Anda di halaman 1dari 8

2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Tipe pertumbuhan tanaman kacang hijau dibagi menjadi dua yaitu


determinate dan indeterminate. Tipe pertumbuhan determinate ialah tipe
pertumbuhan tanaman yang ujung batangnya tidak melilit, pembungaan singkat
dan serempak sert pertumbuhan vegetatifnya terhenti setelah tanaman berbunga.
Sedangkan tipe pertumbuhan indeterminate ialah tipe pertumbuhan yang
batangnya tidak melilit, pertumbuhannya tegak dan pembungaan berangsur-
angsur dari pangkal ke pucuk. Tipe determinate berbunga hanya sekali dalam satu
periode, sedangkan tipe indeterminate dapat berbunga lebih dari satu kali
tergantung dari kondisi lingkungan (Balitkabi, 2012).
Pertumbuhan tanaman kacang hijau melalui beberapa proses, mulai dari
embrio, remaja, dewasa dan akhirnya mati. Selama tahap pertumbuhan dan
perkembangan akan terjadi perubahan-perubahan morfologi yang diikuti pula
perubahan-perubahan fisiologi. Ciri-ciri utama suatu tanaman yang berada dalam
fase remaja ialah ketidakmampuannya untuk membentuk bunga dan buah,
meskipun kondisi lingkungan memungkinkan untuk terjadi pembungaan. Awal
pembungaan merupakan petunjuk akhir dari fase remajanya. Fase dan keadaan
pertanaman. Fase pertumbuhan pada tanaman kacang hijau menurut Balitkabi
(2012), waktu biji berkecambah (biji berkecambah dan keluar dari permukaan
tanah sampai fase kotiledon sekitar 4-5 hari tergantung kelembaban dan dalamnya
penanaman pada hari ke 5, daun pertama tumbuh sekitar 9-11 hari setelah tanam
pada hari ke 10, daun berangkai tiga pertama keluar pada umur 13 hari dari waktu
tanam, daun berangkai tiga ke dua muncul pada umur ke16 hari, daun berangkai
tiga ketiga dan keempat muncul pada umur ke 24 hari, daun berangkai tiga kelima
dan keenam muncul pada umur ke 30 hari, daun berangkai tiga yang ketujuh
(tanaman mulai berbunga) muncul pada umur ke 34 hari, daun berangkai tiga
yang kedelapan dan pengembangan polong muncul pada umur ke 41 hari Polong
tua berwarna hitam pada umur ke 45 hari, polong mulai masak pada umur 49
haridan panen dilakukan pada umur 60 hari. Tanaman kacang hijau berbatang
tegak dan cabangnya menyamping pada bagian utama berbentuk bulat dan
berbulu. Fase pertumbuhan tanaman kacang hijau terdiri dari fase vegetatif dan
fase generatif. Pembagian fase tumbuh didasarkan pada pertumbuhan jumlah
buku, munculnya daun sempurna pada buku-buku batang utama dan
perkembangan bunga hingga menjadi polong masak dan memperlihatkan bahwa
fase vegetatif tanaman kacang hijau terjadi pada umur 0-34 hst dan selebihnya
merupakan fase generatif. Selama fase ini tanaman kacang hijau mengalami
beberapa perkembangan mulai dari perkecambahan, pertambahan jumlah daun,
peningkatan tinggi tanaman yang diikuti dengan pertambahan jumlah buku dan
peningkatan bobot tanaman. Pembentukan bunga pada tanaman kacang hijau
dimulai sekitar 34 hst. Jumlah bunga yang dihasilkan pada awal pembungaan
lebih sedikit, kemudian jumlahnya akan meningkat sampai jumlah maksimum dan
menurun serta mengakhiri masa pembungaannya. Bunga yang dihasilkan tidak
akan semuanya menjadi polong, hanya 23-25% saja yang akan menjadi polong
sedangkan sisanya gugur. Lamanya periode berbunga dan jumlah bunga yang
dihasilkan juga tidak sama dengan semua varietas. Periode pembentukan dan
pengisian polong terjadi antara 41-49 hst, pemasakan polong terjadi antara 50-60
hst dan pemanenan dilakukan pada umur 60 hari.
Kacang hijau dapat tumbuh disegala macam tipe tanah yang berdrainase
baik. Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, latosol dan pada lahan sawah
menjelang penanaman padi pada musim kemarau dan pH 5,8 paling ideal untuk
pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang dapat
tumbuh dan berproduksi baik didataran rendah sampai ketinggian mencapai 500-
750 mdpl. Suhu optimum yang dikehendaki oleh tanaman kacang hijau antara 25-
270C dan tumbuh baik pada daerah yang relatif kering dengan kelembaban udara
50-90% (Purwono dan Hartono, 2005). Kelembapan udara pada tanaman kacang
hijau berkisar antara 56-75%. Curah hujan yang dikehendaki antara 50 mm-200
mm/bulan dengan penyinaran matahari cukup. Dengan syarat pertumbuhan
tersebut maka tanaman kacang hijau akan tumbuh baik dan optimal. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Balitkabi (2012), kacang hijau akan tumbuh optimal pada
media tanam yang cocok untuk pertumbuhan dan memiliki sifat speseifikasinya
sendiri yaitu dengan tanah yang gembur dan ringan.
2.2 Peran bahan organik pada tanah dan tanaman
Bahan organik adalah salah satu sumber utama unsur hara di dalam tanah.
Bahan organik juga berperan penting dalam meningkatkan kondisi fisik tanah.
Menurut Fadel et al., (2003) bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah
dan sebagai nutrisi untuk mempertahankan produksi tanaman dengan mengurangi
pencemaran lingkungan. Penambahan bahan organik kedalam tanah berpengaruh
pada perbaikan sifat-sifat tanah dan meningkatkan unsur hara tanah.Bahan
organik memperbaiki agregasi tanah yang pada gilirannya mempengaruhi
infiltrasi, pergerakan dan retensi air tanah, suhu tanah, kekuatan tanah, dan
penetrasi akar. Bahan organik juga meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah.
Menurut Novizan (2000), pupuk organik mampu menyediakan unsur hara makro
dan mikro, perbaikan sifat fisik tanah, peningkatan kapasitas tukar kation,
peningkatan pH tanah dan aktivitas mikroorganisme tanah. Menurut Handayanto
et al., (2017), bahan organik terhadap kesuburan tanah yaitu memiliki peran
penting, sebagai penyedia unsur hara (melalui dekomposisi dan mineralisasi),
pemacu aktivitas mikroorganisme tanah dan fauna tanah, sehingga memperbaiki
agregasi tanah dan mengurangi resiko erosi, pengikat unsur-unsur beracun pada
tanah masam dan meningkatkan kapasitas penyangga tanah.
Peran bahan organik pada tanah yaitu berperan penting dalam menentukan
kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan berperan penting
dalam meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan
kemampuan tanah memegang air, meningkatkan pori-pori tanah dan memperbaiki
media perkembangan mikroba tanah. Menurut Ding et al., (2002), bahan organik
tanah memegang peranan penting dalam meningkatkan dan mempertahankan
kesuburan kimia, fisika dan biologi tanah yang akan menetukan produktivitas
tanaman dan keberlanjutan penggunaan lahan untuk pertanian. Bahan organik
adalah bahan yang tersusun dari sisa tumbuhan dan hewan, jasad-jasad hidup baik
makro maupun mikroorganisme dan humus. Menurut Syekhfani (2010), proses
dekomposisi sisa tanaman oleh jasad melepas senyawa-senyawa tersebut menjadi
bahan organik tanah. Menurut Handayanto et al., (2017), bahan organik tanah
dapat dikelompokkan menjadi komponen hidup: jumlahnya jarangsekali mencapai
4% dari C organik tanah total, dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga, yakni akar
tanaman (5-10%), makroorganisme atau fauna tanah (15-30%), mikroorganisme
(60-80%) dan komponen mati menyusun sekitar 98% total C organik tanah, dan
dapat dikelompokkan menjadi bahan makroorganik dan humus.
Tanah adalah media untuk pertumbuhan tanaman dan memasok unsur hara
untuk tanaman. Tanah mineral yang kaya bahan organik adalah tanah yang subur
dan memberikan kuantitas unsur hara yang seimbang dan optimal untuk
pertumbuhan tanaman.Menurut Handayanto et al., (2017), tanaman tergantung
pada tanah, tidak hanya sebagai tempat untuk bertumpu tetapi juga sebagai
pemasok unsur hara yang diperlukan untuk proses-proses fisiologi dan
pembentukan struktur tanaman. Semua unsur hara yang telah diketahui sebagai
unsur hara esensial untuk pertumbuhan dan produksi tanaman diproleh dari tanah,
kecuali karbon yang diproleh dari udara melalui stomata. Hidrogen dan oksigen
diproleh dari air melalui akar tanaman. Unsur hara lainnya, nitrogen, fosfor,
kalium, kalsium, sulfur, dan unsur hara mikro diproleh langsung dari tanah untuk
memperoleh unsur hara.Semua unsur hara tanaman berada dalam tanah. Tanaman
menyerap unsur hara dalam bentuk ion yang terlarut dalam larutan tanah. Menurut
Handayanto et al., (2017), unsur hara esensial dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro, dimana unsur hara makro terdiri
dari: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, sulful dan
magnesium sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Fe, B, Cu, Cl, Mn, Mo, dan
Zn. Selain itu untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimum unsur hara
harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Keberadaan bahan organik penting
untuk penyedia unsur hara dan mempertahankan struktur tanah. Ketersediaan hara
dalam tanah, struktur tanah dan tata udara tanahyang baik sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam
menyerap unsur hara. Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat
menentukan pertumbuhan vegetatif tanaman yang pada akhirnya menentukan pula
fase reproduktif dan hasil tanaman. Penambahan bahan organik pada tanaman
mampu meningkatkan bobot bintil akar, tinggi tanaman, indeks luas daun, bobot
biji/tanaman dan hasil biji kering kacang hijau.
2.3 Paitan sebagai pupuk hijau

Paitan mengandung nutrisi yang tinggi dalam biomassanya dan mampu


menghasilkan fosfor yang cukup tinggi di dalam tanah (Pagella, 2004). Paitan
juga mempunyai beberapa kelebihan antara lain: cepat tumbuh, menghasilkan
banyak hijauan, banyak mengandung unsur hara (N, P, K, Ca, Mg, Fe, dan Zn),
tahan kekeringan, tidak mengandung banyak kayu, mudah didapat dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pada bagian paitan yang muda memiliki kandungan nutrisi yang lebih
tinggi daripada bagian yang tua. Menurut Jama et al.,(2000), daun paitan yang
lebih tua mempunyai kadar nutrisi N, P dan K yang lebih rendah (11%) daripada
daun yang muda (32%). Apabila daun dan batang lunaknya dimasukkan ke dalam
tanah maka selama proses dekomposisi akan menghasilkan asam-asam organik,
dan asam inilah yang akan membantu pelepasan P dari ikatan alofan yang
selanjutnya P tersebut akan dimanfaatkan oleh tanaman. Tanaman paitan
(Tithonia diversifolia L.) mengandung lignin dan polifenol yang cukup rendah,
kadarnya sekitar 5,32%, 2,8% sehingga mudah terdekomposisi. Biomassa segar
tanaman paitan (Tithonia diversifolia L.) mempunyai kandungan unsur hara yang
tinggi, diantaranya 3,5% N; 0,37% P; dan 4,1% K (Jama et al., 2000). Hijauan
Tithonia seberat 1 kg bobot kering/m2/tahun, yang setara dengan 10 ton bobot
kering/ha/tahun, dapat dihasilkan sekitar 350 kg N, 40 kg P, 400 kg K, 60 kg Ca
dan 30 kg Mg/ha tahun (Hartantik, 2007).
Tabel 1. Kandungan hara beberapa biomassa pupuk hijau(Jama et al., 2000)
Jenis Tanaman N (%) P (%) K (%)
Tithonia diversifolia 3,5 0,37 4,1
Calliandra calothyrsus 3,4 0,15 1,1
Crotararia grahamiana 3,2 0,13 1,3
Laniana camara 2,8 0,25 2,1
Leucaena euchoc 3,8 0,20 1,9
Susbania sesban 3,7 0,23 1,7
Tephrosia vogelii 3,0 0,19 1,0

Manfaat penting tanaman paitan adalah sebagai pupuk organik.


Penambahan paitan sebagai bahan organik sangat diperlukan untuk
mempertahankan kondisi tanah yang subur dalam waktu jangka panjang. Pagella
(2004), menyatakan bahwa penelitian tentang tanaman paitan telah banyak
dilakukan karena konsentrasi kandungan nutrisi yang cukup tinggi dalam
biomassanya.Selain itu, karena kemampuan paitan yang cukup tinggi dalam
menghasilkan ekstra phosfor yang relatif tinggi didalam tanah. Tekstur daun yang
lembut mengakibatkan laju dekomposisinya cepat. Yuwono (2003), menyatakan
bahwa puncak pelepasan N terjadi sekitar empat minggu setelah batang lunak dan
daun paitan dimasukkan ke dalam tanah. (Jama et al.,2000), mengemukakan
bahwa paitan yang diaplikasikan setelah dua minggu dapat melepas N dalam
jumlah lebih banyak dibandingkan urea pada dosis N yang sama yaitu 60
kg/ha.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk paitan dengan
dosis 6 t ha-1 pada tanaman kedelai edamame dapat memberikan hasil yang lebih
baik pada peubah tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman,
meningkatkan bobot biji sebesar 24,6% bila dibandingkan tanpa pemberian pupuk
paitan (Restianti, 2007). Penggunaan pupuk paitan dengan dosis 10 t ha-1 pada
tanaman bunga matahari dapat meningkatkan bobot total biji sebesar 25,48% bila
dibandingkan dengan penggunaan pupuk paitan 5 t ha-1 (Saraswati, 2004).
Paitan memiliki fungsi utama yaitu untuk memperbaiki kesuburan tanah
(peningkatan kadar N, P, K dan Mg tanah) serta kehidupan biota tanah sebagai
komponen peningkatan kualitas tanah. Selain itu peranan tanaman paitan sebagai
bahan organik adalah dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Peranan
bahan organik dalam memperbaiki sifat fisik tanah yaitu meningkatkan
kemampuan tanah untuk menahan air, memantapkan agregat dan struktur tanah
serta memperbaiki aerasi tanah. Manfaat bahan organik dalam memperbaiki sifat
fisik kimia tanah ialah meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan kinerja
mikroorganisme tanah dalam melepas unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman,
tempat menyimpan dan melepaskan unsur hara dan hormon pengatur tumbuh,
sedangkan manfaat bahan organik bagi sifat biologi tanah ialah meningkatkan laju
dekomposisi dan meningkatkan bahan organik tanah yang dapat mendukung
keragaman komunitas mikroba sebagai biomassanya. Sehingga tanah yang banyak
mengandung bahan organik memiliki sifat fisik, sifat biologi, sifat kimia tanah
yang baik dan terjaga kesuburannya.
2.4 Fungsi Pupuk Kandang pada Tanah dan Tanaman
Pupuk kandang dapat menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Pupuk kandang juga mempunyai pengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimia
tanah serta mendorong perkembangan jasad renik (Sutedjo, 2002).Pupuk kandang
dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro sehingga dapat mendukung
pertumbuhan tanaman karena struktur tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat
diperbaiki. Pupuk kandang mengandung beberapa unsur hara seperti nitrogen,
fosfor, dan kalium. Menurut Sutanto (2002), pupuk kandang padat yang berasal
dari kotoran sapi mempunyai kandungan N (0,32%-0,59%), P (0,08%-0,11%),
K(0,12%-0,15%), Ca (0,26%) dan BO (14,4%-15,2%) dan umumnya kotoran sapi
dapat diaplikasikan sebelum tanam dan tergantung pada besar kecilnya C/N.
Pupuk kandang yang diberikan secara teratur kedalam tanah dapat meningkatkan
daya menahan air, sehingga terbentuk air tanah yang bermanfaat, karena kan
memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Menurut Jamilah (2003), pemberian pupuk kandang berturut-
turut dapat meningkatkan 4% porositas tanah, 14,5% volume udara tanah pada
keadaan kapasitas lapang dan 33,3% bahan organik serta menurunkan kepadatan
tanah sebanyak 3%. Pemberian pupuk kandang dengan waktu dan jumlah yang
tepat akan memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi
tanaman kacang hijau. Kebutuhan beberapa tanaman dapat diproleh dengan
aplikasi pupuk kandang >20 ton ha-1. Hasil penelitian Tola et al., (2007)
perlakuan dengan dosis 20 t ha-1 kotoran sapi memberikan hasil yang tertinggi
pada semua parameter pengamatan (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol,
berat tongkol, berat pipil basah dan berat pipil kering), walaupun tidak semuanya
berbeda nyata dengan perlakuan dosis yang lebih rendah. Penggunaan pupuk
kandang dengan dosis 9,5 t ha-1, mampu meningkatkan hasil biji kacang tanah
38,72% dengan hasil 2,13 t ha-1 dan efek residunya untuk musim tanam
berikutnya, mampu memberikan hasil lebih tinggi ialah sebesar 2,6 t ha-1
(Suntoro, 2001). Menurut Syukur dan Indah (2006), pemberian pupuk kandang
sapi dengan dosis 10 t ha1 dapat menurunkan pH tanah dari 6,7 menjadi 6,28.
Penurunan ini disebabkan karena adanya penambahan asam-asam organik
sebagai hasil dekomposisi pupuk organik. Pupuk organik yang ditambahkan
kedalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh
mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah. Bahan
organik dapat berperan sebagai pengikat butiran tanah menjadi butir sekunder
tanah yang berperan dalam pembentukan agregat yang kuat. Keadaan ini besar
pengaruhnya terhadap porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi tanah
dan suhu tanah (Chen, 2012).
Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting
bagi ekosistem tanah, karena sebagai pengikat hara bagi mikroba tanah. Pupuk
organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan
kualitas tanah secara berkelanjutan. Penggunaan bahan organik dalam bentuk
pupuk dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan (Ge et al., 2010). Menurut Rismaka (2009), senyawa-
senyawa organik yang terdapat dalam bahan organikantara lain: karbohidrat, asam
amino, peptida, lemak, lilin, lignin, asam nukleat, protein, asam humat, asam
sulfat dan humin. Salah satu senyawa organik yang paling sederhana ialah asam
amino yang merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada setiap ujungnya. Pupuk kandang merupakan sumber organik yang
memiliki fungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kadar bahan
organik tanah, menyediakan hara mikro dan memperbaiki struktur tanah. Bahan
organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan biota tanah
lainnya. Hal ini didukung oleh Bawolye dan Syam (2006),yang menyatakan
bahwapupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran
hara dalam tanah. Pupuk kandang sapi merupakan sumber bahan organik yang
mudah diperoleh dibandingkan pupuk kandang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai