PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sawi (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim berdaun lonjong,
halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Batang tanaman sawi lebih kurus dari
tanaman petsai. Tanaman ini mempunyai akar tungggang dengan banyak akar
yang dangkal. Kuntum bunganya lebih kecil dan berwarna kuning pucat. Bijinya
berukuran kecil dan berwarna hitam kecoklatan. Bijinya terdapat pada kedua sisi
dinding sekat polong yang gemuk (Supriati, 2011).
Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Konsumenya mulai dari masyarakat kelas bawah hingga mayarakat kelas atas.
Kelebihan lainnya sawi dapat tumbuh di daratan rendah maupun didaratan tinggi.
Sawi mempunyai nilai ekonomi tinggi seelah kubih krop, kubis bunga dan
brokoli.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mencangkup ketersediaan unsur
hara, kadar air, udara didalam tanah, kelembapan udara, intensitas cahaya,
panjang penyinaran, dan suhu lingkungan. Semuanya itu dapat jadi faktor
penunjang mulai dari perkecambahan hingga menjadi dewasa.
Tanaman tidak hanya cukup mengandalkan unsur hara dari dalam tanah
saja, oleh karena itu tanaman membutuhkan unsur hara tambahan, yaitu berupa
pupuk.
Berdasarkan faktor diatas kami melakukan penelitian penanaman
tumbuhan sawi dengan media tanam yang berbeda, yaitu media tanam pupuk saja
dan media tanah saja.
1
1.3. Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan penulis dan masyarakat tentang tanaman sawi.
2. mengetahui proses pertumbuhan sawi.
1.5. Hipotesis
H0 :
1. Tanaman sawi dengan media pupuk organik saja tidak akan tumbuh.
2. Tanaman sawi dengan media tanah saja akan tumbuh lambat.
HI :
1. Tanaman sawi dengan media pupuk organik saja tumbuh tetapi
lambat.
2. Tanaman sawi dengan media tanah saja tumbuh cepat.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bahan Humus
Bahan humus merupakan bahan yang telah terdekomposisi dan merupakan
lapisan tanah yang paling subur.Humus mempunyai pengaruh
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran kation dalam
tanah, penyangga pH tanah, dan meningkatkan daya simpan lengas.Selain itu
bahan organik juga mempunyai pengaruh yang kuat di dalam agregasi tanah dan
pembentukan struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, sehingga
pada gilirannya memperbaiki drainase dan permeabilitas, penetrasi akar dan
meningkatkan ketahanan terhadap erosi.
Kandungan bahan organik tanah berkisar antara 0,5-5% pada tanah-
tanah mineral, dan mencapai 98% untuk tanah gambut/organik.Banyak parameter
yang dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik diantaranya
adalah kandungan karbon dan nitrogen (C/N), kandungan bahan-bahan humus,
kandungan lignin, selulosa, dll.
3
Fakor yang mempengaruhi kandungan organik tanah
Kandungan bahan organik tanah sangat bervariasi, dari yang rendah
sampai tinggi/sangat tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kandungan bahan organik tanah antara lain:
iklim
tipe penggunaan lahan
bentuk lahan
kegiatan manusia.
Iklim berpengaruh pada bahan organik tanah dalam hal memacu atau
menghambat laju dekomposisi.Tipe penggunaan lahan berpengaruh dalam
penyediaan sumber bahan organik, misal daerah persawahan akan berbeda
kandungan bahan organiknya dibanding daerah hutan. Faktor bentuk lahan
mempengaruhi pada proses pengumpulan atau pencucian bahan organik. Kegiatan
manusia akan menentukan kandungan organik tanah misalnya dengan
pemberian pupuk atau drainase yang akan berpengaruh pada kandungan bahan
organik tanah. Penentuan bahan organik tanah ada berbagai macam antara lain
dengan metode pembakaran, ''Walkey and Black'', destruksi basah, dan lain-lain.
Metode pembakaran menggunakan pendekatan gravimetris yaitu selisih berat
bahan sebelum dan sesudah pembakaran, cara ini murah dan mudah serta biasa
dilakukan di lapangan. Metode Walkey and Black menggunakan tahapan antara,
artinya kandungan bahan organik ditentukan oleh besarnya C-organik hasil titrasi
kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu.
4
menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang
memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat
sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya
faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga
dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul
dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat,
lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya
sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai,
pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik.
Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi
pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai.
B.Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai
fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh
yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam
jenisnya.
5
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi
tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air.
Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat
makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung
dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat
dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman
padi itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa
demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi
tanaman.
B.Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya
suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua
makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan
tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi
yang ditanam pada awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat
dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata
rendah). Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di
pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan
pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
C.Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan
karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.
Bila kamu menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah
itu akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah
6
dan pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan,
manusia juga membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan
vitamin D.
E. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila
kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.
Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan
mineral, dan air.
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)
tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-
lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air
dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
7
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia.
8
Tanah liat ini dalam bentuk suspense dapat berbulan – bulan , kecuali bila
keseimbangannya terganggu oleh zat – zat lain , seperti tawas ( alum ) , sehingga
terjadi penggumpalan dan mengendap .
Koloid silikat sering lolos dalam proses pengolahan air , sehingga terjadi
kerak keras di daerah jika dipanaskan pada suhu tinggi. Padatan yang terkandung
dalam air dan dapat langsung mengendap adalah padatan yang mempunyai ukuran
lebih besar daripada padatan tersuspenpsi. Padatan ini disebut sedimen, padatan
yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan . Air di alam dapat menjadi
media tumbuh bagi micro organism seperti ganggang dan bakteri.
Dengan mengetahui kandungan zat yang terdapat dalam air, akan dapat
menentukan perlakuan apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan air. Untuk
perumahan atau industri. Untuk mandi, tingkat kesadahan harus rendah, untuk
minum, mikroorganisme penyebab penyakit harus mati, semakin zatzat dalam air
hilan semakin banyak perlakuan untuk mengolah air.
9
Kandungan pupuk kompos adalah bahan organik yang mencapai 18 %
bahkan ada yang mencapai 59 %. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah
nitrogen, fosfor, kalsium, kaliumdan magnesium. Manfaat bokhasip ada lahan
pertanian yaitu: mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk
kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji
tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki
derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan tanaman.
10
melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara
konvensional di lahan.
A. BENIH
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani.
Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak
keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus
mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama
penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga
harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah
dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus
memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai
benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan
benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan
dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama
penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
B. PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan
pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk
memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk
memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang
akan kita gunakan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,
rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah
ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh
11
pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan
saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita
gunakan.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya
dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam
tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-
kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis
kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
C. PEMBIBITAN
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap
lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan
panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan
20 – 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi
dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram
Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu
ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 –
5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan
tanaman dipindahkan ke bedengan.
D. PENANAMAN
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan
ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm,
seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk
kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam
bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik,
pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 –
10 cm.
12
E. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila
musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air
yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air
demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas,
penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu
setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu
rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah
tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah
yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan
tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi,
disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya
penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu
dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan
urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan
dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.
13
8 Vitamin A (U0 0.1
9 Vitamin 1 (mg) 0.04
10 Vitamin C (mg) 3
Mencegah Kanker
Sawi mengandung sulforaphane yang juga bersifat antikanker. Sebuah
publikasi pada Journal Og Nutrition pada 2004 menunjukkan bahwa kandungan
sulforaphane yang banyak pada golongan brassica (sawi-sawian) sangat efektif
untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Dari beberapa hasil studi
epedimelogi, diketahui bahwa mengonsumsi sayuran dari genus brassica dapat
menurunkan risiko dari beberapa jenis kanker, yaitu kanker payudara, prostat,
ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Sawi juga mengandung fitokimia
glukosinolat yang bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, terutama
kanker. Glukosinolat dapat membantu mengurangi risiko penyakit kanker serta
menjinakkan sel-sel kanker abnormal. Kandungan glukosinolat ini bisa
meningkatkan atau menurunkan tergantung proses pengolahan, mulai mencuci,
memotong, hingga merebus.
14
kadar air yang tinggi, membantu mencegah sembelit, mempromosikan keteraturan
buang air besar dan mempertahankan saluran pencernaan yang sehat.
Menyehatkan Tulang
Asupan rendah vitamin K telah dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi
karena patah tulang. mengkonsumsi vitamin K adalah hal penting untuk kesehatan
yang baik, karena bertindak sebagai pengubah protein matriks tulang,
meningkatkan penyerapan kalsium dan dapat mengurangi ekskresi kalsium. Satu
cangkir rebus sawi hijau memberikan 770 mikrogram vitamin K, yaitu lebih dari
100% dari kebutuhan harian yang direkomendasikan.
15
kelebihan homosistein dari pembentukan dalam tubuh. Kelebihan homosistein,
akan mengganggu produksi hormon serotonin, dopamine, dan norepinephrine
yang mengatur suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu makan.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan metode penelitian eksperimen dan kuantitatif.
17
3. Tanah 1 karung
4. Pupuk 1 polybag kecil
5. Sticky note 10 buah
6. Lidi 10 buah
7. Gelas Aqua 1 buah
8. Air Kran 1 gelas aqua
Tabel 3.1
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Data
1. Tabel Pengamatan
Tabel 1 ( Tanaman sawi dengan media tanah )
Hari ke- Jumlah Daun Keadaan/kualitas tanaman
1 0 daun
12:5= 2.4
7 Tanaman segar dan berwarna hijau, batang
daun
tanaman tumbuh ke atas, daun bertambah banyak,
16:5= 3.2
11 dan tumbuhan semakin tumbuh tinggi.
daun
23 20:5= 4 daun
Tabel 4.1 Pertumbuhan sawi di media tanah
4.2 Pembahasan
Setiap bibit tanaman sawi yang tumbuh dalam polybag memiliki
pertumbuhan yang berbeda-beda.
Pertumbuhan tanaman Sawi yang menggunakan media tanah mampu
tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan tanaman Sawi yang menggunakan
pupuk saja. Daun yang tumbuh yang menggunakan media tanah dan hanya
disiram oleh air biasa mampu tumbuh 12 daun dalam satu polybag dengan rata-
19
rata 2.4 daun. Namun, pertumbuhan daun di media pupuk dan disiram dengan air
biasa mampu tumbuh 10 daun dalam 1 polybag.
Tanaman sawi pada polybag 1 yang menggunakan media tanah saja dan
hanya disiram air biasa, memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 2.4 daun dalam
waktu 7 hari. Tanamn sawi di polybag 1 ini terhitung cepat dibandingkan dengan
polybag 2. Karena pada polybag 2 yang menggunakan media pupuk saja, dan
disiram dengan air biasa memiliki rata-rata 2 daun dalam satu polybag. Jadi telah
terbukti bahwa, pertumbuhan sawi di media tanah lebih cepat dibandingkan
dengan pertumbuhan sawi di media pupuk saja.
20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setalah peneliti melakukan penelitian, peneliti dapat mamberikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah meneliti tumbuhan sawi yang dikembangkan di media tanah saja
dan pupuk terjadi perbedaan dalam pertubuhan dalam bentuk ukuran
maupun jumlah daun.
2. Di dalam madia pupuk, tanaman lebih bisa bertahan hidup lama
dibandingkan di dalam media tanah saja tanpa di siram beberapa hari karena
pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertubuhan dan
perkembangann tanaman.
5.2 Saran
Dalam peneitian ini peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Disarankan dalam penggunaan media lebih baik mengunakan media pupuk
bila ingin lebih lama bertahan hidup karena terbukti setetelah peneliti tidak
menyiram tanamannya beberapa hari tanaman yang berada dalam meda
pupuk lebih lama betahan hidup dari pada tanaman yang berada di dalam
media tanah saja.
2. Disarankan untuk tidak menggunakan media tanah saja karena di dalam
tanah tidak banyak terdapat hal hal di butuhkan oleh tanaman.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_organik_tanah
https://sitimunawarohcr7.wordpress.com/ipa-1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pertumbuhan-dan-perkembangan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://kelolaair.blogspot.co.id/2011/02/zat-apa-saja-yang-terkandung-dalam-air.html
22
LAMPIRAN
23