Anda di halaman 1dari 9

ACARA IV

BUDIDAYA BAWANG DAUN DALAM BOTOL PLASTIK

A. TUJUAN
1. Mempraktikkan budidaya bawang daun dalam botol plastik.
2. Memanfaatkan lahan terbatas untuk budidaya bawang daun.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Bawang daun (Allium fistulosum L.) salah satu sayuran yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat. Bawang daun merupakan tanaman sayuran daun
semusim dengan habitus seperti rumput. Bagian daun yang masih muda, yang
biasanya sering dikonsumsi. Pangkal daunnya membentuk batang semu dan
sifatnya merumpun. Salah satu dataran tinggi di Jawa Tengah sebagai daerah
budi daya tanaman ini yaitu Bandungan. Bandungan memiliki ketinggian
sekitar 1200 m dpl dan merupakan daerah budidaya bawang daun. (Ismi Alfii
Anni, Endang Saptiningsih, Sri Haryanti. 2013).
Klasifikasi bawang daun (Rukmana, 2011) adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium fistulosum L
Morfologi tanaman daun bawang. Daun bawang memiliki dua macam
batang yaitu batang sejati dan batang semu. Batang sejati berukuran sangat
pendek, berbentuk cakram dan terletak pada bagian dasar yang berada di
dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah merupakan batang
semu, tersusun dari pelepah-pelepah daun (kelopak daun) yang saling
membungkus dengan kelopak daun yang lebih muda sehingga terlihat seperti
batang. Fungsi batang daun bawang sebagai tempat tumbuh daun dan organ -
organ lainnya dan sebagai jalan untuk mengangkut zat hara (makanan) dari
akar ke daun sebagai jalan untuk menyalurkan zat-zat hasil asimilasi ke
seluruh bagian tanaman (Lestari, 2016).
Daun pada tanaman daun bawang berbentuk bulat, memanjang,
berlubang menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Daun bawang
memiliki daun berbentuk pipih memanjang, dan bagian ujungnya meruncing.
Ukuran panjang daun sangat bervariasi antara 18 - 40 cm, tergantung pada
varietasnya. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaannya
halus (Lestari, 2016). Bunga daun bawang tergolong bunga sempurna (bunga
jantan dan betina terdapat pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan
berbentuk payung majemuk atau payung berganda dan berwarna putih.
Tangkai tandan bunga keluar dari dasar cakram, merupakan tunas inti yang
pertama kali muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih ramping, bulat
bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan
terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Bila seludang telah membuka, akan
tampak kuncup-kuncup bunga beserta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga
terdapat 68 - 83 kuntum bunga. (Junaidi, 2014). Panjang tangkai tandan bunga
dapat mencapai 50 cm atau lebih, sedangkan panjang tangkai bunga berkisar
antara 0,8 - 1,8 cm. Kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang karena
tangkai-tangkai bunga hampir sama panjangnya. Bunga bawang daun mekar
dari luar kearah pusat. Bunga daun bawang terdiri atas 6 buah mahkota bunga,
6 buah benang sari, 1 buah plasenta, tangkai bunga, kelopak bunga, dan bakal
buah. Bakal buah terdiri atas 3 daun buah (carpel) yang membentuk 3 buah
ruang (ovarium) dan tiap ruang mengandung 2 bakal biji (Junaidi, 2014).
Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun bisa tumbuh di dataran rendah
maupun tinggi. Dataran rendah yang terlalu dekat pantai bukanlah lokasi yang
tepat karena pertumbuhan bawang prei menginginkan ketinggian sekitar 250-
1.500 m dpl. Di daerah dataran rendah produksi anakan bawang prei juga tak
seberapa banyak. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun.
Daerah tersebut sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 18-25°C. Tanah
dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budidaya bawang prei. Bila tanah
bersifat asam lakukan pengapuran pada saat pengolahan tanah. Jenis tanah
yang cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung
yang mengandung pasir (Ni’mah, 2012). Faktor dalam (internal) diantaranya
adalah , gen dan hormon. Gen adalah substansi/materi pembawa sifat
keturunan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat dari makhluk hidup,
misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna bunga, dan sebagainya. Gen juga
menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hormon merupakan zat
yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Hormon
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup sangat
beragam jenisnya. Siti Munawaroh (2011) menyatakan bahwa faktor luar
(eksternal), mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain nutrisi, bagi
tumbuhan nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam
air. Suhu, tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu.
Cahaya, Menurut Salisbury dan Ross (1992) cahaya matahari mempunyai
peranan besar dalam proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, respirasi,
pertumbuhan dan perkembangan, menutup dan membukanya stomata, dan
perkecambahan tanaman, metabolisme tanaman hijau, sehingga ketersediaan
cahaya matahari menentukan tingkat produksi tanaman. Tanaman hijau
memanfaatkan cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Air dan
kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah.
Tanah bagi tumbuhan, berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. (Siti Munawaroh, 2011)
Media tanam yang digunakan adalah Tanah, pupuk kandang dan arang
sekam. Tanah sebagai media yang ideal secara material tersusun oleh 4
komponen, yaitu bahan padatan yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
28empera, air tanah dan udara tanah. Berdasarkan volumenya, maka tanah
secara rerata terdiri dari 50% padatan, 45% berupa bahan mineral (bahan hasil
pelapukan batuan induk, termasuk mineral primer, sekunder dan bahan amorf)
dan 5% bahan organik (flora dan fauna tanah perakaran tanaman serta hasil
dekomposisi pengurai sisa vegetasi atau hewan hasil kegiatan
mikroorganisme). 50% pori berisi 20-30% air dan 20-30% udara (Sutanto,
2005). Pupuk kandang (pupuk organik) yang berasal dari kotoran
hewan/ternak. Susunan hara pupuk kandang tergantung macam dan jenis
hewan ternak. Nilai hara pupuk kandang dipengaruhi oleh makanan hewan
yang bersangkutan. Fungsi hewan tersebeut sebagai pembantu pekerjaan atau
dibutuhkan dagingnya saja, jenis hewan dan jenis bahan yang digunakan
sebagai alas kandang(Agus, 2012). Pupuk kandang tidak hanya ditentukan
berdasarkan bahan organik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang
dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh
tanaman. Pupuk kandang mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik
dan kimia tanah. Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan
kesuburan tanah merupakan bentuk praktek pertanian organik (Susanto, 2002).
Arang sekam, arang sekam padi merupakan salah satu bahan organik yang
mengandung berbagai jenis asam organik yang mampu melepaskan hara yang
terikat dalam struktur mineral dari abu. Kandungan arang sekam padi yaitu
SiO2 (52%), C (31%), K (0,3%), N (0,18%), F (0,08%), dan kalsium (0,14%).
Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO
dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan organik.
Kandungan silika yang tinggi dapat menguntungkan bagi tanaman karena
menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit akibat adanya pengerasan
jaringan (Septiani, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Botol plastik
b. Cetok
c. Ember
d. Pisau
e. Paku
2. Bahan
a. Arang sekam
b. Bibit bawang daun
c. Pupuk kandang
d. Tanah

D. CARA KERJA
1. Menyiapkan media tanam dengan mencampurkan tanah, pupuk kandang,
dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1.
2. Menyiapkan 6 buah botol plastik yang akan digunakan.
3. Memotong bagian atas botol plastik dan beri lubang di bagian bawah botol
agar air tidak menggenang.
4. Mengisi botol plastik dengan campuran media tanam yang sudah dibuat.
5. Menanam bibit bawang daun ke media tanam sedalam 5 cm, setiap wadah
diisi satu bibit bawang daun.
6. Melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari.

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1 Hasil Pertumbuhan Bawang Daun dalam Botol Plastik
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
Perlak Samp 1 2 3 4
uan el TT JD TT JD TT JD TT JD
1 14 3 18 4 22 4 27 4
Terang 2 13 2 17 3 21,5 3 25 4
3 14 2 18 3 22 3 26,5 3
17,6 21,8
Jumlah 13 2,33 3,33 3,33 26,5 3,66
6 3
1 18 2 24 3 30 3 35 4
Gelap 2 19 2 26 3 33 3 38 3
3 19 2 24 3 30 3 36,5 3
18,6 24,6
Jumlah 2 3 31 3 36,5 3,33
6 6
Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2021.
F. PEMBAHASAN
Bawang daun (Allium fistulosum L.) salah satu sayuran yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat. Bawang daun merupakan tanaman sayuran daun
semusim dengan habitus seperti rumput. Daun bawang memiliki dua macam
batang yaitu batang sejati yang berkuran sangat pendek, berbentuk cakram dan
dan batang terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah dan batang
semu yang tampak di permukaan tanah, tersusun dari kelopak daun yang
saling membungkus. Daun pada tanaman daun bawang berwarna hijau muda
sampai hijau tua dengan permukaan yang halus, berbentuk bulat, memanjang,
berlubang menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Daun bawang
memiliki daun berbentuk pipih memanjang, dan bagian ujungnya meruncing.
Ukuran panjang daun sangat bervariasi antara 18 - 40 cm, tergantung pada
varietasnya. Bunga daun bawang tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan
betina terdapat pada satu bunga).
Tanaman Bawang Daun dapat tumbuh di dataran rendah maupun
tinggi dengan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl dan dengan curah hujan
yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun dengan suhu udara harian 18-25°C
serta tanah dengan pH netral (6,5-7,5). Jenis tanah yang cocok ialah andosol
(bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung yang mengandung pasir
Pada praktikum ini, budidaya dilakukan dalam botol plastik untuk
memanfaatkan lahan yang terbatas sehingga dapat menghemat tempat, murah,
dan mudah dilakukan serta budiddya tanaman dalam botol plastik tersebut
dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah botol plastik yang
sulit terurai. Adapun tahapan atau cara kerja yang dilakukan dalam
praktikkum ini, yang pertama menyiapkan media tanam dengan
mencampurkan tanah, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan
1:1:1. Kedua, menyiapkan 6 buah botol plastik yang akan digunakan. Ketiga,
memotong bagian atas botol plastik dan beri lubang di bagian bawah botol
agar air tidak menggenang. Keempat, mengisi botol plastik dengan campuran
media tanam yang sudah dibuat. Kelima, menanam bibit bawang daun ke
media tanam sedalam 5 cm, setiap wadah diisi satu bibit bawang daun.
Terakhir, melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari.
Pada praktikum ini, pengamatan dilakukan pada 3 sampel dengan
perlakuan dibawah sinar matahari langsung dan 3 sampel dengan perlakuan
dibawah naungan. Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan bawang daun
dalam botol plastik, pada sampel 1-3 dengan perlakuan dibawah sinar
matahari langsung diperoleh hasil rata-rata tinggi tanaman setinggi 26,5 cm
dan rata-rata tinggi pada sampel 1-3 dengan perlakuan di bawah naungan
setinggi 36,5 cm. Rata-rata jumlah daun terbanyak pada sampel 1-3 dengan
perlakuan di bawah sinar matahari langsung sebanyak 3,66 dan rata-rata
jumlah daun terbanyak pada sampel 1-3 dengan perlakuan di bawah naungan
sebanyak 3,33.
Secara teori, perlakuan menyimpan tanaman di bawah matahari secara
tidak langsung menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan
perlakuan di bawah sinar matahari langsung. Hal ini dikarenakan hormon
auksin dapat bekerja dengan baik ketika tanaman kekurangan cahaya sehingga
dapat menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik tetapi warna tanaman
tersebut cenderung pucat karena tidak mendapatkan sinar matahari yang
cukup.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, jumlah intensitas
cahaya memberikan pengaruh terhadap hormon auksin yang akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dalam pengamatan selama satu bulan
menunjukkan bahwa perlakuan dibawah sinar matahari langsung (P1)
memiliki tinggi tanaman yang lebih pendek dibandingkan dengan perlakuan
dibawah sinar matahari tidak langsung (P2) . Hal ini dapat terjadi dikarenakan
hormon auksin dapat bekerja dengan baik ketika tanaman kekurangan cahaya
(intensitas cahaya rendah). Cahaya sangat penting dan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan bawang daun karena peranannya dalam proses
fotosintesis, membka atau menutupnya stomata, dan sintesis klorofil. Pada
tanaman P1 memiliki pigmen dan berwarna dikarenakan kebutuhan cahya
mataharinya terpenuhi, sedangkan pada tanaman P2 cenderung pucat. Namun
keberadaaan cahaya ini dapat menghambat pertumbuhan dikarenakan dapat
merusak hormon auksin yang berada pada ujung batang.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Budidaya bawang daun dalam botol plastik ini dapat dilakukan dengan
cara menyiapkan media tanam dan menyiapkan 6 buah botol plastik yang
akan digunakan serta memotong bagian atas botol plastik dan beri lubang
di bagian bawah botol agar air tidak menggenang. Kemudian, mengisi
botol plastik dengan campuran media tanam yang sudah dibuat dan
menanam bibit bawang daun ke media tanam sedalam 5 cm dengan satu
bibit bawang daun pada setiap wadah. Setelah itu, melakukan penyiraman
setiap pagi dan sore hari.
2. Budidaya bawang daun dalam botol plastik merupakan salah satu teknik
dalam memanfaatkan lahan terbatas yang ada di perkarangan atau sekitar
rumah.
3. Intensitas cahaya memiliki peran penting yang mempengaruhi
pertumbuhan tanamn karena cahaya mempengaruhi kinerja hormon auksin
dalam tanaman. Hormon auksin dalam tanaman dapat bekerja dengan baik
jika tidak terkena sinar matahari, begitupun sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Swastini, Ni Luh Mega, 2015. “ Pengaruh Arang Sekam Sebagai Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat”. Yogyakarta.
Universitas Sanata Dharma.

Tarigan. E, Hasanah. Y, Mariati. 2015. “Respons Pertumbuhan Dan Produksi


Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pemberian Abu
Vulkanik Gunung Sinabung dan Arang Sekam Padi”. Jurnal online
Agroekoteaknologi. Volume 3, No. 3 halaman 956 – 962, Juni 2015.
Medan. Universitas Sumatera Utara.

Amina, Siti.2018. “Pengaruh Pemberian Perasan Daun Bawang (Allium


fistulosum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella Thypi”. 22 Sep
2018 15:52. Surabaya. Universitas Muhammadiyah.

Anni. I A, Saptiningsih. E, Haryanti. S. 2013. “Pengaruh Naungan Terhadap


Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum
L.) Di Bandungan”. Jurnal Akademika Biologi. Volume 2 No 3, Agustus
2013 Hal. 31-400. Semarang. Unversitas Diponegoro.

Kurniawan, Dedy.2019. “Pengaruh Konsentrasi Dan Dosis Ekstrak Bawang


Putih (Allium sativum Linn) Sebagai Pestisida Nabati Mengendalikan
Antraknosa Tanaman Bawang Daun (Allium porrum)”. 26 Sep 2019
07:55. Undergraduate (S1) thesis. Malang. Universitas Muhammadiyah.

Lukitasari, M. (2012). Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap


pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max). Madiun. IKIP PGRI.

Rochmatulloh, A.2013. Uji Efektivitas Campuran Pupuk Organik Dan Cendawan


Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi
Sendok (Brassica campestris). Surakarta. Universitas Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai