Anda di halaman 1dari 9

ACARA 4

BUDIDAYA BAWANG DAUN DALAM BOTOL PLASTIK

A. TUJUAN
1. Mempraktekkan budidaya bawang daun dalam botol plastik.
2. Memanfaatkan lahan terbatas untuk budidaya bawang daun.
3. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan bawang daun.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi yang dimiliki oleh tanaman bawang daun (Lela Meltin,
2009) :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium fistulosum L.
Daun bawang (Allium fistulosum L.) termasuk jenis tanaman
sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk rumput
dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih, tergantung pada
varietasnya. Bawang daun selalu menumbuhkan anakan - anakan baru
sehingga membentuk rumpun. Secara morfologi bagian organ penting
daun bawang adalah akar, batang, daun, bunga, biji. Daun bawang berakar
serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua arah dan sekitar
permukaan tanah. Perakaran daun bawang cukup dangkal, antara 8 cm - 20
cm. Perakaran daun bawang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
pada tanah yang gembur, subur, mudah menyerap air dan kedalaman tanah
cukup dalam. Akar tanaman berfungsi sebagai penopang tegaknya
tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat hara dan air (Junaidi, 2014).
Daun bawang memiliki dua macam batang yaitu batang sejati dan
batang semu. Batang sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram
dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang yang
tampak di permukaan tanah merupakan batang semu, tersusun dari
pelepah-pelepah daun (kelopak daun) yang saling membungkus dengan
kelopak daun yang lebih muda sehingga terlihat seperti batang. Fungsi
batang daun bawang sebagai tempat tumbuh daun dan organ - organ
lainnya dan sebagai jalan untuk mengangkut zat hara (makanan) dari akar
ke daun sebagai jalan untuk menyalurkan zat-zat hasil asimilasi ke seluruh
bagian tanaman (Lestari, 2016).
Daun pada tanaman daun bawang berbentuk bulat, memanjang,
berlubang menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Daun
bawang memiliki daun berbentuk pipih memanjang, dan bagian ujungnya
meruncing. Ukuran panjang daun sangat bervariasi antara 18 - 40 cm,
tergantung pada varietasnya. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua
dan permukaannya halus (Lestari, 2016).
Bunga daun bawang tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan
betina terdapat pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan berbentuk
payung majemuk atau payung berganda dan berwarna putih. Tangkai
tandan bunga keluar dari dasar cakram, merupakan tuna inti yang pertama
kali muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih ramping, bulat bagian
ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan
terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Bila seludang telah membuka,
akan tampak kuncup-kuncup bunga beserta tangkainya. Dalam setiap
tandan bunga terdapat 68 - 83 kuntum bunga. (Junaidi, 2014).
Panjang tangkai tandan bunga dapat mencapai 50 cm atau lebih,
sedangkan panjang tangkai bunga berkisar antara 0,8 - 1,8 cm. Kuntum
bunga terletak pada bidang lengkung yang karena tangkai-tangkai bunga
hampir sama panjangnya. Bunga bawang daun mekar dari luar kearah
pusat. Bunga daun bawang terdiri atas 6 buah mahkota bunga, 6 buah
benang sari, 1 buah plasenta, tangkai bunga, kelopak bunga, dan bakal
buah. Bakal buah terdiri atas 3 daun buah (carpel) yang membentuk 3
buah ruang (ovarium) dan tiap ruang mengandung 2 bakal biji (Junaidi,
2014).
Daun bawang dapat tumbuh dengan subur jika struktur tanah
mendukung, dengan terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Pemberian pupuk kandang ayam, kambing atau sapi dapat memperbaiki
struktur perkembangan mikroorganisme tanah (Yusdian, et al., 2016).
Daun bawang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran
tinggi dengan ketinggian 250-1500 m dpl, dan daerah yang memiliki curah
hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18 - 25 °C cocok untuk
pertumbuhan tanaman bawang daun. Menurut Rukmana, (2005), daerah
yang ideal untuk pengembangan budidaya tanaman bawang daun adalah
dataran tinggi antara 900-1700 meter di atas permukaan laut dengan suhu
berkisar antara 19°C-24°C dan kelembapan udaranya berkisar antara 80%
- 90%. Jenis tanah yang relatife baik untuk pertumbuhan tanaman bawang
daun adalah Andosol, Latosol, dan Regosol.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini memiliki peran masing-
masing dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berikut
adalah uraian kedua faktor ini dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Zuni Fitriyantini, S.TP., 2020). Faktor internal
ada dua yaitu gen dan hormon.
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari
induk ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk
hidup dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga,
dan rasa buah. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut.
Tanaman yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan
berkembang cepat sesuai dengan periodenya. Meskipun faktor dari gen
sangat penting, namun faktor ini bukan satu-satunya yang menentukan
pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di samping itu ada faktor
lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang memiliki
sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan rasanya
manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan
tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangan
tanaman ini tidak akan optimal.
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan
berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon
memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam
tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman ada Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan,
pembelahan, dan diferensiasi sel. Giberlin, berperan untuk pembentukan
biji serta perkembangan dan perkecambahan embrio. Etilen, berperan
untuk pematangan buah dan perontok. Sitokinin, berperan untuk
pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang pembentukan akar
dan cabang tanaman. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan
gugurnya daun. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.
Faktor eksternalnya antara lain, nutrisi, cahaya matahari, air dan
kelembapan, suhu, dan tanah. Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber
energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman
membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air.
Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat
makanan. Zat hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis,
namun sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang
terdapat pada ujung batang. Air dan kelembaban merupakan faktor
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh.
Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh
tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali
terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal
musim kemarau dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen
daripada padi yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu ratarata
lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan
dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu. Tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah
ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral,
air, dan derajat keasaman atau pH.
Interaksi antara jarak tanam dengan pemotongan anakan
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun,
jumlah anakan, luas daun, panjang akar, volume akar, bobot segar
tanaman, bobot kering tanaman, serta bobot petak efektif. Keadaan ini
menunjukkan bahwa antara faktor jarak tanam dan pemotongan bibit
anakan tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil bawang daun secara
bersama-sama. Steel dan Torrie (1991) mengatakan bahwa bila pengaruh
interaksi berbeda tidak nyata, maka disimpulkan bahwa diantara
faktorfaktor perlakuan tersebut bertindak bebas satu dengan yang lainnya
atau pengaruhnya berdiri sendiri. Hal ini berarti bahwa perbedaan
pertumbuhan dan hasil bawang daun akibat perbedaan perlakuan jarak
tanam tidak tergantung pada berbagai ukuran pemotongan anakan ataupun
sebaliknya. Tidak adanya pengaruh yang nyata dari interaksi tersebut
disebabkan karena perlakuan jarak tanam pengaruhnya terhadap kompetisi
antar tanaman dalam memperoleh hara, air, dan cahaya matahari, dimana
dalam penelitian ini tidak terjadi kompetisi antar tanaman sehingga pada
jarak tanam yang sempit menunjukkan hasil yang lebih tinggi, sedangkan
pemotongan bibit anakan pengaruhnya terhadap tubuh tanaman dengan
mengurangi hormon auksin pada tanaman yang bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan tunas baru, anakan, serta akar.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Pisau
b. Sekop
c. Botol plastik
2. Bahan
a. Bibit daun bawang
b. Tanah
c. Pupuk kandang
d. Arang sekam

D. CARA KERJA
1. Menyiapkan media tanam dengan mencampurkan tanah, pupuk
kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1.
2. Menyiapkan 6 buah botol plastic yang akan digunakan.
3. Memotong bagian atas botol plastik dan beri lubang di bagian bawah
botol agar air tidak menggenang.
4. Mengisi botol plastik dengan campuran media tanam yang sudah
dibuat.
5. Menanam bibit bawang daun ke media tanam sedalam 5 cm, setiap
wadah diisi satu bibit bawang daun.
6. Meletakkan 3 botol plastik dibawah sinar matahari langsung dan 3
botol plastik di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung
atau di bawah naungan.
7. Melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari.
DAFTAR PUSTAKA

Meltin, Lela.2009. Budidaya Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.).


Universitas Sebelas Maret, Solo
Aann.2018. Tanaman Daun Bawang. Universitas Muhammadiyah Surabaya
Fera, AR.2019. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun. Universitas
Jenderal Soedirman
LAMPIRAN

Gambar 4.1 Melubangi Botol Gambar 4.2 Mencampur Media


Tanam

Gambar 4.3 Memasukkan Media Gambar 4.4 Menyirami Media


Tanam Ke Botol Plastik

Gambar 4.5 Membuat Lubang Gambar 4.6 Menanam Bawang


Tanam Daun

Anda mungkin juga menyukai