Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ANATOMI TUMBUHAN
“BATANG”

OLEH KLP V
1. ASWAR
2. NURPADILAH
3. WILDA SARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


TAHUN AKADEMIK
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
Dalam makalah ini, saya membahas tentang “ANATOMI BATANG
PADA TUMBAHAN” yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami ambil dari
berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Saya berharap
bisa dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin.

Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, mungkin jika
terdapat kesalahan penulisan makalah ini mohon maaf karna saya juga khilaf oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan dan saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini sekian.

Penyusun

KLP V
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur morfologi dan fumgsi organ batang .........................
B. Struktur anatomi batang .........................................................
C. Struktur batang tumbuhan dikotil...........................................
D. Struktur batang monokotil .....................................................
E. Perbedaan anatomi batang monokotil dan batang dikotil ......
F. Struktur batang Gymnospermae .............................................
G. Anomaly pada batang.............................................................
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tunbuhan, batang dapat
di samakan dengan sumbuh tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo)
Batang bersifat umumnya berbentuk panjang bulatbseperti slinder atau
dapat pula mempumyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf,
artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku
dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Tumbuhan biasanya ke atas, menuju
cahaya atau matahari (bersifat fototrop attau heliotrope). Selalu bertambah
panjang di ujungnya, oleh karena itu sering di katakana, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan
selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang
atau ranting kecil. Biasanya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang
umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang mudah. Tumbuhan biji
belah pada umumnya mempunyai batang yabg dibagian bawahnya lebih besar
dank e ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat di pandang sebagai
suatu kerucut atau limas yang amant panjang, yang dapat mempunyai
percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal sebaliknya mempunyai batang
yang dari pangkal ke ujung boleh dikatakan taka da perbedaan besarnya.
A. Rumusan Masalah
a. Struktur morfologi dan fungsi organ batang
b. Struktur anatomi batang
c. Struktur batang tunbuhan dikotil
d. Struktur batang monokotil
e. Perbedaaan anatomi batang dikototil dan monokil
f. Struktur batang gymnospermae
g. Anomali pada batang
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah yang kami buat yaitu dapat
mngetagui struktur batang baik anatomi maupun morfologi serta dapat
mengetahui fungsi atau peranan batang pada tunbuhan, dan susunan
jaringan yang terdapat pada batang tunbuhan serta mampu menjelaskan
peranan batang pada tumbuhan, monokotil dan dikotil serta tumbuhan
Gymnospermae
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Morfologi Dan Fungsi Organ Batang


Batang merupakan sumbuh dengan daun yang melekat padanya. Di
ujung sumbuh titik tunbuhnya, batang di kelilimgi daun mudah dan
menjadi tunas terminal. Di bagian batang yang lebih tua yang daunnya
saking berjuhan, buku (nodus) tempat daun melekat pada batang dapat
dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang di antara dua buku
yang berturutan. Di ketiak daun biasnaya terdapat tunas ketiak.
Batang merupakan salah satu bagian dari tubuh tumbuhan. Selain
sebagai tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi
sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut di
dalamnya. Pada beberapa tumbuhan, batang digunakan sebagai tempat
menyimpan makanan cadangan.
Batang tumbuh pada titik tumbuh, yakni pada Meristem Apeks
(pucuk). Dari meristem tersebut dihasilkan pula bakal daun yang mula-
mula berbentuk tonjolan, kemudian berkembang lebih cepat dari ujung
batang itu sendiri, sehingga bakal daun menutupi meristem apeks.
a. srtuktur morfologi batang (struktur luar)
berdasarkan keadaan batang, batang tumbuhan tingkat tinggi dapat di
bagi menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang
tumbuhan berkayu
1. batang tumbuhan herba. Batang tumbuhan herba biasanya lunak dan
berwarna hijau (karena terdapat klorofil), memiliki stomata, sedikit/tidak
ada cambium (jaringan kayu), berukuran kecil, dan usianya relative
singkat. Contohnya : jagung, bayam, kangkung, bunga matahari dll
2. batang tumbuhan berkayu. Batangnya keras dan berwarna coklat,
memiliki cambium (jaringan kayu) dan lentisel, ukurannya besar akibat
aktifitas pertumbuhan jaringan meristem cambium, usianya relative
panjang
Batang suatu tumbuhan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian
lain tubuh tumbuhan, karena sifat-sifat sebagai berikut :
1. Batang terdiri dari Ruas (internode) dan Buku (buku). Buku merupakan
tempat pelekatan daun, sedangkan ruas berada diantara dua buku. Ruas
pada batang dapat panjang atau pendek.
2. Pada umumnya berbentuk bulat panjang (silinder). Dapat pula
berbentuk segitiga atau segi empat, tetapi selalu bersifat Aktinomorf
(simetris banyak).
3. Arah tumbuh menuju cahaya (Fototrop/Heliotrop).
4. Memiliki Tunas Aksilar (tunas ketiak) pada setiap ketiak daun tunas ini
akan tumbuh membentuk cabang. Pada Tumbuhan tak bercabang tunas
aksilarnya inakti.
Selain sifat-sifat di atas, permukaan batang juga memperlihatkan
sifat yang bermacammacam dan dapat dengan mudah dikenali.
Permukaan batang dapat licin, berambut, bersayap, berduri, dan
sebagainya. Pada beberapa tumbuhan permukaan batang
memperlihatkan bekas-bekas daun yang permanen, sedangkan pada
beberapa tumbuhan lainnya tidak.
b. Pola Percabangan
Batang tumbuhan dapat bercabang atau tidak bercabang.
Percabangan tersebut terjadi melalui aktifitas tunas aksilar atau
tunas adventitis. Percabangan pada batang dapat dikotomi (cabang
menggarpu dua), yaitu bila titik tumbuh pada meristem apeks
terbagi dua dan salah satu atau kedua bagian meristem tersebut
tumbuh dengan cepat dan selanjutnya mengalami percangan
dikotom lagi. Percabangan pada batang dapat juga mengikuti salah
satu cara atau kedua berikut : 1. Suatu batang atau cabang dapat
tumbuh terus sebagai aktifitas meristem apeks, membentuk batang
atau cabang tunggal, yaitu hanya terdiri dari satu unit batang
(Caulomer). Struktur batang atau cabang yang demikian disebut
sebagai struktur monopodial. 2. Suatu batang atau cabang terbentuk
dari suatu seri linier unit-unit batang (suatu Seri Linier Caulomer),
di mana masing-masing unit batang (Caulomer) berkembang dari
satu tunas aksilar yang berada pada bagian distal unit batang
sebelumnya. Struktur ini terbentuk bila tunas terminal (apeks
pucuk) “hilang”, baik karena berkembang menjadi bunga atau
karena atau karena terhenti pertumbuhan vegetatifnya. Sebagai
akibatnya, tunas aksilaris dekat dibawah apeks pucuk berkembang
menghasilkan batang atau cabang (caulomer). Jadi yang dimaksud
dengan satu unit batang atau cabang adalah sumbu dimana aktifitas
meristem apeksnya berlangsung sepanjang urutan diferensiasi yang
sesuai untuk species yang bersangkutan, mulai dari awal hingga
stadium reproduksi seksual. Konstruksi umum pola percabangan
batang
c. FUNGSI BATANG
1. Penopang tubuh tumbuhan
2. Organ perlintasan air dan mamakan, karena adanya berkas
pengankut berupa xilem dan floem
3. Tempat penyimpanan cadangan makanan
4. Merupakan alat perkembangbiakan vegetatif, contohnya batang
mangga yang di cangkok
5. Tempat melekatnya daun untuk mendapatkan cahaya matahari
6. Tempat melekatnya bunga agar mudah melakukan
penyerbukan
7. Tempat melekatnya buah
B. STRUKTUR ANATOMI BATANG
1. Struktur anatomi batang (struktur dalam)
Struktur luar batang tumbuhan memiliki struktur primer dan
sekunder, tetapi hanya tumbuhan dikotil saja yang memiliki
pertumbuhan struktur sekunder
a. Struktur primer batang monokotil
Struktur primer batang monokotil terdiri atas epidermis pada
bagian luar, dan pada bagian dalam terdiri atas skelrenkim,
parenkim, korteks ikatan pembuluh pada struktur primer batang
monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga batas korteks
dan empulur tidak tampak
b. Struktur primer batang dikotil
Struktur primer batang dikotil dibangun oleh jarngan –
jaringan primer sebagai berikut
- Epidermis, terbentuk atas sel sel pipih yang berfungsi
melindungi jaringan yang ada di dalamnya, umunya satu lapis.
Dinding sel tebal dan dilapisi kitin atau kutikula
- Korteks, daerah di bawah epidermis yang tersusun dari sel -
sel parenkim, fungsi dapat untuk menyimpan cadangan
makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan, dinding sel – sel
parenkimnya menebal membentuk kolenkim dan skelerenkim,
yang berfungsi memperkuat batang
- Stele atau silinder pusat, merupakan bagian terdalam dari
batang. Stele tersebut disusun olh xilem, floem, cambium
vascular, dan empulur
 Xilem primer, merupakan jaringan yang kompleks, yang
tersusun atas pembuluh xilem (trakea) dan trakeid,
terbentuk pada pembuluh primer
 Floem primer, merupakan korteks yang tersusun oleh
beberapa macam sel yang mampu mengankut zat organik
hasil fotosintesis dari daun ke tempat lain. Misalnya,
floem dan serabut floem.
 Kambium vascular (kambium pembuluh), merupakan
jaringan yang bersifat meristematis dan terbentuk dari
prokambium. Kambium ini terletak di antara jaringan
xilem dan floem. Pembelahan kearah luar sel – sel
kambium akan membentuk floem sekunder sedangkan kea
rah dalam membentuk xilem sekunder.
 Empulur, bagian dalam batang yang tersusun oleh sel
parenkim dan dapat berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan
d. Struktur sekunder batang
Hanya tunbuhan dikotil yang memiliki kambium sehingga
hnya tumbuhan dikotil yang mengalami pertumbuhan sekunder.
Macam – macam jaringan sekunder yang dimilki oleh tumbuhan
dikotil, akan di kelaskan deabagai berikut
- Floem sekunder, merupakan jaringan floem yang letaknya
lebih dalam dari jaringan dari jaringan floem primer, yang di
bentuk oleh kambium kearah luar. Akibatnya terus terbentuk
jaringan floem sekunder kulit batang tanaman dikotil
membesar atau mengalami pertumbuhan sekunder
- Xilem sekunder, merupakan jaringan xilem yang dibentuk
oleh jaringan kambium ke arah dalam. Letak xilem sekunder
lebih ke arah luar dari pada letak xilem primer. Pertumbuhan
xilem sekunder menyebabkan jari – jari xilem tidak sama
setiap tahun, persediaan air, makanan, dan pengaruh musim.
Fenomena tebal tipisnya pertumbuhan jari – jari batang
menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun.
- Gabus dan kambium gabus, gabus (felem) merupakan
jaringan yang dibentuk oleh kambium gabus (folagen) ke
arah luar. Sebaliknya ke arah dalam folagen akan membentuk
feloderma atau parenkim gabus. Gabus terdiri dari sel – sel
yang dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, dan
bersifat impermeable. Pada jaringan gabus di kulit batang,
terdapat lentisel.
2. Epidermis, terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat, tanpa ruang
antar sel, mengalami penebalan gabus dan dilapisi kutikula
3. Korteks, terdapat di sebelah dalam epidermis, berbatasan dengan
epidermis, terdiri dari sel-sel kolenkim sebagai penyokong bagian
dalam diisi dengan sel parenkim
4. Stele, merupakan daerah disebelah dalam dari endodermis yang terdiri
atas perikambium, parenkim, celah daun, empulur, perisikel, serta
berkas pengankut.
Pada batang tumbuhan muda, satu atau dua lapisan terdalam
korteks berisi seludang pati (floeterma)
Tumbuhan rendah berpembuluh memiliki endodermis pada bagian
dalam korteksnya
Walaupun ciri morfologis endodermis tidak terlihat pada batang,
batas antara korteks dan jaringan pembuluh secara fisiologi ada akibat
interaksi kimiawi di antara kedua jaringan tersebut pulur → terdiri atas
parenkim Pada bagian ruas empulur umumnya rusak, sementara pada
bagian buku umumnya utuh Pada korteks dan empulur dapat
ditemukan adanya idioblas, sklereid atau latisifer
C. STRUKTUR BATANG DIKOTIL
Pada tumbuhan berkeping dua terdapat struktur batang dikotil yang
hampir sama dengan struktur akarnya. Pada bagian – bagian tersebut juga
dapat di lihat dari bentuk morfologi yang terdapat di bagian batang
ataupun akar. Batang dikotil memiliki bagian ruas maupun bagian daun,
namun pada akar dikotil memiliki bagian ruas maupun bagian duan.
Namun pada akar dikotil memiliki bulu serta tudung akar, namun pada
batang dikotil tidak memiliki bulu serta tudung akar. Berdasarkan struktur
tersebut dapat disimpulkan bahwa batang dan akar dikotil sama – sama
mempunya cabang. Struktur batang dikotil dapt disebut morfologi batang
dikotil
1. Epidermis
Struktur batang dikotil ini hampir sama dengan akar. Pada batang
dikotil lapisan epidermis membentuk lapisan yang lebih rapat serta tidak
mempunyai ruang antara sel satu dengan sel lain. Pada lapisan ini terdapat
dinding sel bagian luar yang tersusun dari ketikula yangberfumgsi sebagai
pelindung pada say batang kering. Saat tumbuhan mulai tua maka jaringan
yang di dalamnya memiliki jaringan gabus sebagai pengganti jaringan
primer. Kambium bagus trsebut berfumgsi untuk tempat pertukaran dan
dilamnya ada cekah atau lentisel. Epidermis batang dikotil dapat dibagi
lagi menjadi sel gabus maupun sel silica. Salah satu contoh perubahan
meristem ini dapat terjadi pada tumbuhan tebu.
2. Korteks
Pada struktur batang dikotil terdapat lapisan korteks yang terdiri dari
sel parenkim yang mempunyai dinding sel yang tipis. Lapisan tersebut
membuat ruang diantara banyak sel karena akibat dari sifatnya yang tidak
beraturan. Korteks juga di susun oleh jaringan slerenkim dan jaringan
kolenkim. Fungsi batanng dikotil yang membuat kedua lapisan tersebut
adalah untuk menguatkan batang serta menyokongnya. Sel sel korteks
tersebut mengandung amilum. Amilum tersebut dapat diberi nama sarung
tepung atau floeterma.

3. Stele
Stele atau silinder pusat terletak pada lapisan korteks bagian dalam.
Untuk sisi luar memiliki lapisan perisikel. Stele tersusun oleh jaringan
angkut berupa xylem dan floemserta tersusun jaringan parenkimm.
Struktur batang dikotil yang berupa xylem dan floem dapat dibagi menjadi
dua menurut letaknya, yaitu bikolateral, kolateral terbuka, kolateral
tertutup ampikribal maupun ampivasal. Kolateral terbuka adalah pembuluh
angkut pada batang dikotil yang terdapat lapisan kambium diantara xylem
dengan floem sehingga membuat floem terletak diluar bagian xylem.
Bilateral tertutup adalah pembuluh angkut pada batang dikotil yang tidak
memiliki lapisan kambium diantara xylem dengan floem namun floem
tetap terletak diluar bagian xylem.

Struktur batang dikotil memiliki jaringan meristem berupa kambium.


Namun kambium tersebut tidak dimiliki oleh batang monokotil. Untuk
kambium yang terdapat pada akar maupun batang dikotil beraktifitas
dengan membentuk kulit pada arah dalamnya, namun pada aktivitas
luarnya telah tercipta kayu. Katu tersebut akan menebal karena aktivitas
didalamnya terlalu banyak. Kambium tersebut melakukan fungsi batang
dikotil berdasarkan musim. Apabilah musim hujan maka tumbuhan terebut
akan lebih tinggi dalam proses kambiumnya namun apa bilah musim
kemarau kambiumnya rendah. Pertumbuhan kambium yang berbeda dapat
menyebabkan dibentuknya cincin konsentris pada lapisa korteks, xylem,
maupun floem dan akan membentuk jaringan baru bernama kambium
gabus.
D. STRUKTUR BATANG MONOKOTIL
Batang monokotil merupakan sebuah struktur yang ada pada tumbhan
monokotil. Ciei khas utama dari batang monokotil yakni adanya bundle
pembuluh darahyang tersebar di seluruh batang. Pada umumnya, bundel
pembuluh darah terdiri dari xilem dan floem. Dalam batang monokotil,
setiap bundel pembuluh darah di kelilingi oleh bunfdel yang terbuat dari
sel scelerenchyma. Maka oleh sebab itu, bundel vascular pada batang
monokotil yakni conjoin, kolateral, dan tertutup.
Namun selain itu, pada batang monokotil mempunyai beberapa fitur
signifikan termasuk kurangnya trikoma (rambut epidermis), sinar meduler,
korteks atau empulur, dan prasasti. Juga hipodemis dari batang monokotil
terdiri dari sel scelerechym.
1. Struktur Anatomi Batang Monokotil
Pada bagian meristem apikal tumbuhan yang termasuk jenis monokotil
dan mempunyai ukuran yang relative kecil daripada bagian meristem
pada tumbuhan yang berjenis dikotil
Pada bagian meristem ini akan mengalami sebuah proses
pembentukan menjadi tunas aksiler, bakal daun, dan juga epidermis.
Kemudian didalam bagian bawah meristem apikal juga, terdapat
bagian meristem perifer. Meristem perifer akan berkembang
membentuk bagian – bagian utama dari batang yang di dalamnya
terdapat suatu ikatan pembuluh.
a. Epidermis
Kemudian pada jaringan epidermis terdapat dibagian batang tumbuhan
yang termasuk jenismonokotil dan mempunyaibagian diding sel yang
cenderung lebih tebal jika di bandingkan tumbuhan yang tergolong
dikotil
b. Korteks
Selanjutnya pada jenis korteks yang merupakan bagian batang
tumbuhan tergolong jenis monokotil dengan berupa jeingan – jaringan
yang ada di bagian bawah epidermis.
c. Stele
Stele bagian batang pada tumbuhan yang tergolong monokotil ialah
jaringan – jaringan yang terdapat di bagian bawah korteks secara
umum biasanya batas yang ada di antara stele dan juga korteks tidak
terlihat jelas.
Floem berada di area dahi, sedangkan xilem di bagi mejadi empat
pembuluh yakni dua mata, hidung dan juga mulut. Kemudian terdapat
beberapa tipe pada berkas vaskuler tumbuhan dan tergolong jenis
tumbuhan monokotil berupa kolateral tertutup.
Hal ini menandakan bahwa antara floem dan juga xilem tidak
terkandung kambium di dalamnya. Dengan demikian, tumbuhan yang
tergolong monokotil tidak akan terjadi proses pertumbuhan sekunder.
Pada umunya tumbuhan yang tergolong monokotil hanya
mengalami proses pertumbuhan primer secara memanjang. Kemudian
pada saat terjadi proses pembesaran pada batang dilakukan melalui
suatu mekanisme pembentukan rongga – rongga.
Yang mana pada bagian rongga ini mengalami suatu pembentukan
sebab hilangnya bagian empulur, namun yang bukan tergolong
empulur yakni, terdapat pada bagian buku – buku batang.
E. PERBEDAAN ANATOMI BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Tumbuhan dikotil memiliki biji yang terbelah dalam bebrapa bagian
(2 atau lebih0, sedangkan biji monokotiltidak memiliki belahan. Selain
perbedaan utama pada struktur bijinya, kedua kelompok tumbuhan
tersebut dapat di bedakan dari batangnya. Tumbuhan dikotil dan
monokotil memiliki struktur anatomi batang yang berbeda. Batang dikotil
dapat tumbuh besar dan tinggi, sedangkan batang monokotil umunya tidak
sebesar dan setinggi dikotil. Perbedaan utama pada batang batang dikotil
dam monokotil adalah pada struktur jaringan pembulunya.
per

1. Perbedaan batang dikotil dan monokotil berdasarkan jaringannya atau


anatominya
a. Batang dikotil
1. Ikatan pembuluh tersusun dalam 1 lingkaran
2. Folem terletak disebelah luar xilem
3. Terdapat kambium di antara floem dan xilem
4. Mengalami pertumbuhan sekunder (bertambahnya diameter batang
akibat perkembangan kambium
5. Jaringan dasar dapat di bedakan menjadi korteks dan empulur
6. Tidak terdapat sel- sel seludung pembuluh (sel – sel khusus yang
membungkus xilem dan floem seperti yang ada pada daun.
b. Batang monokotil
1. Ikatan pembulu tersebar
2. Floem dan xilembersebelahan
3. Tidak terdapat kambium di antara floem dan xilem
4. Tidak mengalami pertumbuhan sekunder
5. Jaringan dasar tidak dibedakan menjadi korteks dan empulur
6. Terdapat sel – sel seludung pembuluh
2. Berbedaan berdasarkan struktur morfologi tumbuhan monokotil dan
dikotil.

a. Keping biji tumbuhan monokotil memiliki satu kotiledon


sedangkan tumbuhan dikotil mempunya dua kotiledon
b. Pada tulang daun tumbuhan monokotil mempunyai tulang daun
yang sejajar atau melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil
mempunyai tulang daun menyirip atau menjari
c. Terlihat pada batang, tumbuhan monokotil bagian berkas
pengangkut tersebar, sedangkan tumbhan dikotil berkas pengankut
tersusun dalam suatu lingkaran
d. Selanjutnya, pada bagian bunga tumbuhan monokotil hanya terdiri
dari 3 atau kelipatan, dan untuk tumbuhan dikotil terdiri dari 2, 4, 5
atau kelipatannya
e. Akar pada tumbuhan monokotil memiliki sistem akar serabut,
sedangkan pada tumbuhan monokotil sistem akarnya tunnggang
3. Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil pada bagian daun
a. Daun tumbuhan monokotil.

- Memiliki sel kipas di epidermis atas yang berfungsi untuk


membuka dan menutup daun (daun menggulung)
- Selubung berkas pengangkut terbentuk dari skelrenkim
- Isobilateral
- Pembuluh xilem tersusun dari 2 metaxilem dan 2 protoxilem
- Stomata terletak di epidermis atas dan bawah
b. Tumbuhan dikotil

- Pembuluh xilem banyak tersusun dari metaxilem dan


protoxilem
- Stomata hanya di temui di epidermis bawah
- Dorsiventral
- Dan jaringan mesofil di bedakan menjadi jaringan palisade
dan parenkim spons
- Selubng berkas pengankut.
F. STRUKTUR BATANG GYMNOSPERMAE
Dymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.
Gymnospermae berasal dari kata yunani, yaitu gymnos yang berarti
telanjang yang sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat di
artikan sebagai tumbuhan berbiji terbukamerupakan tumbuhan berbiji
yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Secara harfia
Gymnospermae berarti Gym yaitu, telanjang, dan spermae yaitu,
tumbuhan yang menghasilkan biji.
1. Ciri – ciri gymnospermae
a. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah
b. Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba.
Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar.
Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertunbuhan menebal
sekunder. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid
saja sedangkan floemnya tanpa sel – sel pengiring
c. Mempunyai akar, batang dan duan sejati
d. Bentuk perakaran tunggang
e. Daun sempit, tebal dan kaku
f. Tulang daun tidak beraneka ragam
g. Tidak memiki bunga sejati
h. Akat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan
dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
i. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang di hasilkan
bunga atau pun runjung. Setiap biji mengandung bakal tunbuhan,
yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual.
Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
j. Sperma atau sel kelamin jantan menuju ke sel telur atau sel
kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada
rumbuhan berbiji.
2. Struktur tumbuhan Gymnospermae
Tumbuhan Gymnospermae adalah tumbuhan berkayu dengan
bentuk tubuh pada umumnya adalah pohon besar. Bagian kayu tersebut
merupakan berkas pembukuh angkut kolateral terbuka. Saat batang
dipotong secara melintang atau menampang melintang batang
tunbuhan Gymnospermae, berkas angkut tersebut akan terlihat seperti
tersusun dalam suatu lingkaran. Batang juga mengalami penebalan
atau pertumbuhan sekunder, yang disebabkan pada batang tumbuhan
Gymnospermae memiliki kambium.
G. ANOMALI PADA BATANG
Kebanyakan tumbuhan mempunyai struktur stele yang bormal tetapi
beberapa tumbuhan mempunyai struktur yang menyimpang. Penyimpanan
struktur ini dinamakan anomali. Pada tumbuhan tertutup banyak di
temukan berbagai macam anomali. Anomali berasal dari peristiwa seperti
berikut
Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada dikotil
a. Posisi kambium yang abnormal
b. Aktivitas abnormal dari kambium yang posisinya normal
c. Pembentukan kambium asesoris dan aktivitas.
d. Kambium diluar stele.
e. Floem diantara xilem
1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil
Beberapa tumbuhan dikotil penampilan pertumbuhan sekunder yang
menyimpan jauh dari pertumbuhan sekunder yang normal.
a. Posisi kambium yang abnormal
Beberapa batang mempunyai struktur menyimpang karena posisi
kambium yang tidak normal
Thinouia scanden, kambium terpisah ke dalam lekukan atau rigi.
Setelah stele berkembang ujung rigi terangkat
2. Aktivitas abnormal dari kambium yang posisinya normal
Apabilah kambium normal melepaskan se pada beberapa tempat secara
tidak teratur, dan pada tempat – tempat tertentu membentuk xilem lebih
banyak dibanding floem, dan di tempat lainnya membantuk floem lebih
banyak dibandimg xilem, maka akan membentuk silinder xilem yang
beralur. Misalnya pada bigonia.
3. Ada pasak floem pada xilem
Batang muda yang memamerkan/menampilkan tipe struktur seperti ini
pada waktu dewasa memperlihatkan lingkaran berkar vaskuler yang
normal. Trakea batang muda diameternya sempit. Kayu yang terbentuk
pada tingkat – tingkat selanjutnya mengandung trakea yang lebih lebar.
4. Ada xilem bercelah
Xilem bercelah hanya dapat di amati pada batang yang cukup tua.
Pertama tama pasak floem terbentuk dan kemudian berkas xilem menjadi
bercelah akibat dialtasi dan pembelahan sel pada parenkim kayu dan
empulur
5. Adanya kambium ekstrastelar
Kambium ekstrastelar muncul pada perisikel terdapat misalnya pada
amarathus dan achiranthes. Pada amarathus kambium dalam bentuk
lingkaran penuh sedangkan, Achiranthes pita putus – putus.
6. Adanya floem intersilar
Perkembangan floem intersiar terjadi karena ada variasi aktivitas
kambium. Floem intersiar selalu sekunder dan terdapat sebagai pulau –
pulau yang tenggelam di dalam floem sekunder.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tunbuhan, batang
dapat di samakan dengan sumbuh tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo)
Batang bersifat umumnya berbentuk panjang bulatbseperti slinder atau
dapat pula mempumyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf,
artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-
buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang dapat penulis
sampaikan yaitu pembaca hendaknya lebih mempelajari dan memahami
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, khususnya hal – hal yang dianggap
mudah namun kenyataannya sangat sulit untuk dopahami seperti batang.
Sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca serta penulis tentang
jaringan tumbuhan khususnya pada batang.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat B. Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji – Bandung : penerbit

ITB

Tjitrosoepomo Gembomg. 1986. Morfologi Tumbuhan. Hak penerbitan

GADJAH MADA UNIPERSITI PRESS

Sainab. 2017. Biologi Umum. Majene FKIP Universitas Sulawesi Barat.

Anda mungkin juga menyukai