Anda di halaman 1dari 19

PETUNJUK PRAKTIKUM

MORFOLOGI TUMBUHAN





Disusun Oleh:
TIM LABORATORIUM BSF TUMBUHAN











JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012

KATA PENGANTAR


Mata Kuliah morfologi tumbuhan merupakan mata kuliah wajib di Jurusan Biologi
FSM UNDIP. Tujuan dari mata kuliah ini agar mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang
morfologi tumbuhan sehingga mahasiswa dapat mendeskripsikan atau mencandra tumbuhan san
mengembangkan konsep-konsep morfologi untuk mengatasi masalah yang ada di lingkungan
sekitar. Praktikum yang dilaksanakan diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami
dan melengkapi materi kuliah yang diberikan.
Petunjuk praktikum ini disusun untuk menjadi panduan mahasiswa selama kegiatan
praktikum di laboratorium maupun di lapangan. Semog buku petunjuk praktikum ini bermanfaat
bagi para pemakainya serta berdampak pada peningkatan mutu pengembangan kurikulum mata
kuliah morfologi tumbuhan.






Semarang, September 2012

Tim Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
Tata Tertib Praktikum ...................................................................................................... iii
Kriteria Laporan ............................................................................................................... iv
Acara I .............................................................................................................................. 1
Acara II ............................................................................................................................
Acara III ...........................................................................................................................
Acara IV ...........................................................................................................................
Acara V ............................................................................................................................
Acara VI ...........................................................................................................................















Tata Tertib Praktikum
1. Sebelum menjalankan praktikum semua praktikan harus mempersiapkan diri, mempelajari hal-
hal yang berhubungan dengan latihan yang dihadapi.
2. Praktikan harus mengenakan jas praktikum setiap menjalankan praktikum. Pakaian bebas dan
rapi, serta tidak diperbolehkan mengenakan kaos oblong dan sandal.
3. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. Praktikum diawali dengan pretest
tiap acara praktikum. Keterlambatan kehadiran tidak ada penambahan waktu pretest.
4. Praktikan harus hadir tiap acara praktikum. Bila tidak bisa hadir harus menunjukkan keterangan
tertulis, dan praktikan harus INHAL (mengganti hari praktikum), konsekuensi biaya (Rp.
25.000,-) untuk bahan dan pelaksanaan ditanggung praktikan ybs.
5. Praktikan wajib membawa pensil warna untuk menggambar bahan praktikum.
6. Hasil pengamatan dibuat dalam lembar laporan yang telah disiapkan. Laporan harus disahkan
oleh asisten jaga.
7. Praktikan wajib menjaga ketenangan dan ketertiban saat pelaksanaan praktikum.
8. RESPONSI (Ujian akhir praktikum) diadakan setelah semua praktikan menjalankan semua
acara praktikum.
9. Praktikum dianggap selesai setelah praktikum mengikuti semua acara praktikum dan responsi.
10. Nilai praktikum mempunyai bobot 30% dari nilai akhir mata kuliah Morfologi Tumbuhan.













ACARA I
CIRI MORFOLOGIS AKAR, BATANG DAN DAUN
A. Tujuan :
a. Mengenal macam batang dan habitus batang
b. Mengenal arah tumbuh dan macam sistem percabangan batang
c. Mengenal macam sistem perakaran tumbuhan
d. Mengenal bagian dan bentuk akar tumbuhan
e. Mengenal bagian-bagian daun tunggal dan majemuk, bangun daun, ujung, pangkal, sistem
pertulangan, tepi, daging dan alat-alat tambahan lain pada daun
f. Mengenal macam tata letak daun

B. Dasar Teori:
Akar
Akar merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi memperkuat berdirinyatumbuhan,
menyerap air dan nutrien dari dalam tanah. Akar biasanya terdapat di dalamtanah dan arah
tumbuhnya menuju ke pusat bumi (geotrop). Sifat-sifat akar antara lain:
a. tidak berbuku-buku, tidak beruas, tidak mendukung daun atau sisik
b. warnanya tidak hijau
c. bentuknya seringkali meruncing sehingga lebih mudah untuk menembus tanah
Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari lembaga, yaitu di bagian akar lembaga(radicula)
membentuk akar primer (radix primarius). Akar primer pada tumbuhan dikotil tumbuh dan
berkembang menjadi batang akar atau akar tunggang (corpus radici)yang bercabang,
membentuk sistem akar tunggang ( fibrous root system). Padatumbuhan monokotil, akar
primer mereduksi sehingga akar tumbuh pada buku-buku batang sebagai akar serabut dan
disebut sistem akar serabut (adventitious root system).
Umumnya akar dapat dibeda-bedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
a) leher akar atau pangkal (collum)
b) ujung akar (apex radicis)
c) batang akar (corpus radicis)
d) cabang-cabang akar (radix lateralis)
e) serabut akar (fibrilla radicalis)
f) rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis)
g) tudung akar (calyptra)
Akar tunggang atau batang akar yang tidak bercabang dibedakan berdasarkan bentuk
dan percabangannya menjadi sebagai berikut:
1. Sedikit atau tidak bercabang, berfungsi sebagai cadangan makanan:
a) Akar tombak (fusiform)
b) Akar gasing (napiform)
c) Akar benang ( filiform)
2. akar tunggang yang bercabang (ramosus) membentuk perakaran yang luas, terdapat pada
pohon yang ditanam dari biji
Akar serabut berdasarkan ukurannya, akar serabut dibedakan menjadi:
a) akar serabut kecil
b) akar serabut sedang
c) akar serabut besar

Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyangga bagian atas tumbuhan
(daun, bunga dan buah), jalan pengangkutan air dan nutrien dan tempatcadangan makanan bagi
tumbuhan. Sifat-sifat batang antara lain:
1. umumnya berbentuk silindariis
2. memiliki ruas- ruas (internodus ) yang dibatasi oleh buku-buku
3. mengalami pertumbuhan di ujung
4. mengadakan percabangan dari pertumbuhan dan perkembangan kuncup samping(latteral)
Batang tumbuhan yang jelas terlihat dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1. Batang basah (herbaceous): batang yang lunak dan berair
2. Batang berkayu (lignosus): batang keras dan kuat
3. Batang rumput (calmus ): batang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
berongga.
4. Batang mendong (calamus): seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas yanglebih
panjang
Berdasarkan penampang melintangnya, batang dapat dibedakan menjadi bermacam-
macam bentuk batang:
b. Bundar (teres)
c. Segitiga (triangularis)
d. Segiempat (quadariangularis)
e. Pipih
Berdasarkan arah tumbuhnya, batang pokok tumbuhan dapat diklasifikasikan
menjadisebagai berikut:
b. tegak lurus (erectus)
c. menggantung (dependens, pendulus)
d. berbaring (humifusus)
e. menjalar/meranyap (repens)
f. serang ke atas/condong (ascendens)
g. mengangguk (nutans)
h. memanjat (scandens)
i. membelit ke kiri (sinistorsum volubillis)
j. membelit ke kanan (dextrorsum volubillis)
Cara percabangan batang dapat dibedakan menjadi:
1. Monopodial: batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan panjang.
2. Simpodial: batang pokok sukar ditentukan karena kalah besar dari cabangnya.
3. Dikotom: menggarpu, batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama.

Daun
Daun merupakan organ vegetatif tanaman yang terdapat pada batang tanaman. Daun
mempunyai bagian-bagian daun yaitu Upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petiolus), helaian daun (lamina).
Bangun/Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dapat dibedakandalam empat
golongan, yaitu:

1. Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun
Kemungkinan bangun daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis), bangun perisai
(peltatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus)dan bangun lanset
(lanceolatus).
2. Bagian yang terlebar terletak di bawah tengah-tengah helaian daun
Dibedakan dalam dua golongan:
a. Pangkal daunnya tidak bertoreh
Dalam golongan ini didapat bentuk daun seperti: bangun bulat telur (ovatus), bangun
segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), bangun belah ketupat (rhomboideus)
b. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
Dalam golongan ini didapat bentuk daun seperti: bangun jantung(cordatus), bangun ginjal
atau gerinjal (reniformis), bangun anak panah(sagittatus), bangun tombak (hastatus) dan
bangun bertelinga (auriculatus)
3. Bagian yang terlebar terletak di atas tengah-tengah helaian daun
Kemungkinan bangun daunnya adalah bangun bulat telur sungsang (abovatus), bangun
jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau pasak (cuneatus), bangun sudip
atau bangun spatel atau solet (spathulatus)
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakansama lebarnya
Pada umumnya bentuk daun seperti ini terdapat pada bangun garis(linearis), bangun pita
(ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun pakuatau dabus (subulatus), dan bangun
jarum (acerotus)
Ujung Daun (Apex Folli) dan Pangkal Daun (Basis Folli)
Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beranekaragam, ada tujuh
bentuk dari ujung daun yang kita temui yaitu runcing (acutus),meruncing (acuminatus), tumpul
(obtusus), membulat (rotundatus), rompang(truncatus), terbelah (retusus), berduri
(mucronatus).
Susunan Tulang Daun (Nervatio atau nevatio)
Tulang-tulang daun adalah bagian aun yang berfungsi untuk memberikekuatan pada
daun atau sebagai penguat dan sebagai jalan pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya
tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam,yaitu ibu tulang daun (costa), tulang-tulang
cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang
yang besar padahelaian daun dapat dibedakan beberapa macam susunan tulangnya, yaitu daun-
daun yang bertulang menyirip (penninervis), bertulang menjari (palminervis)dan bertulang
sejajar (rectinervis).
Tepi Daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dua macam, yaitu rata(integer) dan
bertoreh (divisus). Toreh-toerh pada tepi daun sangat beranekaragam sifatnya. Biasanya toreh-
toreh pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Tepi daun dengan toreh merdeka
Tepi daun yang bertoreh merdeka banyak ragamnya, yang sering dijumpaiadalah tepi
daun bergerigi (serratus), bergerigi ganda (biserratus), bergigi(dentatus), beringgit (crenatus)
dan berombak (repandus).
2. Tepi daun dengan toreh-toreh berpengaruh
Berdasarkan dalamnya torehan pada tepi daun dibedakan menjadi tigamacam,
yaitu:berlekuk (lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (partisus).
Daging Daun (invertinum)
Daging daun adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daundan urat-urat
daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh menjadizat-zat yang sesuai dengan
keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnyahelaian daun tergantung tebal tipisnya daging
daun. Oleh karena itu dagingdaun dapat berifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas
(papyraceus)atau (chartaceus), seperti perkamen (parkamenteus), seperti kulit (coriaceus)dan
berdaging (carnoss).
Warna Daun
Secara umum kita ketahui bahwa warna daun adalah hijau, namun tidak jarang kita
temui warna daun tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daundapat memperlihatkan banyak
variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup merah, atau hijau
kekuningan.
Pemukaan daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah daun berbeda, biasanya sisi atas
lebih hijau, licin atau mengkilat dibandingkan dengan sisi bawah. Kadang-kadang pada
permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri dan lain-lain. Oleh
karena itu orang membedakan permukaan daun ada yang licin (laeis), gundul (glaber), kasap
(scaber), berkerut(rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus
danrapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).
Tipe Daun
Daun berdasarkan jumlahnya dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pada tangkai daun, hanya terdapat satu helaian daun saja, disebut daun tunggal (Folliun
simplex)
2. Tangkainya bercabang cabang dan baru pada tangkai ini terdapat helaian daunnya,
sehingga disisi pada satu tangkai tedapat lebih dari satu helaian daun, disebut daun
majemuk (Folium compositum).
Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:
2. Ibu tangkai daun, yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian daun
(anak daun).
3. Tangkai anak daun, yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun,
4. Anak daun, bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-
pisah.
Menurut susunan anak daun pada tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan atas :
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus), yaitu daun majemuk yang anak daunnya terdapat
dikanan kiri ibu tangkai daun, tersusun seperti sirip ikan. Dibedakan atas : menyirip
beranak satu, menyirip genap dan menyirip gasal.
2. Daun majemuk menjari ( palmatus), yaitu daun majemuk yang semua anak daunnya
tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.
3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus), yaitu susunan daunnya seperti daun majemuk
menjari, tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan
pada tangkai anak daun disampingnya.
Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus) yaitu suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai
daun, tetapi pada cabang cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun
menyirip. Jadi daun campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip

C. Bahan :
1. Tanaman teki (Cyperus rotundus)
2. Tanaman bayam (Amaranthus spinosus)
3. Tanaman jarak (Jatropha curcas)
4. Tanaman singkong (Manihot utisima)


D. Cara Praktikum:
1. Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
2. Gambar akar, batang dan daun dan beri keterangan bagian-bagian pada setiap bagian-
bagiannya
3. Buatlah deskripsi akar berdasar sistem perakaran dan bentuk akar; batang berdasar
habitus, arah tumbuh batang, sistem percabangan batang, bentuk batang dan morfologi
serta tata letak daun dari bahan tanaman yang anda praktikumkan











ACARA II
CIRI MORFOLOGIS BUNGA, BUAH DAN BIJI
A. Tujuan :
1. Mengenal bagian bunga dan jenis ( tipe ) bunga tunggal dan majemuk
2. Mengenal jenis dan bagian buah
3. Mengenal bagian-bagian biji
B. Dasar Teori
Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok
dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang
bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai
bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga
merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap
bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk
bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri
suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk
bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak
dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat
betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga
banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian
utama bunga.) yaitu sebagai berikut:
a. Kelopak bunga atau calyx;
b. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk
memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
c. Alat kelamin jantan atau andarioecium (dari bahasa Yunani andarios oikia: rumah pria)
berupa benang sari
d. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah
wanita") berupa putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya
terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula)
yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik
atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai
jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Buah
Buah adalah organ tumbuhan yang mengandung biji. Buah ada yang disebut buah
sejati yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah.
Buah palsu:
Terbentuk dari bagian lain dari buah (Jambu monyet). Buah yang terbentuk dari bakal
buah dan bagian bunga lainnya (nanas, apel dll)
Buah Conifer :
Buah conifer dapat kering atau berdaging
Secara Morfologi ada 2 tipe buah conifer yaitu
1. Buah yang terdiri dari satu biji yang sebagian atau seluruhnya tertutup aril (daging biji)
Contoh Agathis dammara
2. Buah yang terdiri dari beberapa sisik berkayu atau keras atau bersisik berdaging, masing2
dengan satu biji atau lebih dan tersusun pada sumbu membentuk kerucut (cone)
Contoh,Pinus
Buah Angiospermae
Buah angiospermae umumnya disebut sebagai bakal buah yang masak. Buah Angiospermae
dibagi menjadi :
a. Buah Tunggal : terbentuk oleh 1 putik
b. Buah Majemuk : terbentuk oleh 2 atau lebih putik yang terdapat pada dasar bunga yang sama
Buah Tunggal
Buah tunggal ada 3 macam yaitu buah kering tidak merekah, buah kering merekah, buah
berdaging.
A. Buah kering tidak merekah, misalnya
a. Buah Longkah (Achene) yaitu buah kecil,berongga dan berbiji satu (Mete)
b. Buah keras bersayap, misal meranti (dipterocarpaceae).
c. Buah Keras kecil (nut)
B. Buah Kering Merekah
Missal legume (polong-polongan)hasil dari putik tunggal yang merekah sepanjang
suture (kampuh), Buah Kotak (Capsule), hasil dari putik majemuk merekah melalui 2 atau
lebih kampuh (Duabanga)
C. Buah Berdaging
Buah Pome yaitu Buah empulur , hasil putik majemuk, dinding luar bakal buah
berdaging, dinding dalam menjangat membungkus banyak biji (apel)
Drupa yaitu buah batu, buah berdaging berbiji satu, biasanya hasil dari putik
tunggal, dinding luar berdaging, dinding dlm keras ( Jati)
Buah buni (Berry) yaitu buah beriji banyak, dinding luar dan dalam berdaging
dengan biji-biji terbungkus dlm masa yang seperti bubur (Tomat) Klicung.
Buah Majemuk
Buah aggregate yaitu merupakan kumpulan buah tunggal yang berasal dari putik2 terpisah
pada bunga yang sama yang terdapat pada dasar bunga persekutuan, Contoh : srikaya, sirsak
Buah multiple yaitu merupakan kumpulan buah tunggal yang berasal dari putik2, bunga2
yang terpisah-pisah, contoh : nangka, nanas.

C. Bahan :
1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
2. Kembang merak (Cesalpinia pulcherrima Swartz)
3. Buah Nangka (Artocarpus integra Merr.)
4. Buah Jeruk (Citrus nobilis Lour.)
5. Biji Jagung
6. Biji Kacang

D. Cara Praktikum:
1. Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
2. Gambar bunga tunggal dan majemuk serta beri keterangan bagian-bagian bunga.
3. Gambar buah sejati dan buah semu serta beri keterangan bagian-bagian buah
4. Gambar biji dikotil dan monokotil serta beri keterangan bagian-bagian biji.
5. Buatlah deskripsi bunga, buah dan biji yang anda praktikumkan








ACARA III
MORFOMETRI AKAR, BATANG DAN DAUN
A. Tujuan:
1. Mengetahui cara pengukuruan bagian-bagian tanaman
2. Membandingkan tanaman dikotil dan monokotil yang tumbuh di tempat yang berbeda
(shading dan unshading) berdasarkan morfometri tanaman.
B. Dasar Teori:
Luas Daun
Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun (Guswanto 2009), yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur
luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif
sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat
dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun
diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun.
Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan
daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya
luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama
dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan
replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya
sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun
dengan berat total kertas.
c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan
dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan
untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan
berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal
yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah
dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini
sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang
tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran
telah dibuat rata dan halus.
d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir
dengan mengukur panjang dan lebar daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman
ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama
dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas
hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang
sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir
kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan
acuan tersebut.
Warna Daun
Warna daun dapat ditentukan dengan menggunakan Leaf Colour index sehingga dapat
dibedakan derajat warna yang terdapat pada daun.

C. Bahan:
1. Tanaman Aglonema
2. Tanaman Jarak Pagar
3. Tanaman Euphorbia
4. Tanaman Sri Rejeki
5. Tanaman Palisota
6. Tanaman Lidah mertua
D. Cara Praktikum:
1. Mencari masing-masing 1 spesies tanaman dikotil dan monokotil yang terletak di tempat
terbuka dan ternaungi
2. Melakukan pengukuran morfometri masing-masing tanaman meliputi:
b. Luas, warna, ketebalan dan jumlah daun
c. Tinggi tanaman dan diamater batang
d. Panjang akar dan luas perakaran
3. Membandingkan hasil morfometri tanaman dikotil dan monokotil serta tanaman ternaungi
dan terpapar matahari
ACARA IV
MORFOMETRI BUNGA DAN KECAMBAH
A. Tujuan :
a. Mengenal cara menentukan rumus dan membuat diagaram bunga
b. Mengetahui dan membedakan model pertumbuhan kecambah tanaman dikotil dan
monokotil
B. Bahan :
1. Bunga sepatu
2. Bunga merak
3. Kecambah Jagung
4. Kecambah kacang hijau
C. Dasar Teori:
Rumus bunga.
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat-sifat bunga
bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan dari bagian-
bagiannya, sedangkan angka menyatakan jumlah masing-masing bagian bunga. Oleh suatu
rumus bunga dapat ditunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K.
b. Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C.
c. Benang sari (andarioecium) dinyatakan dengan huruf A.
d. Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
Jika antara kalopak bunga dan mahkota tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan
bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium). Penulisan rumus bunga, di
belakang huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka yang menyatakan jumlah bagian-bagian
bunga tersebut. Antara huruf dan angka dari satu bagian bunga diberikan tanda koma.
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya ditambahkan simetri dari bunga, biasanya
diberikan dua macam tanda simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak,dan tanda (

)
untuk bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk
bunga banci, dipakai lambing ( ), untuk bunga jantan dipakai lambing ( ), dan bunga betina
dipakai lambing ( ). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk dan benang
sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan
bakal buah, dinyatakan adanya garis (di atas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah
putik, sesuai kedudukannya.

Diagram bunga.
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian
yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang penampang
melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lain
yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan
(axillaries atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri.
Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan
seharusnya).

D. Cara Praktikum:
1. Tulis nama tanaman yang digunakan untuk praktikum (nama latin dan nama lokal)
2. Tentukan rumus bunga kemudian gambarkan diagram bunga dari bahan tanaman yang
digunakan untuk praktikum
3. Membuat skema model perkecambahan tanaman dikotil dan monokotil dengan
mengukur luas epigeal dan hypogeal.
















ACARA V
ARSITEKTUR TANAMAN
A. Tujuan :
a. Mengetahui macam-macam model arsitektur tanaman yang ada di sekitar kampus
meliputi pohon dan semak.
b. Mampu mengaitkan konsep arsitektur tanaman dengan aplikasi dalam bidang
kehidupan.
B. Bahan :
1. Tanaman dikotil dan monokotil yang ada disekitar kampus masing-masing 1 spesies
dalam bentuk pohon dan semak.

C. Cara Praktikum:
1. Membuat skema arsitektur tanaman berupa pohon dan semak meliputi:
a. Bentuk kanopi pohon
b. Bentuk percabangan batang
c. Sudut percabangan=
0

d. Menghitung LAI (leaf Area Index)
e. Mengukur tinggi tanaman
f. Letak bunga dan buah
g. Warna daun yang terpapar matahari (sun leaf ) & yang ternaungi (shade leaf)











ACARA VI
LANDSCAPE TANAMAN
A. Tujuan :
a. Mengenal jenis tanaman yang biasa digunakan untuk taman, peneduh, pembatas jalan dan
penahan longsor.
b. Mengenal morfologi daun, batang, cabang dan akar tanaman yang biasa digunakan untuk
taman, peneduh dan penahan longsor.

B. Bahan :
1. Tanaman di taman kampus
2. Tanaman peneduh di jalan
3. Tanaman pembatas jalan
4. Tanaman penahan longsor di area perbukitan

C. Cara Praktikum:
1. Gambar bagian tanaman yang anda amati, tentukan nama tanaman yang ditanam di area
tersebut
2. Buatlah deskripsi morfologis tanaman yang anda amati.

Anda mungkin juga menyukai