Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

MORFOLOGI ORGAN VEGETATIF

Disusun oleh :

Nama : Aurora Dara Dayja Wannesky

NIM : 228114128

Golongan : D1

Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 15 September 2022

LABORATORIUM BOTANI FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKRTA

2022
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat daun sebagai organ vegetatif
tanaman.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tanaman berdasarkan sifat-sifat daun.

II. Teori
Daun merupakan suatu tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terhadap pada batang saja dan tidak pernah terdapat bagi bagian lain
pada tubuh tumbuhan. Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu
sebagai alat untuk:
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat
gas (CO2)
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernapasan (respirasi)

Daun dibagi menjadi dua jenis yang pertama daun lengkap dan daun
tidak lengkap. Daun lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai
berikut:

1. Upih daun atau pelepah daun (vagina) memiliki fungsi sebagai


pelindung kuncup dan memberi kekuatan pada batang tanaman.
2. Tangkai daun (petioles) memiliki fungsi sebagai menempatkan
helaian daun.
3. Helaian daun (lamina) memiliki fungsi sebagai sarana identifikasi
suatu tanaman.

Sedangkan daun tidak lengkap memiliki beberapa kemungkinan,


yaitu:
a. Terdiri atas tangkai dan helaiaan: lazimnya disebut sebagai daun
bertangkai. Susunan daun itulah yang paling banyak ditemukan,
misalnya: Nangka (Artocarpus integra Merr.)
b. Daun terdiri atas upih dan helaian yang disebut daun berupih atau
daun berpelepah seperti lazim kita temui pada tumbuhan yang
tergolomg suku rumput, misalnya: padi (Oryza sativa L.)
c. Daun duduk (sessilis) dan daun memeluk batang (amplexicaulis),
keduanya terdiri dari helaian daun saja sehingga langsung
menempel atau duduk pada batang. Contoh dari masing-masing
daun tersebut adalah daun biduri (Calotropis gigantea R.Br.) dan
tempuyung (Sonchus oleraceus L.)
d. Daun tanpa tangkai yang memiliki helaian daun semu atau palsu,
dinamakan filodia, seperti terdapat pada jenis pohon Acacia yang
berasal dari Australia, contohnya: Acacia auriculiformis A. Cunn.

Selain itu terdapat bagian-bagian lain daun yang merupakan alat alat
tambahan atau pelengkap, yaitu daun penumbu (stipula), selaput bumbung
(ocrea atau ochrea), dan lidah-lidah (ligula).

Sifat sifat daun yang perlu mendapat perhatian kita adalah bangunnya,
ujungnya, pangkalnya, susunan tulang-tulangnya, tepinya, dan daging
daunnya.

Bangun daun di kelompokkan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar


sebagai berikut:

1. Bagian terlebar di tengah helaian daun terdiri dari bulat atau


bundar (orbicularis), bangun perisai (peltatus), jorong (ovalis
atau ellipticus), memanjang (oblongus), dan bangun lanset
(lanceolatus).
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah tengah helaian
daun terdiri dari dua bagian yaitu bangun bulat telur (ovatus),
bangun segi tiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan
bangun belah ketupat (rhomboideus) serta bagian kedua terdiri
dari bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal
(reniformis), bangun anak panah (sagittatus), bangun tombak
(hastatus), dan bertelinga (auriculatus).
3. Bagian yang tersebar terdapat di atas tengah tengah helaian daun
terdiri dari bangun bulat telur sungsang (Obovatus), bangun
jantung sungsang (Obcordatus), bangun segi tiga terbalik atau
bangun pasak (cuneatus), dan bangun sudip atau bangun spatel
atau solet (spathulatus).
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung
hamper sama lebar terdiri dari bangun garis (linearis), bangun
pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau
dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerosus).

Berdasarkan ujung daun terdapat bentuk runcing (acutus), meruncing


(acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), romping
(truncates), terbelah ( retusus ), dan berduri (mucronatus).

Berdasarkan pangkal daun (basis folii) terdapat bentuk runcing (acutus),


meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus),
romping (truncates).

Berdasarkan susunan tulangnya terdiri dari bertulang menyirip, bertulang


menjari, bertulang melengkung, dan bertulang sejajar atau bertulang lurus.

Berdasarkan tepi daun dibedakan menjadi dua macam yang pertama yang
rata dan yang kedua yang bertoreh.

Berdasarkan daging daun terdiri dari tipis seperti selaput, seperti kertas,
tipis lunak, seperti perkamen, seperti kulit/belulang, dan berdaging.

Berdasarkan warna daun,daun memiliki warna yang dipengaruhi oleh


keadaan tempat tumbuh, persediaan air dan makanan, serta menyinaran.
Berdasarkan permukaan daun, daun dapat dibedakan menjadi daun licin
yang mengkilat, suram dan berselaput lilin, gundul, kasap, berkerut,
berbingkul-bingkul, berbulu halus dan kasar, serta bersisik.

Kemudian terdapat daun majemuk yang memiliki beberapa bagian, yaitu


ibu tangkai daun, tangkai anak daun, anak daun, dan upih daun. Daun
majemuk dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Daun majemuk menyirip, terdiri dari beranak daun satu, genap, gasal.
Kemudian dapat di lihat dari dudukan anaknya, yaitu berpasangan,
berseling, berselang-seling. Pada daun menyirip ganda dapat
dibedakan menjadi ganda dua, ganda tiga, dan ganda empat. Bisa
dibedakan lagi menjadi ganda sempurna, ganda tidak sempurna, ganda
dua sempurna, genap ganda dua tidak sempurna, gasal ganda dua tidak
sempurna, dan gasal rangkap tiga.
2. Daun majemuk menjari. Berdasarkan jumlah anaknya, terdiri dari
beranak daun dua, tiga, lima, dan tujuh.
3. Daun majemuk bangun kaki, daun ini mirip seperti daun majemuk
menjari tetapi dua anak daun paling pinggir duduk pada tangkai anak
daun di sampingnya.
4. Daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan
menyirip.
(Tjitrosoepomo, 1985)
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, G, 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press

Anggota IKAPI, Yogyakarta, pp. 5-61.

Anda mungkin juga menyukai