jatropha curcas )
Buah rhegma, berkendaga 3 ( Tricoccos )

5. Ketimun ( Cucumis sativus )


Buah pepo (buah mentimun)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 34


6. Jeruk manis ( Citrus sp )
Buah Hesperidum, memiliki flavedo, albedo, dan lapisan dalam bersekat

7. Kelapa ( Cocos nucifera )


Buah drupa (buah batu) terdiri dari  eksokarp, mesokarp, endokarp.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 35


8. Pisang ( Musa paradisiaca )
Buah partenokarpi buah yang terbentuk bukan karena/ tanpa melalui
penyerbukan dan pembuahan pada bunga.

9. Nanas ( Ananas comosus )


Buah sejati majemuk

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 36


10. Mangga ( Mangifera indica )
Buah drupa (buah batu) terdiri dari eksokarp, mesokarp, endokarp.

11. Pepaya ( Carica papaya )


Buah buni (baaca/berry)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 37


KESIMPULAN

Mempelajari dan mengamati struktur morfologi pada tumbuhan untuk


menemukan identitas suatu tumbuhan dapat dengan menggunakan kunci kunci
determinasi yang diperlihatkan oleh bagian-bagian tumbuhan seperti pada:

1. Daun
a. Morfologi daun lengkap atau daun tidak lengkap
Daun terbagi menjadi 2 bagian, bagian utama dan tambahan. Helai daun
(Lamina), Tangkai daun,(Petiolus/petiole), Pelepah daun /upih daun
(Vagina). Sedangkan bagian tambahannya adalah :Daun penumpu
(Stipula), Lidah daun (Ligula), Bumbung (Ochrea).
b. Tipe pangkal daun dan ujung daun
c. Bangun daun, tepi daun dan pertulangan daun
d. Tata letak daun dan komposisi daun
2. Bunga

Bunga adalah ranting atau bagian dari batang dengan ruas ruasnya
memendek serta daunnya mengalami perubahan bentuk, warna serta fungsinya.
Struktur bunga lengkap (flos completes) terdiri atas :
1. Kelopak (calyx)
2. Tajuk/mahkota (corolla)
3. Benang sari (stamen)
4. Putik (pistillum)

3. Buah

Buah asalnya dari bakal buah (ovarium ) yang sudah dibuahi tumbuh menjadi
bakal buah dan bakal biji yang biasanya ada didalam akan tumbuh menjadi biji.
Buah angiospermae, umumnya dikatakan sebagai bakal buah yang masak. Buah ini
dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

1. Buah sejati, terbagi menjadi: Buah sejati tunggal, Buah sejati majemuk
2. Buah semu/palsu.

Tujuan melakukan praktikum ini, bertujuan untuk mengenal struktur


morfologi pada tumbuh tumbuhan.

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 38


DAFTAR PUSAKA

1. Staf laboratorium Botani farmasi: Penuntun Praktikum Botani Farmasi , FMIPA


Intitut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta, 2008
2. http://dendrologi.blogspot.co.id/2013/10/helaian-daun.html

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI | MORFOLOGI TUMBUHAN 39

Anda mungkin juga menyukai