Disusun oleh :
Muhammad Taufiqul Ikhsan 134210176
Rio Hermawan 134210177
Fanny Fadhila Rahmania 134210178
Rifda Kurniandari 134210179
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan penelitian.......................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Definisi Batang dan Akar..........................................................................2
B. Struktur dan Bentuk Akar dan Batang...................................................2
C. Sifat Batang dan Akar...............................................................................2
D. Fungsi Batang dan Akar............................................................................2
E. Morfologi Batang dan Akar......................................................................2
F. Modifikasi Batang dan Akar.....................................................................2
BAB III
PENUTUPAN.........................................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu yang kini
telah berdiri sendiri. Morfologi bermula dari bahasa latin morphus yang
berbuat jasa bentuk dan logos yang berbuat jasa pengetahuan. Menurut
Tjitrosoepomo (2003:1) morfologi tumbuhan kini berkembang dengan pesat
hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan dalam. Morfologi luar
berguna untuk mendeskripsikan tumbuhan secara visual. Dengan
mempelajari morfologi tumbuhan, keragaman tumbuhan yang sangat
banyak dapat dikenali dan diklasifikasikan serta dapat diberi nama yang
tepat untuk kelompok yang terbentuk.
Biologi Tumbuhan merupakan ilmu dasar yang harus dipelajari oleh
Mahasiswa Fakultas Pertanian, karena bilang ilmu yang dipelajari dalam
bidang ilmu ini adalah anatomi, morfologi dan taksonomi tumbuhan yang
akan memberikan dasar-dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu terapan. Pada
makalah ini akan dijelaskan mengenai morfologi batang dan akar. Materi
batang sendiri mencakup pengertian batang, fungsi batang, jenis batang,
bentuk batang, arah tumbuh batang, cara percabangan, sifat percabangan,
arah tumbuh cabang dan modifikasi batang. Sedangkan untuk morfologi
akar akan mencakup karakter akar, fungsi akar, struktur luar akar dan
modifikasi akar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan batang dan akar?
2. Bagaimana struktur batang dan akar?
3. Bagaimana sifat yang dimiliki oleh batang dan akar?
4. Apa fungsi dari batang dan akar?
C. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan mengenai struktur, sifat dan fungsi dari
batang dan akar.
2. Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai morfologi tumbuhan,
khususnya mengenai batang dan akar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Batang dan Akar
a. Batang(Caulis)
Batang adalah bagian dari tubuh tanaman yang menghasilkan daun
dan struktur reproduktif. Daerah pada batang yang menumbuhkan daun
disebut nodus (buku), sedangkan daerah antara dua nodus disebut
internodium (ruas). Berdasarkan kenampakan batang, tumbuhan dibedakan
menjadi tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis), seperti lobak
(Rhapanus sativus L.), dan sawi (Brassica juncea L.), dan tumbuhan yang
jelas berbatang, yang terdiri atas batang basah (herbaceus), batang berkayu
(lignosus), batang rumput (calmus), dan batang mendong (calamus)
b. Akar(Radix)
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya
berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang
tumbuh diatas tanah. Morfologi struktur luar akar tersusun atas rambut akar,
batang akar, ujung akar dan tudung akar. Kondisi lingkungan sering kali
mempengaruhi pertumbuhan akar. Sistem perakaran tumbuhan yang hidup
ditanah kering biasanya berkembang lebih baik. Pada tumbuhan yang hidup
pada tanah berpasir, perkembangan akarnya dangkal, mendatar, dan akar
leteral menyebar didekat permukaan tanah. Struktur akar banyak ragamnya.
Fungsi akar ialah untuk menegakkan berdirinya tumbuhan, mengisap air dan
zat hara dari tanah lalu menyalurkannya ke batang. Dalam melaksanakan
tugasnya, akar harus menembus tanah dengan partikel-partikelnya yang
keras, maka titik vegetasi pada ujung akar dilindungi oleh calyptra (tudung
akar). Bagian-bagian akar meliputi leher akar atau pangkal akar (collum),
ujung akar (apex radix), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang akar
(radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), dan rambut-rambut akar
atau bulu-bulu (pilus radicalis). Berdasarkan fungsinya, dikenal akar
penyimpan, akar udara, akar sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar
napas (pneumatafor), dan akar yang bersiombiosis dengan jamur
(mikorhiza). Sedangkan sistem perakaran dapat dibedakan menjadi sistem
akar tunggang yang terdapat pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut
yang terdapat pada tumbuhan monokotil. Akar tunggang hanya dapat
dijumpai pada tumbuhan yang ditanam dari biji.
b) Iler g) Pepaya
c) Cereus peruvianus h) Nangka
d) Markisah i) Sengon
c) Semangka f)
d. Berdasarkan arah lilitan
a) Membelit kekiri, berlawanan dengan arah jarum jam. Misalnya pada
kembang telang
3. Percabangan Batang
Percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi:
a. Monopodial, batang pokok selalu tampak jelas,lebih besar dan
panjang dari cabang-cabangnya. Misalnya pada Cemara (Casuarina
sp.)
b. Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan dan
perkembangan kadang-kadang lebih cepat dan lamabat dari
cabangnya. Misalnya pada Sawo manila
c. Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh
cabang menjadi dua yang sama besar. Misalnya pada Cabai (Capsicum
annuum), paku andam Dahan (ramus) : Cabang yang besar keluar
langsung dari batang utama Ranting (ramulus): Cabang cabang kecil
4. Sifat-Sifat Cabang:
a. Geragih (flagelum, stolon), cabang-cabang kecil yang tumbuh merayap,
dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar.
Ada 2 golongan :
a) Merayap di atas tanah. Misalnya pada Kaki kuda (Centella asiatica)
5. Struktur akar
Struktur akar terbagi menjadi dua, yaitu struktur dalam akar dan
struktur luar akar.
a. Struktur dalam akar
a) Epidermis
Jaringan epidermis akar merupakan lapisan yang hanya terdiri
dari satu lapisan sel. Keadaan sel-sel yang menyusun epidermis akar
sangat rapat, tetapi karena dinding sel epidermisnya tipis, akar
mudah ditembus oleh air. Air dan garam-garam mineral yang
terlarut di dalamnya masuk pertama kali melalui rambut-rambut
akar, bagian di antara epidermis akar, atau melalui dinding sel
epidermis akar itu sendiri. Rambut akar merupakan hasil dari
penonjolan epidermis yang arahnya ke luar. (Bakhtiar, 2011).
b) Korteks
Korteks adalah bagian dalam akar yang tersusun oleh
berbagai sel yang membentuk beberapa lapisan. Pada korteks ini
terdapat jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Korteks
tersusun oleh sel-sel yang susunannya longgar, yang menghasilkan
ruang di antara sel-selnya disebut rongga antarsel. Rongga antarsel
bermanfaat untuk proses pertukaran gas. Dinding-dinding sel
pembentuk korteks keadaannya tipis, hal ini memberikan
kelancaran pada proses pertukaran gas. Di dalam sel korteks
kadang-kadang terdapat butir- butir zat tepung.
c) Endodermis
Endodermis merupakan bagian dari jaringan akar yang
terdiri atas satu lapisan sel. Pada arah radial dan transversal lapisan
dinding sel endodermis terdapat penebalan yang dihasilkan dari
endapan zat yang disebut suberin. Zat suberin (gabus) memiliki sifat
kedap air (tidak dapat ditembus). Penebalan pada dinding sel
jaringan endodermis tampak berupa titik-titik yang disebut titik
caspary. Deretan titik caspary selanjutnya membentuk pita caspary.
d) Stele
Silinder pusat terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut dan
beberapa jaringan lain. Berkas pengangkut yang membentuk
silinder pusat, yaitu xylem, floem, dan perisikel. Letak xylem dan
floem pada silinder pusat tumbuhan monokotil berselingan tersusun
secara teratur sehingga membentuk jari-jari atau radial (berbentuk
lingkaran). Tumbuhan dikotil, memiliki xylem yang terletak di pusat
akar dan floem yang terletak mengelilingi xylem, di antara xylem
dan floem terdapat lapisan kambium. Fungsi lapisan kambium ke
arah luar yaitu untuk membentuk bagian kulit, sedangkan ke arah
dalam untuk membentuk bagian kayu.
b. Struktur luar akar
a) Leher akar atau pangkal akar (Collum), yaitu bagian akar yang
bersambungan dengan pangkal, batang.
b) Batang akar (Corpus Radicis), bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnya.
c) Cabang-cabang akar (Radix Lateralis), yaitu bagian akar yang tidak
langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari
akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan
lagi.
d) Serabut akar (Fibrilla Radicalis), cabang-cabang akar yang halus
dan berbentuk serabut.
e) Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (Pilus Radicalis),
merupakan tonjolan sel epidermis yang berfungsi untuk memperluas
daerah penyerapan akar, sehingga lebih banyak air dan unsur hara
yang dapat diserap. Pada tumbuhan air jarang dijumpai adanya
rambut akar.
f) Ujung akar (Apex Radicis), bagian akar yangpaling muda, terdiri
atas jaringan jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.
g) Tudung akar (Calyptra), bagian akar yang letaknya paling ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang
masih muda dan lemah, serta untuk menyerap air dan garam dari
dalam tanah.
6. Sistem Perakaran
Sistem Perakaran dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan
akar serabut. Akar tunggang (tap roots) merupakan akar lembaga (radicula)
yang tumbuh terus menjadi akar utama dan bercabang-cabang lebih kecil.
Akar serabut (adventitious roots) merupakan akar lembaga yang dalam
perkembangan 2 selanjutnya tidak berkembang, tetapi pada pangkal batang
keluar akar yang banyak dengan ukuran relatif sama.
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Akar tunggang tidak bercabang
Cabangnya hanya berupa serabut akar yang sangat halus dan dapat
dianggap bukan merupakan cabang karena berfungsi sebagai penyerap
air dan unsur hara. Akar tunggang tersebut berfungsi sebagai
tempantpenimbun zat cadangan makanan. Berdasarkan bentuk, akar
tunggang tidak bercabang dibedakan menjadi 3, yaitu :
a) Berbentuk tombak, pangkalnya besar dan meruncing ke ujung,
seperti terlihat pada wortel (Daucus carota).
b) Berbentuk gasing, pangkalnya besar membulat, seperti pada
bengkuang.
c) Berbentuk benang, bentuk akar tunggangnya serupa dengan akar
serabut, seperti pada kratok
b. Akar tunggang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke bawah,
bercabangcabang banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga
memperluas daerah perakaran yang dapat menyerap air dan unsur hara.
Berdasarkan bentuk dan cara hidupnya, akar serabut terbagi menjadi :
a. Berdasarkan bentuk akar serabut :
a) Tanaman akar tersusun dari akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
Contoh: padi (Oryza sativa).
b) Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar dan kaku Contoh:
kelapa (Cocos nucifera).
c) Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar, masing-masing
tidak banyak cabang. Contoh: pandan buah merah (Pandanus
conoideus).
b. Berdasarkan cara hidupnya :
a) Akar udara/gantung, tumbuh ke arah tanah. Keluar dari bagian di atas
tanah. Punya vilamen untuk menyimpan air dan udara. Anggrek
kalajengking (Arachnis flos-aeris)
b) Setelah mencapai tanah berfungsi menyerap dan unsur hara dari tanah,
bagian yang ada diatas tanah berubah menjadi batang. Contoh:
Beringin (Ficus benjamina)
c) Akar penggerek/pengisap, ada pada tumbuhan yang hidup sebagai
parasit, untuk menggambil air dan hara dari tanaman inang. Contoh:
Benalu (Loranthus sp.)
d) Akar pelekat, keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat,
untuk menempel pada tiang panjat Lada (Piper nigrum). Akar
pembelit, juga untuk memajat, tetapi dengan memeluk tiang panjatnya.
Contoh: Vanili (Vanilli paniflolia)
e) Akar napas, cabang-cabang akar tumbuh tegak lurus ke atas, sehingga
muncul dari permukaan tanah.akar ini banyak mempunyai celah untuk
masuknya udara. Contoh: Kayu api (Sonneratia sp.)
f) Akar tunjang, akar yang tumbuh dari bagian bawah batang menuju
segala arah & seolah-olah menopang batang agar tidak mudah rebah.
Contoh: Pandan (Pandanus conoideus)
g) Akar lutut, bagian akar yang tumbuh keatas, kemudian membengkok
lagi ke dalam tanah. Contoh: Pohon tanjang
h) Akar banir, berbentuk seperti papan-papan yang disusun miring untuk
memperkuat batangnya. Contoh; Sukun (Arhtocarpus sp.) dan kenari
(Canarium ovatum)
C. Sifat-Sifat Batang dan Akar
1. Sifat-sifat batang
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
umumnya bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. Artinya
dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan
pada buku-buku inilah terdapat daun.
c. Tumbuhannya biasanya keatas. menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop atau heliotrop).
d. Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan
bahwa, batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan. Kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya tidak berwarna hijau. Kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek(semusim) dan ketika umur batang yang masih muda.
2. Sifat-sifat akar
a. Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan
bersifat: (+) geotropic, (–) phototropic, and (+) hydrotropic.
b. Tidak memiliki mata tunas.
c. Tidak memiliki nodus dan internodus.
d. Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler.
Kunyit Jahe
h. Cakram pada umbi lapis, sebuah bentuk batang yang sangat pendek
dan dijadikan penyangga dari pangkal daun sukulen. Misalnya pada
tanaman Bawang-bawangan :